Normal view

Received yesterday — 19 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Apakah Toncoin undervalued? Data Desember Sinyal Potensi Reli

19 December 2025 at 16:33

Ekosistem Toncoin (TON), yang punya potensi menjangkau lebih dari satu miliar pengguna melalui Telegram, melewati tahun 2025 yang cukup suram. Harga TON turun 65% dari puncaknya di awal tahun.

Meski begitu, ada beberapa sinyal positif yang muncul di akhir Desember. Sinyal-sinyal ini bisa jadi dasar harapan untuk pemulihan TON di kuartal pertama 2026.

Volume Trading dan Aktivitas Jaringan Menunjukkan Peningkatan

Pertama, volume perdagangan harian TON naik pesat.

Berdasarkan data dari Tonscan, pada pekan ketiga Desember 2025, volume perdagangan harian TON sudah melebihi US$154 juta. Angka ini meningkat lebih dari 41,7%.

Ini adalah level volume perdagangan tertinggi di bulan Desember. Lonjakan ini menandakan aktivitas perdagangan mulai aktif lagi setelah sebelumnya sempat lesu akibat sentimen negatif di pasar altcoin.

TON price and trading volume. Source: Tonscan
Harga dan volume perdagangan TON | Sumber: Tonscan

TON bertahan di atas level US$1,4 dalam beberapa hari terakhir. Volume yang meningkat, ditambah penurunan harga yang mulai melambat, memberikan sinyal tekanan beli baru.

Tanda penting lain adalah kembalinya TON ke daftar “trending” di CoinGecko. Tren ini mencerminkan minat pencarian dan permintaan trading terhadap TON yang kembali muncul di bulan Desember. Hal ini juga bisa menjelaskan lonjakan volume perdagangan baru-baru ini.

Top Trending Crypto. Source: CoinGecko
Altcoin Paling Trending | Sumber: CoinGecko

Data on-chain juga menambah rasa optimistis.

Walaupun jumlah pengguna harian aktif (DAU) TON turun tajam dibanding 2024, kini penurunan itu mulai stabil. Aktivitas pengguna sebelumnya sempat melonjak akibat kampanye airdrop dan GameFi.

TON price and Daily Active Users. Source: Artemis
Harga TON dan Pengguna Harian Aktif | Sumber: Artemis

Data menunjukkan, dalam tiga bulan terakhir, jumlah pengguna aktif harian naik dari 70.000 jadi hampir 100.000. Pada periode yang sama, harga TON sempat turun dari US$3 menjadi US$1,4. Penyimpangan tren ini menunjukkan kepercayaan kembali muncul. Ini juga bisa menandakan investor mulai melihat TON sebagai aset yang undervalued.

Apa yang Menanti TON di 2026?

Pada acara Blockchain Life 2025 bulan Oktober lalu, Pavel Durov – founder Telegram – menegaskan niat Telegram untuk ambil peran lebih aktif dalam pengembangan teknologi inti TON di tahun 2026.

Pada Desember, Durov mengumumkan peluncuran resmi Cocoon, sebuah jaringan komputasi terdesentralisasi dan aman.
Pemilik GPU sudah mulai mendapatkan TON dengan cara menyumbangkan kekuatan komputasi mereka ke jaringan ini.

Investor yakin Pavel Durov dan Telegram akan terus memperluas upayanya untuk membawa TON ke potensi satu miliar pengguna setiap bulannya.

“Pada 2026, Telegram akan mempercepat pengembangan TON, seperti yang disampaikan Pavel Durov, dengan menambahkan bahwa kita seharusnya menantikan beberapa pengumuman besar. Semoga saja 2026 jadi tahun bullish untuk ekosistem TON.” — prediksi investor Mr. Satoshik .

Pencapaian penting lain juga baru-baru ini hadir. Kraken mengumumkan dukungan untuk platform xStocks.

Integrasi ini memungkinkan pengguna Telegram untuk membeli, menyimpan, dan mentransfer saham AS serta ETF yang sudah ditokenisasi langsung lewat TON Wallet.

“Setelah menjadi pionir tokenisasi saham di Solana dan ekspansi ke EVM lewat Ethereum, sekarang kami melangkah ke TON. Dengan langkah strategis ini, kami membawa solusi unggulan yang sudah dipilih 50.000 pengguna dan menggerakkan lebih dari US$13 miliar gabungan volume CEX + DEX, ke blockchain asli Telegram.” terang xStocks .

Berbagai perkembangan ini menjadi sinyal positif bagi investor yang berharap pada pemulihan TON. Tapi, menentukan titik terendah harga TON masih sulit. Sinyal ekonomi makro yang saling bertentangan masih memberi tekanan pada pasar altcoin secara umum.

Tekanan Jual XRP Turun 39%, tapi Level Harga Ini Masih Menentukan Hasilnya

19 December 2025 at 16:00

Harga XRP sedang mendekati titik keputusan penting menjelang akhir tahun 2025. Harga masih lemah di timeframe yang lebih besar, turun hampir 16% secara bulanan. Tapi mulai terlihat celah pada tekanan jual. Indikator momentum dan data on-chain kini menunjukkan penjual mulai kehilangan kendali, meskipun harga belum mengonfirmasi pembalikan tren.

Sekarang, situasinya bukan lagi soal menebak reli. Ini tentang apakah berkurangnya tekanan jual cukup kuat untuk mendorong harga XRP menembus dinding suplai yang sudah dikenal. Dan dinding itu masih menjadi faktor penting.

Penjual Mulai Kehilangan Kontrol?

Tanda-tanda awal rebound terlihat di chart 12 jam, di mana pergeseran tren sering kali muncul lebih dulu.

Antara 21 November dan 18 Desember, harga XRP mencetak lower low. Pada periode yang sama, RSI justru membuat higher low. RSI (Relative Strength Index) mengukur momentum. Ketika harga turun tetapi RSI naik, ini memberi sinyal bullish divergence.

Bullish Divergence
Bullish Divergence | Sumber: TradingView

Mau dapat wawasan token terbaru seperti ini? Daftar ke Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya di sini.

Pola ini menunjukkan, walaupun harga XRP terus turun, kekuatan penjualan mulai melemah. Para penjual masih aktif, tetapi mereka sudah tidak mampu mendorong momentum lebih rendah dengan kekuatan yang sama.

Data on-chain pun mendukung pergeseran ini.

Data XRP HODLer Net Position Change melacak apakah holder jangka panjang menambah atau menjual koin. Pada 11 Desember, penjualan bersih sempat mencapai sekitar 216,9 juta XRP. Lalu pada 18 Desember, angka ini turun menjadi sekitar 132,2 juta XRP.

Artinya, tekanan jual harian berkurang sekitar 39%.

XRP Holders Sell Fewer Coins
Holder XRP Menjual Lebih Sedikit Koin | Sumber: Glassnode

Sederhananya, penjual masih ada, namun jauh lebih sedikit koin yang masuk ke pasar. Ini sejalan dengan bullish divergence di RSI dan memperkuat argumen bahwa tekanan jual mulai memudar.

Hal ini tidak menjamin akan terjadi reli. Tetapi, kondisi pasar tidak lagi sepenuhnya dikuasai penjual.

Mengapa Satu Level Harga XRP Masih Menentukan Hasilnya

Meskipun tekanan jual semakin berkurang, XRP masih menghadapi ujian struktur besar di atasnya.

Data cost basis on-chain menunjukkan adanya klaster suplai besar antara US$1,96 hingga US$1,97. Sekitar 1,82 miliar XRP telah terakumulasi di zona ini. Data cost basis merekam di mana holder membeli koin mereka. Saat harga kembali ke level tersebut, banyak holder mencapai titik impas dan cenderung menjual.

Ini membuat rentang US$1,96–US$1,97 sebagai zona resistance yang kuat.

Strong XRP Supply Cluster
Klaster Suplai XRP yang Kuat | Sumber: Glassnode

Chart harga pun menegaskan hal ini. Harga XRP berulang kali gagal bertahan di atas US$1,96, dan rebound juga selalu tertahan di area yang sama. Jika terbentuk pantulan dari level saat ini, di sinilah kemungkinan besar penjual akan muncul lagi.

Agar rebound benar-benar berubah menjadi pergeseran tren yang nyata, harga XRP harus mampu mencetak penutupan harian yang jelas di atas US$1,96. Tanpa konfirmasi tersebut, setiap pergerakan naik berisiko menjadi reli gagal berikutnya.

XRP Price Analysis
Analisis Harga XRP | Sumber: TradingView

Pada sisi bawah, US$1,76 tetap menjadi level konfirmasi pembatalan utama. Jika harga menembus di bawah level ini, kemungkinan besar kendali penjual akan kembali, dan potensi penurunan bisa semakin dalam.

Intinya sudah jelas. Tekanan jual turun tajam, dan momentum bergerak membaik. Tapi, sampai XRP menembus US$1,96 dengan yakin, pasar masih terjebak di antara penjual yang melemah dan dinding suplai yang tangguh.

Gugatan hukum US$4 miliar klaim Jump Trading bantu rekayasa kejatuhan Terraform

19 December 2025 at 15:02

Administrator yang mengawasi likuidasi Terraform Labs telah mengajukan gugatan senilai US$4 miliar terhadap perusahaan high-frequency trading Jump Trading. Mereka menuduh market maker itu diam-diam memanipulasi harga dan berkontribusi pada runtuhnya ekosistem kripto Do Kwon yang dulunya sangat dominan.

Gugatan ini muncul kurang dari satu minggu setelah hakim menjatuhkan hukuman kepada Do Kwon berupa 15 tahun penjara federal karena melakukan penipuan kripto senilai US$40 miliar.

Terraform Labs Estate Minta US$4 Miliar dari Jump Trading

Dalam gugatan itu, Jump Trading, co-founder William DiSomma, dan mantan kepala divisi kripto Jump, Kanav Kariya, turut disebutkan. Mereka diduga memperoleh keuntungan secara tidak sah yang terkait dengan gagalnya TerraUSD (UST).

Mengutip dokumen pengadilan, The Wall Street Journal melaporkan bahwa pihak estate Terraform Labs mengklaim Jump melakukan intervensi trading secara besar-besaran dan tidak diungkapkan demi menjaga harga UST tetap stabil saat beberapa kali mengalami depegging pada 2021 dan 2022.

Alih-alih menstabilkan sistem, administrator berpendapat bahwa aksi tersebut justru menciptakan ilusi kepercayaan pasar. Pada akhirnya, hal itu menyembunyikan kelemahan struktural yang membuat kehancuran Terra menjadi semakin parah.

Poin utama dalam gugatan ini adalah tuduhan bahwa Jump secara agresif membeli UST setiap kali stablecoin algoritmik tersebut turun di bawah patokan US$1. Pembelian ini diduga menciptakan permintaan secara artificial dan menyesatkan pelaku pasar agar percaya bahwa mekanisme peg bekerja sebagaimana mestinya.

Pihak estate menegaskan bahwa Jump tidak bertindak sebagai penyedia likuiditas yang netral. Sebaliknya, Jump memanfaatkan posisi pasar serta pengetahuan internalnya untuk meraup keuntungan dari volatilitas yang mereka kelola.

Dalam dokumen pengajuan, Jump disebut meraup sekitar US$1 miliar lewat strategi ini, dengan memanfaatkan pengaturan token khusus dan keuntungan trading. Sementara itu, investor ritel tetap tidak mengetahui adanya dukungan di belakang layar ini.

Saat Terra akhirnya kolaps pada Mei 2022 dan mengakibatkan kerugian hingga sekitar US$40 miliar di UST dan LUNA, gugatan tersebut menyatakan bahwa ilusi stabilitas di awal justru memperparah kerusakan.

Perlu dicatat bahwa ini bukan pertama kalinya Jump Trading dikaitkan dengan tuduhan manipulasi. Pada Oktober 2024, pengembang game FractureLabs juga menggugat Jump Trading atas dugaan manipulasi kripto.

“Jump then systematically liquidated its DIO holdings, generating millions of dollars in revenue for itself,” Bloomberg reported, citing an excerpt in the lawsuit.

Vonis Do Kwon Sorot Lagi Kekuatan Pasar Jump Trading

Tindakan hukum ini muncul di tengah maraknya pemberitaan baru soal runtuhnya Terra. Ini mengikuti vonis terbaru untuk Do Kwon, 15 tahun penjara atas kasus penipuan terkait proyek tersebut.

Beberapa hari setelah keputusan itu, sejumlah pengamat pasar secara terbuka berspekulasi bahwa ada pemain institusional lain yang mungkin juga akan menghadapi tuntutan hukum, dengan Whale Calls menyinggung nama Jump Trading.

When jump trading ? https://t.co/yowAZA1DAw

— WhaleCalls (@whalecalls) December 11, 2025

Selain tuduhan utama, kasus ini juga menyoroti kemampuan teknologi Jump Trading yang luar biasa canggih.

Keunggulan Teknologi Jump Trading dan Perannya dalam Gugatan Hukum

Jump secara luas dikenal sebagai salah satu perusahaan high-frequency trading paling canggih di dunia. Sejumlah laporan industri menunjukkan bahwa Jump rela mengeluarkan biaya sangat besar demi mendapatkan keunggulan selisih waktu, termasuk membeli menara microwave eks milik NATO agar transmisi perdagangan lintas Atlantik bisa lebih cepat beberapa milidetik.

Pada 2018, Jump juga bekerja sama dengan perusahaan seperti Citadel untuk membangun kabel fiber-optik bawah laut “Go West”, menghubungkan Chicago dan Tokyo agar akses ke pasar Futures global menjadi lebih cepat.

Menurut ulasan dari Colin Wu, kemampuan Jump dalam mengolah data quote berada di level yang jauh berbeda dibanding para pesaing lain. Hal ini menunjukkan kekuatan asimetris yang bisa dimiliki perusahaan trading besar di pasar konvensional maupun kripto.

Keunggulan teknologi itu kini ikut menjadi bagian dari konteks luas gugatan ini. Meski tidak ada tuduhan penggunaan infrastruktur ilegal, dalam gugatan disebutkan bahwa skala dan kecanggihan Jump sukses memperbesar dampak transaksinya pada UST. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan soal keadilan, transparansi, dan integritas pasar.

Jika gugatan ini berhasil, dampaknya bisa sangat luas. Putusan yang memenangkan estate Terraform Labs bisa memperjelas batas legal antara aktivitas market making yang sah dan manipulasi di pasar kripto, sehingga dapat mengubah cara perusahaan trading besar beroperasi.

Kasus ini juga bisa berujung pada hukuman finansial besar, di mana dana yang dipulihkan kemungkinan akan dipakai untuk mengganti kerugian kreditur dan korban kolapsnya Terra.

Jump Trading belum memberikan komentar publik terkait gugatan ini pada waktu publikasi, tapi mereka diperkirakan akan memberikan pembelaan keras.

