XRP turun sekitar 1,6% dalam 24 jam terakhir. Pada grafik mingguan, XRP masih menjadi salah satu pergerak large-cap yang lemah, sekarang sekitar 16% lebih rendah dibanding level bulan lalu. Sebagian besar pergerakan harga terjadi di dekat dasar pola descending triangle, sebuah pola yang sering menandakan kelanjutan arah harga.
Ini belum mengonfirmasi terjadinya breakdown, tapi ada tiga sinyal pasar yang mulai muncul dan seharusnya membuat para trader lebih waspada menjelang akhir 2025.
Investor Ritel dan Holder Jangka Panjang Bergerak ke Arah yang Sama
XRP masih terjebak di dalam pola descending triangle, bergerak sideways di dekat garis tren bawah. Harga sempat naik dari 18 Desember sampai 27 Desember, namun Money Flow Index (MFI) justru bergerak turun pada periode yang sama.
MFI melacak uang yang masuk atau keluar dari sebuah aset. Ketika MFI semakin rendah saat harga naik, itu menandakan investor ritel menjual di setiap kenaikan harga, bukan mengakumulasi.
Tekanan seperti ini membuat harga XRP tetap berada di batas bawah pola ini, bukannya mencoba ke garis atas.
Ingin insight token lain seperti ini? Daftar ke Newsletter Crypto Harian Editor Harsh Notariya di sini.
Kekhawatiran bertambah saat kita melihat ke holder jangka panjang.
Berdasarkan data HODL Waves, yang memperlihatkan berapa banyak supply yang dipegang berdasarkan usia wallet, wallet yang menyimpan XRP selama 2–3 tahun turun dari 14,26% supply pada 26 November jadi sekitar 5,66% pada 26 Desember.
Mereka ini adalah holder yang punya keyakinan kuat jangka panjang, dan aksi jual mereka menghilangkan salah satu penopang pasar. Kelemahan ritel itu wajar, kelemahan jangka panjang di saat yang sama justru tidak wajar.
Sekarang, perilaku holder jangka pendek dan panjang sama-sama condong dalam satu arah: keluar dari XRP.
Arus Modal Menunjukkan Permintaan Mulai Menurun
Jika keyakinan ritel dan jangka panjang mulai melemah, langkah berikutnya adalah memantau arus modal, tanda utama ketiga.
Chaikin Money Flow (CMF) juga belum menunjukkan adanya perbaikan. CMF mengukur tekanan beli dan jual berdasarkan volume dan pergerakan harga. Indikator arus modal besar tetap negatif untuk XRP dan bergerak turun mengikuti garis support menurun.
Secara sederhana, walau harga bergerak datar, modal besar yang masuk ke aset ini mulai menipis, sementara pasar semakin condong ke arah supply yang mengalahkan demand. Dengan belum adanya kenaikan di CMF, pasar pun kehilangan salah satu bantalan pengaman lain.
Inilah alasan harga XRP tetap mendatar, bukan bangkit kembali.
Level Harga XRP Tentukan Apakah Breakout Benar-benar Terjadi
Untuk saat ini, XRP berada di antara US$1,90 dan US$1,81. XRP kehilangan level US$1,90 pada 22 Desember dan belum berhasil naik lagi ke atas level itu. Untuk melihat tanda kekuatan, XRP harus dapat merebut US$1,90 dan selanjutnya menargetkan US$1,99.
Hal ini juga akan menandai pergerakan harga ke atas batas atas triangle dan memberi peluang bagi bull untuk bergerak.
Namun, saat ini skenario bearish terlihat lebih jelas dibandingkan bullish.
Jika US$1,81 jebol, XRP bisa saja turun keluar dari pola descending triangle, yang berarti breakdown telah terkonfirmasi. Jika itu terjadi bisa membuka peluang ke US$1,68, titik di mana polanya benar-benar gagal, dan bahkan bisa ke US$1,52 jika tekanan jual semakin kencang.
Hal ini belum pasti, tapi pasar belum menunjukkan sinyal berlawanan. Selama penjualan ritel, distribusi jangka panjang, dan arus masuk modal yang melemah masih sejalan, harga XRP harus berjuang untuk tetap bertahan di kisaran ini.
