SEC telah merampungkan penyelesaian perdata terhadap tiga mantan eksekutif senior di FTX dan Alameda Research.
Keputusan ini secara resmi menutup salah satu babak besar dalam kasus regulator terkait runtuhnya exchange aset kripto tersebut.
Rekan Sam Bankman-Fried Dapat Sanksi Larangan Selama 10 Tahun
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 18 Desember, SEC menyampaikan bahwa mereka telah mengajukan usulan keputusan persetujuan akhir terhadap Caroline Ellison, mantan CEO Alameda Research, Gary Wang, mantan chief technology officer FTX, dan Nishad Singh, mantan co-lead engineer di FTX.
Keputusan ini masih menunggu persetujuan dari pengadilan.
ICYMI β Caroline Ellison was "quietly moved" from federal prison to "community confinement," after serving 11 months of her two year sentence, with online prison records listing an early release for Feb 2026 β BI pic.twitter.com/5HCAK5mQD2
SEC menegaskan bahwa FTX telah mengumpulkan lebih dari US$1,8 miliar dari investor dengan menggambarkan diri mereka sebagai platform trading yang aman serta memiliki perlindungan kuat untuk aset milik pelanggan.
Investor juga diberi tahu bahwa Alameda Research beroperasi seperti pelanggan biasa di exchange. Tapi, klaim tersebut ternyata tidak benar.
Hal tersebut memungkinkan Caroline Ellison untuk meminjam dan kehilangan dana bernilai miliaran tanpa mengalami likuidasi.
Regulator menuduh bahwa Wang dan Singh membangun kode software yang memungkinkan dana pelanggan dialihkan dari FTX ke Alameda.
Ellison, yang mengepalai Alameda, kemudian menggunakan dana tersebut untuk trading, investasi ventura, dan memberikan pinjaman kepada para eksekutif, termasuk Sam Bankman-Fried, Wang, dan Singh.
Ryan Salame tweets his court filing that his plea was based upon no federal charges against Michelle Bond
All FTX insiders β Caroline Ellison, Gary Wang, Nishad Singh, Daniel Friedberg, Sam Trabucco etc
β Sunil (FTX Creditor Champion) (@sunil_trades) August 26, 2025
Tanpa mengakui ataupun menyangkal tuduhan, ketiga eksekutif tersebut telah setuju untuk menerima perintah permanen yang melarang mereka melanggar ketentuan utama anti-penipuan pada undang-undang sekuritas AS. Mereka juga menerima pembatasan tambahan pada peran profesional mereka di masa depan.
Ellison setuju menerima larangan selama 10 tahun untuk menjabat sebagai pejabat atau direktur di perusahaan publik.
Wang dan Singh masing-masing sepakat mendapatkan larangan 8 tahun sebagai pejabat dan direktur.
Ketiga orang tersebut juga dikenakan perintah pembatasan perilaku berbasis selama 5 tahun, sehingga SEC dapat bertindak dengan cepat apabila mereka kembali terlibat secara ilegal dalam aktivitas terkait sekuritas.
Gary Wang, mantan CTO sekaligus co-founder FTX, menerima hukuman pidana berupa waktu yang sudah dijalani setelah berkontribusi banyak dalam membantu jaksa federal. Saat ini, ia masih berada dalam masa pembebasan dengan pengawasan.
Nishad Singh, mantan co-lead engineer FTX, juga menerima hukuman pidana berupa waktu yang telah dijalani dan saat ini tetap berada dalam pengawasan.
Data ekonomi AS terbaru memberikan sinyal yang jelas tapi juga penuh nuansa bagi pasar. Tekanan inflasi mulai mereda, namun konsumen masih merasakan beban.Β
Bagi Bitcoin dan pasar aset kripto secara umum, kombinasi ini mengindikasikan kondisi ekonomi makro yang membaik, meskipun volatilitas jangka pendek masih akan membayangi.
Mengapa Ekspektasi Inflasi Lebih Penting dari Sentimen
Sentimen konsumen AS naik tipis ke 52,9 pada bulan Desember, sedikit lebih tinggi dari November namun tetap hampir 30% lebih rendah dibandingkan tahun lalu, mengutip data dari University of Michigan.Β
Di saat yang sama, ekspektasi inflasi terus menurun. Ekspektasi jangka pendek turun ke angka 4,2%, sementara ekspektasi jangka panjang turun ke 3,2%.
The University of Michigan consumer sentiment index came in worse than expected at 52.9 in December. pic.twitter.com/yQ79MOBt5R
Bagi pasar, ekspektasi inflasi ini jauh lebih penting daripada tingkat kepercayaan diri konsumen.
Sentimen konsumen mengukur bagaimana perasaan masyarakat tentang keuangan dan ekonomi mereka. Sementara itu, ekspektasi inflasi mengukur apa yang mereka pikirkan tentang harga di masa depan. Bank sentral jauh lebih memperhatikan hal yang kedua.
Penurunan ekspektasi inflasi jangka pendek dan panjang mengindikasikan bahwa rumah tangga meyakini tekanan harga mulai mereda dan akan tetap terkendali.Β
Data ini hadir setelah laporan CPI bulan November yang memperlihatkan inflasi menurun lebih cepat dari perkiraan. Kedua laporan tersebut menegaskan pesan yang sama: inflasi mulai kehilangan momentumnya.
Who do you believe:
A. University of Michigan consumer confidence below COVID April 2020 and Lehman September 2008 levels.
Ekspektasi inflasi yang menurun mengurangi kebutuhan suku bunga tinggi. Pasar cenderung bereaksi dengan memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih awal atau lebih dalam, meskipun pertumbuhan ekonomi masih lambat.
Bagi aset berisiko, termasuk kripto, ini penting karena:
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan imbal hasil dari uang tunai dan obligasi
Imbal hasil riil cenderung turun
Kondisi keuangan perlahan melonggar
Secara historis, Bitcoin lebih responsif terhadap kondisi likuiditas daripada terhadap kepercayaan konsumen maupun pertumbuhan ekonomi.
Mengapa Kepercayaan Lemah Tidak Terlalu Berdampak pada Aset Kripto
Kepercayaan konsumen yang rendah mencerminkan tekanan biaya hidup, bukan karena permintaan yang anjlok. Orang-orang masih merasa terbebani, namun mereka tidak lagi terlalu khawatir harga akan naik tajam.
Pada dasarnya, pasar aset kripto tidak bergantung pada konsumsi masyarakat secara langsung seperti saham. Sebaliknya, pasar kripto merespons:
Ekspektasi suku bunga
Kekuatan Dollar
Likuiditas global
Hal ini membuat ekspektasi inflasi yang menurun menjadi hal yang positif bagi Bitcoin, walaupun kepercayaan konsumen masih lemah.
Mengapa Volatilitas Nampaknya Akan Terus Berlanjut
Kondisi seperti ini memang menguntungkan aset berisiko dalam jangka panjang, meski jalurnya tidaklah mulus.
Kepercayaan diri yang lemah menandakan pertumbuhan ekonomi masih rapuh. Hal ini membuat pasar lebih sensitif terhadap rilis data, strategi pelaku pasar, dan arus modal jangka pendek. Seperti yang terlihat setelah rilis laporan CPI, bahkan data makro yang positif bisa saja memicu pembalikan harga mendadak ketika leverage sedang tinggi.
Bagi Bitcoin sendiri, situasi ini biasanya menghasilkan:
Reaksi kuat terhadap berita makro
Gerakan harga yang tidak menentu
Reli yang lebih banyak didorong likuiditas ketimbang keyakinan
Melihat Ke Depan ke Januari 2026
Secara keseluruhan, data ini menunjukkan latar makro yang konstruktif bagi kripto menjelang awal 2026. Tekanan inflasi mulai mereda, kebijakan mulai longgar, serta kondisi likuiditas semakin membaik.
Namun di sisi lain, kepercayaan diri yang lemah menjelaskan kenapa volatilitas pasar masih tinggi dan rentan mengalami penurunan mendadak.
Poin utamanya sederhana: kondisi makro untuk Bitcoin terus membaik, tapi pergerakan harga akan tetap ditentukan oleh arus dana, leverage, dan momentum, bukan hanya optimisme belaka.
Arthur Hayes telah memindahkan 508,647 ETH, dengan nilai sekitar US$1,5 juta, ke Galaxy Digital, dan langkah ini memicu spekulasi baru bahwa veteran kripto tersebut sedang mengurangi eksposurnya. Lewat langkah ini, banyak yang terkejut karena belakangan Hayes justru memaparkan salah satu thesis bullish terkuatnya untuk Ethereum.
Spekulasi Penjualan Ethereum oleh Arthur Hayes
Data on-chain menunjukkan transfer tersebut berasal dari wallet yang terhubung pada Hayes dan masuk ke alamat deposit Galaxy Digital.Β
Transfer ke institusi tidak selalu berarti akan ada penjualan langsung. Tapi, biasanya pergerakan seperti ini berkaitan dengan penyediaan likuiditas atau proses eksekusi over-the-counter.
Arthur Hayes Kirim 508 ETH Ke Galaxy Digital | Sumber: Arkham
βYouβre going to see large banks start doing crypto and Web3 using a public blockchain. I think the public blockchain will be Ethereum.β
Ia juga menyadari bahwa masalah privasi masih menjadi tantangan untuk adopsi institusi, namun menurutnya kendala ini akan terselesaikan di level aplikasi atau layer-2, dengan Ethereum tetap menjadi fondasi keamanan.
βThey might build an L2 that has some sort of privacy featuresβ¦ but the substrate, the security layer, is still Ethereum.β
namun kondisi pasar masih campuran. Ethereum masih sulit mempertahankan reli di atas US$3.000 karena exchange-traded fund (ETF) ETH spot mencatat outflow besar pada pertengahan Desember, sementara volatilitas di pasar derivatif juga makin mengecil. Ini mengindikasikan kehati-hatian, bukan ketakutan.Β
Pada level protokol, aktivitas pengguna terus berpindah ke rollup sehingga biaya transaksi tetap rendah, tapi pendapatan fee untuk core Ethereum jadi terbatas.
Hayes juga menyampaikan pandangan realistis tentang harapan valuasi, dengan memberi target jangka panjang, bukan prediksi jangka pendek.
βIf ETH gets to $20,000, thatβs about 50 Ethereum to make a millionβ¦ by the end of the cycle, by the next presidential election.β
Saat ini, aktivitas on-chain Hayes menggambarkan posisi taktis, bukan perubahan keyakinan. Thesis dia masih kokoh: Ethereum akan unggul jika stablecoin dan keuangan institusi on-chain bisa berkembang besar.Β
Namun market sepertinya masih menunggu narasi itu benar-benar terwujud sepenuhnya.
David Sacks, pejabat AI dan kripto di Gedung Putih, mengungkapkan bahwa Digital Asset Market Clarity Act (CLARITY Act) akan masuk ke tahap markup di Senat AS pada bulan Januari, yang menjadi langkah krusial menuju pengesahan akhir.
Sacks menjelaskan bahwa Ketua Komite Perbankan Senat Tim Scott dan Ketua Komite Pertanian Senat John Boozman sudah memastikan jadwalnya, sehingga tahap peninjauan resmi dan amandemen sebelum pemungutan suara penuh di Senat akan segera dimulai.