Seiring proses pengumpulan bukti berjalan, kasus ini mungkin bisa memberikan gambaran langka soal mekanisme pasar maker di industri kripto yang selama ini tertutup. Lebih jauh dari itu, kasus ini juga berpotensi menjadi tonggak bagi industri dalam menegakkan akuntabilitas.

BOJ Naikkan Suku Bunga ke 0,75%, tapi Bitcoin Tetap Stabil—Apakah Ketengan Aset Kripto Ini Menjadi Peringatan atau Peluang?

19 December 2025 at 14:36

Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% pada 19 Desember. Ini adalah level tertinggi dalam hampir 30 tahun dan menegaskan langkah bertahap Jepang keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar.

Meski terjadi perubahan bersejarah dan adanya peringatan soal potensi pengetatan likuiditas global, Bitcoin tetap tenang dan hanya naik kurang dari 1%, lalu bertahan di kisaran US$87.000.

BOJ Naikkan Suku Bunga Lagi Sebesar 25 Basis Poin – Kenapa Bitcoin Masih Stabil?

Reaksi yang datar ini bertolak belakang dengan sejarah. Siklus kenaikan suku bunga BOJ sebelumnya seringkali bertepatan dengan aksi jual tajam di pasar kripto, terutama saat yen carry trade terurai dan likuiditas global menyusut.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Kali ini, para trader nampaknya tidak khawatir, menandakan bahwa pasar sudah sepenuhnya mengantisipasi langkah ini jauh sebelum pengumuman. Sebagian besar pelaku pasar memang memperkirakan keputusan ini.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

Kenaikan suku bunga di Jepang ini menjadi tanda simbolis berakhirnya puluhan tahun suku bunga mendekati nol yang menjadikan yen sebagai dasar di pasar pendanaan global. Biaya pinjaman yen yang murah selama ini mendukung penggunaan leverage di saham, obligasi, dan aset kripto.

Seiring yield Jepang naik dan gap dengan suku bunga global jadi makin kecil, carry trade tersebut jadi kurang menarik sehingga berpotensi memaksa investor melepas posisi berisiko. Tapi, respons tenang Bitcoin menunjukkan pasar memang sudah siap menghadapi situasi ini.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Menurut analis, fokus utama sebenarnya bukan pada kenaikan suku bunganya saja, tapi justru pada langkah-langkah berikutnya.

“Markets are pricing in a near-certain 25 basis point hike, marking the highest Japanese policy rate in about 30 years. While the hike itself is largely anticipated, the real focus is on Governor Ueda’s forward guidance during the press conference—signals of future hikes could amplify effects,” tulis analis Marty Party.

Panduan ke depan dari BOJ ini bisa sangat penting. BOJ mengisyaratkan bahwa mereka siap kembali menaikkan suku bunga, bahkan bisa ke 1% atau lebih pada akhir 2026 jika ada pertumbuhan upah dan inflasi yang terus berlanjut.

Suku bunga acuan BOJ naik dari mendekati 0% jadi 0,75% pada Desember 2025, akhiri puluhan tahun kebijakan ultra-longgar | Sumber: Wise Advice via X

Perkembangan ini tetap memberi tekanan pada aset berisiko, walaupun langkah awal dari BOJ tidak memicu volatilitas besar.

Bitcoin Tetap Kuat, sementara Altcoin Menghadapi Tekanan Likuiditas yang Berkepanjangan

Para analis berpendapat bahwa ketahanan Bitcoin bisa jadi sinyal bullish. Blueblock menunjukkan pola historis dan menyoroti perbedaan reaksi kali ini.

“The BOJ just hiked rates to 0.75%, ending decades of ultra-loose policy and narrowing the gap with global yields. History shows that every prior tightening has triggered 20–30% Bitcoin drops as yen carry trades unwind and liquidity tightens. Yet with the hike fully priced in and BTC holding around $85k–$87k, this could be the dip buyers have been waiting for,” tulis analis tersebut.

Nampaknya, tidak semua segmen pasar kripto akan seberuntung Bitcoin. Altcoin, yang biasanya lebih sensitif terhadap perubahan likuiditas, tetap rentan jika BOJ mempercepat pengetatan kebijakan.

Prospek suku bunga tinggi hingga 2026 menandakan tantangan berat yang berlangsung lama, bukan sekadar tekanan sementara.

BOJ’s December 2025 policy decision raised rates to 0.75% with guidance for further tightening
Keputusan kebijakan BOJ di Desember 2025 menaikkan suku bunga ke 0,75% disertai panduan untuk pengetatan lebih lanjut | Sumber: Money Ape on X

“BOJ signals it is ready to hike further, potentially 1% or higher by late 2026, depending on wage growth and sustained inflation. NO MERCY FOR ALTCOINS,” komentar Money Ape.

Stabilitas Bitcoin mencerminkan pasar yang sudah punya banyak waktu untuk bersiap atas keputusan BOJ. Apakah ketahanan itu bisa bertahan, lebih bergantung pada seberapa agresif Jepang akan melanjutkan kebijakan pengetatan setelah kenaikan Desember itu, bukan hanya pada kenaikannya saja. Selain itu, adaptasi likuiditas global terhadap berakhirnya salah satu kebijakan penyangga moneter terlama juga akan sangat menentukan.

Rp53 Triliun Opsi Kripto Kedaluwarsa Hari Ini, Apa Efeknya ke Pasar?

19 December 2025 at 14:20

Lebih dari US$3,16 miliar (sekitar Rp52,92 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum akan kedaluwarsa pada Jumat pukul 08.00 UTC (15.00 WIB) di Deribit. Peristiwa ini menjadi penyelesaian derivatif besar terakhir sebelum libur Natal.

Dengan likuiditas pasar yang cenderung menipis menjelang musim liburan dan posisi trader yang terkonsentrasi di sekitar level harga krusial, pelaku pasar terlihat memilih bersikap defensif sambil menunggu katalis yang lebih jelas sebelum mengambil posisi arah tertentu.

Apa yang Bisa Trader Antisipasi saat Opsi Bitcoin US$3 Miliar Kedaluwarsa?

Bitcoin menyumbang porsi terbesar dari total kedaluwarsa hari ini, dengan nilai nosional sekitar US$2,69 miliar (sekitar Rp45 triliun). Pada waktu publikasi, BTC diperdagangkan di US$87.194, naik 0,54% dalam 24 jam terakhir.

Level maximum pain untuk opsi Bitcoin berada di US$88.000, menempatkan harga spot tipis di bawah harga strike tersebut. Maximum pain merupakan titik di mana jumlah kontrak opsi yang berakhir tanpa nilai berada pada level tertinggi.

Sementara itu, data open interest menunjukkan sikap pasar yang relatif seimbang namun condong defensif. Open interest call Bitcoin tercatat 17.506 kontrak, sementara put mencapai 13.309 kontrak, menghasilkan total 30.815 kontrak dengan rasio put-to-call 0,76.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Segera Kedaluwarsa | Sumber: Deribit

Meskipun opsi call masih unggul secara jumlah, konsentrasi posisi di sekitar US$88.000 membatasi ruang naik kecuali harga spot mampu menembus level tersebut secara meyakinkan. Analis Deribit menyoroti kondisi ini dalam pembaruan pasar mereka:

“Open interest BTC terkonsentrasi di sekitar 88K, dengan posisi put sedikit lebih berat, mengarah pada kedaluwarsa yang relatif terkendali kecuali harga spot keluar dari kisaran,” tulis Deribit.

Pernyataan tersebut memperkuat pandangan bahwa Bitcoin berpotensi tetap bergerak sideways hingga proses penyelesaian kontrak selesai, terutama di tengah kehati-hatian pra-liburan.

Lebih dari US$470 Juta Opsi Ethereum Kedaluwarsa Hari Ini

Ethereum menghadirkan dinamika yang berbeda. Sekitar US$473 juta (sekitar Rp7,9 triliun) opsi ETH akan kedaluwarsa hari ini. Pada waktu publikasi, ETH diperdagangkan di US$2.928, naik 3,37% dalam 24 jam terakhir.

Level maximum pain Ethereum berada di US$3.100, membuat harga spot saat ini berada cukup jauh di bawah strike utama tersebut.

Struktur open interest ETH juga terlihat lebih seimbang, dengan 78.524 kontrak call berhadapan dengan 83.547 kontrak put, menghasilkan rasio put-to-call 1,06 dan total 162.071 kontrak.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Segera Kedaluwarsa | Sumber: Deribit

Tidak seperti Bitcoin, posisi opsi Ethereum tersebar di rentang strike yang lebih luas. Ini mencerminkan ketidakpastian arah jangka pendek yang lebih besar.

“Positioning ETH lebih terdistribusi di berbagai strike, dengan minat bullish yang terlihat di atas 3,4K. Ini menjaga kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar jika volatilitas kembali meningkat,” terang analis Deribit.

Para analis menambahkan bahwa struktur posisi ini mendorong sikap menunggu hingga penyelesaian kontrak pada 08.00 UTC (15.00 WIB), alih-alih memaksakan arah pasar tanpa katalis yang jelas.

Fokus Mulai Bergeser ke Akhir Desember dan Awal 2026

Di luar kedaluwarsa hari ini, perhatian pasar mulai tertuju ke kontrak 26 Desember dan awal 2026.

“Open interest put 85K untuk 26 Desember kini sekitar 15.000 kontrak (nosional US$1,25 miliar) di Deribit. Bear dan FUD saat ini menguasai posisi ATM di 86K,” catat Deribit Insights.

Pada saat yang sama, taruhan kenaikan jangka pendek nampak lebih terbatas. Analis mencatat, “Condor call di atas 100K untuk 26 Desember senilai US$1,75 miliar kini terasa sebagai taruhan yang cukup jauh.”

Meski demikian, perspektif jangka panjang masih menunjukkan bias konstruktif. Arus posisi terbaru tetap mengindikasikan ekspektasi bullish menuju 2026, menandakan bahwa kehati-hatian jangka pendek tidak sepenuhnya menghapus optimisme struktural.

Menjelang kedaluwarsa opsi terakhir sebelum Natal, Bitcoin dan Ethereum tampak terjebak di antara kehati-hatian jangka pendek dan ekspektasi bullish jangka panjang. Arah berikutnya masih belum terkonfirmasi.

Trader dan investor berpotensi menghadapi volatilitas tambahan, yang dapat diperparah oleh keputusan suku bunga Bank of Japan (BOJ). Namun, pasar biasanya kembali menemukan keseimbangan setelah pelaku menyesuaikan posisi dengan kondisi makro dan likuiditas terbaru.

Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Crypto whale Bitcoin Bergerak — Tapi Tidak Seperti yang Pasar Perkirakan

19 December 2025 at 14:16

Koreksi terbaru Bitcoin di bawah US$85.000 sempat mengisyaratkan terjadinya akumulasi baru oleh investor besar. Tapi, data on-chain menunjukkan situasi berbeda yang terjadi di bawah permukaan.

Walau harga telah stabil di atas support utama, perilaku dasar justru memperlihatkan adanya restrukturisasi saldo alih-alih masuknya modal baru ke pasar.

Holder Bitcoin Nampaknya Tidak Terlalu Bullish

Wallet yang memegang antara 100 hingga 1.000 BTC baru-baru ini menunjukkan peningkatan, yang awalnya menandakan akumulasi whale. namun, peneliti senior Glassnode menjelaskan bahwa kenaikan tersebut lebih menggambarkan aktivitas reshuffling wallet daripada pembelian baru. Pergerakan ini tidak mencerminkan permintaan tambahan yang masuk ke pasar Bitcoin.

Reshuffling wallet terjadi ketika entitas besar membagi atau menggabungkan saldo di beberapa alamat. Proses ini membantu pengelolaan kustodian, risiko internal, ataupun kebutuhan akuntansi. Kepemilikan tetap tidak berubah. Coinbase baru-baru ini melakukan reshuffling internal sekitar 640.000 BTC, memberi contoh nyata bagaimana pola ini dapat memengaruhi data kelompok pemilik besar.

Karena reshuffling tidak membawa modal baru, pengaruhnya ke harga adalah nol. Aktivitas ini justru bisa mendistorsi metrik akumulasi sehingga muncul sinyal bullish palsu.

Ingin insight token lain seperti ini? Daftar Newsletter Crypto Harian Editor Harsh Notariya di sini.

Bitcoin Supply Held By Large Entities.
Pasokan Bitcoin yang Dimiliki Entitas Besar | Sumber: Glassnode

Indikator makro menambah kehatihatian. MVRV Long/Short Difference saat ini menunjukkan profit terkonsentrasi pada holder Bitcoin jangka pendek dibandingkan holder jangka panjang. Ketidakseimbangan ini meningkatkan risiko penurunan, karena secara historis holder jangka pendek cenderung cepat bereaksi terhadap fluktuasi harga.

Jika keuntungan menumpuk di pihak peserta jangka pendek, tekanan jual biasanya naik selama periode ketidakpastian. Holder tipe ini cenderung mengamankan cuan begitu ada tanda-tanda pelemahan. Pola ini bisa menahan momentum kenaikan dan memperpanjang fase konsolidasi dalam rentang harga utama.

Bitcoin MVRV Long/Short Difference
Perbedaan MVRV Long/Short Bitcoin | Sumber: Santiment

Harga BTC Mungkin Akan Mengalami Beberapa Kesulitan

Pada waktu publikasi, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$87.108 dan bertahan di level support US$86.361. Meski area ini memberi stabilitas jangka pendek, pemulihan masih rapuh. BTC perlu merebut level yang lebih tinggi sebelum mengisyaratkan pembalikan tren yang berarti.

Holder jangka pendek tetap menjadi faktor risiko bagi tren naik. Jika mereka mulai ambil untung, Bitcoin bisa bertahan di bawah US$88.210. Bila gagal menjaga struktur ini, BTC bisa kembali menguji US$84.698, level yang sudah disentuh saat volatilitas terakhir.

Bitcoin Price Analysis.
Analisis Harga Bitcoin | Sumber: TradingView

Pemulihan yang lebih kuat butuh Bitcoin untuk menembus US$88.210 secara meyakinkan. Jika harga naik ke US$90.401, itu menandakan momentum mulai membaik. Terwujudnya skenario ini sangat bergantung pada dukungan investor baru yang mungkin hadir saat pemburu harga murah mulai masuk ke pasar.

Bagaimana Tren Investasi VC Kripto di Pasar Bearish?

19 December 2025 at 11:00

Venture capital adalah darah kehidupan di dunia startup Web3 dan aset kripto. Para pengusaha perlu mengumpulkan dana untuk proyek agar bisa merekrut orang-orang berbakat, membayar biaya operasional, dan melakukan pemasaran demi menumbuhkan bisnis. 

