USDT milik Tether memproses pembayaran senilai US$156 miliar untuk transaksi US$1.000 atau kurang di tahun 2025, menurut data yang dibagikan hari ini oleh CEO Paolo Ardoino, berdasarkan data Chainalysis dan Artemis.
Angka ini menyoroti sisi adopsi aset kripto yang sering tidak terlihat di grafik harga maupun aliran ETF, yaitu penggunaan transaksi sehari-hari.
USDT digunakan sebagai pengganti bank dan uang tunai
Transfer dengan nilai kecil sekarang menjadi bagian signifikan dari aktivitas USDT. Data menunjukkan pertumbuhan stabil sejak 2020, bahkan makin cepat di sepanjang 2024 hingga 2025, karena rata-rata volume harian untuk transfer di bawah US$1.000 naik melampaui US$500 juta.
Hal ini menunjukkan USDT berfungsi bukan hanya sebagai instrumen trading, tapi lebih sebagai jalur pembayaran digital.
Data Pembayaran USDT yang Dibagikan CEO Tether | Sumber: X/Paolo Ardoino
Pentingnya terlihat dari siapa yang menggunakan stablecoin dan bagaimana caranya. Transfer di bawah US$1.000 biasanya mencerminkan pengiriman uang, gaji, pembayaran ritel, perpindahan dana tabungan, dan transaksi antar pengguna, terutama di negara-negara berkembang.
Berbeda dengan arus besar di exchange, transaksi ini umumnya tidak bersifat spekulatif dan terjadi secara rutin.
Secara praktis, USDT semakin sering digunakan sebagai pengganti uang tunai dan transfer bank di wilayah di mana akses terhadap dollar terbatas atau mahal.
Tren ini sejalan dengan perkembangan USDT di tahun 2025. Pasokan yang beredar mencapai rekor tertinggi selama tahun ini, menggambarkan permintaan likuiditas dollar yang melampaui sekadar trading aset kripto.
Pada saat yang sama, perubahan regulasi juga memengaruhi di mana dan bagaimana USDT beredar.
Di AS, GENIUS Act memperjelas aturan hukum untuk stablecoin pembayaran, sehingga memperkuat kepercayaan institusional terhadap token dollar yang sesuai regulasi.
Kapitalisasi Pasar Stablecoin di 2025 | Sumber: DeFilLama
Tether juga memperluas infrastruktur miliknya. Investasi terbaru dalam jalur pembayaran berbasis Lightning menandakan upaya untuk membawa USDT ke jaringan settlement yang lebih cepat dan biaya rendah.
Kemitraan regional di Afrika serta Timur Tengah juga menegaskan fokus pada pembayaran dan akses keuangan, bukan hanya likuiditas exchange.
Secara menyeluruh, angka US$156 miliar ini mengubah sudut pandang soal adopsi kripto. Walau siklus pasar mendominasi berita utama, stablecoin terus berkembang diam-diam sebagai infrastruktur keuangan sehari-hari.
Pertumbuhan pembayaran kecil dengan USDT menunjukkan bahwa di tahun 2025, adopsi kripto kini bukan hanya soal spekulasi, tapi soal manfaat nyata, ketahanan, dan kemudahan akses ke dollar global. Pergeseran ini bisa jadi jauh lebih tahan lama dibanding reli pasar bullish manapun.
Bitcoin mengalami volatilitas ekstrem pada 17 Desember, melonjak lebih dari US$3.000 dalam waktu kurang dari satu jam sebelum berbalik tajam dan turun kembali mendekati US$86.000.
Pergerakan yang begitu liar ini tidak terjadi karena berita besar. Sebaliknya, data pasar menunjukkan bahwa pergerakan ini didorong oleh leverage, posisi trader, dan kondisi likuiditas yang rapuh.
Pergerakan Harga Bitcoin yang Liar pada 17 Desember | Sumber: CoinGecko
Data likuidasi menunjukkan ada klaster short position dengan leverage yang padat di atas level tersebut. Saat harga naik, para pelaku short ini terpaksa menutup posisi. Proses itu membutuhkan membeli Bitcoin sehingga mendorong harga naik semakin cepat.
Sekitar US$120 juta posisi short terlikuidasi selama lonjakan harga itu. Hal ini menciptakan short squeeze klasik, di mana pembelian terpaksa membuat harga melonjak melampaui permintaan spot yang sewajarnya.
Likuidasi Pasar Kripto pada 17 Desember | Sumber: Coinglass
Pada tahap ini, pergerakan tampak kuat. Tapi struktur di baliknya ternyata lemah.
Banyak dari para trader itu membuka long position dengan leverage, berharap breakout akan bertahan. namun, reli ini tidak didukung oleh pembelian spot berkelanjutan sehingga harga pun cepat berhenti naik.
Saat harga mulai turun, posisi long itu jadi rentan. Begitu level support kunci terpecahkan, exchange secara otomatis melikuidasi posisi-posisi tersebut. Lebih dari US$200 juta long position terlikuidasi setelahnya, sehingga pasar pun kewalahan.
Whoever is left
We need to know what happened on October 10
It's VERY apparent that the market broke that day and nothing has been the same since
We haven't seen Bitcoin or Alts trade like this since 2018
Gelombang kedua inilah yang membuat penurunan harga terjadi lebih cepat dan dalam dibanding kenaikan sebelumnya.
Dalam hitungan jam, Bitcoin turun kembali mendekati US$86.000 sehingga hampir semua keuntungan tadi terhapus.
Data Positioning Menunjukkan Setup Pasar yang Rentan
Data posisi trader dari Binance dan OKX membantu menjelaskan kenapa pergerakan harga berlangsung sangat liar.
Di Binance, jumlah akun trader top yang cenderung long naik tajam sebelum lonjakan ini. namun, data ukuran posisi menunjukkan keyakinan yang kurang kuat, menandakan banyak trader memang sedang long namun nominalnya tidak terlalu besar.
Rasio Long/Short Bitcoin pada Binance Futures | Sumber: Coinglass
Di OKX, rasio berbasis posisi langsung berubah secara agresif setelah terjadinya volatilitas. Hal ini menandakan trader-trader besar segera mengubah posisi mereka, entah dengan beli saat harga turun maupun mengatur ulang hedging ketika terjadi likuidasi.
Kombinasi ini — posisi yang menumpuk, keyakinan yang tidak kuat, dan leverage yang tinggi — menciptakan pasar yang bisa bergerak sangat liar ke dua arah tanpa banyak peringatan.
Rasio Long/Short Bitcoin pada OKX | Sumber: Coinglass
Apakah market maker atau whale yang mengatur pergerakan ini?
Data on-chain menunjukkan market maker seperti Wintermute memindahkan Bitcoin antar exchange saat terjadi volatilitas. Perpindahan tersebut bertepatan dengan pergerakan harga, tapi tidak membuktikan adanya manipulasi.
Market maker memang sering menyeimbangkan inventori mereka di masa-masa pasar bergejolak. Setoran ke exchange bisa jadi menandakan hedging, pengelolaan margin, atau penyediaan likuiditas — tidak selalu berarti menjual untuk menjatuhkan harga.
Yang penting, seluruh pergerakan ini bisa dijelaskan dengan mekanisme pasar yang sudah diketahui: klaster likuidasi, leverage, dan order book yang tipis. Tidak ada bukti jelas soal manipulasi terkoordinasi.
Wintermute Sedang Melakukan Reposisi Besar Bitcoin di Berbagai Exchange Terpusat | Sumber: Arkham
Leverage masih tinggi dan likuiditas cepat menipis saat terjadi pergerakan harga yang pesat. Ketika harga mendekati level penting, likuidasi paksa bisa mendominasi pergerakan harga.
Fundamental Bitcoin tidak berubah dalam beberapa jam tersebut. Pergerakan harga hanya mencerminkan struktur pasar yang rapuh, bukan perubahan nilai jangka panjang.
🚨 BITCOIN IS BEING MANIPULATED, AND I HAVE SOLID PROOF!!!
Everyone’s talking about how Bitcoin went up $3,000 and then down $4,000 in minutes.
Everyone’s posting about it…
but nobody seems to understand what actually happened.
Selama leverage belum kembali normal dan posisi pasar belum sehat, pergerakan tajam yang mirip masih bisa saja terjadi. Dalam kasus ini, Bitcoin tidak reli atau anjlok gara-gara berita.
Pergerakan terjadi karena leverage membuat harga berbalik arah sendiri.
Caroline Ellison, mantan CEO Alameda Research sekaligus tokoh sentral dalam skandal FTX, kini sudah tidak lagi berada di balik jeruji penjara.
Catatan dari US Bureau of Prisons menunjukkan bahwa Ellison telah dipindahkan dari penjara federal ke Residential Reentry Management (RRM) di New York. Ini menandai perubahan dari tahanan menjadi penahanan dalam komunitas.
Apa Arti Sebenarnya Status RRM
Berdasarkan situs pencarian napi milik Bureau of Prisons, Ellison masih berada dalam pengawasan federal dengan tanggal pembebasan yang diproyeksikan pada 20 Februari 2026. tapi, statusnya sekarang memastikan ia sudah tidak lagi tinggal di fasilitas tahanan.
RRM — singkatan dari Residential Reentry Management — mengawasi tahapan akhir masa hukuman federal. Orang yang berada di bawah RRM bisa ditempatkan di rumah singgah (halfway house) atau tahanan rumah, bukan lagi di penjara.
Walaupun masih di bawah pengawasan Bureau of Prisons, napi menghadapi pembatasan fisik yang lebih sedikit dan biasanya boleh bekerja, menjaga kontak sosial terbatas, serta mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
Berbeda dengan penjara, penempatan di RRM tidak ada sel, tanpa penjaga, dan jauh lebih mandiri, walau tetap ada pengawasan ketat dan pembatasan pergerakan.
Pemindahan Ellison menandakan ia sudah memasuki tahap reintegrasi dalam hukumannya, bukan berarti sudah bebas sepenuhnya.
Peran Ellison dalam Kejatuhan FTX
Pada 2022, Ellison mengaku bersalah atas beberapa dakwaan penipuan federal yang berkaitan dengan penyalahgunaan dana nasabah FTX.
Sebagai CEO Alameda Research, divisi perdagangan yang terhubung erat dengan FTX, ia mengakui telah melakukan perdagangan dan manuver keuangan yang mengandalkan dana nasabah hingga miliaran dolar.
tapi, jaksa dan pengadilan dengan jelas membedakan peran Ellison dibanding Sam Bankman-Fried, pendiri FTX yang merancang sistem penipuan tersebut. Ellison tidak mengendalikan infrastruktur exchange FTX, sistem penitipan dana nasabah, maupun tata kelolanya.
Today, SBF's lawyer asked him about his relationship with Caroline Ellison and why it ended. SBF responded by mentioning she wanted more than the time and energy he could give:
Kerja sama dari pihaknya menjadi sangat penting. Ellison menjadi saksi kunci pemerintah, memberikan kesaksian komprehensif yang membantu menghukum Bankman-Fried. Pada 2024, hakim federal memvonis Ellison dengan hukuman dua tahun penjara, mempertimbangkan kerjasama, pengakuan bersalah sejak awal, serta peran bawahan.
Pihak jaksa berargumen Kwon secara sadar menyesatkan investor soal stabilitas algoritmik Terra, sehingga menimbulkan kerugian lebih dari US$40 miliar.
4:04 pm- they've back. Judge Engelmayer: 5 years is entire off the table. Even 12 years might be unreasonable & here is why. The fraud you pled guilty to cost victims more than $40 billion. Even in SDNY, it's eye popping. There is a 25 year cap, so not life
Berbeda dengan Ellison, Kwon merupakan pendiri, promotor publik, sekaligus arsitek utama sistem yang menjadi pusat keruntuhan tersebut. Perbedaan hukuman ini menunjukkan bagaimana pengadilan membedakan antara perancang sistem dan operator biasa.