Charles Hoskinson sedang mempromosikan usaha terbarunya, Midnight Protocol, sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar sidechain untuk Cardano.
Pendiri Cardano tersebut memposisikan platform berfokus privasi ini sebagai lapisan infrastruktur bersama yang bisa memperluas privasi terprogram ke jaringan blockchain pesaing, termasuk Bitcoin dan XRP Ledger.
Hoskinson Bergerak Lebih Jauh dari Cardano dengan Inisiatif Privasi Lintas Chain
Pada 27 Desember, melalui sebuah postingan di X, Hoskinson menjelaskan bahwa arsitektur zero-knowledge proof dari Midnight bisa meningkatkan kemampuan ekosistem pesaing, bukan menggantikannya.
Ia menyampaikan bahwa integrasi Midnight dengan XRP Ledger akan memungkinkan jaringan tersebut menantang sistem perbankan tradisional dengan menghadirkan decentralized finance privat dan patuh regulasi. Ia juga menambahkan bahwa Midnight membawa fitur privasi terprogram yang belum ada di Bitcoin saat ini.
Hoskinson pun menggambarkan Midnight sebagai katalis untuk Cardano sendiri. Ia menyebutkan bahwa protokol ini dapat membantu meningkatkan jumlah pengguna aktif bulanan dan total value locked Cardano, karena memperluas kegunaan ekosistem ini di luar chain aslinya.
“Midnight makes what it touches better. Adding Midnight to XRP DeFi is going to blow the legacy banks out of the water. Adding Midnight to Bitcoin gives the world Satoshi imagined possible. Adding Midnight to Cardano supercharges our DeFi ecosystem and will 10x the MAUs, Transactions, and TVL as we are first to market with private DeFi at scale,” klaimnya.
Selain interoperabilitas, Hoskinson juga menyoroti besarnya peluang tokenisasi aset dunia nyata. Ia menjelaskan pasar Real-World Assets yang diperkirakan bernilai US$10 triliun akan sangat diuntungkan dengan desain privasi yang dihadirkan Midnight.
Dalam konteks itu, ia mengkritik perusahaan keuangan tradisional yang masih saja bermitra dengan Canton Network, sebuah blockchain permissioned, dengan menyatakan bahwa solusi separuh-separuh tidak cukup untuk kebutuhan adopsi institusional.
“There are no half measures or half technologies. You need an end-to-end strategy, great partners, and great communities,” terang Hoskinson .
Strategi ini menjadi perubahan arah bagi Hoskinson, yang sebelumnya selalu fokus membangun di ekosistem Cardano saja.
Dengan mempromosikan Midnight sebagai lapisan privasi yang bisa meningkatkan blockchain layer-1 lainnya, Hoskinson berusaha menjangkau likuiditas dan basis pengguna di luar jaringan Cardano yang sudah ada.
Perubahan strategi ini juga bertepatan dengan meningkatnya minat spekulatif pada native token Midnight, yaitu NIGHT.
Data dari CoinGecko menunjukkan bahwa aset ini baru-baru ini melampaui Bitcoin dan Ethereum dalam volume pencarian di daftar tren platform tersebut.
namun, token ini diperdagangkan dengan volatilitas tinggi sejak diluncurkan awal bulan ini. Berdasarkan data BeInCrypto, harga token ini turun lebih dari 80% menjadi US$0,08 pada saat artikel ini diterbitkan.
Akhir tahun biasanya membuat banyak posisi dipangkas di pasar aset kripto. Wallet besar dan smart money sering mengurangi eksposur agar bisa mengamankan profit, menyimpan uang tunai, lalu menunggu sampai kondisi likuiditas rendah selesai. Itu hal yang biasa untuk bulan Desember. Walaupun begitu, beberapa aset justru malah memperlihatkan hal sebaliknya. Para crypto whale kembali menambah kepemilikan mereka di beberapa frame waktu sekaligus.
Satu aset mengalami akumulasi konsisten selama 30 hari, yang lain mendapatkan dukungan whale dalam 7 hari terakhir, dan aset ketiga baru saja mendapat arus masuk segar dalam 24 jam terakhir.