VC tentu saja senang melakukan investasi ini, sebab mereka juga mendapatkan bagian dari keuntungan jangka panjang—jika memang keuntungan itu benar-benar ada. Sebagian besar startup gagal, dan bisnis ini sangat bergantung pada lahirnya unicorn untuk mendorong pertumbuhan dana ventura. 

Pasar aset kripto memiliki keunikan tersendiri, karena banyak startup juga meluncurkan token sebagai bagian utama. Namun, performa pasar aset digital sendiri akhir-akhir ini kurang begitu baik. 

Sejak Oktober, saat harga per 1 BTC mencatat rekor US$126.000, aset oranye ini telah turun 25%

Investasi VC Kripto Selama 10 Tahun Terakhir | Sumber: Galaxy Research

Harga kripto sangat mempengaruhi pasar VC, dan dinamika pengumpulan dana untuk startup pun jelas sudah berubah. Lalu, bagaimana gambaran keadaan saat ini? 

“Siklus pasar bisa memengaruhi sentimen investasi dan dapat memperlambat atau mempercepat proses penutupan kesepakatan,” terang Stefan Deiss, CEO Hashgraph Group, yang fokus pada investasi VC di ekosistem Hedera.

Ekspektasi Lebih Rendah dari Venture Capital

Salah satu hal pertama yang terjadi ketika tren kripto bergerak menurun adalah valuasi startup ikut turun. 

Mungkin kesannya tidak berhubungan langsung, tapi konsep “hot rounds” atau ronde pendanaan untuk startup yang sedang populer jadi menurun, dan VC tidak terlalu tertarik lagi dengan valuasi selangit, tutur Artem Gordadze, investor malaikat di NEAR Foundation serta penasihat di akselerator startup Techstars.

“Saat Bitcoin diperdagangkan pada level tinggi, misalnya saat dianggap di posisi US$100.000, valuasi startup juga ikut tinggi,” ucap Gordadze. “Ini memunculkan dinamika yang menantang: VC mesti membenarkan valuasi awal berdasarkan potensi harga masa depan yang harus benar-benar tercapai dalam jangka waktu investasinya demi menghasilkan imbal hasil yang layak.”

Harga Bitcoin sejak awal Q4 pada 1 Oktober | Sumber: CoinGecko

Teori bahwa harga Bitcoin selalu naik sepertinya bukan sesuatu yang dipercaya para investor VC. Karena investasi VC memang cenderung jangka panjang, mereka sudah mengalami banyak siklus, terutama bersama Bitcoin. 

Selain itu, banyak VC biasanya menyebut bulan November dan Desember sebagai “bulan write-off”. Maksudnya, mereka tidak terlalu berharap banyak kerjaan di kuartal keempat dan musim liburan, sehingga lebih memilih mulai berinvestasi lagi setelah tahun baru. 

Pandangan Pragmatis

Dilihat dari sudut pandang “helikopter”, khususnya di sektor kripto, trennya adalah pengeluaran tetap ada namun volumenya lebih kecil. 

Sebagai contoh: Polymarket, platform prediksi, berhasil mengumpulkan US$1 miliar, sedangkan Kraken meraih pendanaan sebesar US$800 juta pada kuartal ini. 

Pada kuartal ketiga, total pendanaan mencapai US$4,59 miliar, tapi setengahnya hanya terkonsentrasi pada tujuh kesepakatan, papar Alex Thorne, kepala riset di Galaxy. 

Uang masih mengalir: Q3 2025 jadi yang tertinggi kedua sejak Q1 2022 | Sumber: X

“Saat pasar turun, yang paling diperhatikan bukan lagi pergerakan harga tapi lebih pada ketahanan dalam pelaksanaan dan produk sebagai indikator utama,” ujar Deiss dari Hashgraph Group. “Kondisi downtrend justru mendorong investor untuk lebih fokus pada fundamental daripada momentum jangka pendek.”

Momentum jangka pendek itu memang seringkali hanya sekadar hype. Dan banyak proyek besar yang mendapat dukungan VC dan melakukan TGE ternyata performanya kurang baik tahun ini. Beberapa di antaranya adalah PUMP (turun lebih dari 50% selama 2025) dan Berachain (turun 91% semenjak diluncurkan Februari lalu). 

“Volatilitas tinggi dan valuasi di tahap awal yang masih tidak pasti menyebabkan pergeseran strategi distribusi modal yang cukup besar. Para investor kini lebih memilih strategi dengan siklus likuiditas lebih cepat dan kontrol harga lebih baik,” papar Gordadze. 

Lock-up dan Likuiditas

Salah satu aspek paling unik dari industri aset kripto adalah token generation event, atau TGE.

Pengganti ICO di masa lalu, Coinbase sekarang memfasilitasi TGE setelah mengakuisisi platform investor Echo seharga US$375 juta.

Monad menjadi proyek pertama yang meluncur di sana dan mengumpulkan dana US$296 juta, serta pasti akan ada proyek lain menyusul. 

Namun, setelah sebuah token meluncur, ada beberapa metrik yang khas di dunia kripto dan wajib investor ventura pantau dengan cermat. 

Salah satunya adalah lock-up, di mana saat TGE, tidak semua token langsung beredar di pasar; ada periode di mana aset-aset ini disimpan terlebih dahulu. Tujuannya agar mendorong partisipasi jaringan, mulai dari anggota tim, airdrop komunitas, hingga upaya foundation. 

Lalu, ada juga fully diluted value, atau FDV – yaitu jumlah total token dikali harga token – pada dasarnya seperti market cap semua token, meskipun belum semuanya unlocked. 

Dan ketika pasar bergerak liar, sungguh sulit memprediksi potensi exit token bagi VC sehingga ini bisa menjadi dilema.

Belakangan ini, Arthur Hayes dari Maelstrom Capital mengungkapkan kekecewaannya soal lock-up, terutama yang berkaitan dengan Monad. Sebagai seorang trader, Hayes jelas tidak suka jenis token yang likuiditasnya rendah ini. 

Arthur Hayes menandai Keone Hon dari Monad soal lock-up | Sumber: X

“Given the average token or equity vesting/lock-up period of 12 to 48 months, VCs must model the market’s likely condition when these lock-ups end,” ujar Gordadze, mentor Techstars. “The entry price must be strategically set to ensure a profitable exit, making long-term market forecasts crucial for deal finalization.

Masa Depan Investasi VC Aset Kripto di 2026 dan Seterusnya

Mengenai prediksi pasar, para VC memang suka membahas masa depan. Untuk dunia kripto, bila melihat kebijakan regulator AS yang lebih ramah di 2025, sepertinya tahun depan bisa jauh lebih positif. Apa itu cuma investor yang sedang berharap? 

Mungkin. Tapi para VC biasanya memang selalu optimistis. Optimisme, pada akhirnya, memang selalu jadi pemenang. 

“Tahun 2026 nampaknya akan menjadi fase utilitas nyata – DeFi bakal bangkit dengan momentum dan kedewasaan lebih baik, sementara stablecoin akan jadi background,” terang Deiss. Stablecoin memang mendapat sorotan tahun ini, walaupun pada dasarnya menjadi infrastruktur membosankan yang akan menopang, misalnya, Polymarket berikutnya yang memakai USDC di Polygon sebagai koin serta chain utama. 

“Kini setelah stablecoin benar-benar masuk arus utama dan bank mulai berlomba masuk, level selanjutnya adalah layanan untuk pengguna yang dipacu oleh aset-aset ini di balik layar,” papar Gordadze.

Area pertumbuhan paling signifikan kemungkinan besar ada di persimpangan AI/Blockchain dan RWA/Blockchain, karena di situlah peluang dampak dunia nyata serta pendapatan institusi paling besar tercipta.”

Rancangan Undang-Undang CLARITY Aset Kripto AS Siap Dibahas di Senat pada Januari

19 December 2025 at 08:56

David Sacks, pejabat AI dan kripto di Gedung Putih, mengungkapkan bahwa Digital Asset Market Clarity Act (CLARITY Act) akan masuk ke tahap markup di Senat AS pada bulan Januari, yang menjadi langkah krusial menuju pengesahan akhir.

Sacks menjelaskan bahwa Ketua Komite Perbankan Senat Tim Scott dan Ketua Komite Pertanian Senat John Boozman sudah memastikan jadwalnya, sehingga tahap peninjauan resmi dan amandemen sebelum pemungutan suara penuh di Senat akan segera dimulai.

We had a great call today with Chairmen @SenatorTimScott and @JohnBoozman who confirmed that a markup for Clarity is coming in January. Thanks to their leadership, as well as @RepFrenchHill and @CongressmanGT in the House, we are closer than ever to passing the landmark crypto…

— David Sacks (@davidsacks47) December 18, 2025

Apa yang Terjadi di Januari

Update ini menunjukkan semakin besarnya dukungan untuk RUU ini setelah DPR mengesahkannya lebih awal pada tahun 2025.

Jika proses di Senat sesuai jadwal, para legislator bisa saja merampungkan versi yang telah disesuaikan pada akhir tahun. Hal ini akan membuat CLARITY Act menjadi undang-undang utama tentang struktur pasar untuk pasar kripto di AS.

Pada tahap markup, komite-komite Senat akan menelaah teks hasil pengesahan DPR secara rinci. Legislator akan mengusulkan amandemen, memperdebatkan kebijakan, dan melakukan pemungutan suara sebelum mengirim RUU yang telah direvisi ke lantai Senat.

Proses ini akan melibatkan baik Komite Perbankan, yang mengawasi regulasi sekuritas, maupun Komite Pertanian, yang memiliki kewenangan atas Commodity Futures Trading Commission (CFTC).

🚨 The $CLARITY Act — the U.S. $crypto market structure bill — has been delayed until 2026 as Senate action stalls. This means federal regulatory clarity for digital #assets won’t happen this year, keeping the industry in limbo 📉

No law = more uncertainty
More delay = more… pic.twitter.com/gpuUTMQGUU

— COACHTY (@TheRealTRTalks) December 18, 2025

Tujuannya adalah untuk menyelesaikan perselisihan yurisdiksi yang sudah lama terjadi antara SEC dan CFTC sekaligus memperkuat aturan untuk pasar kripto spot.

Pimpinan komite juga menegaskan bahwa mereka menginginkan RUU yang bisa menarik dukungan bipartisan dan tidak ingin kembali mengadopsi pendekatan yang terlalu fokus pada penegakan hukum.

Fokus Amandemen yang Nampaknya Jadi Perhatian untuk CLARITY Act

Amandemen-amandemen diperkirakan akan fokus pada tiga area utama.

Pertama, klasifikasi aset, termasuk kriteria yang lebih tegas untuk menentukan apakah sebuah token masuk kategori komoditas digital atau sekuritas.

Kedua, perlindungan investor dan konsumen, seperti ketentuan pengungkapan, standar kustodi, serta aturan konflik kepentingan untuk exchange dan broker.

Terakhir, jadwal pelaksanaan, termasuk seberapa cepat platform harus mendaftar dan bagaimana koordinasi pengawasan antar lembaga selama masa transisi berlangsung.

Senator juga mungkin memperbaiki ketentuan preemption agar dapat membatasi aturan negara bagian yang tumpang tindih, namun tanpa memperlemah kewenangan penegakan hukum di tingkat negara bagian.

After years of talk, the CLARITY Act now has a real path forward.

The White House and key Senators have finally agreed to move the bill, and they’ve put an actual date on it.

January 2026 is when the Senate plans to formally debate it, amend it, and try to push it toward… https://t.co/Uq9BIOQGLx pic.twitter.com/251ij1zE5i

— Milk Road (@MilkRoad) December 18, 2025

Bagaimana CLARITY Act akan Mengubah Pasar Aset Kripto AS pada 2026?

Jika disahkan, CLARITY Act akan membentuk ulang pasar kripto AS pada 2026. RUU ini akan menempatkan pasar komoditas digital spot di bawah pengawasan CFTC, mengakhiri ketidakjelasan regulasi selama bertahun-tahun, serta menciptakan sistem pendaftaran federal untuk exchange, broker, dan dealer.

Bagi industri, aturan ini akan mengurangi ketidakpastian hukum, mendukung partisipasi institusi, dan mengalihkan urusan kepatuhan dari perselisihan hukum ke pengawasan berbasis aturan.

Bagi regulator, undang-undang ini akan menggantikan penegakan hukum yang terfragmentasi dengan mandat yang lebih jelas.

Paling penting, untuk pasar, aturan ini akan menjadi kerangka kerja komprehensif pertama di Amerika Serikat untuk perdagangan kripto. Hal ini berpotensi mengembalikan daya saing AS dengan yurisdiksi lain yang sudah menawarkan kejelasan regulasi terlebih dahulu.

Bitcoin, Ethereum, dan XRP: Aset Kripto Mana yang Paling Bersinar di 2026?

19 December 2025 at 07:36

Pasar aset kripto mendekati tahun 2026 setelah melewati tahun penuh volatilitas tajam, rekor harga baru, aksi ambil untung, serta fase kematangan yang makin terlihat.

Bitcoin semakin memperkuat perannya sebagai aset cadangan institusi, sementara Ethereum dan XRP memasuki fase koreksi seusai tren kuat penuh ketidakpastian dan pergerakan harga yang cepat.

Dari sisi ekonomi makro, Federal Reserve Amerika Serikat memulai pemangkasan suku bunga pertamanya, data pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda awal perlambatan, serta aliran modal ke aset digital jadi semakin selektif.

Sebagai akibatnya, Bitcoin, Ethereum, dan XRP kini berada di level teknikal yang signifikan. Pertanyaan utama untuk tahun 2026 adalah apakah likuiditas global akan berkembang atau justru terhenti—dan apakah likuiditas itu akan mengalir tegas ke aset kripto.

Rata-Rata Relative Strength Index (RSI) Pasar Kripto Tetap Dekat Level Oversold di Bulan Desember | Sumber: CoinMarketCap

Analisis Harga Bitcoin (BTC) dan Prospek 2026

Bitcoin mencetak all-time high baru di atas US$126.000 pada tahun 2025, terutama didorong oleh adopsi institusi yang terus berlanjut. Korporasi dan entitas negara terus menambah BTC ke cadangan mereka.

MicroStrategy mengakumulasi sekitar 660.645 BTC, sementara El Salvador meningkatkan kepemilikannya menjadi 7.502 BTC.

Sementara itu, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot terus menyerap suplai, memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset makro jangka panjang.

Dari sudut pandang teknis, struktur bullish utama Bitcoin masih terjaga meskipun harga keluar dari channel naik yang membimbing pergerakan mulai Maret 2024 hingga November 2025.