We had a great call today with Chairmen @SenatorTimScott and @JohnBoozman who confirmed that a markup for Clarity is coming in January. Thanks to their leadership, as well as @RepFrenchHill and @CongressmanGT in the House, we are closer than ever to passing the landmark cryptoβ¦
Pada tahap markup, komite-komite Senat akan menelaah teks hasil pengesahan DPR secara rinci. Legislator akan mengusulkan amandemen, memperdebatkan kebijakan, dan melakukan pemungutan suara sebelum mengirim RUU yang telah direvisi ke lantai Senat.
Proses ini akan melibatkan baik Komite Perbankan, yang mengawasi regulasi sekuritas, maupun Komite Pertanian, yang memiliki kewenangan atas Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
π¨ The $CLARITY Act β the U.S. $crypto market structure bill β has been delayed until 2026 as Senate action stalls. This means federal regulatory clarity for digital #assets wonβt happen this year, keeping the industry in limbo π
Tujuannya adalah untuk menyelesaikan perselisihan yurisdiksi yang sudah lama terjadi antara SEC dan CFTC sekaligus memperkuat aturan untuk pasar kripto spot.
Pimpinan komite juga menegaskan bahwa mereka menginginkan RUU yang bisa menarik dukungan bipartisan dan tidak ingin kembali mengadopsi pendekatan yang terlalu fokus pada penegakan hukum.
Fokus Amandemen yang Nampaknya Jadi Perhatian untuk CLARITY Act
Amandemen-amandemen diperkirakan akan fokus pada tiga area utama.
Pertama, klasifikasi aset, termasuk kriteria yang lebih tegas untuk menentukan apakah sebuah token masuk kategori komoditas digital atau sekuritas.
Kedua, perlindungan investor dan konsumen, seperti ketentuan pengungkapan, standar kustodi, serta aturan konflik kepentingan untuk exchange dan broker.
Terakhir, jadwal pelaksanaan, termasuk seberapa cepat platform harus mendaftar dan bagaimana koordinasi pengawasan antar lembaga selama masa transisi berlangsung.
Senator juga mungkin memperbaiki ketentuan preemption agar dapat membatasi aturan negara bagian yang tumpang tindih, namun tanpa memperlemah kewenangan penegakan hukum di tingkat negara bagian.
After years of talk, the CLARITY Act now has a real path forward.
The White House and key Senators have finally agreed to move the bill, and theyβve put an actual date on it.
Bagaimana CLARITY Act akan Mengubah Pasar Aset Kripto AS pada 2026?
Jika disahkan, CLARITY Act akan membentuk ulang pasar kripto AS pada 2026. RUU ini akan menempatkan pasar komoditas digital spot di bawahpengawasan CFTC, mengakhiri ketidakjelasan regulasi selama bertahun-tahun, serta menciptakan sistem pendaftaran federal untuk exchange, broker, dan dealer.
Bagi industri, aturan ini akan mengurangi ketidakpastian hukum, mendukung partisipasi institusi, dan mengalihkan urusan kepatuhan dari perselisihan hukum ke pengawasan berbasis aturan.
Bagi regulator, undang-undang ini akan menggantikan penegakan hukum yang terfragmentasi dengan mandat yang lebih jelas.
Paling penting, untuk pasar, aturan ini akan menjadi kerangka kerja komprehensif pertama di Amerika Serikat untuk perdagangan kripto. Hal ini berpotensi mengembalikan daya saing AS dengan yurisdiksi lain yang sudah menawarkan kejelasan regulasi terlebih dahulu.
Inflasi Amerika Serikat (AS) menghadirkan kejutan paling βramah risikoβ dalam beberapa bulan terakhir. Namun alih-alih memantik reli berkelanjutan, Bitcoin dan pasar saham AS justru tergelincir tajam selama jam perdagangan AS.
Aksi harga ini membuat banyak pelaku pasar mengernyit. Namun, pembacaan grafik mengarah pada penjelasan yang familier: harga digerakkan oleh struktur pasar, positioning, dan likuiditas, bukan oleh perubahan fundamental ekonomi makro.
Secara teori, ini merupakan salah satu rilis inflasi paling bullish bagi aset berisiko sepanjang 2025. Reaksi awal pasar pun selaras dengan buku teks. Bitcoin melonjak ke area US$89.000, sementara indeks S&P 500 dibuka dengan penguatan tajam pasca-data dirilis.
Namun, reli tersebut ternyata berumur pendek.
Harga Bitcoin Sempat Reli, Lalu Dump Setelah Data CPI AS | Sumber: CoinGecko
Dalam rentang sekitar 30 menit setelah rilis CPI, Bitcoin berbalik arah. Dari puncak intraday di kisaran US$89.200, harga BTC terhempas cepat menuju area US$85.000.
S&P 500 memperlihatkan pola serupa: volatilitas intraday yang menyapu bersih kenaikan awal sebelum akhirnya menemukan keseimbangan kembali.
S&P 500 Anjlok Tajam lalu Melesat Setelah Data CPI AS | Sumber: X/Kobeissi Letter
Petunjuk paling jelas terlihat dari data volume jual taker Bitcoin.
Pada grafik intraday, lonjakan masif volume jual taker muncul tepat saat Bitcoin mulai kehilangan pijakan. Taker sell mencerminkan market order agresif yang langsung menghantam bid, bukan sekadar aksi ambil untung bertahap.
Lonjakan ini terkonsentrasi selama jam perdagangan AS dan bertepatan dengan fase penurunan harga paling curam.
Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange pada 18 Desember | Sumber: CryptoQuant
Grafik mingguan mempertegas pola tersebut. Lonjakan serupa berulang dalam beberapa hari terakhir, umumnya saat likuiditas memuncak. Ini mengindikasikan aksi jual yang bersifat paksa atau sistematis, bukan eksodus ritel secara satuan.
Perilaku ini konsisten dengan likuidasi berantai, strategi volatility-targeting, serta de-risking algoritmikβmekanisme yang cenderung mempercepat tekanan jual ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi leverage.
Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange Selama Seminggu Terakhir | Sumber: CryptoQuant
Mengapa βKabar Baikβ Justru Memicu Tekanan?
Data CPI tak memicu aksi jual karena kualitasnya buruk, melainkan karena terlalu baik.
Inflasi yang melandai memperbaiki kondisi likuiditas, mempersempit spread bid-ask, dan membuka ruang bagi pelaku besar untuk mengeksekusi transaksi berskala besar secara efisien.
Lonjakan awal Bitcoin kemungkinan bertabrakan dengan zona order book yang padat, stop loss, dan leverage jangka pendek. Ketika momentum naik kehilangan tenaga, harga berbalik, memicu stop-out dan likuidasi posisi long.
Begitu likuidasi dimulai, tekanan jual berubah eksponensial. Itulah sebabnya penurunan berlangsung tajam dan cepat, bukan melalui erosi bertahap.
Fluktuasi intraday S&P 500 mencerminkan mekanisme serupa. Pola jatuh cepat lalu pulih mendadak pasca-data makro sering kali terkait dengan lindung nilai dealer, efek gamma opsi, serta penyesuaian risiko sistematis secara real time.
π¨ This is insane level of manipulation.
8:30 a.m.
CPI came in lower than expected.
β On the bullish CPI news, Bitcoin pumped $2217, from $87,260 to $89,477 in just 60 minutes. β $70B added to the crypto market. β $94 million worth of shorts liquidated.
Grafik tidak membuktikan adanya manipulasi. Namun, ia menampilkan ciri-ciri khas yang kerap diasosiasikan dengan stop-run dan penyerapan likuiditas:
Pergerakan cepat ke level teknikal yang sudah jelas
Pergerakan balik langsung setelah likuiditas membaik
Lonjakan besar aksi jual agresif saat breakdown
Kesesuaian waktu yang ketat dengan jam perdagangan AS
Perilaku seperti ini lazim di pasar dengan leverage tinggi. Pemicu utamanya bukan individu, melainkan dana besar, market maker, dan strategi sistematis yang beroperasi lintas futures, opsi, dan spot. Fokus mereka bukan narasi, melainkan efisiensi eksekusi dan manajemen risiko.
Di pasar kriptoβdi mana leverage tinggi dan likuiditas cepat mengering di luar jam utamaβarus semacam ini kerap terlihat ekstrem.
π¨ THEY ARE MANIPULATING BITCOIN AGAIN AND I HAVE EVIDENCE!!!
Bitcoin dumped $4000 in minutesβ¦
and almost no one actually understands what just took place.
Itβs the same group of players manipulating the priceβ¦ AGAIN.
Penurunan harga ini tidak meniadakan sinyal CPI. Inflasi memang melandai, dan itu tetap mendukung aset berisiko dalam horizon menengah hingga panjang. Yang terjadi lebih menyerupai penataan ulang posisi jangka pendek, bukan perubahan arah makro.
Dalam waktu dekat, perhatian trader tertuju pada dua hal: apakah Bitcoin mampu bertahan di atas zona support terbarunya, dan apakah tekanan jual mereda seiring berakhirnya fase likuidasi.
Jika volume jual taker mulai surut dan harga mampu bertahan, dampak dovish CPI berpotensi kembali merembes ke pasar dalam beberapa sesi mendatang.
Bagaimana pendapat Anda tentang saham dan Bitcoin yang tak naik pasca melandainya data inflasi? Yuk, sampaikan pendapat Anda diΒ grup Telegram kami. Jangan lupaΒ followΒ akunΒ InstagramΒ danΒ TwitterΒ BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetapΒ updateΒ dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Fasttoken (FTN), native token dari ekosistem Fastex, melonjak hampir 200% pada 18 Desember dan jauh mengungguli pasar aset kripto secara umum yang masih banyak bergerak di zona merah.
FTN naik dari sekitar US$0,37 ke atas US$1,30 hanya dalam 24 jam, menjadikannya salah satu aset kripto dengan performa terbaik hari itu. Reli ini terjadi tanpa adanya pengumuman besar sehingga menunjukkan bahwa kenaikan harga lebih disebabkan faktor teknikal dan sentimen, bukan karena perubahan fundamental.
Fasttoken Reli Lebih dari 180% pada 18 Desember | Sumber: CoinGecko
Apa Itu Fasttoken (FTN)?
Fasttoken adalah utility token dari ekosistem Fastex yang dikembangkan oleh SoftConstruct. Token ini menjadi sumber daya utama blockchain Bahamut, yang merupakan jaringan layer-1 kompatibel EVM dengan model konsensus Proof-of-Stake and Activity (PoSA).
FTN digunakan untuk membayar biaya transaksi dan staking di Bahamut, pembayaran via Fastex Pay, trading di exchange Fastex, serta untuk NFT, gaming, dan aplikasi Web3 lainnya dalam ekosistem Fastex.
SoftConstruct, perusahaan induk Fastex, beroperasi di bidang pembayaran digital, gaming, dan infrastruktur IT sehingga FTN memiliki eksposur lebih luas dari sekadar satu lini produk.
Exchange memberikan peringatan, termasuk label βSpecial Treatmentβ dari MEXC
Pada pertengahan Desember, nilai FTN sudah turun lebih dari 90% sehingga sempat menyentuh harga terendah sepanjang masa di kisaran US$0,25 sampai US$0,37. Banyak trader sempat menganggap token ini sudah tidak layak diperhatikan lagi.
Mengapa Fasttoken reli hari ini?
Tidak ada satu pemicu khusus atas lonjakan FTN ini. Beberapa faktor sepertinya saling berkontribusi menciptakan momentum harga.
Penurunan FTN dalam waktu panjang telah menciptakan kondisi sangat oversold. Ketika token ini menyentuh harga terendah, pembeli mulai masuk untuk mencari peluang reli jangka pendek. Di pasar dengan likuiditas tipis, pembelian biasa saja dapat mendorong harga naik tajam.
