Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya gagal: gagal mencapai cita-cita, gagal dalam berusaha, atau gagal mewujudkan harapan yang telah lama diperjuangkan. Kegagalan sering kali membuat hati goyah, semangat menurun, bahkan tidak jarang menimbulkan perasaan putus asa. Padahal, di balik setiap kegagalan tersimpan pelajaran berharga dan rahmat Allah yang tersembunyi. Islam tidak […]
The AnduinOS team has officially released version 1.4, aligning with Ubuntu 25.10 “Questing” and introducing major updates, including GNOME 49, Linux kernel 6.17, and the complete removal of X11 in favor of Wayland. AnduinOS 1.4 marks a major update for the Ubuntu-based distribution, following its commitment to track each Ubuntu release. Built on Ubuntu 25.10, […]
The Wine development release 10.17 is now available, featuring major component updates, improved cross-platform support, and fixes for 17 reported issues that refine Windows application performance on Linux and FreeBSD system. Wine 10.17 introduces several technical improvements aimed at enhancing application compatibility and graphical stability. The Mono engine has been updated to version 10.3.0, while […]
Some Xiaomi low-cost phones such as Redmi 15, Redmi 14C, and Redmi 13X still make use of the traditional Android-way control panel instead of the modern iOS-inspired Control Center on premium phones with HyperOS. The limitation here is primarily due to hardware and performance aspects, which hamper seamless rendering of advanced animations and transitions.
Despite this, Xiaomi users do not have to forgo the new design and features. With the help of third-party customization software like Control Center 18, it can be configured to resemble the new Control Center look on most Redmi and POCO phones.
Why Some Xiaomi Devices Don’t Have the New Control Center
Xiaomi’s updated Control Center—introduced alongside HyperOS 1.0—brings a clean layout, smoother animations, and adaptive brightness controls similar to iOS 18. However, not every device meets the required performance standards. Entry-level models with limited GPU and memory capacity may experience lag or frame drops when running the new UI, which is why Xiaomi restricts the feature to mid-range and flagship smartphones.
However, Xiaomi’s software platform is still flexible. Although your phone doesn’t natively support the latest control center, you can nonetheless enhance the visual experience with third-party solutions like Control Center 18, basically cloning the appearance and functionality of the HyperOS Control Center.
Get the New Control Center with Control Center 18
If your Redmi or Xiaomi phone does not have the new Control Center directly installed on it, you can easily replicate it with Control Center 18. This is a nearly exact layout with fluid animations, toggleable toggles, and swift access to your most frequently used settings.
Or, you can find additional Xiaomi tweaking software at HyperOSUpdates.com or get MemeOS Enhancer from the Play Store to enable system elements that are invisible to everyone else, manually upgrade Xiaomi apps, and benefit from unique HyperOS features.
The DistroWatch news feed is brought to you by TUXEDO COMPUTERS. The AnduinOS team has announced the release of AnduinOS 1.4.0, the latest version of the project's Ubuntu-based Linux distribution that offers a familiar and easy-to-use experience for anyone moving to Linux. The new version is based on Ubuntu 25.10 and uses GNOME 49 as the preferred desktop. "AnduinOS....
Immich 2.1 self-hosted photo and video management solution refines slideshow shuffling, adds album notifications, and polishes performance across platforms.
The new Thunderbird 144 release brings a assorted fixes to users of the open-source desktop e-mail client, including fixes for Microsoft Exchange accounts.
Ripple Labs dikabarkan tengah menyiapkan langkah besar dengan menggalang dana hingga $1 miliar atau sekitar Rp16,64 triliun melalui mekanisme SPAC untuk membeli kembali token XRP. Rencana ini mencuat saat pasar crypto menghadapi tekanan signifikan, terutama setelah penurunan harga XRP yang menyentuh lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir.
Langkah buyback tersebut disebut bertujuan membangun Digital Asset Treasury (DAT), yang akan menyimpan XRP hasil pembelian bersama sebagian kepemilikan Ripple saat ini. Strategi ini memicu spekulasi apakah Ripple mencoba mengendalikan tekanan pasar atau membangun fondasi stabilitas jangka panjang.
Langkah Buyback Ripple: Strategi Menahan Tekanan terhadap XRP
Ripple sudah memiliki lebih dari 4,5 miliar XRP dari total suplai beredar yang melampaui 59 miliar token. Dengan rencana buyback ini, perusahaan berpotensi menambahkan sekitar 427 juta XRP lagi ke dalam cadangan.
Ripple juga mengendalikan sekitar 37 miliar XRP dalam escrow, yang dirilis secara bertahap setiap bulan. Bagian dari suplai ini dipasarkan, sementara sisanya dikembalikan ke escrow untuk menjaga pengaturan distribusi jangka panjang.