Bank of Japan is about to hike rates with 0.25% on December 19

Bitcoin dumped the last 3 times the BoJ hiked interest rates:

March 2024 → -27%
July 2024 → -30%
January 2025 → -30% pic.twitter.com/GNjHyUIV3d

— Quinten | 048.eth (@QuintenFrancois) December 15, 2025

setelah mencapai ATH terakhir, BTC mengalami koreksi ke zona permintaan penting di dekat US$80.000.

Resistance di kisaran US$110.000 masih menahan upaya kenaikan harga. Volume perdagangan juga menurun, pola yang umumnya menandakan fase koreksi ketimbang pembalikan tren.

Analisis Harga Bitcoin Tahunan | Sumber: TradingView

Skenario Bullish

Reaksi kuat dari zona permintaan yang terakumulasi di kisaran US$75.000 bisa menjadi awal bagi reli jangka panjang menuju US$150.000–US$170.000.

Breakout yang berlangsung di atas resistance US$100.000–US$115.000 akan mengonfirmasi kelanjutan tren, didukung partisipasi ritel dan institusi yang kembali menguat.

Skenario Pergerakan Harga di Rentang Tertentu

Kalau momentum kenaikan tetap terbatas, Bitcoin mungkin akan bergerak sideways sepanjang 2026 antara US$70.000 dan US$110.000.

Hal ini akan menjadi fase akumulasi panjang dalam siklus yang lebih besar, diwarnai pergerakan harga yang liar dan breakout palsu, sementara pasar menanti katalis moneter yang lebih jelas.

Skenario Bearish

Kalau zona permintaan US$75.000–US$80.000 menembus ke bawah secara signifikan, maka peluang koreksi yang lebih dalam akan terbuka.

Pada skenario seperti itu, zona US$60.000–US$40.000 dapat berfungsi sebagai area rebalancing tanpa merusak struktur makro jangka panjang Bitcoin.

Analisis Harga Ethereum (ETH) dan Prospek Tahun 2026

Ethereum mengalami tahun yang krusial di 2025, dengan mencetak all-time high baru di kisaran US$4.955.

Upgrade jaringan seperti Pectra dan Fusaka meningkatkan skalabilitas dan efisiensi, sementara exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot mulai mendapat perhatian. Aktivitas staking dan penggunaan decentralized finance terus menopang fundamental Ethereum.

Pada chart mingguan, ETH masih berada di channel naik jangka panjang. Pasca membentuk level tertinggi baru di Agustus 2025, harga terkoreksi ke zona permintaan yang cenderung lemah di kisaran US$2.900.

Walau struktur jangka panjang masih positif, momentum saat ini melambat dibandingkan fase ekspansi sebelumnya. Struktur jangka pendek dan menengah masih cenderung bearish.

Ethereum whales on Binance are bidding the dip hard 🐋

57K ETH (~$159M) in buy orders are stacked just below the current price. pic.twitter.com/8GeVUmsskU

— Maartunn (@JA_Maartun) December 18, 2025

Skenario Bullish

Andai pemulihan berlanjut, Ethereum bisa membidik US$5.700 bahkan berpotensi mencapai US$6.100, mengikuti pola perpanjangan siklus historis.

Breakout bersih di atas resistance channel dekat US$5.200 akan memperkuat posisi Ethereum sebagai aset terkemuka di tahun 2026.

Analisis Harga Ethereum Tahunan

Skenario Konsolidasi

Jika permintaan tetap sedang, ETH bisa bergerak konsolidasi di antara US$4.300 dan US$2.200. Area ini menandakan adanya keseimbangan antara pembeli dan penjual sehingga tahun 2026 terlihat sebagai masa transisi, bukan fase breakout.

Skenario Bearish

Jika turun menembus support channel, Ethereum berisiko bergerak lebih dalam ke US$2.250–US$1.600, yaitu area yang sesuai dengan tingkat permintaan historis yang penting untuk menjaga struktur jangka panjang.

Analisis Harga XRP dan Outlook 2026

Ripple mengakhiri tahun 2025 dengan kejelasan regulasi yang jauh lebih baik setelah penyelesaian positif dari sengketa hukumnya dengan SEC.

Hasil ini membangkitkan kembali minat institusi dan membuka diskusi baru seputar produk exchange-traded fund (ETF) XRP, sehingga posisinya di pasar keuangan tradisional jadi lebih kuat.

Adopsi institusional dalam skala besar bisa memicu lonjakan permintaan yang dapat mendorong harga XRP mencapai level tertinggi baru.

Dari sisi teknis, XRP sedang mengalami fase koreksi setelah reli kuat yang puncaknya di dekat US$3,60 pada pertengahan tahun. Harga sudah sempat koreksi ke zona permintaan utama, sedangkan beberapa area suplai masih menahan rebound jangka pendek.

Perilaku ini sejalan dengan fase regresi tren yang lebih luas.

Skenario Bullish

Jika tahun 2026 benar-benar mendukung adopsi institusional Ripple, XRP berpotensi naik ke US$3,83–US$4,53. Untuk mencapainya, harga harus mengambil kembali level US$2,40 dan mempertahankan volume beli, didukung perkembangan regulasi yang positif.

Analisis Harga XRP Tahunan

Skenario Range-Bound

Jika ketidakpastian tetap berlanjut, XRP bisa bergerak sideways antara US$3.00 dan US$1.60. Kondisi ini memang merefleksikan keraguan terkait adopsi perbankan, tapi juga bisa menjadi periode konsolidasi sehat sebelum siklus baru di masa depan.

Skenario Bearish

Jika turun menembus support penting, harga XRP bisa melanjutkan ke US$1,20–US$0,90. Pergerakan ini menandakan hilangnya level-level kunci, termasuk batas psikologis US$1,60, sekaligus minat spekulatif yang melemah.

Pandangan Akhir: Apakah 2026 Akan Menjadi Tahun yang Hilang atau Justru Jadi Batu Loncatan?

Proyeksi harga tahun 2026 menunjukkan pasar berada di posisi yang cukup genting. Bitcoin tetap memperlihatkan resiliensi struktur paling kuat, sedangkan Ethereum dan XRP masih bergantung pada sentimen atau pemicu tertentu.

Peluang kenaikan memang ada, tapi tetap butuh konfirmasi teknikal yang jelas sekaligus dukungan fundamental.

Ada satu tren yang tidak bisa dibantah: pasar kripto kini sedang bertransisi ke fase yang lebih dewasa. Baik kenaikan maupun koreksi kini lebih terkendali, dengan volatilitas yang makin terkompresi jika dibandingkan siklus lama.

Datangnya bull run baru akan sangat bergantung pada lingkungan ekonomi makro yang lebih akomodatif, adopsi institusi yang lebih dalam, dan kejelasan regulasi yang konsisten.

Jika semua faktor itu berjalan selaras, tahun 2026 pada akhirnya bisa dikenang bukan sebagai tahun stagnan, namun menjadi pondasi untuk gelombang rekor harga tertinggi berikutnya.

Inflasi AS Melandai, tapi Kenapa Bitcoin & Saham Tetap Turun?

19 December 2025 at 16:18

Inflasi Amerika Serikat (AS) menghadirkan kejutan paling “ramah risiko” dalam beberapa bulan terakhir. Namun alih-alih memantik reli berkelanjutan, Bitcoin dan pasar saham AS justru tergelincir tajam selama jam perdagangan AS.

Aksi harga ini membuat banyak pelaku pasar mengernyit. Namun, pembacaan grafik mengarah pada penjelasan yang familier: harga digerakkan oleh struktur pasar, positioning, dan likuiditas, bukan oleh perubahan fundamental ekonomi makro.

Apa yang Terjadi setelah Rilis CPI AS

Headline CPI AS melambat ke 2,7% secara tahunan (year on year / YoY) pada November, jauh di bawah konsensus 3,1%. Core CPI juga turun ke 2,6%, melampaui ekspektasi pasar.

Secara teori, ini merupakan salah satu rilis inflasi paling bullish bagi aset berisiko sepanjang 2025. Reaksi awal pasar pun selaras dengan buku teks. Bitcoin melonjak ke area US$89.000, sementara indeks S&P 500 dibuka dengan penguatan tajam pasca-data dirilis.

Namun, reli tersebut ternyata berumur pendek.

Harga Bitcoin Sempat Reli, Lalu Dump Setelah Data CPI AS | Sumber: CoinGecko

Dalam rentang sekitar 30 menit setelah rilis CPI, Bitcoin berbalik arah. Dari puncak intraday di kisaran US$89.200, harga BTC terhempas cepat menuju area US$85.000.

S&P 500 memperlihatkan pola serupa: volatilitas intraday yang menyapu bersih kenaikan awal sebelum akhirnya menemukan keseimbangan kembali.

S&P 500 Anjlok Tajam lalu Melesat Setelah Data CPI AS | Sumber: X/Kobeissi Letter

Pembalikan serempak antara kripto dan saham ini krusial. Ia menandakan bahwa pergerakan tersebut bukan reaksi emosional atau sentimen sektoral, melainkan dinamika struktural lintas pasar.

Volume Jual Taker Bitcoin Membuka Tabir

Petunjuk paling jelas terlihat dari data volume jual taker Bitcoin.

Pada grafik intraday, lonjakan masif volume jual taker muncul tepat saat Bitcoin mulai kehilangan pijakan. Taker sell mencerminkan market order agresif yang langsung menghantam bid, bukan sekadar aksi ambil untung bertahap.

Lonjakan ini terkonsentrasi selama jam perdagangan AS dan bertepatan dengan fase penurunan harga paling curam.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange pada 18 Desember | Sumber: CryptoQuant

Grafik mingguan mempertegas pola tersebut. Lonjakan serupa berulang dalam beberapa hari terakhir, umumnya saat likuiditas memuncak. Ini mengindikasikan aksi jual yang bersifat paksa atau sistematis, bukan eksodus ritel secara satuan.

Perilaku ini konsisten dengan likuidasi berantai, strategi volatility-targeting, serta de-risking algoritmik—mekanisme yang cenderung mempercepat tekanan jual ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi leverage.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange Selama Seminggu Terakhir | Sumber: CryptoQuant

Mengapa “Kabar Baik” Justru Memicu Tekanan?

Data CPI tak memicu aksi jual karena kualitasnya buruk, melainkan karena terlalu baik.

Inflasi yang melandai memperbaiki kondisi likuiditas, mempersempit spread bid-ask, dan membuka ruang bagi pelaku besar untuk mengeksekusi transaksi berskala besar secara efisien.

Lonjakan awal Bitcoin kemungkinan bertabrakan dengan zona order book yang padat, stop loss, dan leverage jangka pendek. Ketika momentum naik kehilangan tenaga, harga berbalik, memicu stop-out dan likuidasi posisi long.

Begitu likuidasi dimulai, tekanan jual berubah eksponensial. Itulah sebabnya penurunan berlangsung tajam dan cepat, bukan melalui erosi bertahap.

Fluktuasi intraday S&P 500 mencerminkan mekanisme serupa. Pola jatuh cepat lalu pulih mendadak pasca-data makro sering kali terkait dengan lindung nilai dealer, efek gamma opsi, serta penyesuaian risiko sistematis secara real time.

🚨 This is insane level of manipulation.

8:30 a.m.

CPI came in lower than expected.

– On the bullish CPI news, Bitcoin pumped $2217, from $87,260 to $89,477 in just 60 minutes.
– $70B added to the crypto market.
– $94 million worth of shorts liquidated.

10:00 a.m.

The… pic.twitter.com/FmJqLDKbBw

— Bull Theory (@BullTheoryio) December 18, 2025

Apakah Ini Terlihat Seperti Manipulasi?

Grafik tidak membuktikan adanya manipulasi. Namun, ia menampilkan ciri-ciri khas yang kerap diasosiasikan dengan stop-run dan penyerapan likuiditas:

  • Pergerakan cepat ke level teknikal yang sudah jelas
  • Pergerakan balik langsung setelah likuiditas membaik
  • Lonjakan besar aksi jual agresif saat breakdown
  • Kesesuaian waktu yang ketat dengan jam perdagangan AS

Perilaku seperti ini lazim di pasar dengan leverage tinggi. Pemicu utamanya bukan individu, melainkan dana besar, market maker, dan strategi sistematis yang beroperasi lintas futures, opsi, dan spot. Fokus mereka bukan narasi, melainkan efisiensi eksekusi dan manajemen risiko.

Di pasar kripto—di mana leverage tinggi dan likuiditas cepat mengering di luar jam utama—arus semacam ini kerap terlihat ekstrem.

🚨 THEY ARE MANIPULATING BITCOIN AGAIN AND I HAVE EVIDENCE!!!

Bitcoin dumped $4000 in minutes…

and almost no one actually understands what just took place.

It’s the same group of players manipulating the price… AGAIN.

Stop looking at charts, YOU NEED TO CHECK THE OUTFLOWS.… pic.twitter.com/ymU4kXdWvb

— NoLimit (@NoLimitGains) December 18, 2025

Apa Artinya ke Depan?

Penurunan harga ini tidak meniadakan sinyal CPI. Inflasi memang melandai, dan itu tetap mendukung aset berisiko dalam horizon menengah hingga panjang. Yang terjadi lebih menyerupai penataan ulang posisi jangka pendek, bukan perubahan arah makro.

Dalam waktu dekat, perhatian trader tertuju pada dua hal: apakah Bitcoin mampu bertahan di atas zona support terbarunya, dan apakah tekanan jual mereda seiring berakhirnya fase likuidasi.

Jika volume jual taker mulai surut dan harga mampu bertahan, dampak dovish CPI berpotensi kembali merembes ke pasar dalam beberapa sesi mendatang.

Bagaimana pendapat Anda tentang saham dan Bitcoin yang tak naik pasca melandainya data inflasi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Mengapa Tahun 2025 Jadi Momen Aset Kripto Berhenti Mengejar Hype

19 December 2025 at 05:02

Pada tahun 2025, narasi paling berpengaruh dalam dunia aset kripto bergeser dari sekadar hype ke arah utilitas dan sistem yang memberikan dampak nyata yang terukur di dunia. Tahun ini menandai peralihan menuju sistem siap-produksi yang meningkatkan pergerakan dan penyelesaian nilai secara global.

Para ahli dari SynFutures, Brickken, dan Cake Wallet menyampaikan bahwa stablecoin, privasi, aset tokenisasi, dan penerapan AI membentuk adopsi aset kripto karena permintaan yang nyata, bukan semata-mata spekulasi.

Tahun Saat Aset Kripto Menjadi Infrastruktur

Di banyak aspek, tahun 2025 menjadi tahun yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, aset kripto mencapai tingkat integrasi institusional ini, dengan pengguna sering berinteraksi lewat infrastruktur kripto tanpa sadar bahwa mereka memakai produk “crypto”.

Sektor ini memang masih diwarnai volatilitas, tapi hanya beberapa narasi aset kripto yang benar-benar menonjol karena kegunaan praktisnya. Sebaliknya, narasi yang utamanya dibentuk oleh hype dan sensasi cepat meredup.