Fasttoken $FTN is up 216% in the last 24 Hours π²
For those unaware
-> $FTN is the native crypto of Bahamut, a public EVM-compatible L1 Blockchain -> The project is developed by SoftConstruct and is part of the Fastex Ecosystem -> This token painted an upward only chart from⦠pic.twitter.com/g1QsH0FP0f
Pada awal bulan ini, muncul kekhawatiran setelah FTN diberi label pemantauan risiko oleh MEXC. Tapi hingga pertengahan Desember, tidak ada delisting. Hal ini nampaknya memberi kelegaan bagi trader yang sebelumnya memilih menunggu di pinggir lapangan.
Saat ini FTN hanya diperdagangkan di beberapa exchange saja sehingga likuiditasnya terkonsentrasi dan cukup rendah. Likuiditas rendah seringkali memperbesar volatilitas, sehingga harga bisa melonjak cepat saat ada momentum beli.
Reli FTN juga bertepatan dengan munculnya diskusi baru seputar infrastruktur Fastex secara keseluruhan, termasuk Bahamut, Fastex Pay, NFT, dan integrasi gaming. Walaupun semua pengembangan tersebut bukan kabar baru, hal ini tetap memberi dorongan narasi positif pada saat harga mulai naik cepat.
β¨ Fasttoken ( $FTN ) is flashing some serious warning signs right now.
The chart may look stable on the surface, but the underlying data tells a different story. Liquidity is extremely thin, with only around $3M in total 24h volume across all chains. Thatβs nowhere near enoughβ¦ https://t.co/utfR6yfjHz
Tidak Ada Pengumuman Besar, Volatilitas Tetap Tinggi
Meski terjadi lonjakan harga signifikan, pada 18 Desember tidak ada update resmi, kerja sama baru, ataupun perubahan protokol yang diumumkan. Ini menunjukkan reli FTN lebih didorong rebound teknikal, psikologi pasar, dan spekulasi jangka pendek.
Perlu dicatat, akun X (sebelumnya Twitter) milik Fasttoken tidak aktif sejak akhir September.
Postingan X terakhir Fasttoken terjadi pada bulan September
Analis mengingatkan bahwa rebound setelah penurunan tajam seperti ini cenderung volatil. FTN masih menghadapi cliff unlock token di masa depan dan perlu menunjukkan pertumbuhan penggunaan yang berkelanjutan agar valuasinya bisa bertahan lebih tinggi.
Saat ini, lonjakan Fasttoken jadi salah satu pergerakan paling dramatis di tengah market aset kripto yang cenderung hati-hatiβtapi masih belum jelas apakah reli ini akan bertahan dalam waktu lama.
Inflasi AS melambat lebih besar dari perkiraan pada November, menghadirkan kejutan negatif yang jelas serta bisa mengubah ekspektasi pasar dan The Fed dalam waktu dekat. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada 18 Desember, Consumer Price Index (CPI) utama naik 2,7% secara year on year, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,1%.
Sementara itu, core CPI yang tidak memasukkan makanan dan energi, naik 2,6% secara year on year, juga meleset dari perkiraan sebesar 3,0%. Data ini menunjukkan perlambatan signifikan pada tekanan harga dan menandakan momentum disinflasi semakin kuat menjelang akhir tahun 2025.
Apakah Ini Bullish untuk Pasar Aset Kripto?
Hasil yang lebih rendah dari proyeksi ini memperkuat pandangan bahwa inflasi menurun lebih cepat dibandingkan yang diperkirakan para pengambil kebijakan dan pelaku pasar baru-baru ini. Inflasi inti, yang sangat diperhatikan oleh The Fed, kini berada jauh di bawah 3%βangka yang terakhir kali tercapai sebelum inflasi melonjak kembali awal tahun ini.
Data ini melemahkan alasan untuk mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dan memperkuat keyakinan bahwa The Fed bisa jadi akan mengambil sikap lebih akomodatif lebih cepat dari yang sudah diperhitungkan pasar sebelumnya.
Pasar kemungkinan besar akan menafsirkan data ini sebagai pendorong pemangkasan suku bunga, khususnya untuk awal tahun 2026. Inflasi yang lebih rendah mengurangi tekanan pada yield riil dan US dollarβdua hambatan utama bagi aset berisiko dalam beberapa bulan terakhir.
Pasar aset berisiko, termasuk saham dan aset kripto, sebelumnya sudah bersikap hati-hati menjelang perilisan data ini, sehingga masih ada peluang untuk penyesuaian harga yang tajam seiring trader mencerna data baru tersebut.
Bitcoin dan pasar kripto secara umum memasuki momen rilis CPI dalam kondisi konsolidasi, dengan para trader bersiap menghadapi volatilitas. Kejutan penurunan inflasi biasanya menjadi sentimen makro positif bagi aset kripto, karena ekspektasi inflasi yang mulai mereda akan mendukung kondisi likuiditas dan minat risiko.
Pergerakan harga dalam jangka pendek sekarang akan bergantung pada seberapa cepat pasar menyesuaikan ekspektasi terhadap kebijakan The Fed dan apakah pembelian lanjutan akan terjadi setelah reaksi awal tersebut.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Perhatian pasar akan tertuju pada:
Update peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed
Respon yield Treasury AS
Kekuatan atau pelemahan US dollar
Pergerakan lanjutan aset berisiko hingga akhir tahun
Untuk saat ini, laporan CPI bulan November memberikan pesan yang jelas: inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, dan pasar harus segera menyesuaikan diri.
USDT milik Tether memproses pembayaran senilai US$156 miliar untuk transaksi US$1.000 atau kurang di tahun 2025, menurut data yang dibagikan hari ini oleh CEO Paolo Ardoino, berdasarkan data Chainalysis dan Artemis.
Angka ini menyoroti sisi adopsi aset kripto yang sering tidak terlihat di grafik harga maupun aliran ETF, yaitu penggunaan transaksi sehari-hari.
USDT digunakan sebagai pengganti bank dan uang tunai
Transfer dengan nilai kecil sekarang menjadi bagian signifikan dari aktivitas USDT. Data menunjukkan pertumbuhan stabil sejak 2020, bahkan makin cepat di sepanjang 2024 hingga 2025, karena rata-rata volume harian untuk transfer di bawah US$1.000 naik melampaui US$500 juta.
Hal ini menunjukkan USDT berfungsi bukan hanya sebagai instrumen trading, tapi lebih sebagai jalur pembayaran digital.
Data Pembayaran USDT yang Dibagikan CEO Tether | Sumber: X/Paolo Ardoino
Pentingnya terlihat dari siapa yang menggunakan stablecoin dan bagaimana caranya. Transfer di bawah US$1.000 biasanya mencerminkan pengiriman uang, gaji, pembayaran ritel, perpindahan dana tabungan, dan transaksi antar pengguna, terutama di negara-negara berkembang.
Berbeda dengan arus besar di exchange, transaksi ini umumnya tidak bersifat spekulatif dan terjadi secara rutin.
Secara praktis, USDT semakin sering digunakan sebagai pengganti uang tunai dan transfer bank di wilayah di mana akses terhadap dollar terbatas atau mahal.
Tren ini sejalan dengan perkembangan USDT di tahun 2025. Pasokan yang beredar mencapai rekor tertinggi selama tahun ini, menggambarkan permintaan likuiditas dollar yang melampaui sekadar trading aset kripto.
Pada saat yang sama, perubahan regulasi juga memengaruhi di mana dan bagaimana USDT beredar.
Di AS, GENIUS Act memperjelas aturan hukum untuk stablecoin pembayaran, sehingga memperkuat kepercayaan institusional terhadap token dollar yang sesuai regulasi.
Kapitalisasi Pasar Stablecoin di 2025 | Sumber: DeFilLama
Tether juga memperluas infrastruktur miliknya. Investasi terbaru dalam jalur pembayaran berbasis Lightning menandakan upaya untuk membawa USDT ke jaringan settlement yang lebih cepat dan biaya rendah.
Kemitraan regional di Afrika serta Timur Tengah juga menegaskan fokus pada pembayaran dan akses keuangan, bukan hanya likuiditas exchange.
Secara menyeluruh, angka US$156 miliar ini mengubah sudut pandang soal adopsi kripto. Walau siklus pasar mendominasi berita utama, stablecoin terus berkembang diam-diam sebagai infrastruktur keuangan sehari-hari.
Pertumbuhan pembayaran kecil dengan USDT menunjukkan bahwa di tahun 2025, adopsi kripto kini bukan hanya soal spekulasi, tapi soal manfaat nyata, ketahanan, dan kemudahan akses ke dollar global. Pergeseran ini bisa jadi jauh lebih tahan lama dibanding reli pasar bullish manapun.
Bitcoin mengalami volatilitas ekstrem pada 17 Desember, melonjak lebih dari US$3.000 dalam waktu kurang dari satu jam sebelum berbalik tajam dan turun kembali mendekati US$86.000.
Pergerakan yang begitu liar ini tidak terjadi karena berita besar. Sebaliknya, data pasar menunjukkan bahwa pergerakan ini didorong oleh leverage, posisi trader, dan kondisi likuiditas yang rapuh.
Pergerakan Harga Bitcoin yang Liar pada 17 Desember | Sumber: CoinGecko
Data likuidasi menunjukkan ada klaster short position dengan leverage yang padat di atas level tersebut. Saat harga naik, para pelaku short ini terpaksa menutup posisi. Proses itu membutuhkan membeli Bitcoin sehingga mendorong harga naik semakin cepat.
Sekitar US$120 juta posisi short terlikuidasi selama lonjakan harga itu. Hal ini menciptakan short squeeze klasik, di mana pembelian terpaksa membuat harga melonjak melampaui permintaan spot yang sewajarnya.
Likuidasi Pasar Kripto pada 17 Desember | Sumber: Coinglass
Pada tahap ini, pergerakan tampak kuat. Tapi struktur di baliknya ternyata lemah.
Banyak dari para trader itu membuka long position dengan leverage, berharap breakout akan bertahan. namun, reli ini tidak didukung oleh pembelian spot berkelanjutan sehingga harga pun cepat berhenti naik.
Saat harga mulai turun, posisi long itu jadi rentan. Begitu level support kunci terpecahkan, exchange secara otomatis melikuidasi posisi-posisi tersebut. Lebih dari US$200 juta long position terlikuidasi setelahnya, sehingga pasar pun kewalahan.
Whoever is left
We need to know what happened on October 10
It's VERY apparent that the market broke that day and nothing has been the same since
We haven't seen Bitcoin or Alts trade like this since 2018
Gelombang kedua inilah yang membuat penurunan harga terjadi lebih cepat dan dalam dibanding kenaikan sebelumnya.
Dalam hitungan jam, Bitcoin turun kembali mendekati US$86.000 sehingga hampir semua keuntungan tadi terhapus.
Data Positioning Menunjukkan Setup Pasar yang Rentan
Data posisi trader dari Binance dan OKX membantu menjelaskan kenapa pergerakan harga berlangsung sangat liar.
Di Binance, jumlah akun trader top yang cenderung long naik tajam sebelum lonjakan ini. namun, data ukuran posisi menunjukkan keyakinan yang kurang kuat, menandakan banyak trader memang sedang long namun nominalnya tidak terlalu besar.
Rasio Long/Short Bitcoin pada Binance Futures | Sumber: Coinglass
Di OKX, rasio berbasis posisi langsung berubah secara agresif setelah terjadinya volatilitas. Hal ini menandakan trader-trader besar segera mengubah posisi mereka, entah dengan beli saat harga turun maupun mengatur ulang hedging ketika terjadi likuidasi.