Terlalu Lunak atau Konsisten dengan Hukum?
Transisi Ellison ke penahanan komunitas adalah prosedur rutin secara hukum, tapi bermuatan politis. Bagi para pengkritik, hal ini memperkuat anggapan bahwa akuntabilitas dalam skandal aset kripto masih belum merata.
Sedangkan bagi jaksa, hal ini mencerminkan prinsip pemidanaan yang berlaku: adanya kerja sama, kewenangan yang lebih rendah, dan penerimaan tanggung jawab.
Sampai saat ini, Ellison tetap dibawah pengawasan federal. tapi, keluarnya dia dari penjara — meski hanya sementara — kembali mengangkat pertanyaan lama: siapa sebenarnya yang menanggung akibat saat kerajaan aset kripto runtuh?
Data ekonomi AS memberi sinyal peringatan dini bagi aset berisiko dan aset kripto. Data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pertumbuhan pendapatan rumah tangga bisa melemah menuju 2026.
Tren ini bisa mengurangi arus investasi ritel, terutama ke aset yang volatil seperti aset kripto. Dalam jangka pendek, ini lebih menimbulkan masalah permintaan, bukan krisis struktural.
Data Tenaga Kerja AS Tunjukkan Pertumbuhan Pendapatan Disposabel yang Lebih Lambat
Laporan Nonfarm Payrolls terbaru menunjukkan terciptanya lapangan kerja yang moderat di tengah kenaikan tingkat pengangguran. Pertumbuhan upah juga melambat dan ini menandakan momentum pendapatan rumah tangga yang semakin lemah.
Pendapatan yang dapat dibelanjakan penting bagi adopsi aset kripto. Investor ritel biasanya mengalokasikan uang lebih, bukan dengan leverage, ke aset berisiko.
Saat upah stagnan dan keamanan kerja menurun, rumah tangga akan memangkas pengeluaran diskresioner terlebih dahulu. Investasi spekulatif sering masuk dalam kategori ini.
Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Selama Bertahun-tahun | Sumber: X/Jed Kolko
Investor ritel paling berisiko dan altcoin bisa terdampak lebih dulu
Keterlibatan investor ritel punya peran lebih besar di pasar altcoin dibanding di Bitcoin. Token-token kecil sangat bergantung pada modal ritel yang mencari imbal hasil tinggi.
Sebaliknya, Bitcoin menarik arus institusi, ETF, dan holder jangka panjang. Ini memberi Bitcoin likuiditas yang lebih dalam serta bantalan di sisi penurunan harga yang lebih kuat.
Jika orang Amerika punya lebih sedikit uang untuk diinvestasikan, altcoin biasanya terdampak lebih dulu. Likuiditas mengering lebih cepat dan penurunan harga bisa bertahan lebih lama.
Investor ritel juga bisa terpaksa keluar dari posisinya untuk menutup keperluan sehari-hari. Tekanan jual seperti ini lebih terasa di token berkapitalisasi kecil.
Rata-rata Relative Strength Index (RSI) Aset Kripto Masih di Dekat Level Oversold | Sumber: CoinMarketCap
Pendapatan lebih rendah tidak berarti harga lebih rendah, tapi ini mengubah penggeraknya
Harga aset sebenarnya tetap bisa naik meski pendapatan melemah. Biasanya ini terjadi saat kebijakan moneter jadi lebih mendukung.
Pelemahan pasar tenaga kerja memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah bisa meningkatkan harga aset melalui likuiditas, bukan karena permintaan dari rumah tangga.
Untuk aset kripto, perbedaan ini sangat penting. Reli yang hanya didorong likuiditas jauh lebih rentan dan sensitif terhadap guncangan ekonomi makro.
Lembaga Keuangan Menghadapi Tantangan Tersendiri dari Jepang
Kelemahan investor ritel hanyalah sebagian gambaran. Investor institusi kini juga mulai lebih berhati-hati.
Potensi kenaikan suku bunga Bank of Japan bisa mengancam kondisi likuiditas global. Hal ini berisiko membalikkan tren carry trade yen yang telah menopang aset berisiko selama bertahun-tahun.
Bank of Japan is set to hike interest rates by 25bps on December 19
The last 3 times BoJ hiked rates, Bitcoin dumped by over 20%
March 2024 → -27% July 2024 → -30% January 2025 → -31%
We already saw a 7% dump last week as investors tried to front-run the dump.
Saat biaya pinjaman naik di Jepang, institusi seringkali memangkas eksposur mereka secara global. Aset kripto, saham, maupun obligasi semuanya merasakan dampaknya.
Risiko utama saat ini bukanlah kejatuhan, tapi permintaan yang tipis. Investor ritel bisa mundur karena pertumbuhan pendapatannya melemah. Sementara institusi mungkin menunda aksi karena likuiditas global mengencang.
Altcoin tetap menjadi pihak yang paling rentan dalam situasi seperti ini. Bitcoin jauh lebih mampu menyerap perlambatan pasar.
Untuk saat ini, pasar aset kripto nampaknya sedang bertransisi. Dari momentum yang digerakkan ritel menjadi lebih berhati-hati karena faktor makro.
Pergeseran inilah yang bisa menentukan bulan-bulan awal di tahun 2026.
Trader Bitcoin sering memperhatikan The Fed di Amerika Serikat. Tapi, Bank of Japan (BoJ) juga bisa sama pentingnya untuk pasar aset kripto.
Hal ini karena Jepang memiliki peran unik dalam likuiditas global. Saat likuiditas itu mengetat, Bitcoin biasanya mengalami penurunan tajam.
Yen Murah Jadi Mesin Likuiditas Tersembunyi Bitcoin
Selama puluhan tahun, Jepang menetapkan suku bunga mendekati nol atau bahkan negatif. Hal itu membuat yen menjadi salah satu mata uang termurah di dunia untuk dipinjam.
Situasi ini melahirkan yen carry trade.
The 🇯🇵 Bank of Japan is about to do a rate hike on Friday the 19th, creating massive fear surrounding the Yen carry trade.
Bitcoin dumped hard the last time they hiked rates:
Institusi besar — termasuk hedge fund, bank, manajer aset, dan desk trading proprietary — meminjam yen lewat bank-bank Jepang, pasar FX swap, dan jalur pendanaan jangka pendek lainnya.
Mereka lalu menukar yen tersebut ke dolar atau euro. Modal itu kemudian dialirkan ke aset-aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Aset tersebut termasuk saham, kredit, pasar berkembang, dan belakangan mulai merambah aset kripto. Bitcoin diuntungkan saat pendanaan ini tetap murah dan melimpah.
Bitcoin sangat menarik karena diperdagangkan 24 jam nonstop serta punya volatilitas tinggi. Untuk dana yang memakai leverage, Bitcoin menjadi cara yang likuid untuk membuka posisi risk-on.
Mengapa Kenaikan Suku Bunga Kecil oleh BoJ Bisa Berdampak Besar
Di atas kertas, langkah BoJ yang diantisipasi ini terlihat sederhana.
Pasar memprediksi kenaikan sekitar 25 basis poin, sehingga suku bunga acuan Jepang jadi sekitar 0,75%. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan suku bunga di AS atau Eropa.
Jika pasar percaya Jepang akan masuk siklus pengetatan bertahap, trader biasanya bertindak cepat. Mereka memangkas eksposur lebih awal.
Antisipasi ini saja bisa langsung memicu aksi jual pada aset berisiko di seluruh dunia. Bitcoin langsung merasakan dampaknya karena diperdagangkan nonstop dan bereaksi lebih cepat daripada saham atau obligasi.
Bagaimana Pengetatan BoJ Bisa Picu Likuidasi Bitcoin
Penurunan paling tajam Bitcoin jarang sekali hanya karena aksi jual spot. Biasanya terjadi akibat leverage.
Jika BoJ mengambil langkah hawkish, nilai yen bisa menguat dan yield global meningkat. Hal ini menekan aset berisiko di waktu yang bersamaan.
Setelah itu, Bitcoin bisa jatuh menembus level teknis penting. Ini berdampak besar karena pasar kripto sangat mengandalkan perpetual Futures dan margin.
Penjualan paksa ini mendorong harga Bitcoin makin turun. Proses ini menimbulkan likuidasi bertingkat yang saling memicu.
Karena itulah, kejadian ekonomi makro kadang terlihat seperti crash khusus kripto. Kejutan awal berasal dari suku bunga dan FX.
Gelombang kedua muncul karena struktur leverage di pasar aset kripto.
Apa yang trader perhatikan saat keputusan BoJ
Risiko dari BoJ biasanya meningkat sebelum pengumuman resminya. Trader memantau tanda-tanda awal berikut:
Penguatan yen, menandakan carry trade mulai dibuka
Kenaikan yield obligasi, memperketat kondisi keuangan
Penurunan funding rate atau Open Interest, menunjukkan leverage mulai keluar
Support Bitcoin utama jebol, bisa memicu likuidasi besar-besaran
Nada pidato dan arahan BoJ juga penting. Kenaikan suku bunga dengan pesan dovish bisa menenangkan pasar.
Sinyal hawkish justru akan memperpanjang tekanan jual.
Singkatnya, Bank of Japan penting karena mereka mengontrol salah satu sumber likuiditas global utama. Ketika likuiditas mengetat, biasanya Bitcoin jadi aset pertama yang kena efeknya.
Pembelian Bitcoin terbaru MicroStrategy langsung menuai sorotan. Hanya sehari setelah perusahaan mengumumkan pembelian besar, harga Bitcoin langsung turun tajam.
Pada 14 Desember, MicroStrategy mengumumkan telah membeli 10.645 BTC dengan harga sekitar US$980,3 juta, membayar rata-rata US$92.098 per koin. Pada saat itu, Bitcoin masih diperdagangkan di level tertinggi lokal.
Pembelian yang Kurang Tepat Waktu, Setidaknya untuk Jangka Pendek
Waktunya memang kurang beruntung. Hanya sehari setelah pembelian yang diumumkan oleh MicroStrategy, harga Bitcoin sempat anjlok ke kisaran US$85.000, bahkan sempat turun di bawah angka itu. Pada waktu publikasi, BTC tetap berada di bawah US$80.000.
Strategy has acquired 10,645 BTC for ~$980.3 million at ~$92,098 per bitcoin and has achieved BTC Yield of 24.9% YTD 2025. As of 12/14/2025, we hodl 671,268 $BTC acquired for ~$50.33 billion at ~$74,972 per bitcoin. $MSTR$STRC$STRK$STRF$STRD$STREhttps://t.co/VdAz7pqce1
Bitcoin’s Price Drop Was Driven by Liquidations — Not Spot Selling
“In this context, the current move should be viewed less as a collapse in fundamental demand and more as a structural deleveraging event.” – By @xwinfinancepic.twitter.com/i1DSrt2Ttw
Saat Bitcoin turun, harga saham MicroStrategy pun jatuh tajam. Dalam lima hari perdagangan terakhir, saham MSTR turun lebih dari 25%, jauh lebih buruk dibandingkan penurunan Bitcoin itu sendiri.
Meski hari ini sahamnya sedikit pulih, nilainya masih jauh di bawah level sebelum pengumuman pembelian.
Harga Saham MSTR Selama Seminggu Terakhir | Sumber: Google Finance
Angka-angka di Balik Kekhawatiran
Saat ini, MicroStrategy memegang 671.268 BTC yang didapatkan dengan total sekitar US$50,33 miliar pada harga rata-rata US$74.972 per koin.
Secara jangka panjang, perusahaan ini masih untung besar.