Menurut Bloomberg, tujuan dari penguatan treasury ini diyakini sebagai upaya mempertahankan kepercayaan investor di tengah harga yang terus melemah. XRP saat ini diperdagangkan di kisaran $2,27 atau sekitar Rp37.769, setelah mengalami penurunan lebih dari 20% dalam sepekan.
Tekanan berulang untuk kembali menembus level $3 belum berhasil terealisasi, menciptakan kekhawatiran mengenai kemampuan XRP untuk menjaga posisinya di antara aset utama crypto.
Langkah ini menunjukkan bahwa Ripple tidak hanya fokus pada adopsi institusional, tetapi juga pada kestabilan ekosistem guna menghadapi gejolak pasar yang masih berlangsung.
Ekspansi Strategis Ripple melalui Akuisisi GTreasury
Langkah buyback ini muncul setelah Ripple menyelesaikan akuisisi besar senilai $1 miliar terhadap GTreasury, sebuah platform manajemen kas korporasi yang berfokus pada pengelolaan aset digital, stablecoin, dan simpanan tokenized.
Ripple leading effort to raise at least $1bil to accumulate xrp…
Akuisisi tersebut memperluas langkah Ripple dari sekadar penyedia solusi pembayaran lintas batas menjadi penyedia infrastruktur keuangan global yang melayani kebutuhan institusi. Integrasi GTreasury menunjukkan ambisi Ripple untuk memperkuat perannya dalam ekosistem digital finance, bukan hanya sebagai penerbit XRP.
Fokus Ripple kini mencakup pengembangan infrastruktur yang memungkinkan korporasi mengelola likuiditas dan aset on-chain secara efisien. Melalui GTreasury, Ripple memiliki akses terhadap jaringan klien perusahaan yang telah mencari transisi ke sistem treasury berbasis blockchain.
The fusion of Ripple’s enterprise crypto solutions with GTreasury’s 40+ years of expertise immediately opens the multi-trillion-dollar corporate treasury market.
Model ini memperkuat positioning Ripple sebagai entitas yang siap bersaing dengan institusi keuangan tradisional, sekaligus membangun landasan bagi XRP sebagai aset utilitas dalam solusi korporasi. Langkah ini mengindikasikan strategi jangka panjang yang lebih luas dibanding sekadar pemulihan harga token di pasar sekunder.
Transformasi ini mempertegas perubahan identitas Ripple. Sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang memfasilitasi pengiriman lintas negara berbasis blockchain, kini Ripple mengarahkan fokus untuk menjadi penyedia infrastruktur keuangan digital berskala global.
Buyback XRP dan akuisisi strategis menjadi dua bagian dari rencana yang sama yaitu membangun kepercayaan, menyediakan stabilitas, dan menciptakan fondasi utilitas bagi XRP sebagai komponen utama dalam ekosistem terintegrasi yang tengah dibentuk.
Analisis Harga XRP: Tekanan Teknis dan Potensi Pemulihan
Pergerakan harga XRP menunjukkan tekanan bearish yang semakin kuat setelah token menembus support penting di level $2,50. Penurunan tersebut menyeret harga hingga ke bawah Bollinger Band bagian bawah, menandakan dominasi penjual dalam jangka pendek.
Relative Strength Index (RSI) mendekati area 30, yang umumnya mencerminkan kondisi jenuh jual dan potensi adanya pantulan teknikal. Meskipun demikian, indikator MACD tetap berada di wilayah bearish, sementara Balance of Power (BoP) cenderung memperlihatkan keunggulan pelaku jual.
Level support terdekat kini berada di sekitar $2,20, menjadi batas krusial bagi keberlanjutan pergerakan harga. Jika area ini gagal dipertahankan, tekanan jual dapat membawa XRP menuju $2 atau bahkan $1,80.
Sebaliknya, pemulihan di atas $2,70, yang bertepatan dengan rata-rata pergerakan 20 hari, berpotensi membuka kembali jalur menuju $3 sebagai resistance utama. Kondisi pasar saat ini menempatkan XRP dalam fase penentuan arah, di mana investor lebih berhati-hati menunggu konfirmasi sinyal teknikal untuk pergerakan selanjutnya.
Penurunan berkelanjutan juga memperburuk kepercayaan jangka pendek terhadap XRP meskipun Ripple secara strategis memperluas infrastruktur dan kepemilikan. Buyback yang direncanakan dapat menjadi sinyal fundamental positif, tetapi dinamika teknikal tetap didominasi oleh sentimen pasar global.