Kombinasi ini β posisi yang menumpuk, keyakinan yang tidak kuat, dan leverage yang tinggi β menciptakan pasar yang bisa bergerak sangat liar ke dua arah tanpa banyak peringatan.
Rasio Long/Short Bitcoin pada OKX | Sumber: Coinglass
Apakah market maker atau whale yang mengatur pergerakan ini?
Data on-chain menunjukkan market maker seperti Wintermute memindahkan Bitcoin antar exchange saat terjadi volatilitas. Perpindahan tersebut bertepatan dengan pergerakan harga, tapi tidak membuktikan adanya manipulasi.
Market maker memang sering menyeimbangkan inventori mereka di masa-masa pasar bergejolak. Setoran ke exchange bisa jadi menandakan hedging, pengelolaan margin, atau penyediaan likuiditas β tidak selalu berarti menjual untuk menjatuhkan harga.
Yang penting, seluruh pergerakan ini bisa dijelaskan dengan mekanisme pasar yang sudah diketahui: klaster likuidasi, leverage, dan order book yang tipis. Tidak ada bukti jelas soal manipulasi terkoordinasi.
Wintermute Sedang Melakukan Reposisi Besar Bitcoin di Berbagai Exchange Terpusat | Sumber: Arkham
Leverage masih tinggi dan likuiditas cepat menipis saat terjadi pergerakan harga yang pesat. Ketika harga mendekati level penting, likuidasi paksa bisa mendominasi pergerakan harga.
Fundamental Bitcoin tidak berubah dalam beberapa jam tersebut. Pergerakan harga hanya mencerminkan struktur pasar yang rapuh, bukan perubahan nilai jangka panjang.
π¨ BITCOIN IS BEING MANIPULATED, AND I HAVE SOLID PROOF!!!
Everyoneβs talking about how Bitcoin went up $3,000 and then down $4,000 in minutes.
Everyoneβs posting about itβ¦
but nobody seems to understand what actually happened.
Selama leverage belum kembali normal dan posisi pasar belum sehat, pergerakan tajam yang mirip masih bisa saja terjadi. Dalam kasus ini, Bitcoin tidak reli atau anjlok gara-gara berita.
Pergerakan terjadi karena leverage membuat harga berbalik arah sendiri.
Caroline Ellison, mantan CEO Alameda Research sekaligus tokoh sentral dalam skandal FTX, kini sudah tidak lagi berada di balik jeruji penjara.
Catatan dari US Bureau of Prisons menunjukkan bahwa Ellison telah dipindahkan dari penjara federal ke Residential Reentry Management (RRM) di New York. Ini menandai perubahan dari tahanan menjadi penahanan dalam komunitas.
Apa Arti Sebenarnya Status RRM
Berdasarkan situs pencarian napi milik Bureau of Prisons, Ellison masih berada dalam pengawasan federal dengan tanggal pembebasan yang diproyeksikan pada 20 Februari 2026. tapi, statusnya sekarang memastikan ia sudah tidak lagi tinggal di fasilitas tahanan.
RRM β singkatan dari Residential Reentry Management β mengawasi tahapan akhir masa hukuman federal. Orang yang berada di bawah RRM bisa ditempatkan di rumah singgah (halfway house) atau tahanan rumah, bukan lagi di penjara.
Walaupun masih di bawah pengawasan Bureau of Prisons, napi menghadapi pembatasan fisik yang lebih sedikit dan biasanya boleh bekerja, menjaga kontak sosial terbatas, serta mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
Berbeda dengan penjara, penempatan di RRM tidak ada sel, tanpa penjaga, dan jauh lebih mandiri, walau tetap ada pengawasan ketat dan pembatasan pergerakan.
Pemindahan Ellison menandakan ia sudah memasuki tahap reintegrasi dalam hukumannya, bukan berarti sudah bebas sepenuhnya.
Peran Ellison dalam Kejatuhan FTX
Pada 2022, Ellison mengaku bersalah atas beberapa dakwaan penipuan federal yang berkaitan dengan penyalahgunaan dana nasabah FTX.
Sebagai CEO Alameda Research, divisi perdagangan yang terhubung erat dengan FTX, ia mengakui telah melakukan perdagangan dan manuver keuangan yang mengandalkan dana nasabah hingga miliaran dolar.
tapi, jaksa dan pengadilan dengan jelas membedakan peran Ellison dibanding Sam Bankman-Fried, pendiri FTX yang merancang sistem penipuan tersebut. Ellison tidak mengendalikan infrastruktur exchange FTX, sistem penitipan dana nasabah, maupun tata kelolanya.
Today, SBF's lawyer asked him about his relationship with Caroline Ellison and why it ended. SBF responded by mentioning she wanted more than the time and energy he could give:
Kerja sama dari pihaknya menjadi sangat penting. Ellison menjadi saksi kunci pemerintah, memberikan kesaksian komprehensif yang membantu menghukum Bankman-Fried. Pada 2024, hakim federal memvonis Ellison dengan hukuman dua tahun penjara, mempertimbangkan kerjasama, pengakuan bersalah sejak awal, serta peran bawahan.
Pihak jaksa berargumen Kwon secara sadar menyesatkan investor soal stabilitas algoritmik Terra, sehingga menimbulkan kerugian lebih dari US$40 miliar.
4:04 pm- they've back. Judge Engelmayer: 5 years is entire off the table. Even 12 years might be unreasonable & here is why. The fraud you pled guilty to cost victims more than $40 billion. Even in SDNY, it's eye popping. There is a 25 year cap, so not life
Berbeda dengan Ellison, Kwon merupakan pendiri, promotor publik, sekaligus arsitek utama sistem yang menjadi pusat keruntuhan tersebut. Perbedaan hukuman ini menunjukkan bagaimana pengadilan membedakan antara perancang sistem dan operator biasa.
Terlalu Lunak atau Konsisten dengan Hukum?
Transisi Ellison ke penahanan komunitas adalah prosedur rutin secara hukum, tapi bermuatan politis. Bagi para pengkritik, hal ini memperkuat anggapan bahwa akuntabilitas dalam skandal aset kripto masih belum merata.
Sedangkan bagi jaksa, hal ini mencerminkan prinsip pemidanaan yang berlaku: adanya kerja sama, kewenangan yang lebih rendah, dan penerimaan tanggung jawab.
Sampai saat ini, Ellison tetap dibawah pengawasan federal. tapi, keluarnya dia dari penjara β meski hanya sementara β kembali mengangkat pertanyaan lama: siapa sebenarnya yang menanggung akibat saat kerajaan aset kripto runtuh?
Data ekonomi AS memberi sinyal peringatan dini bagi aset berisiko dan aset kripto. Data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pertumbuhan pendapatan rumah tangga bisa melemah menuju 2026.
Tren ini bisa mengurangi arus investasi ritel, terutama ke aset yang volatil seperti aset kripto. Dalam jangka pendek, ini lebih menimbulkan masalah permintaan, bukan krisis struktural.
Data Tenaga Kerja AS Tunjukkan Pertumbuhan Pendapatan Disposabel yang Lebih Lambat
Laporan Nonfarm Payrolls terbaru menunjukkan terciptanya lapangan kerja yang moderat di tengah kenaikan tingkat pengangguran. Pertumbuhan upah juga melambat dan ini menandakan momentum pendapatan rumah tangga yang semakin lemah.
Pendapatan yang dapat dibelanjakan penting bagi adopsi aset kripto. Investor ritel biasanya mengalokasikan uang lebih, bukan dengan leverage, ke aset berisiko.
Saat upah stagnan dan keamanan kerja menurun, rumah tangga akan memangkas pengeluaran diskresioner terlebih dahulu. Investasi spekulatif sering masuk dalam kategori ini.
Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Selama Bertahun-tahun | Sumber: X/Jed Kolko
Investor ritel paling berisiko dan altcoin bisa terdampak lebih dulu
Keterlibatan investor ritel punya peran lebih besar di pasar altcoin dibanding di Bitcoin. Token-token kecil sangat bergantung pada modal ritel yang mencari imbal hasil tinggi.
Sebaliknya, Bitcoin menarik arus institusi, ETF, dan holder jangka panjang. Ini memberi Bitcoin likuiditas yang lebih dalam serta bantalan di sisi penurunan harga yang lebih kuat.
Jika orang Amerika punya lebih sedikit uang untuk diinvestasikan, altcoin biasanya terdampak lebih dulu. Likuiditas mengering lebih cepat dan penurunan harga bisa bertahan lebih lama.
Investor ritel juga bisa terpaksa keluar dari posisinya untuk menutup keperluan sehari-hari. Tekanan jual seperti ini lebih terasa di token berkapitalisasi kecil.
Rata-rata Relative Strength Index (RSI) Aset Kripto Masih di Dekat Level Oversold | Sumber: CoinMarketCap
Pendapatan lebih rendah tidak berarti harga lebih rendah, tapi ini mengubah penggeraknya
Harga aset sebenarnya tetap bisa naik meski pendapatan melemah. Biasanya ini terjadi saat kebijakan moneter jadi lebih mendukung.
Pelemahan pasar tenaga kerja memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah bisa meningkatkan harga aset melalui likuiditas, bukan karena permintaan dari rumah tangga.
Untuk aset kripto, perbedaan ini sangat penting. Reli yang hanya didorong likuiditas jauh lebih rentan dan sensitif terhadap guncangan ekonomi makro.
Lembaga Keuangan Menghadapi Tantangan Tersendiri dari Jepang
Kelemahan investor ritel hanyalah sebagian gambaran. Investor institusi kini juga mulai lebih berhati-hati.
Potensi kenaikan suku bunga Bank of Japan bisa mengancam kondisi likuiditas global. Hal ini berisiko membalikkan tren carry trade yen yang telah menopang aset berisiko selama bertahun-tahun.
Bank of Japan is set to hike interest rates by 25bps on December 19
The last 3 times BoJ hiked rates, Bitcoin dumped by over 20%
March 2024 β -27% July 2024 β -30% January 2025 β -31%
We already saw a 7% dump last week as investors tried to front-run the dump.
Saat biaya pinjaman naik di Jepang, institusi seringkali memangkas eksposur mereka secara global. Aset kripto, saham, maupun obligasi semuanya merasakan dampaknya.
Risiko utama saat ini bukanlah kejatuhan, tapi permintaan yang tipis. Investor ritel bisa mundur karena pertumbuhan pendapatannya melemah. Sementara institusi mungkin menunda aksi karena likuiditas global mengencang.
Altcoin tetap menjadi pihak yang paling rentan dalam situasi seperti ini. Bitcoin jauh lebih mampu menyerap perlambatan pasar.
Untuk saat ini, pasar aset kripto nampaknya sedang bertransisi. Dari momentum yang digerakkan ritel menjadi lebih berhati-hati karena faktor makro.
Pergeseran inilah yang bisa menentukan bulan-bulan awal di tahun 2026.
Trader Bitcoin sering memperhatikan The Fed di Amerika Serikat. Tapi, Bank of Japan (BoJ) juga bisa sama pentingnya untuk pasar aset kripto.
Hal ini karena Jepang memiliki peran unik dalam likuiditas global. Saat likuiditas itu mengetat, Bitcoin biasanya mengalami penurunan tajam.
Yen Murah Jadi Mesin Likuiditas Tersembunyi Bitcoin
Selama puluhan tahun, Jepang menetapkan suku bunga mendekati nol atau bahkan negatif. Hal itu membuat yen menjadi salah satu mata uang termurah di dunia untuk dipinjam.