Chainlink (LINK)
Token pertama dalam daftar yang dibeli oleh crypto whale adalah Chainlink. Wallet whale telah meningkatkan kepemilikan mereka sebesar 57,79% selama 30 hari terakhir. Artinya, whale menambah sekitar 680.000 LINK dalam periode tersebut.
Dengan harga LINK saat ini, jumlah tersebut hampir setara dengan akumulasi senilai US$8,5 juta.
Mau info token seperti ini? Daftar untuk Newsletter Kripto Harian Editor Harsh Notariya di sini.
Akumulasi ini terjadi saat harga Chainlink mengalami koreksi sekitar 7,5% pada periode yang sama. Wallet smart money justru mengurangi eksposur sebesar 5,2%, sehingga menunjukkan kalau para whale mulai mengambil posisi lebih awal, bukan mengincar pergerakan harga secara langsung.
This whale has further withdrawn 366,364 $LINK, worth $4.5M, from #Binance.
Now, the whale holds 695,783 $LINK, worth $8.52M, from #Binance in the past 2 days.
Pada grafik, indikator Bull Bear Power (BBP) menampilkan bar merah yang mulai mengecil sejak tanggal 24 Desember. BBP mengukur jarak antara harga dan moving average untuk mengetahui apakah bull atau bear yang menguasai momentum. Saat bar merah mengecil, tekanan bearish pun mulai mereda.
Pada saat yang sama, LINK sedang mencoba merebut kembali resistance jangka pendek di sekitar US$12,50. Jika penutupan harian berhasil di atas level itu, token ini bisa kembali masuk dalam pembahasan breakout jangka pendek. Di atas US$12,50, level penting selanjutnya berada di sekitar US$12,98 dan US$13,75. Jika bisa menembus US$15,00, LINK bisa kembali ke zona bullish yang jelas.
Smart money keluar saat whale masih terus menambah kepemilikan, sehingga mengindikasikan persiapan yang lebih lambat. Struktur saat ini memperlihatkan bahwa whale sedang akumulasi ketika harga melemah untuk pergerakan potensial pada awal 2026, bukan breakout dalam waktu dekat. Sampai harga menembus US$12,50, LINK kemungkinan masih bergerak sideways. Jika harga turun ke bawah US$11,72, hipotesis bullish para whale bisa batal untuk sementara waktu.
Lido DAO (LDO)
Crypto whale juga beralih ke Lido selama 7 hari terakhir. Saldo mereka naik 30,34%, sehingga total kepemilikan klaster ini menjadi 17,49 juta LDO. Dengan harga LDO saat ini, whale menambah sekitar 4,07 juta LDO, setara dengan US$2,28 juta dalam seminggu.
Ini terjadi ketika harga token naik 4,2% pada periode yang sama, sehingga memperlihatkan bahwa whale membeli saat harga menguat.
Tidak semua pembeli besar itu anonim. Salah satu peningkatan paling menonjol datang dari Arthur Hayes, yang mengakumulasi 1,85 juta LDO senilai sekitar US$1,03 juta. Hal ini juga menjelaskan kenapa klaster “Public Figure” naik bersamaan dengan aktivitas whale.
Smart money, di sisi lain, menunjukkan sikap berlawanan. Saldo mereka turun 7,75%. Saldo exchange juga turun 1,49%, memberikan indikasi bahwa trader ritel mungkin lebih memilih menarik token dari exchange dibandingkan menjualnya. Perbedaan ini berarti hipotesis whale bisa membutuhkan waktu untuk terealisasi, sehingga kemungkinan besar baru bergerak di awal 2026, bukan dalam waktu dekat.
Pada grafik, Lido bergerak dalam range yang jelas antara US$0,59 dan US$0,49. Indikator On-Balance Volume (OBV), yang mengukur apakah volume mengalir masuk atau keluar, menembus tren turunnya pada 23 Desember.
Perubahan ini bersamaan dengan arus masuk whale yang mulai naik, jadi sinyal ini patut dipantau terus.