Tapi, persepsi jangka pendek punya pengaruh sendiri. Dengan harga Bitcoin di sekitar US$85.000, pembelian terbaru ini sudah mengalami kerugian di atas kertas.
mNAV MicroStrategy saat ini berada di sekitar 1,11, artinya saham tersebut hanya diperdagangkan sekitar 11% di atas nilai aset Bitcoin yang dimiliki. Premi ini menyusut cepat seiring harga Bitcoin jatuh dan para investor saham mengevaluasi ulang risiko.
Investor tidak mempertanyakan keyakinan MicroStrategy terhadap Bitcoin. Mereka justru mempertanyakan masalah waktu pembelian dan pengelolaan risikonya.
Risiko makro yang memicu penurunan Bitcoin ini sudah lama diperingatkan pasar. Pasar sejak beberapa minggu lalu sudah mewaspadai potensi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan dan ancaman terhadap yen carry trade.
Bitcoin memang punya sejarah sering turun tajam saat siklus kenaikan suku bunga Bank of Japan terjadi. Kondisi kali ini pun serupa.
Pihak yang mengkritik mengatakan MicroStrategy dinilai tidak menunggu kejelasan kondisi makro. Perusahaan ini terlihat membeli secara agresif di dekat resistance, tepat saat kondisi likuiditas global sedang mengetat.
🚨 JAPAN WILL CRASH BITCOIN IN 5 DAYS!!!
People are seriously underestimating what Japan is about to do to Bitcoin.
The Bank of Japan is expected to raise rates again on Dec 19.
That might not sound like a big deal… until you remember one thing:
Semua itu tergantung dari sudut waktu yang dipakai.
Dari sudut pandang trading, pembelian ini memang terlihat kurang tepat waktu. Harga Bitcoin langsung drop, bahkan harga sahamnya turun lebih jauh karena pengaruh leverage, sentimen, dan shrinking NAV premium.
Tapi dari sisi strategi, MicroStrategy memang tidak pernah menargetkan beli di harga terendah. Perusahaan tetap fokus pada akumulasi jangka panjang, bukan pada mengoptimalkan harga beli di jangka pendek.
CEO Michael Saylor berulang kali menyampaikan bahwa memiliki lebih banyak Bitcoin jauh lebih penting daripada presisi harga pembelian.
Risiko utama bukan di aksi beli itu sendiri. Tapi justru pada apa yang terjadi setelahnya.
Jika harga Bitcoin stabil dan tekanan makro mereda, pembelian terbaru MicroStrategy akan menyatu ke dalam biaya rata-rata jangka panjang. Tapi jika Bitcoin turun semakin jauh, keputusan ini bisa akan terus menjadi sorotan para pengkritik.
Mungkin MicroStrategy bukan pembeli Bitcoin terburuk di tahun 2025. Tapi sepertinya ini adalah pembelian yang paling tidak nyaman.
US Securities and Exchange Commission (SEC) telah menghentikan investigasi terhadap Aave Protocol tanpa merekomendasikan tindakan penegakan hukum, menurut sebuah pengumuman tertanggal 16 Desember.
Keputusan ini mengakhiri penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap salah satu platform decentralized finance (decentralized finance) lending terbesar dan menghilangkan tekanan regulasi utama untuk sektor tersebut.
Penyelidikan Ditutup tanpa Penegakan
Dalam pengumuman tersebut, SEC menyatakan telah menyelesaikan investigasi terhadap Aave Protocol dan saat ini tidak berniat merekomendasikan tindakan penegakan hukum.
namun, lembaga itu menegaskan bahwa penutupan investigasi ini bukan berarti pembebasan sepenuhnya dan tidak mencegah tindakan di masa depan jika situasi berubah. Pengumuman ini mengikuti praktik standar SEC sesuai Securities Act Release No. 5310.
After four years, we are finally ready to share that the SEC has concluded its investigation into the Aave Protocol.
This process demanded significant effort and resources from our team, and from me personally as the founder, to protect Aave, its ecosystem, and DeFi more… pic.twitter.com/aZeLrZz5ZQ
Penyelidikan ini dimulai sekitar 2021–2022, di masa saat SEC memperketat pengawasan terhadap aktivitas crypto lending, staking, dan governance token.
Aave, sebuah decentralized finance protocol non-custodial, memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan aset digital lewat smart contract otomatis. Protokol ini berjalan tanpa perantara dan dikelola oleh para holder token AAVE.
AAVE Sempat Naik Setelah Pengumuman SEC | Sumber: CoinGecko
Pada pekan ini, anggota DAO menyoroti kekhawatiran bahwa perubahan infrastruktur front-end mungkin telah mengalihkan pendapatan biaya swap dari kas DAO Aave. Masalah ini muncul setelah adanya peralihan dari ParaSwap ke CoW Swap di antarmuka resmi Aave.
Extremely concerning.
The stealth privatization of approximately 10% of Aave DAO's potential revenue, leveraging brand and IPs paid for by the DAO, represents a clear attack on the best interests of the $AAVE Token holders.
Delegasi governance menyampaikan bahwa perubahan ini bisa menurunkan pendapatan DAO hingga US$10 juta per tahun, tergantung pada volume trading.
Aave Labs menjelaskan bahwa front-end adalah produk terpisah dan pembagian pendapatan sebelumnya sifatnya sukarela.
Untuk saat ini, Aave berhasil lolos dari pengawasan regulasi tanpa sanksi, yang menjadi pola umum karena SEC mulai mundur dalam penegakan aturan aset kripto di bawah Paul Atkins.
Meski demikian, protokol ini tetap menghadapi pertanyaan seputar tata kelola, desentralisasi, dan penangkapan nilai seiring perkembangan decentralized finance.
Senat AS kembali menunda RUU Struktur Pasar Kripto yang telah lama dinantikan, dan akan mempertimbangkan secara final pada awal 2026. Para anggota legislatif kehabisan waktu sidang, karena perdebatan internal memperlambat tercapainya kesepakatan terkait sejumlah ketentuan penting.
Penundaan ini membuat ketidakpastian regulasi semakin lama untuk exchange aset kripto, penerbit, serta investor institusi yang beroperasi di AS.
Kenapa RUU Struktur Pasar Aset Kripto Ditunda
RUU ini, yang mengacu pada Digital Asset Market Clarity (CLARITY) Act versi DPR, bertujuan menentukan bagaimana aset digital akan diatur. Regulasi ini juga secara resmi membagi pengawasan antara Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Namun, perbedaan pendapat yang belum terselesaikan tentang yurisdiksi, pengawasan DeFi, dan perlindungan konsumen memperlambat kemajuan pembahasan.
🚨NEW: In a statement, a Senate Banking Committee spokesperson confirmed my reporting from this AM that @BankingGOP will not hold a market structure markup this year:
“Chairman Scott and the Senate Banking Committee have made strong progress with Democratic counterparts on… pic.twitter.com/op5rIyMn3d
Negosiator Senat kesulitan menemukan jalan tengah antara Komite Perbankan dan Komite Pertanian. Dua komite ini mengawasi SEC dan CFTC, dan keduanya sama-sama mengklaim otoritas atas pasar spot kripto.
Akibatnya, para legislator tidak berhasil merampungkan perumusan aturan yang didukung kedua pihak sebelum sesi berakhir.
Regulasi DeFi pun menjadi salah satu pembahasan yang alot. Beberapa senator mengusulkan agar protokol decentralized tanpa perantara pengendali memperoleh pengecualian.
Sementara itu, senator lain memperingatkan bahwa pengecualian yang terlalu luas bisa melemahkan penegakan hukum dan memunculkan celah regulasi.
Kelompok advokasi konsumen juga menambah tekanan dengan menentang sebagian isi RUU ini. Mereka berpendapat kerangka regulasi ini memindahkan kekuasaan dari SEC serta berisiko melemahkan perlindungan investor setelah beberapa kegagalan besar aset kripto.
Penolakan itu akhirnya mendorong revisi tambahan dan memperlambat proses negosiasi.
Meski tertunda, RUU ini sangat berbeda dari beberapa regulasi kripto lain yang sudah disahkan. Tidak seperti GENIUS Act, yang hanya berfokus pada stablecoin, RUU struktur pasar ini justru mengatur seluruh ekosistem perdagangan aset kripto.
RUU tersebut juga menetapkan aturan untuk exchange, broker, penyedia kustodi, dan penerbit token di bawah satu kerangka federal yang terpadu.
RUU ini bahkan lebih maju daripada regulasi berbasis penegakan hukum saja. RUU ini memperkenalkan standar klasifikasi aset secara formal, dan mengurangi ketergantungan pada putusan pengadilan untuk menentukan apakah suatu token tergolong sekuritas atau komoditas.
Para legislator menyatakan bahwa pendekatan ini akan menggantikan ketidakpastian hukum dengan kejelasan berdasarkan undang-undang.
Upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina terlihat semakin maju pada hari Senin, saat pejabat AS, Ukraina, dan Eropa menguraikan dasar-dasar kemungkinan gencatan senjata dan kerangka keamanan pasca-perang.
Perkembangan ini menjadi salah satu kemajuan diplomatik paling signifikan sejak konflik dimulai. Tanda-tanda positif ini sudah mendorong investor untuk menilai ulang risiko geopolitik di seluruh pasar global, termasuk aset kripto.
Bagi kripto, yang belakangan ini mengalami penurunan tajam akibat dinamika risk-off global, gencatan senjata bisa mengubah sentimen, tapi tetap ada beberapa catatan penting.
Momentum Diplomatik Meningkat untuk Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Negosiator dari Ukraina, AS, dan sekutu utama Eropa bertemu di Berlin minggu ini dalam putaran diskusi intensif yang fokus untuk mengakhiri permusuhan dan mencegah konflik kembali terjadi.
Pejabat yang terlibat dalam diskusi tersebut menyebutkan kemajuan sebagai hal yang signifikan, dengan kesepakatan pada sebagian besar elemen yang diusulkan dalam kerangka perdamaian.
Pejabat AS mengonfirmasi bahwa Washington telah sepakat untuk mendukung jaminan keamanan bermakna bagi Ukraina sebagai bagian dari perjanjian damai, menjawab permintaan Kyiv selama ini untuk perlindungan dari agresi di masa depan.
Flood of positive-sounding headlines as US official briefs media on Ukraine talks, says 90% of issues solved, Polymarket pricing just 3% odds of ceasefire this year pic.twitter.com/IMVlegXJGW
Menurut pejabat yang tahu jalannya perundingan, negosiator kini sepakat untuk sekitar 90% dari kerangka yang diajukan.
Namun, perbedaan yang tersisa berpusat pada pertanyaan wilayah di Ukraina timur, terutama di wilayah Donetsk.
Pemimpin Eropa semakin menegaskan dorongan diplomasi dengan menyetujui rencana pembentukan pasukan multinasional yang dipimpin Eropa untuk membantu menstabilkan Ukraina jika gencatan senjata tercapai. Usulan ini juga mencakup mekanisme pemantauan dan verifikasi yang didukung AS untuk memantau kepatuhan gencatan senjata dan merespons pelanggaran.
Most recent polls suggest that only 38% of Ukraine's population are in favor of giving up any territory, even if it means the war must drag on. pic.twitter.com/kSsAPc6ZsS
Opini publik di Ukraina tetap menjadi batasan dalam perundingan. Survei yang dikutip oleh Reuters menunjukkan mayoritas warga Ukraina menolak kompromi wilayah besar atau adanya batasan pada kemampuan militer negara, kecuali ada komitmen keamanan yang tegas dan bisa ditegakkan.
Pertempuran tetap berlangsung meski ada negosiasi
Walaupun pembicaraan diplomatik berjalan maju, operasi militer belum berhenti. Pada hari Senin, pasukan Ukraina melancarkan serangan tambahan menggunakan drone jarak jauh terhadap infrastruktur minyak Rusia di Laut Kaspia, sehingga mengganggu produksi di beberapa platform utama untuk ketiga kalinya dalam beberapa hari belakangan.