Dalam diskusi bersama BeInCrypto, para perwakilan industri sepakat: narasi yang berbasis integrasi dan realisasi bertahan, sedangkan kisah yang hanya mengedepankan kebaruan perlahan-lahan kehilangan relevansinya.

Walau ada beragam narasi, stablecoin selalu muncul sebagai tema yang paling sering disebutkan.

Stablecoin jadi kegunaan utama aset kripto

Stablecoin membantu menjembatani kesenjangan antara pelaku kripto yang berani mengambil risiko dan pengguna yang lebih berhati-hati serta ingin eksposur terbatas pada industri yang selama ini lekat dengan citra volatilitas.

Dengan menjaga nilai (peg) terhadap aset seperti dolar AS atau emas, stablecoin menempatkan diri sebagai alternatif yang lebih bisa diandalkan dibandingkan jenis aset digital lain. Sifatnya yang lintas batas juga membuatnya lebih menarik daripada mata uang fiat.

Our 2026 Infra Year Ahead Report is out now!

Stablecoins have become the most important infrastructure story in crypto.

Every fintech wave promised to fix payments but just layered better UX on the same infrastructure. Revolut and Nubank delivered better experiences while… pic.twitter.com/zEhC6sndmv

— Delphi Digital (@Delphi_Digital) December 17, 2025

Pencapaian regulasi, termasuk disahkannya GENIUS Act, semakin memperkuat kepercayaan pada stablecoin, sehingga kegunaan dan efisiensi infrastrukturnya bisa berbicara dengan sendirinya.

“Stablecoin memecahkan masalah konkrit sehari-hari: memindahkan dan menyelesaikan uang secara efisien lintas negara tanpa bergantung pada sistem perbankan yang lambat, terfragmentasi, dan mahal,” ujar CEO Brickken, Edwin Mata. “Bagi pengguna, stablecoin memberikan akses ke dolar dan euro digital di yurisdiksi yang akses perbankannya terbatas, mahal, atau tidak dapat diandalkan,” tambahnya.

Dampaknya benar-benar nyata, bukan sekadar teori, karena Stripe dan Visa mengintegrasikan stablecoin ke dalam operasi penyelesaian dan treasury mereka. Di saat yang sama, Circle memungkinkan bisnis memakai USDC sebagai modal kerja, bukan sebagai aset spekulatif.

Karena stablecoin makin matang sebagai alat settlement yang andal, hal ini mendorong ekspansi aset dunia nyata (RWA) yang ditokenisasi.

Tokenisasi Sudah Berkembang Melebihi Program Percontohan

Menurut CEO SynFutures, Rachel Lin, RWA berhasil menjembatani dunia keuangan tradisional dengan kripto. tapi, pencapaiannya bukanlah sesuatu yang menyeluruh.

Keberhasilan RWA ternyata jauh lebih selektif dibandingkan dugaan banyak orang sebelumnya.

“Treasury, dana, dan produk hasil tokenisasi mengalami pertumbuhan nyata karena memberikan manfaat yang jelas: settlement yang lebih baik, dapat digabungkan (composability), dan akses lebih luas,” tutur Lin pada BeInCrypto, seraya menambahkan, “Namun, tahun 2025 juga menegaskan bahwa RWA hanya bisa berjalan jika ada kejelasan hukum, likuiditas, dan penerbit yang kredibel. Narasinya bergeser dari eksperimen ke eksekusi, tetapi ini masih tahap awal.”

Buktinya terlihat jelas, bank besar dan manajer aset memanfaatkan tokenisasi untuk meningkatkan efisiensi. Baru minggu ini, JPMorgan meluncurkan dana pasar uang berbasis tokenisasi di Ethereum, sehingga mereka melangkah lebih jauh dari sekadar uji coba internal atau program pilot.

Sementara itu, manajer aset seperti BlackRock memperluas penawaran dana tokenisasi, dan bank mengintegrasikan stablecoin dalam workflow treasury serta settlement.

Narasi lain yang menarik perhatian lintas industri, terutama di sektor kripto, adalah kecerdasan buatan (AI).

Di Mana AI Memberikan Nilai yang Terukur

Pada awalnya, hype AI berfokus pada ketakutan bahwa agen otonom akan menggantikan keputusan manusia, tapi narasi semacam ini dengan cepat kehilangan momentum.

Yang bertahan adalah fokus praktis pada bagaimana AI bisa meningkatkan pengalaman pengguna misalnya membantu individu memahami risiko dan mengelola eksposur.

“AI memberikan nilai nyata di mana ia bisa mengurangi kerumitan kognitif dan operasional—khususnya dalam antarmuka trading, pengendalian risiko, dan dukungan pengambilan keputusan. Produk yang memanfaatkan AI untuk membantu pengguna memahami eksposur, mengotomasi eksekusi dengan batasan, atau menghindari kesalahan mahal berhasil membawa peningkatan yang nyata,” papar Lin.

Kemunculan AI agent juga menarik banyak perhatian, tapi ekspektasi pada tahun ini menjadi lebih realistis.

Keberhasilan mereka lebih bergantung pada kepercayaan, auditabilitas, dan batasan yang diatur pengguna, ketimbang soal otonomi. Berbagai kasus penggunaan seperti manajemen likuiditas, eksekusi strategi otomatis, dan optimalisasi treasury menunjukkan potensi saat ada guardrail yang jelas.

Namun, bersamaan dengan semakin dalamnya integrasi AI dalam produk kripto, kekhawatiran lama soal paparan data pun makin terasa nyata.

Kondisi ini mendorong isu privasi keluar dari area khusus ke pusat perhatian narasi aset kripto di tahun 2025.

Mengapa Privasi Tidak Bisa Lagi Menunggu

Privasi menjadi salah satu narasi paling penting dalam dunia kripto tahun ini, didorong oleh semakin besarnya kesadaran tentang bagaimana sistem keuangan memaparkan data dan perilaku pengguna.

spent last night deep in the a16z state of crypto 2025 report…

and wow, privacy is quietly becoming the next trillion-dollar narrative

> google searches for “crypto privacy” and “financial privacy” are up 10x since january
> total flows through railgun passed $200M
> zcash’s… https://t.co/zv36Kcgi10 pic.twitter.com/T8p3EsR9Hn

— Pix🔎 (@PixOnChain) October 24, 2025

Akibatnya, kekhawatiran lama tentang visibilitas data kini menjadi perhatian utama. Bersamaan dengan itu, privasi, yang dulu dianggap sebagai preferensi untuk segelintir orang saja, kini semakin muncul sebagai kebutuhan struktural.

“Salah satu perubahan narasi terbesar di industri ini terjadi tahun ini, ketika banyak orang sadar akan kebutuhan (dan permintaan pasar) untuk privasi yang sederhana dan mudah dijangkau bagi uang mereka,” ujar Seth for Privacy, Wakil Presiden Cake Wallet, kepada BeInCrypto.

Peningkatan penggunaan Monero, makin besarnya perhatian media global pada Zcash, serta pergeseran yang lebih luas ke fitur privasi di stablecoin dan jaringan layer-2 ikut memperkuat tren ini.

“Semua itu menjawab salah satu masalah terbesar pengguna kripto – bagaimana saya bisa mempertahankan privasi yang saya miliki di sistem keuangan saat ini atau dengan uang tunai, tapi tetap mendapatkan desentralisasi dan kekuatan kripto?” tambah Seth. 

Meningkatnya solusi privasi, bersama narasi-narasi sukses lain selama tahun lalu, menunjukkan bahwa adopsi aset kripto kini semakin bergantung pada kegunaan nyata bagi pengguna.

Ketika dunia kripto terus berkembang, keberhasilan mungkin tidak lagi diukur dari seberapa besar gaungnya, melainkan dari seberapa andal sistemnya bekerja.

Fasttoken reli hampir 200% meski pasar aset kripto sedang bearish

19 December 2025 at 02:38

Fasttoken (FTN), native token dari ekosistem Fastex, melonjak hampir 200% pada 18 Desember dan jauh mengungguli pasar aset kripto secara umum yang masih banyak bergerak di zona merah.

FTN naik dari sekitar US$0,37 ke atas US$1,30 hanya dalam 24 jam, menjadikannya salah satu aset kripto dengan performa terbaik hari itu. Reli ini terjadi tanpa adanya pengumuman besar sehingga menunjukkan bahwa kenaikan harga lebih disebabkan faktor teknikal dan sentimen, bukan karena perubahan fundamental.

Fasttoken Reli Lebih dari 180% pada 18 Desember | Sumber: CoinGecko

Apa Itu Fasttoken (FTN)?

Fasttoken adalah utility token dari ekosistem Fastex yang dikembangkan oleh SoftConstruct. Token ini menjadi sumber daya utama blockchain Bahamut, yang merupakan jaringan layer-1 kompatibel EVM dengan model konsensus Proof-of-Stake and Activity (PoSA).

FTN digunakan untuk membayar biaya transaksi dan staking di Bahamut, pembayaran via Fastex Pay, trading di exchange Fastex, serta untuk NFT, gaming, dan aplikasi Web3 lainnya dalam ekosistem Fastex.

SoftConstruct, perusahaan induk Fastex, beroperasi di bidang pembayaran digital, gaming, dan infrastruktur IT sehingga FTN memiliki eksposur lebih luas dari sekadar satu lini produk.

Statistik Blockchain Bahamut | Sumber: FTN Scan

Tahun 2025 yang Sulit untuk FTN

Reli tajam ini terjadi setelah penurunan besar sepanjang 2025.

Di awal tahun, FTN pernah diperdagangkan di atas US$2,00, namun harga terus turun seiring dengan:

  • Terjadinya cliff unlock token dalam jumlah besar yang masuk sirkulasi
  • Sentimen risk-off yang mendominasi altcoin
  • Exchange memberikan peringatan, termasuk label “Special Treatment” dari MEXC

Pada pertengahan Desember, nilai FTN sudah turun lebih dari 90% sehingga sempat menyentuh harga terendah sepanjang masa di kisaran US$0,25 sampai US$0,37. Banyak trader sempat menganggap token ini sudah tidak layak diperhatikan lagi.

Mengapa Fasttoken reli hari ini?

Tidak ada satu pemicu khusus atas lonjakan FTN ini. Beberapa faktor sepertinya saling berkontribusi menciptakan momentum harga.

Penurunan FTN dalam waktu panjang telah menciptakan kondisi sangat oversold. Ketika token ini menyentuh harga terendah, pembeli mulai masuk untuk mencari peluang reli jangka pendek. Di pasar dengan likuiditas tipis, pembelian biasa saja dapat mendorong harga naik tajam.

Fasttoken $FTN is up 216% in the last 24 Hours 😲

For those unaware

-> $FTN is the native crypto of Bahamut, a public EVM-compatible L1 Blockchain
-> The project is developed by SoftConstruct and is part of the Fastex Ecosystem
-> This token painted an upward only chart from… pic.twitter.com/g1QsH0FP0f

— Web3 AjaX 🦅🔥 (@Web3AjaX) December 18, 2025

Pada awal bulan ini, muncul kekhawatiran setelah FTN diberi label pemantauan risiko oleh MEXC. Tapi hingga pertengahan Desember, tidak ada delisting. Hal ini nampaknya memberi kelegaan bagi trader yang sebelumnya memilih menunggu di pinggir lapangan.

Saat ini FTN hanya diperdagangkan di beberapa exchange saja sehingga likuiditasnya terkonsentrasi dan cukup rendah. Likuiditas rendah seringkali memperbesar volatilitas, sehingga harga bisa melonjak cepat saat ada momentum beli.

Reli FTN juga bertepatan dengan munculnya diskusi baru seputar infrastruktur Fastex secara keseluruhan, termasuk Bahamut, Fastex Pay, NFT, dan integrasi gaming. Walaupun semua pengembangan tersebut bukan kabar baru, hal ini tetap memberi dorongan narasi positif pada saat harga mulai naik cepat.

✨ Fasttoken ( $FTN ) is flashing some serious warning signs right now.

The chart may look stable on the surface, but the underlying data tells a different story. Liquidity is extremely thin, with only around $3M in total 24h volume across all chains. That’s nowhere near enough… https://t.co/utfR6yfjHz

— Kryptotalker (@kryptotalker) November 20, 2025

Tidak Ada Pengumuman Besar, Volatilitas Tetap Tinggi

Meski terjadi lonjakan harga signifikan, pada 18 Desember tidak ada update resmi, kerja sama baru, ataupun perubahan protokol yang diumumkan. Ini menunjukkan reli FTN lebih didorong rebound teknikal, psikologi pasar, dan spekulasi jangka pendek.

Perlu dicatat, akun X (sebelumnya Twitter) milik Fasttoken tidak aktif sejak akhir September.

Postingan X terakhir Fasttoken terjadi pada bulan September

Analis mengingatkan bahwa rebound setelah penurunan tajam seperti ini cenderung volatil. FTN masih menghadapi cliff unlock token di masa depan dan perlu menunjukkan pertumbuhan penggunaan yang berkelanjutan agar valuasinya bisa bertahan lebih tinggi.

Saat ini, lonjakan Fasttoken jadi salah satu pergerakan paling dramatis di tengah market aset kripto yang cenderung hati-hati—tapi masih belum jelas apakah reli ini akan bertahan dalam waktu lama.

XRP Masih Kesulitan di Bawah US$2,00 karena Aktivitas Jaringan Tetap Lemah

19 December 2025 at 02:00

XRP tetap tertekan setelah memperpanjang tren turun dan turun jauh di bawah level US$2,00. Koreksi ini telah melemahkan momentum jangka pendek meski masih ada sebagian investor yang optimistis.

Kepercayaan itu belum terlihat dalam kenaikan aktivitas jaringan sehingga membatasi kemampuan XRP untuk pulih dengan signifikan.

Para holder XRP sedang melakukan peran mereka

Data HODL Waves menunjukkan keyakinan yang makin besar di antara holder XRP jangka panjang. Sejak awal bulan ini, wallet yang menyimpan XRP selama satu sampai dua tahun naik 3% dalam pangsa suplai mereka. Kelompok ini kini menguasai sekitar 11% dari total XRP yang beredar.

Pergeseran ini menandakan holder jangka menengah mulai menjadi holder jangka panjang. Biasanya, perilaku seperti ini menggambarkan kepercayaan diri di masa harga lemah. Para investor ini tampaknya siap menghadapi volatilitas, berharap pulih di masa depan dan tidak buru-buru bertindak atas fluktuasi harga jangka pendek.

Tetapi, hal ini juga menunjukkan bahwa holder jangka menengah sedang mengalami kerugian. Dengan demikian, mereka terpaksa tetap memegang token XRP.

Ingin insight token seperti ini? Daftar untuk Newsletter Crypto Harian dari Editor Harsh Notariya di sini.