Situasi ini melahirkan yen carry trade.
The π―π΅ Bank of Japan is about to do a rate hike on Friday the 19th, creating massive fear surrounding the Yen carry trade.
Bitcoin dumped hard the last time they hiked rates:
But why is this exactly? Letβs break it down π
Institusi besar β termasuk hedge fund, bank, manajer aset, dan desk trading proprietary β meminjam yen lewat bank-bank Jepang, pasar FX swap, dan jalur pendanaan jangka pendek lainnya.
Mereka lalu menukar yen tersebut ke dolar atau euro. Modal itu kemudian dialirkan ke aset-aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Aset tersebut termasuk saham, kredit, pasar berkembang, dan belakangan mulai merambah aset kripto. Bitcoin diuntungkan saat pendanaan ini tetap murah dan melimpah.
Bitcoin sangat menarik karena diperdagangkan 24 jam nonstop serta punya volatilitas tinggi. Untuk dana yang memakai leverage, Bitcoin menjadi cara yang likuid untuk membuka posisi risk-on.
Mengapa Kenaikan Suku Bunga Kecil oleh BoJ Bisa Berdampak Besar
Di atas kertas, langkah BoJ yang diantisipasi ini terlihat sederhana.
Pasar memprediksi kenaikan sekitar 25 basis poin, sehingga suku bunga acuan Jepang jadi sekitar 0,75%. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan suku bunga di AS atau Eropa.
Jika pasar percaya Jepang akan masuk siklus pengetatan bertahap, trader biasanya bertindak cepat. Mereka memangkas eksposur lebih awal.
Antisipasi ini saja bisa langsung memicu aksi jual pada aset berisiko di seluruh dunia. Bitcoin langsung merasakan dampaknya karena diperdagangkan nonstop dan bereaksi lebih cepat daripada saham atau obligasi.
Bagaimana Pengetatan BoJ Bisa Picu Likuidasi Bitcoin
Penurunan paling tajam Bitcoin jarang sekali hanya karena aksi jual spot. Biasanya terjadi akibat leverage.
Jika BoJ mengambil langkah hawkish, nilai yen bisa menguat dan yield global meningkat. Hal ini menekan aset berisiko di waktu yang bersamaan.
Setelah itu, Bitcoin bisa jatuh menembus level teknis penting. Ini berdampak besar karena pasar kripto sangat mengandalkan perpetual Futures dan margin.
Penjualan paksa ini mendorong harga Bitcoin makin turun. Proses ini menimbulkan likuidasi bertingkat yang saling memicu.
Karena itulah, kejadian ekonomi makro kadang terlihat seperti crash khusus kripto. Kejutan awal berasal dari suku bunga dan FX.
Gelombang kedua muncul karena struktur leverage di pasar aset kripto.
Apa yang trader perhatikan saat keputusan BoJ
Risiko dari BoJ biasanya meningkat sebelum pengumuman resminya. Trader memantau tanda-tanda awal berikut:
Penguatan yen, menandakan carry trade mulai dibuka
Kenaikan yield obligasi, memperketat kondisi keuangan
Penurunan funding rate atau Open Interest, menunjukkan leverage mulai keluar
Support Bitcoin utama jebol, bisa memicu likuidasi besar-besaran
Nada pidato dan arahan BoJ juga penting. Kenaikan suku bunga dengan pesan dovish bisa menenangkan pasar.
Sinyal hawkish justru akan memperpanjang tekanan jual.
Singkatnya, Bank of Japan penting karena mereka mengontrol salah satu sumber likuiditas global utama. Ketika likuiditas mengetat, biasanya Bitcoin jadi aset pertama yang kena efeknya.
Pembelian Bitcoin terbaru MicroStrategy langsung menuai sorotan. Hanya sehari setelah perusahaan mengumumkan pembelian besar, harga Bitcoin langsung turun tajam.
Pada 14 Desember, MicroStrategy mengumumkan telah membeli 10.645 BTC dengan harga sekitar US$980,3 juta, membayar rata-rata US$92.098 per koin. Pada saat itu, Bitcoin masih diperdagangkan di level tertinggi lokal.
Pembelian yang Kurang Tepat Waktu, Setidaknya untuk Jangka Pendek
Waktunya memang kurang beruntung. Hanya sehari setelah pembelian yang diumumkan oleh MicroStrategy, harga Bitcoin sempat anjlok ke kisaran US$85.000, bahkan sempat turun di bawah angka itu. Pada waktu publikasi, BTC tetap berada di bawah US$80.000.
Strategy has acquired 10,645 BTC for ~$980.3 million at ~$92,098 per bitcoin and has achieved BTC Yield of 24.9% YTD 2025. As of 12/14/2025, we hodl 671,268 $BTC acquired for ~$50.33 billion at ~$74,972 per bitcoin. $MSTR$STRC$STRK$STRF$STRD$STREhttps://t.co/VdAz7pqce1
Bitcoinβs Price Drop Was Driven by Liquidations β Not Spot Selling
βIn this context, the current move should be viewed less as a collapse in fundamental demand and more as a structural deleveraging event.β β By @xwinfinancepic.twitter.com/i1DSrt2Ttw
Saat Bitcoin turun, harga saham MicroStrategy pun jatuh tajam. Dalam lima hari perdagangan terakhir, saham MSTR turun lebih dari 25%, jauh lebih buruk dibandingkan penurunan Bitcoin itu sendiri.
Meski hari ini sahamnya sedikit pulih, nilainya masih jauh di bawah level sebelum pengumuman pembelian.
Harga Saham MSTR Selama Seminggu Terakhir | Sumber: Google Finance
Angka-angka di Balik Kekhawatiran
Saat ini, MicroStrategy memegang 671.268 BTC yang didapatkan dengan total sekitar US$50,33 miliar pada harga rata-rata US$74.972 per koin.
Secara jangka panjang, perusahaan ini masih untung besar.
Tapi, persepsi jangka pendek punya pengaruh sendiri. Dengan harga Bitcoin di sekitar US$85.000, pembelian terbaru ini sudah mengalami kerugian di atas kertas.
mNAV MicroStrategy saat ini berada di sekitar 1,11, artinya saham tersebut hanya diperdagangkan sekitar 11% di atas nilai aset Bitcoin yang dimiliki. Premi ini menyusut cepat seiring harga Bitcoin jatuh dan para investor saham mengevaluasi ulang risiko.
Investor tidak mempertanyakan keyakinan MicroStrategy terhadap Bitcoin. Mereka justru mempertanyakan masalah waktu pembelian dan pengelolaan risikonya.
Risiko makro yang memicu penurunan Bitcoin ini sudah lama diperingatkan pasar. Pasar sejak beberapa minggu lalu sudah mewaspadai potensi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan dan ancaman terhadap yen carry trade.
Bitcoin memang punya sejarah sering turun tajam saat siklus kenaikan suku bunga Bank of Japan terjadi. Kondisi kali ini pun serupa.
Pihak yang mengkritik mengatakan MicroStrategy dinilai tidak menunggu kejelasan kondisi makro. Perusahaan ini terlihat membeli secara agresif di dekat resistance, tepat saat kondisi likuiditas global sedang mengetat.
π¨ JAPAN WILL CRASH BITCOIN IN 5 DAYS!!!
People are seriously underestimating what Japan is about to do to Bitcoin.
The Bank of Japan is expected to raise rates again on Dec 19.
That might not sound like a big deal⦠until you remember one thing:
Semua itu tergantung dari sudut waktu yang dipakai.
Dari sudut pandang trading, pembelian ini memang terlihat kurang tepat waktu. Harga Bitcoin langsung drop, bahkan harga sahamnya turun lebih jauh karena pengaruh leverage, sentimen, dan shrinking NAV premium.
Tapi dari sisi strategi, MicroStrategy memang tidak pernah menargetkan beli di harga terendah. Perusahaan tetap fokus pada akumulasi jangka panjang, bukan pada mengoptimalkan harga beli di jangka pendek.
CEO Michael Saylor berulang kali menyampaikan bahwa memiliki lebih banyak Bitcoin jauh lebih penting daripada presisi harga pembelian.
Risiko utama bukan di aksi beli itu sendiri. Tapi justru pada apa yang terjadi setelahnya.
Jika harga Bitcoin stabil dan tekanan makro mereda, pembelian terbaru MicroStrategy akan menyatu ke dalam biaya rata-rata jangka panjang. Tapi jika Bitcoin turun semakin jauh, keputusan ini bisa akan terus menjadi sorotan para pengkritik.
Mungkin MicroStrategy bukan pembeli Bitcoin terburuk di tahun 2025. Tapi sepertinya ini adalah pembelian yang paling tidak nyaman.
US Securities and Exchange Commission (SEC) telah menghentikan investigasi terhadap Aave Protocol tanpa merekomendasikan tindakan penegakan hukum, menurut sebuah pengumuman tertanggal 16 Desember.
Keputusan ini mengakhiri penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap salah satu platform decentralized finance (decentralized finance) lending terbesar dan menghilangkan tekanan regulasi utama untuk sektor tersebut.
Penyelidikan Ditutup tanpa Penegakan
Dalam pengumuman tersebut, SEC menyatakan telah menyelesaikan investigasi terhadap Aave Protocol dan saat ini tidak berniat merekomendasikan tindakan penegakan hukum.
namun, lembaga itu menegaskan bahwa penutupan investigasi ini bukan berarti pembebasan sepenuhnya dan tidak mencegah tindakan di masa depan jika situasi berubah. Pengumuman ini mengikuti praktik standar SEC sesuai Securities Act Release No. 5310.
After four years, we are finally ready to share that the SEC has concluded its investigation into the Aave Protocol.
This process demanded significant effort and resources from our team, and from me personally as the founder, to protect Aave, its ecosystem, and DeFi more⦠pic.twitter.com/aZeLrZz5ZQ
Penyelidikan ini dimulai sekitar 2021β2022, di masa saat SEC memperketat pengawasan terhadap aktivitas crypto lending, staking, dan governance token.
Aave, sebuah decentralized finance protocol non-custodial, memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan aset digital lewat smart contract otomatis. Protokol ini berjalan tanpa perantara dan dikelola oleh para holder token AAVE.
AAVE Sempat Naik Setelah Pengumuman SEC | Sumber: CoinGecko
Pada pekan ini, anggota DAO menyoroti kekhawatiran bahwa perubahan infrastruktur front-end mungkin telah mengalihkan pendapatan biaya swap dari kas DAO Aave. Masalah ini muncul setelah adanya peralihan dari ParaSwap ke CoW Swap di antarmuka resmi Aave.
Extremely concerning.
The stealth privatization of approximately 10% of Aave DAO's potential revenue, leveraging brand and IPs paid for by the DAO, represents a clear attack on the best interests of the $AAVE Token holders.
Delegasi governance menyampaikan bahwa perubahan ini bisa menurunkan pendapatan DAO hingga US$10 juta per tahun, tergantung pada volume trading.
Aave Labs menjelaskan bahwa front-end adalah produk terpisah dan pembagian pendapatan sebelumnya sifatnya sukarela.
Untuk saat ini, Aave berhasil lolos dari pengawasan regulasi tanpa sanksi, yang menjadi pola umum karena SEC mulai mundur dalam penegakan aturan aset kripto di bawah Paul Atkins.
Meski demikian, protokol ini tetap menghadapi pertanyaan seputar tata kelola, desentralisasi, dan penangkapan nilai seiring perkembangan decentralized finance.