Penutupan harian di atas US$0,59 dibutuhkan untuk mengonfirmasi kekuatan baru. Level ini jebol pada 14 Desember dan belum pernah direbut kembali sejak itu. Jika pembeli bisa menembusnya dengan mantap, zona berikutnya yang perlu diperhatikan adalah US$0,76 (0,618 Fibonacci), lalu US$0,92, di mana momentum bisa berubah dari koreksi ke bullish.
Sampai saat itu, trading dalam rentang harga masih menjadi skenario utama. Jika harga turun di bawah US$0,49 maka pola harga LDO saat ini akan batal, apalagi jika smart money terus mengurangi eksposurnya di tengah volatilitas akhir tahun.
Aster (ASTER)
Token ketiga dalam daftar ini adalah Aster. Token ini justru menarik minat whale dalam 24 jam terakhir, bukan karena tren akumulasi yang panjang. Dalam sehari terakhir, whale menambah 2,37% ke jumlah kepemilikan ASTER yang mereka miliki.
Setelah kenaikan ini, total kepemilikan whale sekarang ada di sekitar 19,23 juta ASTER. Dengan harga sekitar US$0,71 maka whale telah menambah kurang lebih 455.000 ASTER, atau senilai lebih dari US$320.000.
Penambahan ini memang tidak terlalu besar. Hal ini menarik perhatian karena ASTER sempat turun lebih dari 30% dalam sebulan ini, dan aksi akumulasi ini mungkin menjadi sinyal bahwa sentimen mulai berubah dari tekanan jual besar menuju posisi yang lebih hati-hati.
Pergerakan harga mendukung pandangan ini. ASTER turun tajam dari sekitar US$1,40 pada 19 November dan mendapat support di kisaran US$0,65, yang terus bertahan sepanjang Desember. Tekanan jual juga nampaknya mulai melemah. Pada indikator Wyckoff Volume, batang merah dan kuning (kontrol penjual) makin memudar sejak 15 Desember. Pergeseran ke batang merah/kuning yang lebih tipis ini menandakan dominasi penjual mulai turun.
Jika dugaan whale benar, upaya pemulihan dimulai dengan dorongan ke US$0,83 yang membutuhkan kenaikan sekitar 16% dari harga sekarang. Jika bisa melewati US$0,83, peluang ke US$1,03 terbuka lebar, lalu ke US$1,24 jika kondisi pasar makin membaik.
Jika harga turun di bawah US$0,65, maka skenario ini batal. Penurunan yang jelas di bawah level tersebut bisa membuat ASTER terancam turun ke level terendah baru, apalagi jika volatilitas akhir tahun meningkat.
BitMine, pemegang Ethereum korporasi terbesar, mulai melakukan staking sebagian dari treasury ETH senilai US$12 miliar miliknya.
Pada 27 Desember, analis on-chain Ember CN melaporkan bahwa perusahaan tersebut telah menyetor sekitar 74.880 ETH, dengan perkiraan nilai sekitar US$219 juta, ke dalam kontrak staking Ethereum.
Kenapa BitMine melakukan staking pada kepemilikannya?
Jika perusahaan melakukan staking seluruh treasury pada estimasi annual percentage yield (APY) saat ini sebesar 3,12%, mereka akan menghasilkan sekitar 126.800 ETH setiap tahun. Dengan harga saat ini, hasilnya setara dengan pendapatan US$371 juta per tahun.
Struktur seperti ini nantinya akan membuat BitMine menjadi Public Crypto Vehicle penghasil yield yang terhubung langsung dengan consensus layer Ethereum. Itu berarti, valuasinya tidak lagi bergantung terutama pada pergerakan harga ETH secara langsung.
Tujuan dan Risiko Staking ETH
namun, strategi ini juga membawa risiko finansial serta operasional baru bagi perusahaan.
Tidak seperti Bitcoin yang disimpan di cold storage dan bisa langsung dilikuidasi saat kondisi pasar tertekan, Ether yang di-staking terikat oleh mekanisme penarikan yang diatur di level protokol.
Jika terjadi krisis likuiditas, penundaan itu bisa membuat BitMine terkena fluktuasi harga, yang mungkin bisa dihindari jika treasury tidak di-staking.
Kondisi ini menyoroti perbedaan mendasar antara sekadar memegang Ethereum sebagai aset pasif dan mempergunakannya sebagai modal produktif di jaringan.