Serangan ini menyoroti strategi Kyiv untuk memberi tekanan ekonomi pada pendapatan energi Rusia ketika negosiasi belum mencapai hasil.
Ukraine has opened another front against Russia. Ukraine has begun striking Russian oil platforms and ships in the Caspian Sea. Russia is helpless to stop these Ukrainian drone and missile attacks. pic.twitter.com/bD3YW5Yg4P
Ukraina juga mengklaim telah mengenai kapal selam kelas Kilo milik Rusia di pelabuhan Novorossiysk menggunakan drone bawah laut.
Jika terbukti benar, hal ini akan menunjukkan semakin canggihnya kemampuan angkatan laut asimetris Ukraina. Verifikasi independen atas klaim tersebut masih terbatas, sementara pejabat Rusia membantah adanya kerusakan.
Apa Arti Gencatan Senjata untuk Pasar Aset Kripto
1. Permintaan Safe-Haven Berkurang dan Minat Risiko Meningkat
Sebuah gencatan senjata yang kredibel akan menghilangkan salah satu sumber risiko besar di dunia. Di pasar dengan sentimen risiko sebagai penggerak utama, penurunan eskalasi seperti ini dapat:
Menambah daya tarik pada aset berisiko secara luas, sehingga menurunkan permintaan terhadap aset safe haven tradisional seperti US Treasuries dan US dollar.
Mendukung aset seperti Bitcoin dan altcoin besar karena investor mulai kembali memilih investasi dengan risiko lebih tinggi.
Menurunkan volatilitas yang diharapkan di pasar saham dan aset digital.
Mekanismenya sederhana: dengan risiko geopolitik yang berkurang, dana yang sebelumnya mencari keamanan bisa kembali masuk ke aset berisiko, sehingga berpotensi mendorong harga Bitcoin dan Ethereum naik. Selera risiko yang lebih besar juga bisa menguntungkan altcoin, yang biasanya melesat lebih tinggi saat pasar mulai pulih.
Peluang Gencatan Senjata Rusia-Ukraina di Polymarket Sebelum Awal 2026 Meningkat | Sumber: Polymarket
2. Narasi Energi dan Inflasi
Gencatan senjata berkelanjutan juga bisa memengaruhi pasar komoditas, khususnya jika tekanan pada harga energi menurun. Harga energi global yang turun atau stabil dapat:
Menurunkan ekspektasi inflasi di Eropa dan wilayah lain.
Mengurangi tekanan pada bank sentral untuk tetap menjalankan kebijakan ketat.
Membuka peluang kelonggaran likuiditas lebih lanjut, yang secara historis mendukung valuasi lebih tinggi untuk aset berisiko seperti aset kripto.
Namun, transmisi pengaruh ini tidak langsung maupun instan. Semua tergantung pada seberapa cepat pasar melihat perubahan struktural di pasar energi dan arah kebijakan bank sentral.
Apa Saja yang Bisa Membatasi Pemulihan Aset Kripto
Meski gencatan senjata dapat menurunkan risiko geopolitik, hal ini tidak sepenuhnya mampu menangkal tekanan ekonomi makro yang memengaruhi pasar aset kripto beberapa bulan terakhir:
Ketidakpastian bank sentral yang terus berlanjut: Jika Bank of Japan melanjutkan pengetatan dan data Amerika Serikat terus menunjukkan inflasi yang membandel, maka likuiditas bisa tetap terbatas, sehingga kenaikan pada aset berisiko bisa tertahan.
Posisi pasar derivatif: Leverage jadi pemicu utama penurunan aset kripto di masa lalu. Reli sesaat bisa memicu pembukaan posisi baru serta funding rate yang tinggi, tapi bisa saja terbalik jika tekanan ekonomi makro kembali muncul.
Kondisi likuiditas: Gencatan senjata memang kabar baik, namun reli harga aset yang berkelanjutan membutuhkan likuiditas yang cukup besar. Tanpa sinyal yang lebih jelas tentang pelonggaran kondisi keuangan, aset kripto mungkin hanya akan mengalami reli singkat sementara.
Penurunan Bitcoin Saat Rusia Menyerang Ukraina Tahun 2022 | Sumber: Reuters
Gencatan senjata memang positif, namun belum cukup
Kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina akan menjadi perubahan besar di dunia geopolitik serta awalnya bisa mendongkrak aset berisiko, termasuk aset kripto.
Namun, dampak lebih luas terhadap pasar aset kripto sangat bergantung pada bagaimana gencatan senjata ini bersinggungan dengan kondisi likuiditas, ekspektasi kebijakan bank sentral, dan selera risiko global.
Dalam jangka pendek, aset kripto bisa mendapat reli relief yang berarti, didorong oleh sentimen dan pergeseran risiko.
Untuk jangka menengah, tren pasar mungkin akan bergantung pada apakah hasil gencatan senjata benar-benar mampu meredakan tekanan inflasi dan likuiditas — karena faktor makro ini menjadi pendorong utama perubahan aset digital dalam beberapa bulan terakhir.
Bitcoin turun ke level US$85.000 pada 15 Desember, memperpanjang penurunan terbarunya seiring risiko ekonomi makro global, peluruhan leverage, dan likuiditas tipis bertemu dalam waktu bersamaan. Penurunan ini menghapus lebih dari US$100 miliar dari total kapitalisasi pasar aset kripto hanya dalam beberapa hari, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah aksi jual ini sudah selesai.
Walau tidak ada satu pemicu tunggal, lima faktor yang saling tumpang tindih mendorong Bitcoin turun dan bisa terus memberi tekanan pada harga dalam waktu dekat.
Ketakutan Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Picu De-Risking Global
Selama bertahun-tahun, investor meminjam yen murah untuk membeli aset berisiko tinggi seperti saham dan aset kripto. Saat suku bunga Jepang naik, aktivitas ini pun berbalik. Investor menjual aset risiko demi membayar kembali utang yen.
Bitcoin sebelumnya juga sudah merespons dengan tajam terhadap kenaikan suku bunga BOJ. Dalam tiga kejadian terakhir, BTC turun antara 20% hingga 30% dalam beberapa minggu setelahnya. Trader sudah mulai mengantisipasi pola historis itu sebelum keputusan dikeluarkan, sehingga Bitcoin pun menurun lebih dulu.
Bank of Japan is about to hike rates with 0.25% on December 19
Bitcoin dumped the last 3 times the BoJ hiked interest rates:
Data Ekonomi AS Kembali Picu Ketidakpastian Kebijakan
Pada saat yang sama, para trader mengurangi risiko menjelang jadwal padat data makroekonomi Amerika Serikat, termasuk data inflasi dan ketenagakerjaan.
The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga, tapi pejabatnya menyampaikan sikap hati-hati soal kecepatan pelonggaran ke depan. Ketidakpastian itu berdampak bagi Bitcoin, yang kini makin sering diperdagangkan sebagai aset makro sensitif likuiditas daripada sekadar lindung nilai terpisah.
Dengan inflasi masih di atas target dan data ketenagakerjaan yang diprediksi melemah, pasar kesulitan memprediksi langkah The Fed berikutnya. Keraguan tersebut mengurangi permintaan spekulatif dan membuat trader jangka pendek memilih menunggu.
Akibatnya, Bitcoin kehilangan momentum tepat saat mendekati level teknikal kunci.
Data derivatif menunjukkan lebih dari US$200 juta posisi long leverage dilikuidasi dalam hitungan jam. Trader long sebelumnya membuka posisi optimistis usai pemangkasan suku bunga oleh The Fed awal bulan ini.
Ketika harga melemah, sistem likuidasi otomatis menjual Bitcoin untuk menutup kerugian. Penjualan ini membuat harga makin jatuh, menimbulkan likuidasi beruntun dalam efek umpan balik.
Efek mekanis ini menjelaskan kenapa pergerakan harga terjadi secara cepat dan tajam, bukan bertahap.
Likuidasi Kripto Pada 15 Desember | Sumber: Coinglass
Likuiditas Tipis di Akhir Pekan Memperbesar Ayunan Harga
Waktu terjadinya aksi jual membuat situasi makin parah.
Bitcoin terkoreksi di saat perdagangan akhir pekan yang tipis, ketika likuiditas biasanya lebih rendah dan order book juga dangkal. Dalam kondisi seperti itu, order jual yang tak terlalu besar pun bisa menggerakkan harga dengan agresif.
Holder besar dan desk derivatif mengurangi eksposur saat likuiditas kecil, sehingga volatilitas pun makin tinggi. Dinamika ini membuat Bitcoin tergelincir dari kisaran rendah US$90.000 menuju US$85.000 dalam waktu singkat.
Penurunan saat akhir pekan seringkali tampak dramatis meski fundamental pasar secara umum tidak berubah.
Selama aksi jual, data on-chain dan pasar menunjukkan Wintermute melepas sejumlah besar Bitcoin — diperkirakan bernilai lebih dari US$1,5 miliar — ke exchange terpusat. Perusahaan ini dilaporkan menjual BTC untuk menyeimbangkan risiko dan menutup eksposur setelah volatilitas dan kerugian di pasar derivatif baru-baru ini.
Karena Wintermute menjadi penyedia likuiditas di pasar spot maupun derivatif, aksi jualnya punya dampak besar.
Wintermute Mengirim Bitcoin ke Exchange Terpusat | Sumber: Arkham
Waktu penjualan juga sangat berpengaruh. Aktivitas Wintermute terjadi saat kondisi likuiditas rendah, sehingga memperbesar pergerakan penurunan dan mempercepat penurunan harga Bitcoin menuju US$85.000.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Apakah Bitcoin turun lebih dalam sekarang bergantung pada tindak lanjut situasi ekonomi makro, bukan berita spesifik soal kripto.
Jika Bank of Japan mengonfirmasi kenaikan suku bunga dan imbal hasil global naik, Bitcoin bisa tetap tertekan karena perdagangan carry trade semakin dibuka. Nilai yen yang kuat juga bakal menambah tekanan tersebut.
tapi jika pasar sudah memasukkan pergerakan ini secara penuh dan data AS mulai melemah sehingga harapan pemangkasan suku bunga muncul lagi, Bitcoin bisa stabil setelah fase likuidasi selesai.
Untuk saat ini, aksi jual pada 15 Desember mencerminkan penyesuaian karena faktor makro, bukan kegagalan struktur pasar kripto — namun volatilitas nampaknya tidak akan langsung mereda.
Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir 4 tahun. Sanksi Barat awalnya bertujuan untuk mengisolasi Rusia secara finansial. Tapi, sanksi ini justru memaksa Rusia untuk beradaptasi.
Pada tahun 2025, BeInCrypto mulai mendokumentasikan bagaimana Rusia dan aktor-aktor yang terkait dengan Rusia membangun kembali jalur pembayaran dengan menggunakan aset kripto. Yang muncul bukan hanya satu exchange atau satu token, tapi sebuah sistem tangguh yang dirancang agar bisa bertahan dari pembekuan, penyitaan, ataupun keterlambatan penegakan hukum.
Investigasi ini merekonstruksi sistem tersebut secara kronologis, berdasarkan analisis forensik on-chain dan wawancara dengan para penyidik yang melacak aliran dana itu.
Tanda Peringatan Pertama Bukan Tindak Kriminal
Pertanda awal tidak mengarah ke ransomware atau pasar gelap di darknet. Sinyal utamanya justru ke perdagangan.
Pemerintah mulai mempertanyakan bagaimana aliran uang melintasi perbatasan untuk kebutuhan impor, bagaimana barang dual-use dibayar, dan bagaimana transaksi bisa terjadi tanpa peran bank.