XRP HODL Waves
XRP HODL Waves | Sumber: Glassnode

Meski begitu, indikator makro menunjukkan tantangan masih berlanjut. Rasio nilai jaringan terhadap transaksi (NVT) memperlihatkan angka yang tinggi. NVT yang meningkat biasanya menandakan valuasi naik lebih cepat dari utilitas di jaringan.

Indikator ini belum lama menembus level tertinggi tiga bulan terakhir, yang mengisyaratkan potensi overheat. Aktivitas transaksi XRP tidak sejalan dengan ekspektasi pasar. Ketidakseimbangan ini melemahkan upaya pemulihan karena kenaikan harga tidak didukung penggunaan jaringan dan permintaan yang bertahan.

XRP NVT Ratio
Rasio NVT XRP | Sumber: Glassnode

Harga XRP Mungkin Masih Aman dari Crash

XRP diperdagangkan di sekitar US$1,86 pada waktu publikasi dan tetap jauh di bawah level US$2,00 yang hilang pekan lalu. Penurunan ini terjadi setelah upaya gagal breakout dari tren turun selama sebulan awal bulan ini. Momentum masih rapuh di situasi saat ini.

Token ini masih bertahan di atas level support US$1,85 yang sebelumnya sudah pernah diuji. XRP berpotensi konsolidasi di bawah US$1,94 jika tekanan jual mereda. tapi, jika sentimen memburuk, harga dapat turun ke US$1,79 dan memperpanjang kerugian jangka pendek.

XRP Price Analysis.
Analisis Harga XRP | Sumber: TradingView

Skenario pemulihan sangat bergantung pada meningkatnya aktivitas di jaringan serta stabilitas pasar secara umum. Kenaikan di atas US$1,94 menjadi langkah awal untuk merebut kembali level US$2,00. Jika bisa menjadikan US$2,02 sebagai support, XRP berpeluang naik ke US$2,20 sehingga tren bearish bisa tertolak.

Harga PUMP Turun ke Level Terendah 5 Bulan setelah Anjlok 33% Minggu Ini

19 December 2025 at 00:00

Pump.fun mengalami penurunan harga tajam yang mendorong PUMP ke level terendah dalam lima bulan terakhir. Penurunan ini mencerminkan arus keluar modal yang terus-menerus dari para holder yang melihat nilai jangka pendek PUMP sangat terbatas.

Kelemahan pasar yang lebih luas ikut memperburuk situasi, sementara ketidakstabilan Bitcoin semakin menekan sentimen yang sudah rapuh.

Holder Pump.fun Mulai Menjual

Indikator on-chain menunjukkan hilangnya kepercayaan yang jelas dari para holder PUMP. Chaikin Money Flow berada jauh di bawah garis nol, menandakan penarikan modal yang sangat agresif. Data ini juga memperlihatkan para investor lebih memilih keluar dari posisi, bukan bersiap untuk pemulihan.

CMF kini mencapai titik terendah sepanjang masa, mencatat arus keluar terbesar dalam sejarah perdagangan PUMP. Angka yang sangat ekstrem seperti ini biasanya menunjukkan keyakinan bearish yang kuat. Selain itu, penjualan yang terus berlanjut mengurangi dukungan likuiditas, membuat stabilisasi jangka pendek semakin sulit dan meningkatkan risiko penurunan lebih lanjut.

Mau mendapatkan insight token seperti ini?Daftar untuk menerima Daily Crypto Newsletter dari Editor Harsh Notariya melalui tautan berikut.

PUMP CMF
CMF PUMP | Sumber: TradingView

Pandangan makro PUMP tetap sangat terkait dengan performa Bitcoin. Korelasinya dengan Bitcoin baru-baru ini kembali naik menjadi 0,78 setelah sebelumnya turun. Ini berarti PUMP kembali bergerak sangat sejalan dengan pergerakan harga Bitcoin.

Hubungan ini menjadi masalah karena harga Bitcoin saat ini juga mengalami ketidakpastian di dekat level US$86.000. Selain itu, lemahnya pasar secara umum seringkali memperbesar kerugian token-token kecil. Jadi, kalau Bitcoin turun lebih dalam, PUMP kemungkinan besar ikut terkoreksi, sehingga memperbesar kerugian bagi holder yang masih bertahan.

PUMP Correlation To Bitcoin
Korelasi PUMP Terhadap Bitcoin | Sumber: TradingView

Harga PUMP Mungkin Akan Mengalami Koreksi Lebih Lanjut

PUMP diperdagangkan di kisaran US$0,002031 pada waktu publikasi, yang merupakan level terendah dalam lima bulan terakhir. Saat ini, token tersebut sudah turun lebih dari 33,8% hanya dalam satu pekan. Penurunan yang semakin cepat ini menunjukkan sentimen makin negatif dan minimnya minat beli yang konsisten.

Jika holder terus keluar, PUMP bisa saja menurun ke support di kisaran US$0,001917. Level ini sangat penting untuk menjaga stabilitas jangka pendek. Selain itu, jika harga PUMP menembus di bawah level ini, jalur untuk menuju US$0,001711 akan terbuka, memperkuat tren bearish dan meningkatkan volatilitas penurunan.

PUMP Price Analysis
Analisis Harga PUMP | Sumber: TradingView

Skenario pemulihan sangat bergantung pada perbaikan kondisi pasar dan masuknya modal baru. Jika PUMP bisa merebut kembali level US$0,002123 sebagai support, ini bisa menjadi sinyal awal stabilisasi. Selain itu, jika minat beli mulai kembali, PUMP berpotensi bergerak ke kisaran US$0,002428, sehingga membatalkan prediksi bearish dan mengembalikan kepercayaan jangka pendek.

Ethereum Turun, BitMine Tertekan, tapi Tom Lee dan Ark Tetap Beli | Berita Kripto AS

18 December 2025 at 23:08

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting untuk perkembangan utama dunia aset kripto hari ini.

Siapkan kopi Anda, karena strategi Ethereum berani dari BitMine kembali jadi sorotan, saat tekanan pasar meningkat dan investor makin khawatir. Kerugian makin menumpuk, harga saham menurun, tapi pembeli berpengaruh diam-diam masuk, menciptakan kondisi klasik kripto antara keyakinan dan kehati-hatian.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Kerugian di BitMine Meningkat, tapi Tom Lee dan Ark Tetap Percaya pada Ethereum

Strategi treasury Ethereum yang agresif dari BitMine kembali mendapat sorotan, karena kerugian belum terealisasi yang terus berlanjut membebani sentimen investor dan harga sahamnya pun terus turun.

Saham BitMine (BMNR), yang dikenal luas sebagai perusahaan treasury Ethereum terbesar di dunia, anjlok tajam dalam beberapa sesi terakhir. Sahamnya ditutup pada hari Rabu di level US$29,32, turun 6,59% dalam sehari dan sekitar 24% selama lima hari terakhir,

BitMine (BMNR) Stock Performance
Performa Saham BitMine (BMNR) | Sumber: Google Finance

Hal ini mencerminkan kecemasan pasar terhadap kelemahan pasar secara luas sekaligus kerugian belum terealisasi BitMine atas kepemilikan ETH mereka.

Meskipun kekhawatiran meningkat terkait potensi penurunan, beberapa bull paling berpengaruh di dunia kripto justru menambah posisi mereka. Kondisi ini menyoroti perbedaan pandangan yang makin lebar soal peran Ethereum di strategi treasury institusi.

Meski terjadi penurunan, Ketua BitMine Tom Lee nampak tetap tenang. Data on-chain yang dicatat Arkham Intelligence memperlihatkan bahwa Lee terus mengakumulasi Ethereum dalam jumlah besar.

“Tom Lee just bought another $140 million ETH. Two fresh wallets just received $140.58 million ETH from FalconX. Their acquisition behavior matches BitMine’s prior purchase patterns. Tom Lee continues to buy the dip,” tulis Arkham.

Aksi ini kembali menegaskan keyakinan lama BitMine bahwa Ethereum masih undervalued secara struktural dan berpotensi diuntungkan dari kejelasan regulasi, adopsi institusi, dan ekspansi kasus penggunaan on-chain. Walaupun, pergerakan harga jangka pendek menggambarkan cerita yang berbeda.

Ark Invest dari Cathie Wood juga menunjukkan keyakinan. Berdasarkan laporan transaksi, Ark telah membeli saham BitMine senilai US$10,56 juta pada hari Rabu melalui tiga exchange-traded fund mereka.

🚨ARK BUYS MORE CRYPTO STOCKS!

Ark Invest bought $10.56M of BitMine, $5.9M of Coinbase, and $8.85M of Bullish on Wednesday.

Cathie Wood says a “real break” in inflation is coming in 2026. pic.twitter.com/lW8AWfuISC

— Coin Bureau (@coinbureau) December 18, 2025

Pembelian ini mengikuti tambahan pembelian senilai US$17 juta di awal minggu, sehingga total akumulasi terbaru Ark mendekati US$28 juta.

Ark Perluas Eksposur Saham Aset Kripto Sementara Strategi Treasury Terpecah

Aksi beli Ark tidak hanya di BitMine saja. Perusahaan ini juga menambah saham Coinbase senilai US$5,9 juta dan membeli Bullish senilai US$8,85 juta, memperkuat eksposur ke aset ekuitas kripto yang secara umum sedang menurun. Pada hari Rabu, saham Coinbase turun 3,33% ke US$244,19, sementara Bullish turun 1,89% ke US$42,15.

Coinbase (COIN) Stock Performance
Performa Saham Coinbase (COIN) | Sumber: Google Finance

Langkah-langkah ini mencerminkan pandangan makro yang lebih luas dari Wood. CEO Ark Invest, Cathie Wood, berulang kali menyatakan bahwa penurunan inflasi dan perbaikan likuiditas bisa menjadi fondasi untuk reli kripto berikutnya.

Pihak manajemen BitMine juga sejalan dengan sikap optimistis ini. Perusahaan tetap rutin membeli Ether setiap minggu selama periode penurunan, di mana Lee pernah menyatakan bahwa perubahan regulasi dan kebijakan di Washington serta meningkatnya minat institusi berarti “hari-hari terbaik bagi kripto” masih di depan.

Meski begitu, tidak semua pihak sependapat. Analis Samson Mow mengambil langkah sebaliknya dan memutuskan keluar total dari eksposur Ethereum.

“I’ve decided to liquidate all BitMine Ethereum holdings and pivot to a Bitcoin-only treasury strategy,” tulis Mow.

Keputusan Mow menyoroti perpecahan filosofi dalam manajemen treasury kripto: apakah diversifikasi ke Ethereum adalah langkah strategis atau malah menjadi risiko yang tidak perlu.

Bagi BitMine, perdebatan ini kini bukan hanya teori belaka; selama kerugian belum terealisasi terus terjadi, keyakinan Lee dan Ark belum tentu membuahkan hasil dalam waktu dekat—kecuali situasi pasar benar-benar berbalik. Di sisi lain, volatilitas Ethereum terus menguji kesabaran institusi.

Chart of the Day

Perusahaan Treasury Ethereum | Sumber: StrategicETHReserve.xyz

Alpha Ringkas

Berikut rangkuman berita aset kripto dari Amerika Serikat yang perlu kamu ikuti hari ini:

Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan 17 DesemberGambaran Pre-Market
Strategy (MSTR)US$160,38US$162,80 (+1,51%)
Coinbase (COIN)US$244,19US$250,37 (+2,53%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$22,81US$23,11 (+1,31%)
MARA Holdings (MARA)US$9,93US$10,03 (+1,01%)
Riot Platforms (RIOT)US$12,96US$13,07 (+0,85%)
Core Scientific (CORZ)US$13,57US$14,00 (+3,17%)
Persaingan pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

Pi Coin Nampaknya Akan Konsolidasi di Rentang Sempit saat Pembelian Naik Tapi Tanpa Keyakinan Kuat

18 December 2025 at 22:00

Harga Pi Coin mulai menunjukkan tanda-tanda support awal setelah penurunan tajam di pertengahan Desember. Sejak titik terendah pada 16 Desember, Pi Coin sudah naik lebih dari 8%, didukung oleh pembelian secara konsisten di exchange.

Tapi meski tekanan beli mulai meningkat, tidak semua kelompok modal yakin sepenuhnya. Akibatnya, pasar kini berada di tengah-tengah antara support dan keraguan, sehingga kemungkinan besar pergerakan harga akan sideways, bukan breakout yang bersih. Saat ini, Pi Coin ada di titik persimpangan, arus masuk semakin membaik, namun keyakinannya masih belum merata.

Tekanan Beli Meningkat dan Arus Modal Jadi Mendukung

Data wallet exchange menunjukkan arus beli bersih yang jelas selama 24 jam terakhir.

Di beberapa exchange terpusat utama, Pi Coin mencatat net outflow sekitar 414.420 PI, artinya lebih banyak token keluar dari exchange dibanding token yang masuk. Biasanya ini menandakan terjadi pembelian, bukan penjualan.

Pada harga saat ini, pembelian bersih ini setara dengan akumulasi sekitar US$83.000 dalam waktu singkat. Walaupun jumlah pembelian di exchange ini termasuk kecil, tetap penting mengingat riwayat Pi Coin yang cenderung banyak penjual.

Net Buying Across CEXs
Pembelian Bersih di Seluruh CEX | Sumber: Pi Scan

Mau dapat insight token lain seperti ini? Daftar newsletter harian Editor Harsh Notariya seputar kripto di sini.

Momentum berbasis arus juga mendukung perubahan ini.

Indikator Chaikin Money Flow (CMF) telah naik lebih dari 40% dari titik terendahnya. CMF digunakan untuk melacak apakah uang besar sedang masuk atau keluar ke suatu aset. Kenaikan CMF bersamaan dengan harga yang mulai stabil menandakan pembeli besar kini menyerap suplai, bukan mengejar harga.

Kombinasi tekanan beli yang meningkat ini kemungkinan telah membantu Pi Coin pulih nyaris 8% dari posisi terendah 16 Desember, sehingga harganya kembali naik di atas level US$0,19.

Big Money Flows Surges
Lonjakan Arus Uang Besar | Sumber: TradingView

CMF juga hampir breakout dari garis tren menurun. Jika berhasil breakout di atas garis tersebut lalu terus bergerak di atas level nol, maka penopang reli ini bisa semakin kuat. Sampai sekarang, sinyal yang muncul menunjukkan ada pembelian nyata, meski tetap terukur.

Mengapa Harga Pi Coin Nampaknya Tetap Bergerak di Rentang yang Sama

Meski arus mulai membaik, pergerakan smart money masih hati-hati. Smart Money Index masih turun dan belum mengonfirmasi rebound harga baru-baru ini. Ini artinya, pembeli yang sudah berpengalaman dan berpikir jangka panjang sejauh ini belum agresif masuk.