Demi mendukung rencana tersebut, perusahaan sedang mengembangkan platform staking sendiri, yaitu Made in America Validator Network (MAVAN), yang dijadwalkan akan diluncurkan pada awal 2026.
“We continue to make progress on our staking solution known as The Made in America Validator Network (MAVAN). This will be the ‘best-in-class’ solution offering secure staking infrastructure and will be deployed in early calendar 2026,” ujar ketua BitMine, Thomas Lee dalam pernyataannya.
Di sisi lain, para pengkritik berpendapat bahwa mengonsolidasikan kepemilikan Ether sebesar ini di bawah satu framework validator berbasis AS menimbulkan risiko sentralisasi. Mereka menilai struktur tersebut bisa melemahkan jaringan yang seharusnya netral dan terdistribusi secara global.
Harga Ethereum turun kurang dari 1% dalam 24 jam terakhir. Sekilas, grafik terlihat tenang, dan penurunan harga kecil ini berkaitan dengan lemahnya permintaan dari ritel. Tapi, sebenarnya ada hal lain yang terjadi di balik layar.
Data on-chain terbaru menunjukkan whale kembali menambah kepemilikan, sementara satu indikator penting memperlihatkan perubahan tren langka yang cenderung menguntungkan salah satu dari dua kelompok yang disebutkan di artikel ini.
Ritel melambat dan whale mulai masuk
Ethereum sedang mendekati penyelesaian pola inverse head-and-shoulders. Ini adalah struktur bullish yang menandakan pembalikan tren jika harga menembus di atas US$3.390. Masalahnya muncul sebelum level breakout itu. Momentum ritel melemah pekan ini.
Antara 18 Desember dan 24 Desember, harga bergerak naik. Biasanya, ini pertanda positif. Money Flow Index (MFI), yang melacak arus masuk dan keluar uang pada suatu aset, tidak sejalan. Indikator ini malah mencetak lower low. Ini menandakan kemungkinan trader ritel tidak mendukung higher low dengan aksi beli yang nyata.
Ingin insight token seperti ini? Daftarkan diri untuk Newsletter Harian Crypto dari Editor Harsh Notariya di sini.
Sekarang, MFI perlu bergerak di atas 37 untuk membentuk higher high dan memperlihatkan permintaan yang lebih kuat.
Ketika ritel mulai melambat, whale justru bertindak sebaliknya. Sejak 26 Desember, wallet yang menyimpan jumlah besar ETH bertambah dari 100,48 juta ETH menjadi 100,6 juta ETH.
Dengan harga saat ini, jumlah ini setara sekitar US$350 juta yang masuk dalam 24 jam terakhir. Whale tidak membeli untuk keuntungan jangka pendek. Mereka biasanya membeli karena melihat ada peluang di pasar.
Pembagian ini menggambarkan situasi saat ini. Ritel masih ragu, sedangkan whale mulai masuk. Arah harga ETH selanjutnya tergantung pada kelompok mana yang bertahan konsisten.
Satu indikator mengarah ke crypto whale
Relative Strength Index (RSI), indikator pengukur momentum, mendukung posisi whale.
Antara 4 November hingga 25 Desember:
Harga mencetak lower low
RSI mencetak higher low
Ini adalah bullish divergence. Sinyal ini menandakan tekanan jual mulai melemah, meski harga belum mengonfirmasi secara teknikal.
Divergence seperti ini mendukung pola pembalikan seperti inverse head-and-shoulders. Ini bukan jaminan akan terjadi breakout. Tapi, peluang breakout akan lebih besar jika harga mencapai zona pemicu. Itu sebabnya whale Ethereum mulai menambah kepemilikan saat ini.
Zona Harga Ethereum yang Menentukan Pergerakan Berikutnya
Harga Ethereum harus tembus kembali level US$3.050 terlebih dahulu. Level ini jadi penghalang psikologis dan resistance jangka pendek.
Jika harga berhasil menembus dengan kuat, ujian berikutnya adalah zona breakout neckline di US$3.390.
Breakout di atas US$3.390 bisa memicu target inverse head-and-shoulders mendekati US$4.400. Angka ini didapat dengan menambahkan tinggi pola head ke titik breakout.