Investor jangka panjang memantau potensi pemulihan berbasis utilitas, sementara trader masih berfokus pada pengujian support kritis sebelum mengambil keputusan posisi baru.
Bitcoin Hyper Kumpulkan $24 Juta: Solusi Alternatif Saat XRP Tertekan
Di tengah upaya Ripple memperkuat ekosistem XRP, perhatian sebagian investor mulai bergeser menuju proyek lain yang menawarkan kombinasi utilitas dan inovasi. Bitcoin Hyper (HYPER) menjadi salah satu presale yang menarik perhatian karena mengusung pendekatan baru terhadap jaringan Bitcoin melalui pengembangan Layer-2 berbasis Solana Virtual Machine (SVM).
Model ini memungkinkan Bitcoin digunakan dalam ekosistem yang lebih luas, termasuk akses ke DeFi, dApps, dan transaksi berkecepatan tinggi dengan biaya lebih rendah. Bitcoin Hyper menghubungkan jaringan utama Bitcoin ke Hyper Layer melalui Canonical Bridge, memungkinkan pengguna mengunci BTC asli dan menerima wrapped BTC di jaringan Layer-2.
Mekanisme ini memberikan fleksibilitas sekaligus mempertahankan tingkat keamanan dari jaringan utama. Konsep ini membedakan Bitcoin Hyper dari sekadar aset spekulatif, karena memberikan fungsi tambahan bagi pemegang Bitcoin yang ingin memanfaatkan asetnya secara aktif di ruang Web3.
Presale crypto ini sekarang telah mengumpulkan dana lebih dari $23,9 juta atau sekitar Rp398,74 miliar. Harga token berada di kisaran $0.013125 per HYPER, dengan imbal hasil staking hingga 49% APY bagi peserta awal.
Minat yang terus meningkat menunjukkan adanya permintaan terhadap solusi jaringan yang berfokus pada utilitas, bukan semata pergerakan harga. Bagi sebagian investor yang menghadapi ketidakpastian XRP, proyek seperti Bitcoin Hyper dipandang sebagai jalan alternatif untuk menjaga eksposur di aset kripto sambil menunggu pemulihan pasar utama.
Fokus Beralih, Inovasi Menentukan Arah Baru Pasar
Situasi yang dihadapi XRP menunjukkan bagaimana faktor fundamental tidak selalu sejalan dengan pergerakan harga jangka pendek. Salah satu cryptocurrency terbaik ini berupaya memperkuat posisi melalui buyback dan ekspansi perusahaan, namun tekanan pasar tetap menjadi tantangan utama.
Sementara sebagian investor menunggu pemulihan teknikal, sebagian lainnya mulai mengevaluasi proyek alternatif yang menawarkan pendekatan berbasis utilitas, seperti Bitcoin Hyper.
Screenshot
Bitcoin Hyper menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan teknis dapat menjadi pembeda penting dalam lanskap aset digital yang semakin kompetitif. Inovasi seperti integrasi Layer-2, Canonical Bridge, serta potensi DeFi dan staking berbasis BTC memberikan nilai tambah yang tidak ditawarkan oleh aset tradisional tanpa utilitas tambahan.
Tren ini memperlihatkan bahwa masa depan crypto mungkin tidak hanya ditentukan oleh kapitalisasi, tetapi oleh kemampuan membangun fungsi nyata dalam ekosistem Web3. Bagi investor yang mengikuti pergerakan proyek ini, mengamati prediksi harga Bitcoin Hyper dapat membantu memahami potensi jangka panjang yang diproyeksikan oleh komunitas dan analis independen.
Informasi mengenai cara beli Bitcoin Hyper tersedia melalui platform resmi, lengkap dengan panduan penggunaan dompet yang kompatibel.
Akses ke akun X (Twitter) dan Telegram resmi Bitcoin Hyper memberikan kesempatan untuk mengikuti pembaruan roadmap, pengumuman staking, dan tahap lanjutan presale. Kunjungi situs resmi proyek Bitcoin Hyper untuk memastikan keputusan investasi Anda dibuat berdasarkan sumber terpercaya, bukan sekadar spekulasi tren pasar.
Disclaimer:Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.
For years, I bounced between different versions of Linux distributions, always hoping to find a system that just worked, something stable, complete, and free from constant tweaking. I’ve always appreciated the open-source philosophy behind Linux, but too often I found myself spending more time fixing problems than actually using my computer. A few years ago, […]
The popular physics sandbox game Brick Rigs has released Update 1.9, introducing native Linux support, AMD FidelityFX Super Resolution, and expanded language options for players worldwide. After months of development and testing, Brick Rigs developer Lukas Rustemeyer has officially released Update 1.9 to the public branch. The update’s biggest milestone is the first native Linux […]