Bersamaan dengan itu, data on-chain menunjukkan OTC desk Rusia mengalami lonjakan aktivitas. Exchange yang menjadi tempat likuiditas OTC dari Rusia juga melihat volume yang meningkat tajam, terutama di Asia.
Sementara itu, grup Telegram dan forum di darknet secara terbuka membahas cara menghindari sanksi. Percakapan ini tidak tersembunyi, melainkan menjelaskan metode praktis untuk memindahkan nilai melintasi perbatasan tanpa melibatkan bank.
Caranya sangat sederhana. OTC desk menerima rubel di dalam negeri, kadang dalam bentuk tunai. Setelah itu, mereka menerbitkan stablecoin atau aset kripto. Lalu aset kripto itu digunakan untuk menyelesaikan pembayaran di luar negeri, agar bisa diubah ke mata uang lokal di negara tujuan.
Garantex jalankan pusat pencucian aset kripto Rusia
Garantex memegang peran penting dalam ekosistem ini. Exchange ini menjadi pusat likuiditas bagi OTC desk, para migran, dan pembayaran terkait perdagangan.
Rusia Menggunakan Proxy UEA untuk Hindari Sanksi
Bahkan setelah sanksi awal, Garantex tetap berinteraksi dengan exchange yang resmi di luar negeri. Aktivitas ini terus berjalan selama beberapa bulan.
Saat penegakan hukum akhirnya meningkat, orang-orang memperkirakan akan terjadi gangguan besar. Tapi yang terjadi justru adalah persiapan matang.
“Bahkan orang-orang yang meninggalkan Rusia tetap menggunakan Garantex untuk memindahkan uang mereka ke luar. Kalau kamu ingin pindah ke tempat seperti Dubai, ini jadi salah satu cara utama transfer dana setelah jalur perbankan tradisional terputus. Bagi banyak warga Rusia yang ingin pergi dari negaranya, Garantex jadi jalan keluar yang praktis. Ini adalah salah satu dari sedikit cara yang masih bisa digunakan untuk memindahkan uang ke luar negeri setelah bank dan SWIFT sudah tidak bisa diandalkan lagi,” ujar Lex Fisun, CEO Global Ledger
Penyitaan Memicu Perebutan Cadangan
Pada hari saat infrastruktur Garantex disita di bulan Maret 2025, sebuah wallet Ethereum yang terhubung langsung dengan Garantex dengan cepat mengkonsolidasikan lebih dari 3.200 ETH. Dalam hitungan jam, hampir seluruh saldo itu dipindahkan ke Tornado Cash.
Langkah itu sangat penting. Tornado Cash memang tidak untuk pencairan, tapi digunakan untuk memutus jejak transaksi.
Grafik Konsolidasi Cadangan ETH dan Transfer ke Tornado Cash. Sumber: Global Ledger
Beberapa hari setelah itu, cadangan Bitcoin yang sudah lama tidur mulai bergerak. Wallet yang tidak disentuh sejak 2022 mulai mengkonsolidasikan BTC. Ini bukan aksi jual panik, melainkan pengelolaan aset treasury di tengah tekanan.
Grafik Aktivasi Kembali Cadangan BTC
Jadi, terbukti aset di luar kendali stablecoin masih bisa diakses kapan saja.
Grinex diam-diam diluncurkan dan mulai mendukung USDT. Arus dana yang ditelusuri bergerak melalui TRON dan terkoneksi dengan infrastruktur yang berkaitan dengan Grinex. Pengguna melaporkan saldo mereka muncul kembali dengan nama baru.
“Sepertinya ini adalah rebranding paling mencolok yang pernah kami temui. Namanya hampir sama, websitenya juga mirip, dan pengguna yang kehilangan akses ke Garantex mendapati saldonya muncul kembali di Grinex,” terang Fisun kepada BeInCrypto.
Akhir Juli 2025, Garantex mengumumkan pembayaran kepada mantan pengguna dalam Bitcoin dan Ethereum secara terbuka. Data on-chain mengonfirmasi bahwa sistem ini sebenarnya sudah berjalan.
Setidaknya, crypto senilai US$25 juta sudah didistribusikan. Masih banyak lagi yang belum tersentuh.
Struktur pembayaran mengikuti pola yang jelas, dengan cadangan dicairkan lewat mixer, wallet agregasi, dan cross-chain bridge sebelum sampai ke pengguna.
Diagram Alur Pembayaran Tingkat Tinggi
Pencairan Ethereum Bergantung pada Kompleksitas
Pembayaran Ethereum memakai cara pengaburan yang disengaja. Dana berpindah lewat Tornado Cash, masuk ke protokol DeFi, lalu menyeberang ke beberapa chain. Transfer bergerak di antara Ethereum, Optimism, dan Arbitrum sebelum akhirnya masuk ke wallet pembayaran.
Meski strukturnya rumit, hanya sebagian kecil cadangan ETH yang sampai ke pengguna. Lebih dari 88% tetap tidak tersentuh, menandakan pembayaran masih pada tahap awal.
Pembayaran Bitcoin Menyingkap Kelemahan Lain
Pembayaran Bitcoin jauh lebih sederhana dan terpusat.
Penyelidik menemukan beberapa wallet pembayaran yang terhubung ke satu hub agregasi, yang menerima hampir 200 BTC. Hub ini tetap aktif selama beberapa bulan setelah penyitaan.
Hal yang lebih menarik adalah ke mana dana itu bergerak berikutnya.
Wallet sumber sering melakukan transaksi dengan alamat deposit milik salah satu exchange terpusat terbesar di dunia. Sisa transaksi (“change”) selalu kembali ke sana.
Mengapa Sanksi Barat Sulit Mengejar
Sanksi Barat tidak sepenuhnya absen. Sanksi datang terlambat, pelaksanaannya tidak merata, dan prosesnya berjalan lambat.
Saat Garantex benar-benar dihentikan, penyelidik sudah mencatat pergerakan dana senilai miliaran US$ melalui wallet mereka.
Bahkan setelah sanksi diberlakukan, exchange tersebut tetap berinteraksi dengan platform terregulasi di luar negeri karena memanfaatkan jeda waktu antara penetapan sanksi, penerapan, dan update kepatuhan.
“Sanksi hanya efektif di atas kertas. Masalahnya ada pada eksekusi. Miliaran dana masih bisa bergerak karena penegakan berjalan lambat, terpecah-pecah, dan sering tertinggal dari kecepatan sistem kripto beradaptasi. Masalahnya bukan sanksi tidak ada, tapi pelaksanaannya terlalu lambat untuk sistem yang bergerak secepat kripto,” tutur CEO Global Ledger.
Kesenjangan tersebut memungkinkan Garantex beradaptasi. Wallet sering berpindah. Hot wallet berubah secara acak. Saldo yang tersisa dipindahkan dengan pola yang meniru aktivitas normal pada exchange sehingga sistem kepatuhan otomatis jadi kurang efektif.
Sektor swasta pun kesusahan mengejar. Bank dan exchange harus menyeimbangkan kewajiban kepatuhan dengan kecepatan transaksi, kenyamanan pelanggan, serta biaya operasional.
Dalam situasi seperti itu, terekspos sanksi bisa lolos jika aktivitasnya tidak menimbulkan sinyal bahaya yang jelas.
Hingga Oktober 2025, infrastruktur pembayaran ini masih beroperasi. Cadangan dana masih tersedia. Jalur keluar tetap terbuka.
Ini bukanlah kehancuran sebuah exchange, melainkan evolusi dari suatu sistem.
Strategi kripto Rusia di 2025 menunjukkan bagaimana ekonomi yang terkena sanksi bisa tetap bertahan dengan membangun jalur paralel, menjaga likuiditas, dan mengubah rute ketika terblokir.
Tether telah mengajukan proposal pasti dengan pembayaran tunai penuh untuk membeli seluruh 65,4% saham Exor di Juventus Football Club, klub paling sukses dalam sejarah sepak bola Italia dan juara Serie A sebanyak 36 kali.
Jika disetujui oleh regulator serta diterima oleh Exor, Tether menyatakan bahwa mereka akan melakukan penawaran tender publik untuk sisa saham dengan harga yang sama, seluruhnya didanai dari modal mereka sendiri. Perusahaan juga berkomitmen untuk menginvestasikan hingga €1 miliar guna mendukung dan mengembangkan klub setelah proses akuisisi selesai.
Apa Arti Kerja Sama Juventus bagi Tether
Proposal ini, yang diumumkan pada 12 Desember, menjadi salah satu langkah paling ambisius yang diambil perusahaan aset kripto di dunia olahraga elit. Hal ini menandakan pergeseran strategi Tether dari penerbit stablecoin murni menjadi investor modal jangka panjang di institusi tradisional.
Dalam pengumumannya, CEO Tether Paolo Ardoino mendeskripsikan Juventus sebagai simbol kedisiplinan, ketangguhan, serta kesinambungan—nilai-nilai yang ia sebut mencerminkan bagaimana Tether dibangun, ujar Ardoino.
JUST IN: Tether wants to acquire Italian football club Juventus.
Juventus is a 36-time domestic league champion, making it the most successful club in Italian football history. pic.twitter.com/l1yncxgW9L
Dari sisi bisnis, akuisisi ini akan memberi Tether kendali atas merek olahraga yang diakui secara global, memperluas jejak mereka di luar infrastruktur keuangan ke bidang media, hiburan, dan ekonomi penggemar di seluruh dunia.
Berbeda dengan sponsor jangka pendek atau kemitraan fan token, kepemilikan menempatkan Tether di pusat tata kelola serta strategi jangka panjang klub.
Tether Akan Investasi €1 Miliar di Juventus Jika Akuisisi Sukses.
Langkah ini juga menguatkan klaim Tether bahwa mereka beroperasi dari posisi kesehatan neraca keuangan yang kuat, karena mampu menggelontorkan miliaran modal tanpa pendanaan eksternal.
Bagian dari Strategi Ekspansi yang Lebih Luas
Proposal Juventus ini mengikuti rangkaian aksi profil tinggi dari Tether dan USDT dalam beberapa pekan terakhir.
Baru-baru ini, Tether telah memperoleh pengakuan regulasi untuk USDT sebagai Token Acuan Fiat di ADGM Abu Dhabi, memperluas penggunaan stablecoin berlisensi ini di berbagai blockchain.
Pada saat yang sama, perusahaan juga tengah mengeksplorasi tokenisasi sahamnya sendiri, menandakan keterbukaan pada struktur perusahaan baru yang dibangun di atas teknologi blockchain.
Semua perkembangan ini menunjukkan bahwa Tether tengah menjalankan strategi diversifikasi jauh melampaui penerbitan stablecoin, sementara
Juventus dan Aset Kripto: Bukan Pertama Kali Terhubung
Juventus sendiri bukan pendatang baru di dunia aset kripto.
Klub ini sebelumnya telah meluncurkan fan token $JUV di platform Chiliz dan Socios, yang memungkinkan penggemar untuk ikut serta dalam polling dan inisiatif interaktif. Juventus juga telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan aset kripto sebagai sponsor, termasuk perjanjian branding yang dipimpin exchange dalam beberapa musim terakhir.
Fan Token JUV Melonjak Setelah Pengumuman Tether. Sumber: CoinGecko
namun, proposal Tether jauh melampaui sekadar kemitraan kripto sebelumnya. Jika terealisasi, langkah ini berarti perusahaan aset digital akan memegang kendali operasional penuh—suatu langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk klub sekelas Juventus.
Transaksi ini masih menunggu penerimaan dari Exor, perjanjian hukum yang pasti, serta persetujuan dari regulator. Jika seluruh syarat tersebut terpenuhi, Tether berencana untuk melanjutkan dengan penawaran tender publik untuk sisa saham.
Klaim bahwa perusahaan trading Wall Street, Jane Street, memicu “dump” Bitcoin setiap hari pukul 10 pagi kembali muncul pada 12 Desember, setelah BTC mengalami penurunan tajam di hari itu.