Ketika tekanan beli naik tanpa konfirmasi dari smart money, harga biasanya cenderung stabil dulu, belum langsung bergerak naik.

Pi Coin Must Gain Smart Money Attention
Pi Coin Harus Menarik Perhatian Smart Money | Sumber: TradingView

Hal ini memang sesuai dengan struktur Pi Coin saat ini.

Zona support utama berada di sekitar US$0,19 yang telah teruji berkali-kali. Jika harga breakout ke bawah area ini, maka risiko penurunan ke US$0,15 kembali terbuka.

Di sisi atas, area US$0,21 menjadi resistance pertama. Jika tidak ada dorongan kuat melewati level ini, reli cenderung tertahan.

Analisis Harga Pi Coin | Sumber: TradingView

Kondisi ini membentuk range sekitar 10%, dengan potensi naik 5% dan turun 5% dari harga sekarang.

Singkatnya, Pi Coin mendapat dukungan dari pembelian stabil dan aliran dana yang membaik, tapi minimnya peran smart money menunjukkan kecenderungan konsolidasi, bukan reli berkelanjutan. Sampai situasi berubah, Pi Coin besar kemungkinan akan bergerak sideways daripada membentuk tren yang kuat ke salah satu arah.

Inflasi AS Turun Tajam di November, CPI Tidak Capai Perkiraan

18 December 2025 at 21:38

Inflasi AS melambat lebih besar dari perkiraan pada November, menghadirkan kejutan negatif yang jelas serta bisa mengubah ekspektasi pasar dan The Fed dalam waktu dekat. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada 18 Desember, Consumer Price Index (CPI) utama naik 2,7% secara year on year, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,1%.

Sementara itu, core CPI yang tidak memasukkan makanan dan energi, naik 2,6% secara year on year, juga meleset dari perkiraan sebesar 3,0%. Data ini menunjukkan perlambatan signifikan pada tekanan harga dan menandakan momentum disinflasi semakin kuat menjelang akhir tahun 2025.

Apakah Ini Bullish untuk Pasar Aset Kripto?

Hasil yang lebih rendah dari proyeksi ini memperkuat pandangan bahwa inflasi menurun lebih cepat dibandingkan yang diperkirakan para pengambil kebijakan dan pelaku pasar baru-baru ini. Inflasi inti, yang sangat diperhatikan oleh The Fed, kini berada jauh di bawah 3%—angka yang terakhir kali tercapai sebelum inflasi melonjak kembali awal tahun ini.

Data ini melemahkan alasan untuk mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dan memperkuat keyakinan bahwa The Fed bisa jadi akan mengambil sikap lebih akomodatif lebih cepat dari yang sudah diperhitungkan pasar sebelumnya.

Pasar kemungkinan besar akan menafsirkan data ini sebagai pendorong pemangkasan suku bunga, khususnya untuk awal tahun 2026. Inflasi yang lebih rendah mengurangi tekanan pada yield riil dan US dollar—dua hambatan utama bagi aset berisiko dalam beberapa bulan terakhir.

Pasar aset berisiko, termasuk saham dan aset kripto, sebelumnya sudah bersikap hati-hati menjelang perilisan data ini, sehingga masih ada peluang untuk penyesuaian harga yang tajam seiring trader mencerna data baru tersebut.

Bitcoin dan pasar kripto secara umum memasuki momen rilis CPI dalam kondisi konsolidasi, dengan para trader bersiap menghadapi volatilitas. Kejutan penurunan inflasi biasanya menjadi sentimen makro positif bagi aset kripto, karena ekspektasi inflasi yang mulai mereda akan mendukung kondisi likuiditas dan minat risiko.

Pergerakan harga dalam jangka pendek sekarang akan bergantung pada seberapa cepat pasar menyesuaikan ekspektasi terhadap kebijakan The Fed dan apakah pembelian lanjutan akan terjadi setelah reaksi awal tersebut.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Perhatian pasar akan tertuju pada:

  • Update peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed
  • Respon yield Treasury AS
  • Kekuatan atau pelemahan US dollar
  • Pergerakan lanjutan aset berisiko hingga akhir tahun

Untuk saat ini, laporan CPI bulan November memberikan pesan yang jelas: inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, dan pasar harus segera menyesuaikan diri.

Bagaimana Korea Utara Meraup US$2 Miliar dari Pencurian Aset Kripto pada 2025

18 December 2025 at 21:00

Industri aset kripto mengalami lonjakan besar dalam kasus pencurian aset kripto secara global di tahun 2025, dengan total kerugian melebihi US$3,4 miliar dari Januari hingga awal Desember, menurut laporan baru dari Chainalysis.

Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh peretas yang terafiliasi dengan Korea Utara, yang bertanggung jawab atas sebagian besar dana yang dicuri sepanjang tahun.

Mengungkap Pencurian Aset Kripto Rekor US$2 Miliar oleh Korea Utara

Dalam laporan terbarunya, perusahaan analitik blockchain Chainalysis menyoroti bahwa frekuensi serangan dari Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) memang menurun secara signifikan. tapi, mereka tetap mencatat rekor baru dalam hal pencurian aset kripto di tahun 2025.

Peretas dari Korea Utara menjarah setidaknya US$2,02 miliar aset digital di tahun 2025. Angka ini menandai kenaikan 51% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tingkat di tahun 2020, jumlah ini mengalami lonjakan sekitar 570%.

“Perolehan rekor tahun ini berasal dari insiden yang jauh lebih sedikit. Pergeseran — insiden yang lebih sedikit tapi menghasilkan lebih banyak — menunjukkan dampak besar dari peretasan Bybit yang masif pada Maret 2025,” terang Chainalysis.

Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa aktor yang terafiliasi DPRK bertanggung jawab atas rekor 76% dari seluruh kompromi layanan di sepanjang tahun.

Jika dijumlahkan, data tahun 2025 ini mendorong estimasi kumulatif terendah dana aset kripto yang dicuri oleh Korea Utara menjadi US$6,75 miliar.

Perkembangan ini merupakan kelanjutan dari tren jangka panjang. Peretas dari Korea Utara memang sudah lama menunjukkan tingkat kecanggihan yang tinggi, dan operasi mereka di 2025 menunjukkan bahwa mereka terus mengembangkan taktik serta target favoritnya,” jelas Andrew Fierman, Head of National Security Intelligence dari Chainalysis, kepada BeInCrypto.

Berdasarkan data historis, Chainalysis menyimpulkan jika DPRK masih terus melancarkan serangan bernilai tinggi dibandingkan kelompok ancaman lainnya.

“Pola ini menegaskan bahwa saat peretas Korea Utara beraksi, mereka menarget layanan berskala besar dan berusaha menciptakan dampak maksimal,” tulis laporan itu.

DRPK vs Peretas Lain | Sumber: Chainalysis

Menurut Chainalysis, peretas yang terhubung dengan Korea Utara makin banyak mendapat hasil besar dengan menempatkan operatif di posisi teknis pada perusahaan-perusahaan terkait aset kripto. Cara ini, yang menjadi salah satu vektor serangan utama, memungkinkan pelaku ancaman memperoleh akses istimewa dan melakukan penetrasi yang lebih merusak.

Pada bulan Juli, penyelidik blockchain ZachXBT merilis investigasi yang mengklaim bahwa operatif Korea Utara telah menyusup ke 345 hingga 920 pekerjaan di industri aset kripto.

“Sebagian rekor tahun ini besar kemungkinan merupakan dampak dari peningkatan infiltrasi pekerja IT di exchange, kustodian, dan perusahaan web3, sehingga mereka bisa mempercepat akses awal serta pergerakan lateral sebelum pencurian dalam skala besar terjadi,” terang laporan tersebut.

Pelaku ancaman juga mulai memakai taktik berbasis rekrutmen, menyamar sebagai perekrut untuk menargetkan individu yang memang sudah bekerja di bidang terkait.

Di samping itu, BeInCrypto belum lama ini melaporkan para peretas menyamar sebagai kontak terpercaya industri di pertemuan Zoom dan Microsoft Teams palsu. Melalui modus ini, mereka berhasil mencuri lebih dari US$300 juta.

“DPRK selalu mencari vektor serangan baru serta titik lemahnya untuk mengeksploitasi dana. Dengan dikombinasikan dengan minimnya akses rezim terhadap ekonomi global, akhirnya terbentuk ancaman tingkat negara maju yang sangat termotivasi demi mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya untuk rezim tersebut. Alhasil, pencurian private key di layanan terpusat mendorong sebagian besar volume eksploitasi tahun ini,” urai Fierman.

These North Korean hackers are advanced, creative and patient. I have seen/heard:

1. They pose as job candidates to try to get jobs in your company. This gives them a “foot in the door”. They especially like dev, security, finance positions.

2. They pose as employers and try to… https://t.co/axo5FF9YMV

— CZ 🔶 BNB (@cz_binance) September 18, 2025

Chainalysis Memetakan Strategi Pencucian Uang Selama 45 Hari yang Digunakan Hacker Korea Utara

Chainalysis menemukan bahwa perilaku pencucian uang Korea Utara sangat berbeda dengan kelompok lain. Laporan ini menunjukkan aktor terafiliasi DPRK cenderung mencuci dana dalam jumlah kecil di on-chain, dengan lebih dari 60% volume terkonsentrasi di bawah nilai transfer US$500.000.

Berbeda dengan itu, aktor ancaman non-DPRK biasanya memindahkan 60% dana curian dalam jumlah yang jauh lebih besar, sering kali berkisar antara US$1 juta sampai lebih dari US$10 juta. Chainalysis mengatakan bahwa skema ini mencerminkan pendekatan pencucian uang yang lebih hati-hati dan canggih, meskipun Korea Utara justru mencuri total dana yang lebih besar.

Perusahaan ini juga mengidentifikasi perbedaan mencolok dalam penggunaan layanan. Peretas DPRK sangat mengandalkan jasa pergerakan uang berbahasa Mandarin dan layanan penjamin, serta bridge dan alat mixing yang dirancang untuk menyamarkan jejak transaksi. Mereka juga memanfaatkan platform khusus seperti Huione untuk memudahkan aksi pencucian uang mereka.

Sebaliknya, pelaku pencurian dana lain cenderung lebih sering menggunakan decentralized exchange, platform terpusat, layanan peer-to-peer, dan protokol lending.

“Pola-pola ini menunjukkan bahwa DPRK beroperasi dengan tujuan dan batasan berbeda dibandingkan cybercriminal lain yang tidak didukung negara. Penggunaan besar-besaran layanan pencucian uang profesional berbahasa Mandarin dan trader OTC menunjukkan bahwa aktor ancaman DPRK telah terintegrasi erat dengan pelaku ilegal di kawasan Asia-Pasifik, dan hal ini sejalan dengan sejarah Pyongyang yang kerap menggunakan jaringan asal Cina untuk masuk ke sistem keuangan internasional,” papar perusahaan itu.

Chainalysis juga mengamati pola pencucian dana yang berulang dan biasanya berlangsung selama 45 hari. Dalam beberapa hari tepat setelah peretasan (Hari 0-5), pelaku yang terhubung dengan Korea Utara memprioritaskan untuk menjauhkan dana hasil curian dari sumber aslinya. Laporan tersebut mencatat adanya lonjakan penggunaan protocol DeFi dan layanan mixing pada periode awal ini.

Pada minggu kedua (Hari 6-10), aktivitas bergeser ke layanan yang mendukung integrasi lebih luas. Arus dana mulai masuk ke exchange terpusat dan platform yang memiliki persyaratan KYC terbatas.

Pencucian dana tetap dilakukan melalui layanan mixing sekunder meski dengan intensitas yang lebih rendah. Sementara itu, bridge lintas chain digunakan untuk menyamarkan pergerakan dana.

“Fase ini merupakan periode transisi penting di mana dana mulai bergerak menuju kemungkinan off-ramp,” terang pihak perusahaan itu.

Pada fase terakhir (Hari 20-45), terjadi peningkatan interaksi dengan layanan yang memudahkan konversi atau pencairan dana. Exchange tanpa KYC, layanan jaminan, platform swap instan, dan layanan berbahasa Mandarin menonjol, berdampingan dengan penggunaan kembali exchange terpusat untuk mencampur dana ilegal dengan aktivitas yang sah.

Chainalysis menekankan bahwa pola pencucian dana selama 45 hari ini memberi wawasan penting bagi penegak hukum. Pola ini juga memperlihatkan kendala operasional hacker dan ketergantungan mereka pada pihak tertentu.

“Korea Utara menjalankan strategi pencucian dana yang cepat dan efisien. Karena itu, respons cepat secara menyeluruh dari seluruh industri sangat dibutuhkan. Penegak hukum dan sektor swasta, mulai dari exchange hingga perusahaan analitik blockchain, harus berkoordinasi dengan efektif untuk menghentikan dana sesegera mungkin saat ada kesempatan, baik saat dana lewat stablecoin maupun saat dana masuk ke exchange yang bisa langsung membekukannya,” komentar Fierman.

Walaupun tidak semua dana curian mengikuti alur waktu ini, pola tersebut mewakili perilaku tipikal di on-chain. Tim pun mengakui ada kemungkinan titik buta, karena sebagian aktivitas seperti transfer private key atau transaksi OTC di luar chain, mungkin tidak terpantau di data blockchain tanpa bantuan intelijen pendukung.

Prospek 2026

Kepala Intelijen Keamanan Nasional Chainalysis mengungkapkan kepada BeInCrypto bahwa Korea Utara sepertinya akan mencari setiap celah yang tersedia. Meskipun insiden di Bybit, BTCTurk, dan Upbit tahun ini menunjukkan bahwa exchange terpusat menghadapi tekanan yang semakin besar, taktik dapat berubah kapan pun.

Eksploitasi terbaru yang melibatkan Balancer dan Yearn juga memperlihatkan bahwa protocol yang sudah lama ada pun kini diamati oleh penyerang. Ia menuturkan,

“Walaupun kami belum bisa memastikan apa yang akan terjadi pada 2026, kami tahu DPRK akan berusaha memaksimalkan hasil dari target mereka – artinya layanan dengan cadangan tinggi perlu menjaga standar keamanan tinggi agar tidak jadi korban eksploitasi selanjutnya.”

Laporan itu juga menyoroti bahwa karena Korea Utara semakin mengandalkan pencurian aset kripto untuk mendanai prioritas negara dan menghindari sanksi internasional, seluruh industri harus sadar bahwa pelaku ancaman ini beroperasi dengan tantangan dan insentif yang sangat berbeda dibandingkan pelaku kejahatan dunia maya pada umumnya.

“Rekor performa negara itu di 2025 — tercapai dengan 74% serangan yang diketahui lebih sedikit — menandakan kita mungkin hanya melihat bagian aktivitas mereka yang paling terlihat,” tambah Chainalysis.