Senat AS kembali menunda RUU Struktur Pasar Kripto yang telah lama dinantikan, dan akan mempertimbangkan secara final pada awal 2026. Para anggota legislatif kehabisan waktu sidang, karena perdebatan internal memperlambat tercapainya kesepakatan terkait sejumlah ketentuan penting.
Penundaan ini membuat ketidakpastian regulasi semakin lama untuk exchange aset kripto, penerbit, serta investor institusi yang beroperasi di AS.
Kenapa RUU Struktur Pasar Aset Kripto Ditunda
RUU ini, yang mengacu pada Digital Asset Market Clarity (CLARITY) Act versi DPR, bertujuan menentukan bagaimana aset digital akan diatur. Regulasi ini juga secara resmi membagi pengawasan antara Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Namun, perbedaan pendapat yang belum terselesaikan tentang yurisdiksi, pengawasan DeFi, dan perlindungan konsumen memperlambat kemajuan pembahasan.
π¨NEW: In a statement, a Senate Banking Committee spokesperson confirmed my reporting from this AM that @BankingGOP will not hold a market structure markup this year:
βChairman Scott and the Senate Banking Committee have made strong progress with Democratic counterparts onβ¦ pic.twitter.com/op5rIyMn3d
Negosiator Senat kesulitan menemukan jalan tengah antara Komite Perbankan dan Komite Pertanian. Dua komite ini mengawasi SEC dan CFTC, dan keduanya sama-sama mengklaim otoritas atas pasar spot kripto.
Akibatnya, para legislator tidak berhasil merampungkan perumusan aturan yang didukung kedua pihak sebelum sesi berakhir.
Regulasi DeFi pun menjadi salah satu pembahasan yang alot. Beberapa senator mengusulkan agar protokol decentralized tanpa perantara pengendali memperoleh pengecualian.
Sementara itu, senator lain memperingatkan bahwa pengecualian yang terlalu luas bisa melemahkan penegakan hukum dan memunculkan celah regulasi.
Kelompok advokasi konsumen juga menambah tekanan dengan menentang sebagian isi RUU ini. Mereka berpendapat kerangka regulasi ini memindahkan kekuasaan dari SEC serta berisiko melemahkan perlindungan investor setelah beberapa kegagalan besar aset kripto.
Penolakan itu akhirnya mendorong revisi tambahan dan memperlambat proses negosiasi.
Meski tertunda, RUU ini sangat berbeda dari beberapa regulasi kripto lain yang sudah disahkan. Tidak seperti GENIUS Act, yang hanya berfokus pada stablecoin, RUU struktur pasar ini justru mengatur seluruh ekosistem perdagangan aset kripto.
RUU tersebut juga menetapkan aturan untuk exchange, broker, penyedia kustodi, dan penerbit token di bawah satu kerangka federal yang terpadu.
RUU ini bahkan lebih maju daripada regulasi berbasis penegakan hukum saja. RUU ini memperkenalkan standar klasifikasi aset secara formal, dan mengurangi ketergantungan pada putusan pengadilan untuk menentukan apakah suatu token tergolong sekuritas atau komoditas.
Para legislator menyatakan bahwa pendekatan ini akan menggantikan ketidakpastian hukum dengan kejelasan berdasarkan undang-undang.
Upaya diplomatik untuk mengakhiri perang RusiaβUkraina terlihat semakin maju pada hari Senin, saat pejabat AS, Ukraina, dan Eropa menguraikan dasar-dasar kemungkinan gencatan senjata dan kerangka keamanan pasca-perang.
Perkembangan ini menjadi salah satu kemajuan diplomatik paling signifikan sejak konflik dimulai. Tanda-tanda positif ini sudah mendorong investor untuk menilai ulang risiko geopolitik di seluruh pasar global, termasuk aset kripto.
Bagi kripto, yang belakangan ini mengalami penurunan tajam akibat dinamika risk-off global, gencatan senjata bisa mengubah sentimen, tapi tetap ada beberapa catatan penting.
Momentum Diplomatik Meningkat untuk Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Negosiator dari Ukraina, AS, dan sekutu utama Eropa bertemu di Berlin minggu ini dalam putaran diskusi intensif yang fokus untuk mengakhiri permusuhan dan mencegah konflik kembali terjadi.
Pejabat yang terlibat dalam diskusi tersebut menyebutkan kemajuan sebagai hal yang signifikan, dengan kesepakatan pada sebagian besar elemen yang diusulkan dalam kerangka perdamaian.
Pejabat AS mengonfirmasi bahwa Washington telah sepakat untuk mendukung jaminan keamanan bermakna bagi Ukraina sebagai bagian dari perjanjian damai, menjawab permintaan Kyiv selama ini untuk perlindungan dari agresi di masa depan.
Flood of positive-sounding headlines as US official briefs media on Ukraine talks, says 90% of issues solved, Polymarket pricing just 3% odds of ceasefire this year pic.twitter.com/IMVlegXJGW
Menurut pejabat yang tahu jalannya perundingan, negosiator kini sepakat untuk sekitar 90% dari kerangka yang diajukan.
Namun, perbedaan yang tersisa berpusat pada pertanyaan wilayah di Ukraina timur, terutama di wilayah Donetsk.
Pemimpin Eropa semakin menegaskan dorongan diplomasi dengan menyetujui rencana pembentukan pasukan multinasional yang dipimpin Eropa untuk membantu menstabilkan Ukraina jika gencatan senjata tercapai. Usulan ini juga mencakup mekanisme pemantauan dan verifikasi yang didukung AS untuk memantau kepatuhan gencatan senjata dan merespons pelanggaran.
Most recent polls suggest that only 38% of Ukraine's population are in favor of giving up any territory, even if it means the war must drag on. pic.twitter.com/kSsAPc6ZsS
Opini publik di Ukraina tetap menjadi batasan dalam perundingan. Survei yang dikutip oleh Reuters menunjukkan mayoritas warga Ukraina menolak kompromi wilayah besar atau adanya batasan pada kemampuan militer negara, kecuali ada komitmen keamanan yang tegas dan bisa ditegakkan.
Pertempuran tetap berlangsung meski ada negosiasi
Walaupun pembicaraan diplomatik berjalan maju, operasi militer belum berhenti. Pada hari Senin, pasukan Ukraina melancarkan serangan tambahan menggunakan drone jarak jauh terhadap infrastruktur minyak Rusia di Laut Kaspia, sehingga mengganggu produksi di beberapa platform utama untuk ketiga kalinya dalam beberapa hari belakangan.
Serangan ini menyoroti strategi Kyiv untuk memberi tekanan ekonomi pada pendapatan energi Rusia ketika negosiasi belum mencapai hasil.
Ukraine has opened another front against Russia. Ukraine has begun striking Russian oil platforms and ships in the Caspian Sea. Russia is helpless to stop these Ukrainian drone and missile attacks. pic.twitter.com/bD3YW5Yg4P
Ukraina juga mengklaim telah mengenai kapal selam kelas Kilo milik Rusia di pelabuhan Novorossiysk menggunakan drone bawah laut.
Jika terbukti benar, hal ini akan menunjukkan semakin canggihnya kemampuan angkatan laut asimetris Ukraina. Verifikasi independen atas klaim tersebut masih terbatas, sementara pejabat Rusia membantah adanya kerusakan.
Apa Arti Gencatan Senjata untuk Pasar Aset Kripto
1. Permintaan Safe-Haven Berkurang dan Minat Risiko Meningkat
Sebuah gencatan senjata yang kredibel akan menghilangkan salah satu sumber risiko besar di dunia. Di pasar dengan sentimen risiko sebagai penggerak utama, penurunan eskalasi seperti ini dapat:
Menambah daya tarik pada aset berisiko secara luas, sehingga menurunkan permintaan terhadap aset safe haven tradisional seperti US Treasuries dan US dollar.
Mendukung aset seperti Bitcoin dan altcoin besar karena investor mulai kembali memilih investasi dengan risiko lebih tinggi.
Menurunkan volatilitas yang diharapkan di pasar saham dan aset digital.
Mekanismenya sederhana: dengan risiko geopolitik yang berkurang, dana yang sebelumnya mencari keamanan bisa kembali masuk ke aset berisiko, sehingga berpotensi mendorong harga Bitcoin dan Ethereum naik. Selera risiko yang lebih besar juga bisa menguntungkan altcoin, yang biasanya melesat lebih tinggi saat pasar mulai pulih.
Peluang Gencatan Senjata Rusia-Ukraina di Polymarket Sebelum Awal 2026 Meningkat | Sumber: Polymarket
2. Narasi Energi dan Inflasi
Gencatan senjata berkelanjutan juga bisa memengaruhi pasar komoditas, khususnya jika tekanan pada harga energi menurun. Harga energi global yang turun atau stabil dapat:
Menurunkan ekspektasi inflasi di Eropa dan wilayah lain.
Mengurangi tekanan pada bank sentral untuk tetap menjalankan kebijakan ketat.
Membuka peluang kelonggaran likuiditas lebih lanjut, yang secara historis mendukung valuasi lebih tinggi untuk aset berisiko seperti aset kripto.
Namun, transmisi pengaruh ini tidak langsung maupun instan. Semua tergantung pada seberapa cepat pasar melihat perubahan struktural di pasar energi dan arah kebijakan bank sentral.
Apa Saja yang Bisa Membatasi Pemulihan Aset Kripto
Meski gencatan senjata dapat menurunkan risiko geopolitik, hal ini tidak sepenuhnya mampu menangkal tekanan ekonomi makro yang memengaruhi pasar aset kripto beberapa bulan terakhir:
Ketidakpastian bank sentral yang terus berlanjut: Jika Bank of Japan melanjutkan pengetatan dan data Amerika Serikat terus menunjukkan inflasi yang membandel, maka likuiditas bisa tetap terbatas, sehingga kenaikan pada aset berisiko bisa tertahan.
Posisi pasar derivatif: Leverage jadi pemicu utama penurunan aset kripto di masa lalu. Reli sesaat bisa memicu pembukaan posisi baru serta funding rate yang tinggi, tapi bisa saja terbalik jika tekanan ekonomi makro kembali muncul.
Kondisi likuiditas: Gencatan senjata memang kabar baik, namun reli harga aset yang berkelanjutan membutuhkan likuiditas yang cukup besar. Tanpa sinyal yang lebih jelas tentang pelonggaran kondisi keuangan, aset kripto mungkin hanya akan mengalami reli singkat sementara.
Penurunan Bitcoin Saat Rusia Menyerang Ukraina Tahun 2022 | Sumber: Reuters
Gencatan senjata memang positif, namun belum cukup
Kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina akan menjadi perubahan besar di dunia geopolitik serta awalnya bisa mendongkrak aset berisiko, termasuk aset kripto.Β
Namun, dampak lebih luas terhadap pasar aset kripto sangat bergantung pada bagaimana gencatan senjata ini bersinggungan dengan kondisi likuiditas, ekspektasi kebijakan bank sentral, dan selera risiko global.
Dalam jangka pendek, aset kripto bisa mendapat reli relief yang berarti, didorong oleh sentimen dan pergeseran risiko.Β
Untuk jangka menengah, tren pasar mungkin akan bergantung pada apakah hasil gencatan senjata benar-benar mampu meredakan tekanan inflasi dan likuiditas β karena faktor makro ini menjadi pendorong utama perubahan aset digital dalam beberapa bulan terakhir.