Spekulasi di media sosial kembali menyorot trader institusi dan market maker ETF. Tapi, jika melihat data lebih dalam, cerita ini sebenarnya lebih kompleks.
Klaim tersebut menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan ini sengaja menurunkan harga untuk memicu likuidasi, lalu membeli kembali di harga lebih murah. Sejauh ini, tidak ada regulator, exchange, atau sumber data yang pernah mengonfirmasi adanya aktivitas terkoordinasi seperti itu.
BREAKING: The 10am manipulation is back.
Bitcoin dropped $2,000 in 35 minutes and wiped out $40 billion from its market cap.
$132 million worth of longs have been liquidated in the past 60 minutes.
Data Futures Bitcoin tidak menunjukkan adanya aksi dump agresif
Bitcoin bergerak sideways hari ini selama pembukaan pasar AS, dengan pergerakan sempit di kisaran US$92.000–US$93.000. Tidak ada aksi jual mendadak atau tidak wajar tepat pada pukul 10 pagi ET.
Penurunan tajam justru terjadi setelahnya, mendekati waktu tengah hari di AS. Harga BTC sempat turun di bawah US$90.000 sebelum stabil lagi, sehingga menunjukkan tekanan terjadi lebih lambat, bukan tepat saat pasar dibuka.
Open Interest Bitcoin futures di berbagai exchange mayor tetap relatif stabil. Total open interest hampir tidak berubah sepanjang hari, sehingga tidak tampak adanya kenaikan besar posisi short baru.
Di CME, yang menjadi pasar utama bagi trading institusi, open interest justru turun sedikit. Pola ini biasanya menandakan pengurangan risiko atau hedging, bukan penjualan agresif satu arah.
Total Open Interest BTC Futures | Sumber: CoinGlass
Jika memang ada perusahaan trading besar yang mengatur dump secara terkoordinasi, biasanya akan terlihat lonjakan tajam atau penurunan ekstrem pada open interest. Tapi, hal itu tidak tampak di data hari ini.
Likuidasi Menjelaskan Pergerakan
Data likuidasi justru memberikan penjelasan lebih jelas. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi aset kripto melampaui US$430 juta, dan mayoritas berasal dari posisi long.
Hanya untuk Bitcoin saja, lebih dari US$68 juta posisi terlikuidasi, sedangkan likuidasi Ethereum bahkan lebih tinggi lagi. Ini menunjukkan adanya pembersihan leverage di seluruh pasar, bukan hanya kejadian khusus Bitcoin.
Likuidasi Kripto pada 12 Desember | Sumber: CoinGlass
Jika harga turun di bawah level penting, likuidasi paksa dapat mempercepat penurunan. Sering kali, kondisi ini menyebabkan harga anjlok tajam tanpa harus ada satu penjual utama yang mendominasi pasar.
Paling penting, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di AS mencatat arus keluar US$77 juta pada 11 Desember, setelah dua hari berturut-turut mengalami arus masuk stabil. Efek guncangan harga hari ini mayoritas tercermin dari peristiwa tersebut.
Arus Masuk Harian ETF Bitcoin AS | Sumber: SoSoValue
Tidak Ada Satu Exchange yang Memimpin Sell-Off
Pergerakan ini tersebar di berbagai exchange seperti Binance, CME, OKX, dan Bybit. Tidak ada bukti tekanan jual terkonsentrasi pada satu exchange atau satu instrumen saja.
Hal ini penting karena manipulasi terkoordinasi biasanya meninggalkan jejak yang jelas. Namun, kejadian ini justru menunjukkan adanya partisipasi luas lintas pasar dan konsisten dengan aksi unwind risiko secara otomatis.
Mengapa Narasi Jane Street Terus Kembali
Volatilitas Bitcoin sering terkonsentrasi di jam perdagangan AS karena aktivitas ETF, rilis data ekonomi makro, dan penyesuaian portofolio institusi. Faktor struktural seperti ini bisa membuat pergerakan harga tampak berpola.
Jane Street Bots already entered Polymarket xD
While most traders chase narratives, one Polymarket account turned 15-minute crypto prediction windows into a mechanical profit engine.
Trader didn't build a sophisticated arbitrage bot.
Keterlibatan Jane Street sebagai market maker ETF memang membuatnya jadi sasaran spekulasi. Tapi, market maker sebenarnya hanya melakukan hedging dan manajemen inventori, bukan menyerang harga secara satu arah.
Peristiwa hari ini pun menunjukkan pola yang sudah umum di pasar kripto: leverage menumpuk, harga tergelincir, likuidasi terjadi berantai, dan narasi pun bermunculan.
Menjelang Natal 2025, Bitcoin berada di posisi yang rapuh namun menarik. Harga diperdagangkan di kisaran US$93.000 setelah berminggu-minggu tekanan. Empat grafik penting menunjukkan market yang sudah memasuki akhir fase koreksi, tapi masih belum ada pemicu bullish yang jelas.
Data ini menyoroti tiga kekuatan utama yang sedang terjadi. Pembeli baru mengalami kerugian besar, sedangkan crypto whale baru juga mulai menyerah. Kondisi ekonomi makro masih sangat memengaruhi harga, meskipun kekuatan pembelian spot pelan-pelan mulai kembali.
Holder Bitcoin Jangka Pendek Sedang Alami Kerugian Besar
Grafik pertama melacak realized profit and loss dari short-term holder (STH). Grup ini berisi koin Bitcoin yang dibeli dalam beberapa bulan terakhir. “Realized price” mereka adalah rata-rata harga beli koin-koin tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Realisasi Short-Term Holder Bitcoin | Sumber: CryptoQuant
Pada awal 2025, para STH menikmati keuntungan besar. Rata-rata posisi mereka ada di keuntungan 15–20% saat Bitcoin bergerak naik. Fase itu mendorong banyak orang untuk profit taking dan menambah tekanan jual di dekat level tertinggi.
Sekarang situasinya berbalik. Bitcoin diperdagangkan di bawah realized price STH, dan kelompok ini mencatat kerugian sekitar -10%. Histogram pada grafik berwarna merah, menunjukkan salah satu periode kerugian terdalam sepanjang 2025.
Ada dua konsekuensi dari fenomena ini.
Dalam waktu dekat, para holder yang sedang rugi ini bisa menjual setiap kali harga naik. Banyak yang hanya ingin keluar saat break even, sehingga reli harga tertahan di level masuk mereka.
Namun, area kerugian yang dalam dan bertahan lama biasanya muncul di akhir fase koreksi. Hal ini menjadi sinyal bahwa holder lemah sudah menerima kerugian yang besar.
Pada satu titik, kekuatan jual dari kelompok ini juga mulai habis.
75% of Short-Term Holder's coins are sitting in loss (over 4.36 million BTC).
Interestingly enough, this is a comparable trend to the prior two local bottoms of this Bitcoin cycle. pic.twitter.com/2w1J4rXzi9
Secara historis, sinyal pembalikan utama terjadi ketika harga berhasil naik menembus realized price STH dari bawah. Pergerakan ini menandakan bahwa tekanan jual paksa sudah berkurang dan permintaan baru mulai menyerap pasokan.
Grafik kedua menampilkan realized profit and loss berdasarkan kelompok whale. Aliran dana dipisahkan antara “whale baru” dan “whale lama”. Whale baru adalah para holder besar yang baru saja mengakumulasi Bitcoin.
Keuntungan Realisasi para Whale Bitcoin Sejak November 2025 | Sumber: CryptoQuant
Kemarin, whale baru mencetak kerugian sebesar US$386 juta hanya dalam sehari. Bar yang tergambar pada grafik berbentuk lonjakan negatif besar. Ada beberapa bar merah besar lain yang berkelompok di sekitar titik terendah baru-baru ini.
Whale lama justru menunjukkan cerita berbeda. Kerugian dan keuntungan mereka jauh lebih kecil dan lebih seimbang. Mereka tidak keluar dari market secepat para pendatang baru.
Pola ini sangat umum di fase akhir koreksi. Whale baru biasanya membeli di harga tinggi, terkadang pakai leverage atau terbawa narasi tertentu. Ketika harga bergerak melawan posisi mereka, merekalah yang panik menjual lebih dulu.
Panik jual ini justru membawa manfaat bagi struktur market. Koin berpindah dari tangan besar yang lemah ke tangan-tangan yang lebih kuat atau investor kecil. Potensi tekanan jual dari kelompok ini akan berkurang setelah peristiwa ini selesai.
Dalam jangka pendek, aksi panik seperti ini memang bisa menekan harga lebih rendah. Tapi dalam jangka menengah, fundamental basis holder Bitcoin jadi jauh lebih sehat.
Market pun bakal lebih tangguh ketika para penjual besar yang panik sudah keluar.
Suku Bunga Riil Masih Menjadi Penggerak Bitcoin
Grafik ketiga menggabungkan pergerakan Bitcoin dengan imbal hasil riil AS dua tahun (dua tahun) yang dibalik. Imbal hasil riil mengukur tingkat bunga setelah disesuaikan dengan inflasi. Pola ini bergerak hampir bersamaan dengan BTC sepanjang 2025.
Saat imbal hasil riil turun, garis kebalikan pada grafik justru naik. Bitcoin biasanya naik bersama garis tersebut karena kondisi likuiditas membaik. Imbal hasil riil yang lebih rendah membuat aset berisiko seperti Bitcoin lebih menarik daripada obligasi aman.
Suku Bunga Riil 2 Tahun (Dibalik) dengan Grafik BTC
Sejak akhir musim panas, imbal hasil riil naik lagi. Garis kebalikan menurun, dan Bitcoin ikut turun. Ini menunjukkan bahwa kondisi makro masih jadi penentu arah utama market.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed saja belum tentu cukup untuk memperbaikinya. Yang terpenting justru ekspektasi market terhadap perkembangan biaya pinjam riil. Jika ekspektasi inflasi turun lebih cepat dari suku bunga nominal, maka imbal hasil riil malah bisa naik.
Bagi Bitcoin, awal reli bullish yang baru dan kuat mungkin hanya bisa terjadi saat kondisi riil lebih longgar. Sampai pasar obligasi benar-benar menilai adanya perubahan itu, reli BTC masih terus mendapat hadangan dari faktor makro.
What is driving the drawdown in Bitcoin?
When you stop listening to Bitcoin pundits and start listening to what Bitcoin is saying about itself, then you will see the real truth
I am going to lay out the 3 major things you need to watch for Bitcoin right now 🧵 pic.twitter.com/FC60PPt2gG
Grafik keempat melacak Spot Taker CVD 90-hari di berbagai exchange utama. CVD mengukur volume bersih dari market order yang menyeberangi spread.
Grafik ini menunjukkan apakah pembeli atau penjual agresif yang mendominasi.
Selama beberapa minggu saat harga turun, pasar berada dalam rezim Taker Sell Dominant. Bar merah memenuhi grafik, karena penjual aktif mengisi order bid di berbagai pasar spot. Kondisi ini sejalan dengan pergerakan harga yang terus melemah.
Sekarang sinyalnya sudah berbalik. Metode ini baru saja beralih ke Taker Buy Dominant, sehingga bar hijau kembali muncul. Pembeli agresif kini lebih banyak dibanding penjual agresif di spot.
Taker Buy momentum is back 🔄
Bitcoin's 90-day Spot Taker CVD just flipped to **Taker Buy Dominant** — marking a shift in market behavior after weeks of sell-side pressure.
Ini memang perubahan awal, tapi cukup penting. Pembalikan tren sering dimulai dari pergeseran mikrostruktur seperti ini. Pertama, pembeli masuk, lalu harga mulai stabil, dan setelah itu arus modal yang lebih besar mengikuti.