Perusahaan itu menjelaskan bahwa tantangan utama yang harus dihadapi pada 2026 adalah mengidentifikasi dan menggagalkan operasi-operasi berdampak besar ini sebelum pelaku yang terhubung dengan DPRK melakukan insiden lain berskala sebesar peretasan Bybit.

Received before yesterday BeInCrypto Indonesia

Imbal Hasil Obligasi Jepang Sentuh 1,98%: Perubahan Suku Bunga BOJ Pengaruhi Emas, Perak, dan Bitcoin

18 December 2025 at 17:20

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun melonjak menjadi 1,98% pada Desember 2025, yaitu level tertinggi sejak 1990-an. Kondisi ini terjadi saat pasar menunggu pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) pada 19 Desember.

Lonjakan ini telah memicu reli global pada logam mulia, dengan harga emas naik 135% dan perak melesat 175% sejak awal 2023. Sementara itu, Bitcoin sedang tertekan karena penjualan paksa makin intensif di exchange Asia, sehingga memperlihatkan perbedaan reaksi pasar terhadap perubahan suku bunga Jepang.

Imbal hasil obligasi Jepang capai 1,98%

Selama beberapa dekade, Jepang mempertahankan suku bunga hampir nol yang mendukung likuiditas global lewat yen carry trade.

Investor meminjam yen dengan bunga rendah untuk berinvestasi di seluruh dunia pada aset dengan yield lebih tinggi, sehingga mengekspor suku bunga sangat rendah.

Kenaikan sebesar 25 basis poin yang diperkirakan, sehingga suku bunga naik menjadi 0,75%, mungkin tampak kecil secara nominal, tapi kecepatan perubahan lebih penting daripada tingkat suku bunganya.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

“Carry trade berisiko: Tidak ada yang tahu kapan konsekuensi nyata akan muncul, tapi perubahan yang terus berlanjut ini sepertinya akan menguras likuiditas pasar, sehingga bisa memicu efek berantai lewat margin call dan aksi deleveraging paksa lainnya,” peringatkan CEO i3 Invest, Guilherme Tavares.

Analis menilai aksi BOJ ini bukan sekadar penyesuaian domestik.

“Saat imbal hasil Jepang bergerak, modal global langsung memperhatikan. Emas dan perak tidak merespons pada kabar inflasi. Mereka sedang mengantisipasi risiko neraca keuangan negara. Jepang sekarang bukan lagi negara pinggiran. Jepang adalah pusat perhatian,” teriang Simon Hou-Vangsaae Reseke.

Harga emas dan perak melonjak di tengah kenaikan risiko negara berdaulat

Logam mulia terus mengikuti pergerakan imbal hasil Jepang. Menurut Global Market Investor, emas dan perak bergerak hampir sejalan dengan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang. Ini menunjukkan bahwa logam mulia digunakan sebagai lindung nilai utama terhadap naiknya biaya utang pemerintah.

Harga Emas dan Perak Mengikuti Obligasi 10T Jepang | Sumber: Global Markets Investor di X

“Bukan soal yield-nya sendiri, melainkan apa arti pergerakannya — risiko utang negara yang naik, likuiditas global makin ketat, dan ada ketidakpastian soal kepercayaan pada mata uang. Emas merespons sebagai proteksi, dan perak mengikuti dengan volatilitas yang lebih besar,” komentar analis EndGame Macro.

Pasa perak menunjukkan tanda mania spekulatif. Dana China Silver Futures baru-baru ini diperdagangkan 12% di atas harga fisik logam yang menjadi acuannya, menandakan permintaan eksposur leverage telah melampaui aset dasarnya.

⚠️ Silver market mania is an UNDERSTATEMENT:

The China Silver Futures Fund was trading +12% above the actual value of the silver it is supposed to track

Investors are buying the fund much faster than the silver behind is rising, a sign of SPECULATION. 👇https://t.co/8kAngXV9CH

— Global Markets Investor (@GlobalMktObserv) December 17, 2025

Investor makin memposisikan emas dan perak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi makro yang lebih luas, bukan hanya sekadar inflasi.

Bitcoin Mengalami Tekanan karena Carry Trade Mulai Dibuka

Di sisi lain, harga Bitcoin semakin tertekan karena likuiditas yen yang semakin ketat.

“Exchange di Asia terus mengalami aksi jual spot yang konsisten. Cadangan miner menurun — akibat penjualan paksa, bukan pilihan…Holder jangka panjang Asia sepertinya sedang distribusi…Harga akan tetap berat sampai pasokan paksa benar-benar terserap,” tulis CryptoRus, sambil mengutip XWIN Research Japan.

Institusi AS terus membeli, karena Coinbase Premium masih positif, tapi likuidasi paksa di Asia dan penurunan hashrate Bitcoin sebanyak 8% turut menambah tekanan ke bawah.

Bitcoin Price and Coinbase Premium
Harga Bitcoin dan Coinbase Premium | Sumber: CryptoQuant

Perubahan suku bunga BOJ sebelumnya kerap bertepatan dengan penurunan besar BTC, sehingga para trader kini waspada pada risiko penurunan lanjutan ke area US$70.000.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Reaksi yang berbeda antara logam mulia dan Bitcoin menyoroti perbedaan dalam posisi risiko. Emas dan perak menarik arus dana safe haven di tengah meningkatnya risiko kedaulatan, sementara Bitcoin mengalami tekanan harga akibat likuidasi.

Analis mencatat pemangkasan suku bunga The Fed di masa depan mungkin bisa menyeimbangkan dampak BOJ, tapi kecepatan perubahan kebijakan sangat penting.

Mengapa Level US$81.500 Kini Jadi Penentu Nasib Harga Bitcoin?

18 December 2025 at 16:35

Bitcoin saat ini bergerak di sekitar sebuah level yang bobotnya melampaui sekadar angka harga di headline. Sejumlah analis menyoroti zona yang merepresentasikan True Market Mean Price (TMMP), yakni harga rata-rata akumulasi on-chain investor non-miner, sebagai poros krusial dinamika pasar saat ini.

Menurut CryptoQuant, level ini telah menjelma menjadi retakan psikologis sekaligus struktural yang menguji apakah keyakinan investor masih cukup solid untuk menyerap pasokan yang muncul, atau justru mulai mengalami erosi.

Bitcoin di “Harga Keyakinan” saat US$81.500 Uji Keyakinan Pasar

Indikator on-chain mengindikasikan stres fase menengah siklus, sementara resistance teknikal masih menahan ruang kenaikan. Di sisi lain, komunitas analis nampak semakin terbelah. Kondisi ini akhirnya menciptakan kebuntuan rapuh antara dua kekuatan utama:

  • holder jangka panjang yang berupaya mempertahankan cost basis mereka, dan
  • penjual yang kian bersedia keluar dari pasar pada level impas.

Dalam lanskap ini, TMMP muncul sebagai batas utama Bitcoin. TMMP bukan sekadar indikator teknikal, melainkan jangkar psikologis kolektif yang menandai harga rata-rata masuknya modal riil ke dalam pasar.

Ketika Bitcoin diperdagangkan di sekitar level ini, investor dihadapkan pada dilema eksistensial pasar: bertahan di tengah ketidakpastian atau melepaskan posisi pada titik impas. Momen keputusan semacam ini kerap memperbesar tekanan pasar dan sering kali menjadi katalis bagi pergerakan besar berikutnya.

Analis CryptoQuant, Moreno, menyoroti US$81.500 sebagai TMMP, yakni titik di mana mayoritas modal efektif masuk ke pasar.

Who’s Still Willing to Hold?

“If Bitcoin holds above the TMMP ($81.5K) while AVIV stabilizes (0.8-0.9), it suggests investors are absorbing supply and defending their cost basis.

If price loses TMMP and AVIV continues to compress, it means profitability is fading, and… pic.twitter.com/XStWnGlXty

— CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) December 17, 2025

Secara historis, perdagangan di atas zona ini mendorong pembelian saat koreksi dan akumulasi berkelanjutan. Sebaliknya, kegagalan mempertahankannya sering kali mengubah level tersebut menjadi resistance aktif, karena investor memanfaatkan reli untuk keluar mendekati harga masuk mereka. Pola ini kembali terpantau pada kondisi saat ini.

“Ketika BTC diperdagangkan di atas level ini, investor umumnya berada dalam kondisi psikologis yang relatif nyaman. Namun saat harga kehilangan level tersebut, zona yang sama sering berbalik menjadi resistance, karena mereka yang membeli di sekitar cost basis memanfaatkan reli untuk keluar,” terang Moreno.

Ujian di sekitar US$81.500 kini menempatkan investor pada momen penentuan: bertahan dengan keyakinan, atau mengamankan posisi di titik impas.

Pengalaman siklus sebelumnya menegaskan signifikansi zona ini. Dalam bull market 2020–2021, TMMP berulang kali berfungsi sebagai support dinamis. Sebaliknya, pada 2022, level ini beralih peran menjadi resistance seiring terkikisnya kepercayaan pasar. Peran TMMP selanjutnya berpotensi menentukan arah jangka pendek Bitcoin.

Bitcoin's TMMP at $81,500 acts as critical support
TMMP Bitcoin di US$81.500 berperan sebagai support penting | Sumber: CryptoQuant

Rasio AVIV Tunjukkan Stres Keyakinan yang Berlangsung Senyap

Dimensi perilaku pasar semakin diperdalam oleh rasio AVIV, sebuah metrik on-chain yang membandingkan valuasi pasar aktif dengan valuasi terealisasi, dengan fokus pada profitabilitas investor. Tidak seperti indikator momentum, AVIV mencerminkan sentimen yang berakar pada keuntungan yang benar-benar terealisasi.

Saat ini, rasio AVIV mulai turun menuju rentang 0,8–0,9, sebuah zona yang secara historis diasosiasikan dengan transisi fase menengah siklus. Dalam fase ini, pasar umumnya tidak runtuh secara dramatis, namun juga gagal membangun tren yang tegas.

The AVIV ratio indicates mid-cycle compression
Rasio AVIV menunjukkan tekanan di tengah siklus | Sumber: CryptoQuant

“Jika Bitcoin mampu bertahan di atas TMMP (US$81.500) sementara AVIV stabil di kisaran 0,8–0,9, itu menunjukkan investor masih menyerap suplai dan mempertahankan cost basis mereka. Namun, jika harga kehilangan TMMP dan AVIV terus turun, hal itu menandakan profitabilitas memudar dan kepercayaan mulai melemah,” imbuh analis CryptoQuant.

Lingkungan semacam ini cenderung menekan pelaku pasar yang rapuh bukan melalui penurunan tajam, melainkan lewat stagnasi yang berkepanjangan. Seiring profit yang belum terealisasi terus tergerus, keyakinan diuji secara perlahan, membuka ruang bagi akumulasi ulang atau memaksa pasar mencari permintaan di level yang lebih rendah.

Resistance Teknikal Perkuat Market Sideways saat Debat Makro Menguat

Dari sisi harga, Bitcoin sejauh ini belum menawarkan pelepasan tekanan. Aset ini berulang kali gagal menembus level pembukaan tahunan, memperkuat kehati-hatian di kalangan trader momentum dan pelaku teknikal.

Kegagalan merebut kembali level tersebut memperdalam persepsi bahwa potensi kenaikan masih kecil dalam waktu dekat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Kebuntuan teknikal ini mencerminkan perpecahan ideologis yang lebih luas di pasar. Holder veteran, banyak di antaranya ditempa oleh puncak 2021 dan crash 70% setelahnya, terlihat semakin responsif terhadap sinyal teknikal dan model siklus.

“Mengapa Bitcoin tidak pump? Karena 50% menjual (OG yang trauma 2021, investor teknikal yang menatap RSI, penggemar siklus empat tahunan yang menanti bear dua tahun pasca-halving) sementara 50% lainnya membeli, yakni investor fundamental, TradFi, dan bank. Pertarungan epik hingga amunisi penjual pun habis,” tulis analis PlanB.

Sebaliknya, pelaku institusional dan keuangan tradisional terlihat relatif tidak terlalu terikat pada siklus jangka pendek. Akumulasi mereka yang berlangsung stabil telah membantu menyerap pasokan yang beredar. Hanya saja, hingga kini itu masih belum cukup kuat untuk mendorong pasar keluar dari rentang konsolidasi yang membelenggu pergerakan harga.

Menambah lapisan ketidakpastian, analis makro Luke Gromen baru-baru ini mengungkap bahwa ia telah menjual mayoritas kepemilikan Bitcoin-nya di sekitar US$95.000. Gromen menautkan keputusannya pada kerusakan teknikal jangka panjang serta kekhawatiran sistemik yang kian mengemuka.

Keputusan tersebut, yang ia sampaikan melalui podcast Swan Bitcoin’s No Second Best, mempertebal narasi bearish pada saat profitabilitas investor sudah berada dalam tekanan.

Gromen menyoroti melemahnya momentum jangka panjang, gagalnya Bitcoin mencetak level tertinggi baru terhadap emas, serta memuncaknya kekhawatiran akan kerapuhan struktur pasar global menjelang 2026.

“Bitcoin is telling us the first half of 2026 is gonna be ugly.” — Luke Gromen

One of the most respected macro voices just turned bearish.
He didn’t just warn — he sold. Is this capitulation?

💥 New episode of No Second Best! 👇 pic.twitter.com/VKnSa3BcSr

— Swan (@Swan) December 16, 2025

Meski para pembawa acara Swan Bitcoin menyanggah kesimpulan tersebut, aksi jual itu sendiri telah menggema di kalangan investor, terutama mereka yang menyaksikan keyakinan pasar mulai goyah di dekat area support krusial.

Keluar masuknya figur berprofil tinggi kerap membawa bobot psikologis yang tidak proporsional, khususnya pada fase ketika harga tertekan dan indikator on-chain mengisyaratkan menyusutnya profitabilitas.

Akankah Keyakinan Mampu Bertahan?

Bitcoin kini berada di sebuah persimpangan yang lebih ditentukan oleh keteguhan keyakinan ketimbang euforia. Jika harga mampu bertahan di atas US$81.500 sembari rasio AVIV berangsur stabil, hal itu akan mengindikasikan bahwa investor masih bersedia mempertahankan cost basis mereka, sebuah prasyarat penting bagi kelanjutan tren naik.

Sebaliknya, bila gagal mempertahankan level tersebut maka berpotensi menimbulkan konsekuensi mahal. Penurunan tegas di bawah TMMP, disertai tekanan AVIV lanjutan, akan menandakan bahwa keyakinan semata tidak lagi memadai, memaksa pasar untuk mencari permintaan pada level yang lebih rendah.

Bagaimana pendapat Anda tentang nasib harga Bitcoin yang bergantung pada level US$81,5K di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

❌