Bitcoin turun ke level US$85.000 pada 15 Desember, memperpanjang penurunan terbarunya seiring risiko ekonomi makro global, peluruhan leverage, dan likuiditas tipis bertemu dalam waktu bersamaan. Penurunan ini menghapus lebih dari US$100 miliar dari total kapitalisasi pasar aset kripto hanya dalam beberapa hari, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah aksi jual ini sudah selesai.
Walau tidak ada satu pemicu tunggal, lima faktor yang saling tumpang tindih mendorong Bitcoin turun dan bisa terus memberi tekanan pada harga dalam waktu dekat.
Ketakutan Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Picu De-Risking Global
Selama bertahun-tahun, investor meminjam yen murah untuk membeli aset berisiko tinggi seperti saham dan aset kripto. Saat suku bunga Jepang naik, aktivitas ini pun berbalik. Investor menjual aset risiko demi membayar kembali utang yen.
Bitcoin sebelumnya juga sudah merespons dengan tajam terhadap kenaikan suku bunga BOJ. Dalam tiga kejadian terakhir, BTC turun antara 20% hingga 30% dalam beberapa minggu setelahnya. Trader sudah mulai mengantisipasi pola historis itu sebelum keputusan dikeluarkan, sehingga Bitcoin pun menurun lebih dulu.
Bank of Japan is about to hike rates with 0.25% on December 19
Bitcoin dumped the last 3 times the BoJ hiked interest rates:
Data Ekonomi AS Kembali Picu Ketidakpastian Kebijakan
Pada saat yang sama, para trader mengurangi risiko menjelang jadwal padat data makroekonomi Amerika Serikat, termasuk data inflasi dan ketenagakerjaan.
The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga, tapi pejabatnya menyampaikan sikap hati-hati soal kecepatan pelonggaran ke depan. Ketidakpastian itu berdampak bagi Bitcoin, yang kini makin sering diperdagangkan sebagai aset makro sensitif likuiditas daripada sekadar lindung nilai terpisah.
Dengan inflasi masih di atas target dan data ketenagakerjaan yang diprediksi melemah, pasar kesulitan memprediksi langkah The Fed berikutnya. Keraguan tersebut mengurangi permintaan spekulatif dan membuat trader jangka pendek memilih menunggu.
Akibatnya, Bitcoin kehilangan momentum tepat saat mendekati level teknikal kunci.
Data derivatif menunjukkan lebih dari US$200 juta posisi long leverage dilikuidasi dalam hitungan jam. Trader long sebelumnya membuka posisi optimistis usai pemangkasan suku bunga oleh The Fed awal bulan ini.
Ketika harga melemah, sistem likuidasi otomatis menjual Bitcoin untuk menutup kerugian. Penjualan ini membuat harga makin jatuh, menimbulkan likuidasi beruntun dalam efek umpan balik.
Efek mekanis ini menjelaskan kenapa pergerakan harga terjadi secara cepat dan tajam, bukan bertahap.
Likuidasi Kripto Pada 15 Desember | Sumber: Coinglass
Likuiditas Tipis di Akhir Pekan Memperbesar Ayunan Harga
Waktu terjadinya aksi jual membuat situasi makin parah.
Bitcoin terkoreksi di saat perdagangan akhir pekan yang tipis, ketika likuiditas biasanya lebih rendah dan order book juga dangkal. Dalam kondisi seperti itu, order jual yang tak terlalu besar pun bisa menggerakkan harga dengan agresif.
Holder besar dan desk derivatif mengurangi eksposur saat likuiditas kecil, sehingga volatilitas pun makin tinggi. Dinamika ini membuat Bitcoin tergelincir dari kisaran rendah US$90.000 menuju US$85.000 dalam waktu singkat.
Penurunan saat akhir pekan seringkali tampak dramatis meski fundamental pasar secara umum tidak berubah.
Selama aksi jual, data on-chain dan pasar menunjukkan Wintermute melepas sejumlah besar Bitcoin β diperkirakan bernilai lebih dari US$1,5 miliar β ke exchange terpusat. Perusahaan ini dilaporkan menjual BTC untuk menyeimbangkan risiko dan menutup eksposur setelah volatilitas dan kerugian di pasar derivatif baru-baru ini.
Karena Wintermute menjadi penyedia likuiditas di pasar spot maupun derivatif, aksi jualnya punya dampak besar.
Wintermute Mengirim Bitcoin ke Exchange Terpusat | Sumber: Arkham
Waktu penjualan juga sangat berpengaruh. Aktivitas Wintermute terjadi saat kondisi likuiditas rendah, sehingga memperbesar pergerakan penurunan dan mempercepat penurunan harga Bitcoin menuju US$85.000.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Apakah Bitcoin turun lebih dalam sekarang bergantung pada tindak lanjut situasi ekonomi makro, bukan berita spesifik soal kripto.
Jika Bank of Japan mengonfirmasi kenaikan suku bunga dan imbal hasil global naik, Bitcoin bisa tetap tertekan karena perdagangan carry trade semakin dibuka. Nilai yen yang kuat juga bakal menambah tekanan tersebut.
tapi jika pasar sudah memasukkan pergerakan ini secara penuh dan data AS mulai melemah sehingga harapan pemangkasan suku bunga muncul lagi, Bitcoin bisa stabil setelah fase likuidasi selesai.
Untuk saat ini, aksi jual pada 15 Desember mencerminkan penyesuaian karena faktor makro, bukan kegagalan struktur pasar kripto β namun volatilitas nampaknya tidak akan langsung mereda.
Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir 4 tahun. Sanksi Barat awalnya bertujuan untuk mengisolasi Rusia secara finansial. Tapi, sanksi ini justru memaksa Rusia untuk beradaptasi.
Pada tahun 2025, BeInCrypto mulai mendokumentasikan bagaimana Rusia dan aktor-aktor yang terkait dengan Rusia membangun kembali jalur pembayaran dengan menggunakan aset kripto. Yang muncul bukan hanya satu exchange atau satu token, tapi sebuah sistem tangguh yang dirancang agar bisa bertahan dari pembekuan, penyitaan, ataupun keterlambatan penegakan hukum.
Investigasi ini merekonstruksi sistem tersebut secara kronologis, berdasarkan analisis forensik on-chain dan wawancara dengan para penyidik yang melacak aliran dana itu.
Tanda Peringatan Pertama Bukan Tindak Kriminal
Pertanda awal tidak mengarah ke ransomware atau pasar gelap di darknet. Sinyal utamanya justru ke perdagangan.
Pemerintah mulai mempertanyakan bagaimana aliran uang melintasi perbatasan untuk kebutuhan impor, bagaimana barang dual-use dibayar, dan bagaimana transaksi bisa terjadi tanpa peran bank.
Bersamaan dengan itu, data on-chain menunjukkan OTC desk Rusia mengalami lonjakan aktivitas. Exchange yang menjadi tempat likuiditas OTC dari Rusia juga melihat volume yang meningkat tajam, terutama di Asia.
Sementara itu, grup Telegram dan forum di darknet secara terbuka membahas cara menghindari sanksi. Percakapan ini tidak tersembunyi, melainkan menjelaskan metode praktis untuk memindahkan nilai melintasi perbatasan tanpa melibatkan bank.
Caranya sangat sederhana. OTC desk menerima rubel di dalam negeri, kadang dalam bentuk tunai. Setelah itu, mereka menerbitkan stablecoin atau aset kripto. Lalu aset kripto itu digunakan untuk menyelesaikan pembayaran di luar negeri, agar bisa diubah ke mata uang lokal di negara tujuan.
Garantex jalankan pusat pencucian aset kripto Rusia
Garantex memegang peran penting dalam ekosistem ini. Exchange ini menjadi pusat likuiditas bagi OTC desk, para migran, dan pembayaran terkait perdagangan.
Rusia Menggunakan Proxy UEA untuk Hindari Sanksi
Bahkan setelah sanksi awal, Garantex tetap berinteraksi dengan exchange yang resmi di luar negeri. Aktivitas ini terus berjalan selama beberapa bulan.
Saat penegakan hukum akhirnya meningkat, orang-orang memperkirakan akan terjadi gangguan besar. Tapi yang terjadi justru adalah persiapan matang.
βBahkan orang-orang yang meninggalkan Rusia tetap menggunakan Garantex untuk memindahkan uang mereka ke luar. Kalau kamu ingin pindah ke tempat seperti Dubai, ini jadi salah satu cara utama transfer dana setelah jalur perbankan tradisional terputus. Bagi banyak warga Rusia yang ingin pergi dari negaranya, Garantex jadi jalan keluar yang praktis. Ini adalah salah satu dari sedikit cara yang masih bisa digunakan untuk memindahkan uang ke luar negeri setelah bank dan SWIFT sudah tidak bisa diandalkan lagi,β ujar Lex Fisun, CEO Global Ledger
Penyitaan Memicu Perebutan Cadangan
Pada hari saat infrastruktur Garantex disita di bulan Maret 2025, sebuah wallet Ethereum yang terhubung langsung dengan Garantex dengan cepat mengkonsolidasikan lebih dari 3.200 ETH. Dalam hitungan jam, hampir seluruh saldo itu dipindahkan ke Tornado Cash.
Langkah itu sangat penting. Tornado Cash memang tidak untuk pencairan, tapi digunakan untuk memutus jejak transaksi.
Grafik Konsolidasi Cadangan ETH dan Transfer ke Tornado Cash. Sumber: Global Ledger
Beberapa hari setelah itu, cadangan Bitcoin yang sudah lama tidur mulai bergerak. Wallet yang tidak disentuh sejak 2022 mulai mengkonsolidasikan BTC. Ini bukan aksi jual panik, melainkan pengelolaan aset treasury di tengah tekanan.
Grafik Aktivasi Kembali Cadangan BTC
Jadi, terbukti aset di luar kendali stablecoin masih bisa diakses kapan saja.
Grinex diam-diam diluncurkan dan mulai mendukung USDT. Arus dana yang ditelusuri bergerak melalui TRON dan terkoneksi dengan infrastruktur yang berkaitan dengan Grinex. Pengguna melaporkan saldo mereka muncul kembali dengan nama baru.
βSepertinya ini adalah rebranding paling mencolok yang pernah kami temui. Namanya hampir sama, websitenya juga mirip, dan pengguna yang kehilangan akses ke Garantex mendapati saldonya muncul kembali di Grinex,β terang Fisun kepada BeInCrypto.
Akhir Juli 2025, Garantex mengumumkan pembayaran kepada mantan pengguna dalam Bitcoin dan Ethereum secara terbuka. Data on-chain mengonfirmasi bahwa sistem ini sebenarnya sudah berjalan.
Setidaknya, crypto senilai US$25 juta sudah didistribusikan. Masih banyak lagi yang belum tersentuh.
Struktur pembayaran mengikuti pola yang jelas, dengan cadangan dicairkan lewat mixer, wallet agregasi, dan cross-chain bridge sebelum sampai ke pengguna.
Diagram Alur Pembayaran Tingkat Tinggi
Pencairan Ethereum Bergantung pada Kompleksitas
Pembayaran Ethereum memakai cara pengaburan yang disengaja. Dana berpindah lewat Tornado Cash, masuk ke protokol DeFi, lalu menyeberang ke beberapa chain. Transfer bergerak di antara Ethereum, Optimism, dan Arbitrum sebelum akhirnya masuk ke wallet pembayaran.
Meski strukturnya rumit, hanya sebagian kecil cadangan ETH yang sampai ke pengguna. Lebih dari 88% tetap tidak tersentuh, menandakan pembayaran masih pada tahap awal.
Pembayaran Bitcoin Menyingkap Kelemahan Lain
Pembayaran Bitcoin jauh lebih sederhana dan terpusat.