Satu hari data saja pasti belum cukup. Namun, kalau tren hijau ini bertahan, itu menegaskan permintaan riil sudah kembali. Situasi ini menunjukkan saat pasar spot mampu menyerap suplai dari STH dan whale yang kapitulasi.
Apa Artinya untuk Harga Bitcoin Menjelang Natal
Jika digabungkan, keempat grafik menunjukkan ini adalah koreksi tahap akhir, bukan bull market baru.
Holder jangka pendek dan whale baru menanggung kerugian besar dan masih cenderung jual saat harga naik. Secara indeks, yield riil ekonomi makro tetap menahan nafsu risiko para pelaku pasar.
Bersamaan dengan itu, beberapa pondasi pemulihan mulai terlihat. Kapitulasi dari whale baru mampu membersihkan basis holder.
Pembeli spot taker juga sudah kembali, sehingga tekanan turun mulai melambat.
Menjelang Natal 2025, Bitcoin terlihat bergerak di rentang sempit dengan kecenderungan bearish, dan bertahan di sekitar US$90.000.
Penurunan tiba-tiba ke kisaran menengah atau atas US$80.000 tetap mungkin terjadi jika yield riil masih tinggi. Pergeseran tren ke bullish kemungkinan memerlukan tiga sinyal bersamaan:
Pertama, harga harus kembali di atas harga realisasi holder jangka pendek dan bertahan di atasnya. Kedua, yield riil dua tahun perlu menurun, sehingga kondisi keuangan jadi lebih longgar.
Ketiga, dominasi Taker Buy juga harus terus berlanjut, supaya permintaan spot yang kuat tetap bertahan.
Sampai ketiga syarat itu muncul, trader menghadapi market yang bergerak liar, terpengaruh data makro dan holder yang terjebak. Investor jangka panjang bisa melihat ini sebagai zona untuk merencanakan, bukan saatnya ambil risiko agresif.
Pengadilan Amerika Serikat telah menjatuhkan hukuman penjara selama 15 tahun kepada pendiri Terra, Do Kwon, dan mengakhiri salah satu kasus penipuan paling berdampak dalam sejarah aset kripto.
Putusan ini diumumkan pada 11 Desember 2025 setelah Kwon mengaku bersalah awal tahun ini.
Akhir dari Saga Crypto Winter 2022?
Putusan ini mengakhiri perjalanan hukum selama tiga tahun tujuh bulan yang bermula setelah ekosistem stablecoin algoritmik Terra runtuh pada Mei 2022, menghapus nilai pasar puluhan miliar dan memicu rangkaian kegagalan di sektor aset kripto.
Hukuman Kwon lebih ringan dari 25 tahun yang diterima oleh pendiri FTX, Sam Bankman-Fried, meski kedua kasus ini telah mengubah sikap regulator global terhadap aset digital.
Jaksa menyoroti besarnya kerugian akibat runtuhnya Terra, menyebut kerugian besar pada investor ritel serta dampak sistemik ke platform lending dan hedge fund.
Kwon sempat menghadapi tuntutan baik di Amerika Serikat maupun Korea Selatan sebelum diekstradisi. Pengakuan bersalahnya membuat seluruh proses hukum digabung di yurisdiksi AS, sehingga memungkinkan proses vonis hari ini.
Pengadilan menegaskan perlindungan investor dan akuntabilitas sebagai faktor utama saat menentukan masa hukuman.
Putusan ini menjadi titik balik bagi komunitas Terra yang masih memperdagangkan token warisan LUNC dan LUNA walaupun jaringan telah runtuh. Reaksi pasar tetap bergejolak ketika para trader mencoba mencerna dampak hukuman terhadap Kwon ini.
Harga Terra Luna Classic (LUNC) dalam Sepekan Terakhir | Sumber: CoinGecko
Dengan kasus ini yang telah selesai, regulator diperkirakan akan menjadikan putusan ini sebagai acuan untuk penegakan hukum di masa depan terhadap stablecoin algoritmik serta rekayasa keuangan berisiko tinggi di industri aset kripto.
Perusahaan venture a16z telah merilis prediksi tahunan tentang aset kripto, yang menjelaskan perubahan besar cara blockchain, agen AI, dan pembayaran global akan berjalan pada 2026.
Riset itu menyoroti tiga kekuatan utama — agen otonom, hilangnya sistem pembayaran tradisional, serta era baru blockchain yang mengutamakan privasi. Semua perkembangan tersebut menandakan adanya perombakan besar pada lapisan keuangan di internet.
AI agent akan mendorong perubahan besar
Perubahan paling besar, menurut a16z, adalah kemunculan agen AI sebagai peserta ekonomi. Saat ini, untuk setiap satu pekerja manusia di layanan keuangan, agen sudah melebihi jumlah pekerja hampir 100 banding 1.
Namun, sistem otonom ini masih belum punya identitas, izin, ataupun struktur kepatuhan. Pihak a16z memperkirakan bahwa pada 2026 akan hadir versi pertama dari KYA: Know Your Agent, yaitu lapisan identitas kriptografi yang menghubungkan agen dengan pemilik, batasan, serta tanggung jawab mereka.
Narasi Crypto Teratas dari 2025 | Sumber: CoinGecko
Tanpa ini, para agen bakal tetap menjadi “unbanked ghosts” yang tak bisa bertransaksi secara aman atau ikut serta di pasar nyata. Dengan identitas tersebut, mereka jadi pelaku pasar yang bisa diprogram untuk membelanjakan, berdagang, atau menyelesaikan nilai secara real-time.
Pembayaran Menghilang ke Dalam Infrastruktur Internet
Perubahan ini mendasari prediksi besar kedua: pembayaran akan menghilang ke dalam jaringan itu sendiri. Ketika agen AI memicu transaksi secara otomatis — membeli data, membayar waktu GPU, atau melunasi panggilan API — maka uang harus bergerak secepat dan sedetail informasi.
Teknologi baru seperti x402 memungkinkan perpindahan nilai bisa terjadi secara instan, permissionless, dan tanpa perantara.
Pada model ini, pembayaran bukan lagi lapisan aplikasi, melainkan perilaku asli dari jaringan. Bank, stablecoin, dan sistem settlement akan menjadi infrastruktur tak terlihat yang berada di balik perdagangan antar agen.
Secara khusus, begitu transaksi menjadi privat, pengguna akan menemui hambatan nyata saat berpindah chain karena pemindahan rahasia dapat membocorkan metadata. Ini menciptakan fenomena “privacy lock-in”, di mana chain yang mampu menjaga privasi dengan benar akan jadi pemenang utama.
Privacy will be the most important moat in crypto.
Why? Because secrets are hard to migrate.
Everyone is launching a new "high performance" blockchain lately. But these chains are hardly different from one another. Blockspace is functionally the same everywhere. And with…
Arthur Hayes juga mengutarakan hal serupa sebelumnya, dengan menekankan bahwa adopsi institusi tidak akan bisa berkembang di blockchain yang secara default bersifat publik.
“These large institutions don’t want their information public or at risk of going public,” ujar dia, sambil menjelaskan bahwa solusi privasi layer-2 kemungkinan akan muncul lebih dulu sementara Ethereum tetap menjadi substrat keamanan utama.
Prediksi aset kripto lain dari a16z menyoroti infrastruktur stablecoin yang berkembang, peralihan dari tokenisasi menjadi origination on-chain, cloud computing yang dapat diverifikasi lewat SNARK yang semakin cepat, serta munculnya “staked media” di mana komentator membuktikan kredibilitas lewat komitmen on-chain.
Perjalanan jangka panjang Ethereum (ETH) kembali menjadi fokus selepas Arthur Hayes memaparkan prediksi menyeluruh tentang masa depan institusional aset ini, potensi harganya, serta lanskap kompetitifnya.
Komentarnya mencuat tatkala Ethereum bertengger di kisaran US$3.200, berfluktuasi antara US$3.060 dan US$3.440 sepanjang pekan. Pelaku besar seperti BitMine milik Tom Lee turut mendongkrak kepemilikan Ethereum mereka dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ethereum Jadi Standar Institusional
Hayes percaya pasar masih belum memahami seberapa dalam institusi tradisional berniat mengintegrasikan Ethereum. Menurutnya, setelah bertahun-tahun gagal membangun blockchain privat, bank akhirnya memahami kebutuhan akan lapisan penyelesaian publik.
“Organisasi-organisasi ini pada akhirnya memahami bahwa Anda tidak bisa memiliki blockchain privat; Anda harus memakai blockchain publik untuk keamanan dan penggunaan nyata,” katanya.
Ia menghubungkan pergeseran ini dengan ledakan stablecoin, yang telah memaksa bank menerima nilai dari penyelesaian on-chain.
Menurut Hayes, Ethereum berada pada posisi paling tepat karena keamanan, likuiditas, dan kedalaman pengembang yang dibutuhkan institusi.
Ia memperkirakan pergeseran ini akan memantik kebangkitan harga yang signifikan untuk Ethereum pada siklus berikutnya, melengkapi akumulasi treasury agresif dari perusahaan seperti BitMine.
Sebagai informasi, BitMine telah membeli 33.504 ETH (US$112 juta) pekan ini dan 138.452 ETH (~US$435 juta) pada awal Desember. Manuver itu membawa total kepemilikan mereka menjadi sekitar 3,86 juta ETH. Skala akumulasi ini memperkuat narasi bahwa institusi tengah menyiapkan diri untuk siklus Ethereum berikutnya.
Treasury Ethereum HODL Hampir 5% Pasokan ETH | Sumber: CoinGecko
Privasi Masih Jadi Kelemahan Ethereum, namun L2 Akan Tutup Celah Itu
Hayes mengakui Ethereum masih kekurangan jaminan privasi yang dibutuhkan institusi besar. Ia menyebut ini sebagai “hal terbesar yang belum dimiliki Ethereum”, meskipun roadmap Vitalik Buterin sedang mengarah ke sana.
Terlepas dari kesenjangan ini, ia berpendapat adopsi institusional tidak akan tertunda. Sebaliknya, perusahaan akan menerapkan layer-2 (L2) dengan fitur privasi, sembari mengandalkan Ethereum sebagai layer penyelesaian.
Ia percaya L1 Ethereum akan tetap menjadi “security substrate” (substrat keamanan) tak peduli apakah aktivitas berada di L2 seperti Arbitrum atau Optimism.
“Mungkin perlu ada perdebatan soal bagaimana biaya didistribusikan antara L2 dan Ethereum L1,” tuturnya, tetapi ia menekankan ini tidak mengubah kenyataan yang mendasarinya: institusi masih akan mengamankan operasi mereka menggunakan Ethereum.
Arsitektur institusional terus terbentuk di atas Ethereum L1, bahkan ketika biaya transaksi menukik lantaran migrasi ke L2.
Lapangan Persaingan Menciut: Ethereum Pertama, Solana Kedua
Hayes menerawang masa depan blockchain publik akan menyusut menjadi kelompok yang amat kecil. Ethereum baginya tetap akan menjadi pemenang utama, sedangkan Solana akan bertengger di posisi kedua dengan jarak yang jauh namun tahan lama.
Ia mengakui reli Solana dari US$7 ke US$300 dimotori oleh aktivitas spektakuler meme coin pada 2023–2024. Namun, ia menilai Solana “butuh trik baru” supaya sanggup mengungguli Ethereum lagi.
Kendati Solana menurutnya akan tetap relevan, ia tidak memprediksi chain tersebut mampu menyamai peran institusional atau kekuatan harga jangka panjang Ethereum.
Sementara itu, Hayes menilai hampir semua L1 lain secara struktural lemah. Ia menyingkirkan chain ber-FDV tinggi seperti Monad sebagai proyek yang terlalu membengkak (over-inflated) dan kemungkinan besar kolaps setelah pump awal.
“Monad won’t be able to compete with Ethereum
I have no belief that this is a legitimate blockchain.
It’ll never have any real usage.”
— Arthur Hayes
if you understand network effects, you know Ethereum’s here to stay at the top.
50 ETH Bisa Bikin Jadi Jutawan pada Pemilu Selanjutnya
Hayes menyajikan prediksi numerik paling eksplisit ketika ditanya berapa banyak ETH yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi jutawan pada siklus berikutnya.
Ia menyatakan Ethereum bisa mencapai US$20.000, dan bahwa 50 ETH akan cukup untuk mencapai portofolio tujuh digit.
Pendiri BitMEX itu memperkirakan target ini akan tercapai pada pemilu presiden AS berikutnya. Pandangan ini sejalan dengan kondisi pasokan saat ini: cadangan di exchange menyusut, institusi terus mengakumulasi, dan pembeli treasury seperti BitMine terus menempatkan ratusan juta dolar ke ETH.
Namun, ia menilai struktur pasar saat ini lebih berpihak pada dominasi jangka panjang Ethereum. Terutama ketika bank sudah bersiap mengeksekusi strategi Web3 mereka di atas infrastruktur publik.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi liar Arthur Hayes untuk harga Ethereum serta strategi sukses menjadi jutawan dari koin ETH? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Komunitas Bitcoin Terbelah karena Pembelian 10.000 BTC Terbaru MicroStrategy Tak Goyahkan Harga — Likuiditas OTC dan Struktur Pasar Jadi Sorotan
Postingan Andrew Tate yang mempertanyakan mengapa pembelian ~10.000 BTC oleh MicroStrategy tidak menggerakkan harga Bitcoin langsung memicu perdebatan luas di komunitas aset kripto. Diskusi ini menyoroti salah satu kebingungan terbesar di kalangan trader ritel: bagaimana bisa pembelian sebesar itu terjadi tanpa menimbulkan reaksi harga yang terlihat?
Perdebatan komunitas ungkap kesalahpahaman tentang kedalaman pasar OTC Bitcoin
Padahal akuisisi ini sangat besar, harga Bitcoin hampir tidak bergerak waktu itu, tetap terjebak di kisaran US$88.000 hingga US$92.000 sebelum akhirnya breakout hari ini.
I’m huge on BTC but micro strat buy 10k btc ina single day and the price doesn’t move.
Banyak pelaku industri lalu menegaskan bahwa pembelian institusi besar jarang terjadi melalui order book spot. Sebaliknya, transaksi itu biasanya lewat desk Over-The-Counter (OTC), yang mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, di luar exchange.
Karena transaksi ini tidak masuk ke pool likuiditas publik, maka transaksi terhindar dari slippage dan tidak meninggalkan jejak langsung pada grafik, candle, atau indeks harga.
Jadi, pembelian senilai miliaran dolar bisa berpindah tangan secara senyap di antara miner, wallet awal, market maker, dan penjual dalam tekanan tanpa membuat harga melonjak.
Hanya jika stok OTC tidak cukup memenuhi permintaan, transaksi baru masuk ke exchange spot — dan saat itulah harga akan bereaksi. Kemampuan MicroStrategy menyerap koin secara privat justru menunjukan kedalaman likuiditas Bitcoin pada tingkat suplai saat ini.
Pergerakan Harga Bitcoin Lebih Bergantung pada Eksekusi daripada Besarnya Transaksi
Beberapa analis menyoroti bahwa pembelian MicroStrategy memang terlihat sangat besar, tapi sebenarnya hanya sebagian kecil dari suplai aktif.
Membeli 10.000 BTC juga hanya sekitar 0,05% dari suplai beredar, dan kalau dilakukan lewat block trade negoisasi, bukan order book spot publik, dampaknya hampir tak terlihat sama sekali.
Hal ini memperjelas bagaimana akumulasi korporasi masih bisa terus terjadi meski pasar sideways, tanpa diketahui trader ritel sampai setelah transaksi selesai.
Founder Binance CZ Berkomentar soal Postingan Andrew Tate
Di sisi lain, para kritikus berpendapat bahwa strategi MicroStrategy lebih mengandalkan persepsi daripada dampak langsung. Ada yang menduga pengumuman-pengumuman perusahaan ini memang bertujuan memantik sentimen bullish, bukan benar-benar menggerakkan harga secara instan.
Minimnya reaksi cepat justru memperkuat spekulasi bahwa pembelian besar-besaran seperti ini ternyata tidak terlalu memengaruhi harga, seperti yang diasumsikan banyak investor.
Perdebatan ini terjadi di momen sensitif, saat pasar akhirnya breakout hari ini setelah seminggu sideways — yang didorong bukan oleh MicroStrategy, melainkan kombinasi akumulasi whale, likuidasi posisi short, serta perkembangan regulasi.
Kontras ini menegaskan satu hal penting: pergerakan harga yang tampak justru kerap mencerminkan arus order tahap akhir, bukan pembelian awal itu sendiri.
Bitcoin melonjak tajam di atas US$94.000, mengakhiri periode perdagangan sideways selama beberapa hari di kisaran US$88.000 hingga US$92.000. Breakout ini terjadi secara mendadak pada 9 Desember, dan akselerasinya hanya memakan waktu beberapa menit serta berhasil menembus rentang harga yang telah menahan pergerakan pasar hampir sepekan.
Aksi Akumulasi Whale dan Likuidasi Posisi Short Dorong Breakout
Data perdagangan menunjukkan adanya arus masuk besar ke beberapa wallet institusi besar dan wallet exchange pada satu jam sebelum reli terjadi.
Beberapa alamat kustodian dengan volume tinggi mengumpulkan ribuan BTC dalam waktu singkat, menandakan adanya pembeli dengan likuiditas besar yang masuk lebih awal sebelum terjadi short squeeze.
Kecepatan breakout ini sepertinya menandakan order book cepat menipis setelah permintaan menembus resistance di kisaran harga. Struktur pasar pun berubah secara cepat, dengan momentum semakin kuat saat posisi short mulai ditutup karena tekanan.
Data likuidasi mengonfirmasi bahwa pasar Futures menyerap pergerakan ini secara agresif. Lebih dari US$300 juta likuidasi aset kripto terjadi dalam 12 jam terakhir, di mana Bitcoin menyumbang lebih dari US$46 juta dan Ethereum di atas US$49 juta.
Kebanyakan posisi yang terlikuidasi adalah short, yang menandakan pergerakan ini merupakan short squeeze klasik dan bukan tren naik bertahap.
Saat stop-loss beruntun aktif, kenaikan harga Bitcoin pun semakin cepat secara vertikal karena hampir tidak ada suplai penyeimbang.
Dukungan Regulasi dan Antisipasi FOMC Dorong Sentimen
Reli Bitcoin ini terjadi setelah update kebijakan penting dari US Office of the Comptroller of the Currency, yang mengonfirmasi bahwa bank kini boleh melakukan transaksi aset kripto berisiko nol sebagai principal. Keputusan ini memungkinkan lembaga keuangan yang diatur untuk menengahi arus aset kripto tanpa harus memegang aset langsung.
Perubahan ini memperluas akses institusional yang mungkin terjadi, dan waktunya yang beberapa jam sebelum breakout mungkin mendorong posisi masuk lebih awal.
OCC Interpretive Letter 1188 confirms that a national bank may engage in riskless principal crypto-asset transactions as part of the business of banking. https://t.co/gXirMExhCipic.twitter.com/uPRFGqb2NZ
Dengan keputusan suku bunga The Fed yang sebentar lagi diumumkan, para trader kini berharap kondisi likuiditas akan semakin mudah jika pemangkasan suku bunga terjadi.
Bitcoin masih bertahan di dekat level tertinggi harian dengan volatilitas tetap tinggi serta funding rate yang terus mengalami penyesuaian di pasar derivatif. Pasar kini mencermati apakah permintaan selanjutnya masih kuat hingga pengumuman FOMC atau justru aksi ambil untung akan meredam momentum di puncak harga.
Terra Luna Classic (LUNC) melonjak hampir 100% hari ini, setelah jurnalis CoinDesk Ian Allison muncul di Binance Blockchain Week Dubai mengenakan kaos dengan logo vintage Terra Luna saat memoderasi wawancara dengan eksekutif dari Mastercard, Ripple, dan TON.
Gambar tersebut menyebar dengan cepat di X dan Telegram, memicu diskusi bahwa momen itu terasa seperti kebangkitan nostalgia salah satu altcoin paling terkenal dalam kripto.
Jurnalis Ian Allison Mengenakan Kaos Terra Luna di Binance Blockchain Week di Dubai
Terra Luna Kembali? Belum Tentu
Para trader memang sudah mulai beralih ke LUNC sebelum jadwal upgrade jaringan yang didukung oleh Binance.
Exchange tersebut mengonfirmasi akan menghentikan sementara deposit dan penarikan selama upgrade, menunjukkan dukungan operasional kuat dari tempat trading terbesar di dunia.
Grafik Harga Terra Luna Classic (LUNC) pada 5 Desember | Sumber: CoinGecko
Pengumuman tersebut mendorong volume naik tajam, membuka jalan bagi aliran spekulatif yang cepat.
Pelacak token burn melaporkan pengurangan pasokan yang agresif baru-baru ini, termasuk ratusan juta LUNC yang dihapus dari peredaran dalam seminggu terakhir. Pesan komunitas memperkuat tema ini, membangkitkan kembali ide pengurangan float.
04 December 2025:
Terra Classic $LUNC Max Supply: 6,480,742,753,204 Tokens Burned Previous Day: 83,945,886 (🔴-0.0013%)
Narasi ini muncul kembali bersamaan dengan viralnya kaos Allison, memperkuat persepsi kebangkitan budaya yang terkoordinasi.
Efek Do Kwon
Reli ini juga bertepatan dengan perhatian yang kembali terhadap proses hukuman Do Kwon yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Para trader melihat perkembangan menuju kesimpulan hukum sebagai titik reset potensial, memungkinkan LUNC diperdagangkan seperti aset meme legasi ketimbang aset yang tertekan.
Seiring volume meningkat dan pasar spot mengencang, narasi ini dengan cepat mendapatkan daya tarik.
As expected, the DOJ wants a 12-year prison sentence for Do Kwon. Their sentencing submission suggests they don't buy Kwon's apologies, and they attack his attempts to evade blame and cast himself as a victim of Montenegrin officials. pic.twitter.com/Ub8MKk8iiP
Kehancuran Terra tetap menjadi salah satu episode paling dramatis dalam kripto, menghapus miliaran nilai pasar pada 2022 dan memicu tindakan keras regulasi di seluruh dunia. Banyak orang di industri ini masih mengaitkan logo tersebut dengan momen itu — simbol dari ekses, leverage, dan kegagalan sistemik.
Melihat desain itu kembali muncul di panggung utama bersama institusi yang mapan menambahkan lapisan emosional yang tak terduga pada reli ini. Hal ini mewakili sebuah nostalgia yang aneh juga provokasi emosional.
$LUNC just went x2 and added 150 million to its market cap.
Not because of some innovation, not because of fundamentals, but simply because a @IanAllison123 from CoinDesk wore a $LUNC t-shirt on camera.
Stablecoin algoritmik Terra terurai tiga tahun lalu, memicu penularan yang menyebar ke platform peminjaman, hedge fund, dan kemudian exchange. Jutaan investor terperangkap, dan ini memicu crypto winter terbesar hingga saat ini.
Reli hari ini menunjukkan bahwa ingatan, spekulasi, dan narasi masih berpengaruh dalam kripto — kadang lebih dari fundamental.
Ketika LUNC melonjak, penampakan kaos itu memperingatkan pasar betapa cepatnya sentimen bisa berbalik, bahkan untuk proyek yang pernah dianggap tak dapat pulih.