Penyelidik menemukan beberapa wallet pembayaran yang terhubung ke satu hub agregasi, yang menerima hampir 200 BTC. Hub ini tetap aktif selama beberapa bulan setelah penyitaan.
Hal yang lebih menarik adalah ke mana dana itu bergerak berikutnya.
Wallet sumber sering melakukan transaksi dengan alamat deposit milik salah satu exchange terpusat terbesar di dunia. Sisa transaksi (βchangeβ) selalu kembali ke sana.
Mengapa Sanksi Barat Sulit Mengejar
Sanksi Barat tidak sepenuhnya absen. Sanksi datang terlambat, pelaksanaannya tidak merata, dan prosesnya berjalan lambat.
Saat Garantex benar-benar dihentikan, penyelidik sudah mencatat pergerakan dana senilai miliaran US$ melalui wallet mereka.Β
Bahkan setelah sanksi diberlakukan, exchange tersebut tetap berinteraksi dengan platform terregulasi di luar negeri karena memanfaatkan jeda waktu antara penetapan sanksi, penerapan, dan update kepatuhan.
βSanksi hanya efektif di atas kertas. Masalahnya ada pada eksekusi. Miliaran dana masih bisa bergerak karena penegakan berjalan lambat, terpecah-pecah, dan sering tertinggal dari kecepatan sistem kripto beradaptasi. Masalahnya bukan sanksi tidak ada, tapi pelaksanaannya terlalu lambat untuk sistem yang bergerak secepat kripto,β tutur CEO Global Ledger.Β
Kesenjangan tersebut memungkinkan Garantex beradaptasi. Wallet sering berpindah. Hot wallet berubah secara acak. Saldo yang tersisa dipindahkan dengan pola yang meniru aktivitas normal pada exchange sehingga sistem kepatuhan otomatis jadi kurang efektif.
Sektor swasta pun kesusahan mengejar. Bank dan exchange harus menyeimbangkan kewajiban kepatuhan dengan kecepatan transaksi, kenyamanan pelanggan, serta biaya operasional.Β
Dalam situasi seperti itu, terekspos sanksi bisa lolos jika aktivitasnya tidak menimbulkan sinyal bahaya yang jelas.
Hingga Oktober 2025, infrastruktur pembayaran ini masih beroperasi. Cadangan dana masih tersedia. Jalur keluar tetap terbuka.
Ini bukanlah kehancuran sebuah exchange, melainkan evolusi dari suatu sistem.
Strategi kripto Rusia di 2025 menunjukkan bagaimana ekonomi yang terkena sanksi bisa tetap bertahan dengan membangun jalur paralel, menjaga likuiditas, dan mengubah rute ketika terblokir.
Tether telah mengajukan proposal pasti dengan pembayaran tunai penuh untuk membeli seluruh 65,4% saham Exor di Juventus Football Club, klub paling sukses dalam sejarah sepak bola Italia dan juara Serie A sebanyak 36 kali.
Jika disetujui oleh regulator serta diterima oleh Exor, Tether menyatakan bahwa mereka akan melakukan penawaran tender publik untuk sisa saham dengan harga yang sama, seluruhnya didanai dari modal mereka sendiri. Perusahaan juga berkomitmen untuk menginvestasikan hingga β¬1 miliar guna mendukung dan mengembangkan klub setelah proses akuisisi selesai.
Apa Arti Kerja Sama Juventus bagi Tether
Proposal ini, yang diumumkan pada 12 Desember, menjadi salah satu langkah paling ambisius yang diambil perusahaan aset kripto di dunia olahraga elit. Hal ini menandakan pergeseran strategi Tether dari penerbit stablecoin murni menjadi investor modal jangka panjang di institusi tradisional.
Dalam pengumumannya, CEO Tether Paolo Ardoino mendeskripsikan Juventus sebagai simbol kedisiplinan, ketangguhan, serta kesinambunganβnilai-nilai yang ia sebut mencerminkan bagaimana Tether dibangun, ujar Ardoino.
JUST IN: Tether wants to acquire Italian football club Juventus.
Juventus is a 36-time domestic league champion, making it the most successful club in Italian football history. pic.twitter.com/l1yncxgW9L
Dari sisi bisnis, akuisisi ini akan memberi Tether kendali atas merek olahraga yang diakui secara global, memperluas jejak mereka di luar infrastruktur keuangan ke bidang media, hiburan, dan ekonomi penggemar di seluruh dunia.
Berbeda dengan sponsor jangka pendek atau kemitraan fan token, kepemilikan menempatkan Tether di pusat tata kelola serta strategi jangka panjang klub.
Tether Akan Investasi β¬1 Miliar di Juventus Jika Akuisisi Sukses.
Langkah ini juga menguatkan klaim Tether bahwa mereka beroperasi dari posisi kesehatan neraca keuangan yang kuat, karena mampu menggelontorkan miliaran modal tanpa pendanaan eksternal.
Bagian dari Strategi Ekspansi yang Lebih Luas
Proposal Juventus ini mengikuti rangkaian aksi profil tinggi dari Tether dan USDT dalam beberapa pekan terakhir.
Baru-baru ini, Tether telah memperoleh pengakuan regulasi untuk USDT sebagai Token Acuan Fiat di ADGM Abu Dhabi, memperluas penggunaan stablecoin berlisensi ini di berbagai blockchain.
Pada saat yang sama, perusahaan juga tengah mengeksplorasi tokenisasi sahamnya sendiri, menandakan keterbukaan pada struktur perusahaan baru yang dibangun di atas teknologi blockchain.
Semua perkembangan ini menunjukkan bahwa Tether tengah menjalankan strategi diversifikasi jauh melampaui penerbitan stablecoin, sementara
Juventus dan Aset Kripto: Bukan Pertama Kali Terhubung
Juventus sendiri bukan pendatang baru di dunia aset kripto.
Klub ini sebelumnya telah meluncurkan fan token $JUV di platform Chiliz dan Socios, yang memungkinkan penggemar untuk ikut serta dalam polling dan inisiatif interaktif. Juventus juga telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan aset kripto sebagai sponsor, termasuk perjanjian branding yang dipimpin exchange dalam beberapa musim terakhir.
Fan Token JUV Melonjak Setelah Pengumuman Tether. Sumber: CoinGecko
namun, proposal Tether jauh melampaui sekadar kemitraan kripto sebelumnya. Jika terealisasi, langkah ini berarti perusahaan aset digital akan memegang kendali operasional penuhβsuatu langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk klub sekelas Juventus.
Transaksi ini masih menunggu penerimaan dari Exor, perjanjian hukum yang pasti, serta persetujuan dari regulator. Jika seluruh syarat tersebut terpenuhi, Tether berencana untuk melanjutkan dengan penawaran tender publik untuk sisa saham.
Klaim bahwa perusahaan trading Wall Street, Jane Street, memicu βdumpβ Bitcoin setiap hari pukul 10 pagi kembali muncul pada 12 Desember, setelah BTC mengalami penurunan tajam di hari itu.
Spekulasi di media sosial kembali menyorot trader institusi dan market maker ETF. Tapi, jika melihat data lebih dalam, cerita ini sebenarnya lebih kompleks.
Klaim tersebut menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan ini sengaja menurunkan harga untuk memicu likuidasi, lalu membeli kembali di harga lebih murah. Sejauh ini, tidak ada regulator, exchange, atau sumber data yang pernah mengonfirmasi adanya aktivitas terkoordinasi seperti itu.
BREAKING: The 10am manipulation is back.
Bitcoin dropped $2,000 in 35 minutes and wiped out $40 billion from its market cap.
$132 million worth of longs have been liquidated in the past 60 minutes.
Data Futures Bitcoin tidak menunjukkan adanya aksi dump agresif
Bitcoin bergerak sideways hari ini selama pembukaan pasar AS, dengan pergerakan sempit di kisaran US$92.000βUS$93.000. Tidak ada aksi jual mendadak atau tidak wajar tepat pada pukul 10 pagi ET.
Penurunan tajam justru terjadi setelahnya, mendekati waktu tengah hari di AS. Harga BTC sempat turun di bawah US$90.000 sebelum stabil lagi, sehingga menunjukkan tekanan terjadi lebih lambat, bukan tepat saat pasar dibuka.
Open Interest Bitcoin futures di berbagai exchange mayor tetap relatif stabil. Total open interest hampir tidak berubah sepanjang hari, sehingga tidak tampak adanya kenaikan besar posisi short baru.
Di CME, yang menjadi pasar utama bagi trading institusi, open interest justru turun sedikit. Pola ini biasanya menandakan pengurangan risiko atau hedging, bukan penjualan agresif satu arah.
Total Open Interest BTC Futures | Sumber: CoinGlass
Jika memang ada perusahaan trading besar yang mengatur dump secara terkoordinasi, biasanya akan terlihat lonjakan tajam atau penurunan ekstrem pada open interest. Tapi, hal itu tidak tampak di data hari ini.
Likuidasi Menjelaskan Pergerakan
Data likuidasi justru memberikan penjelasan lebih jelas. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi aset kripto melampaui US$430 juta, dan mayoritas berasal dari posisi long.
Hanya untuk Bitcoin saja, lebih dari US$68 juta posisi terlikuidasi, sedangkan likuidasi Ethereum bahkan lebih tinggi lagi. Ini menunjukkan adanya pembersihan leverage di seluruh pasar, bukan hanya kejadian khusus Bitcoin.
Likuidasi Kripto pada 12 Desember | Sumber: CoinGlass
Jika harga turun di bawah level penting, likuidasi paksa dapat mempercepat penurunan. Sering kali, kondisi ini menyebabkan harga anjlok tajam tanpa harus ada satu penjual utama yang mendominasi pasar.
Paling penting, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di AS mencatat arus keluar US$77 juta pada 11 Desember, setelah dua hari berturut-turut mengalami arus masuk stabil. Efek guncangan harga hari ini mayoritas tercermin dari peristiwa tersebut.
Arus Masuk Harian ETF Bitcoin AS | Sumber: SoSoValue
Tidak Ada Satu Exchange yang Memimpin Sell-Off
Pergerakan ini tersebar di berbagai exchange seperti Binance, CME, OKX, dan Bybit. Tidak ada bukti tekanan jual terkonsentrasi pada satu exchange atau satu instrumen saja.
Hal ini penting karena manipulasi terkoordinasi biasanya meninggalkan jejak yang jelas. Namun, kejadian ini justru menunjukkan adanya partisipasi luas lintas pasar dan konsisten dengan aksi unwind risiko secara otomatis.
Mengapa Narasi Jane Street Terus Kembali
Volatilitas Bitcoin sering terkonsentrasi di jam perdagangan AS karena aktivitas ETF, rilis data ekonomi makro, dan penyesuaian portofolio institusi. Faktor struktural seperti ini bisa membuat pergerakan harga tampak berpola.
Jane Street Bots already entered Polymarket xD
While most traders chase narratives, one Polymarket account turned 15-minute crypto prediction windows into a mechanical profit engine.
Trader didn't build a sophisticated arbitrage bot.
Keterlibatan Jane Street sebagai market maker ETF memang membuatnya jadi sasaran spekulasi. Tapi, market maker sebenarnya hanya melakukan hedging dan manajemen inventori, bukan menyerang harga secara satu arah.
Peristiwa hari ini pun menunjukkan pola yang sudah umum di pasar kripto: leverage menumpuk, harga tergelincir, likuidasi terjadi berantai, dan narasi pun bermunculan.