Di sisi bawah, jika kehilangan level US$2.800 akan melemahkan momentum bullish. Bila tekanan jual meningkat dan whale berhenti menambah, harga Ethereum bisa turun ke US$2.620. Penurunan di bawah level ini akan membatalkan struktur pembalikan bullish.
CEO Coinbase, Brian Armstrong, memprediksi bahwa bank-bank di AS akan membalikkan sikapnya terhadap regulasi stablecoin dan akhirnya akan melobi Kongres agar mengizinkan pembayaran bunga pada aset digital tersebut.
Prediksi Armstrong, yang ia unggah 27 Desember di X, berlawanan dengan upaya sektor perbankan saat ini yang ingin menghilangkan fitur pemberi imbal hasil dari GENIUS Act.
Armstrong prediksi bank akan ubah kebijakan larangan bunga stablecoin
Armstrong menilai, para pemberi pinjaman sekarang sedang melindungi dana simpanan berbiaya rendah, tapi nantinya mereka akan terpaksa mengadopsi teknologi ini agar tetap bisa bersaing dalam menarik modal.
“My prediction is the banks will actually flip and be lobbying FOR the ability to pay interest and yield on stablecoins in a few years,” Armstrong wrote.
Prediksi ini mengubah cara pandang terhadap pertarungan regulasi di balik GENIUS Act. Armstrong membingkainya sebagai pertarungan antara perlindungan keuntungan lama dengan perkembangan pasar yang tidak bisa dihindari.
Mereka berargumen, sekarang platform non-bank bisa menawarkan imbal hasil Treasury yang hampir bebas risiko sekitar 4% sampai 5% untuk aset kas yang likuid. Dalam situasi seperti itu, bank komersial kesulitan bersaing jika tidak menaikkan tingkat bunga simpanan dan itu akan menekan margin bunga bersih mereka.
Tapi, Armstrong menyebutkan bahwa upaya mengubah undang-undang yang sudah berlaku adalah “garis merah” bagi industri aset kripto.
Exactly – I’m actually impressed the banks can lobby for this with a straight face and not get kicked out of senator’s offices. It takes some serious mental gymnastics.
We won’t let anyone reopen GENIUS. Red line issue for us. And will keep advocating for our customers and the… https://t.co/6EfF2oBn5A
Ia juga mengkritik sikap lobi perbankan dengan menyebutnya sebagai “mental gymnastics.” Armstrong menyoroti kontradiksi dengan alasan kekhawatiran keamanan sementara tetap mempertahankan model bisnis yang membayar bunga di bawah rata-rata pasar kepada para nasabahnya.
CEO Coinbase turut menyebut besaran dana lobi yang dikeluarkan oleh grup dagang perbankan saat ini sebagai “100% wasted effort.”
Perlu dicatat bahwa koalisi dari 125 perusahaan aset kripto, termasuk Coinbase, belum lama ini mengirimkan surat ke Komite Perbankan Senat yang menolak adanya revisi. Mereka berpendapat bahwa membuka ulang undang-undang tersebut justru akan mengurangi kepastian regulasi.
Pendapat Armstrong ini menunjukkan bahwa nantinya bank akan kehilangan kemampuan untuk menahan dana simpanan dengan bunga nyaris nol. Sebagai gantinya, bank akan menerbitkan token dolar mereka sendiri agar langsung bisa mengambil keuntungan dari selisih imbal hasil tersebut.
Sampai perubahan itu betul-betul terjadi, Coinbase dan sejumlah perusahaan lain berniat mempertahankan aturan yang berlaku sekarang, sehingga mereka tetap bisa menjadi “interface” dengan imbal hasil tinggi untuk para pemegang dolar.
Harga Bitcoin turun hampir 2% dalam 24 jam terakhir dan turun hampir 3% dari puncak kemarin. Sekilas, tidak ada hal yang menarik dari harga saat ini.
Namun, ada perubahan di balik grafik, terutama secara on-chain, yang terjadi pertama kali dalam hampir tiga bulan terakhir, dan satu hal lain berubah minggu ini. Kedua perubahan ini memang belum mengonfirmasi reli jelang 2026, tapi bisa jadi ini merupakan fondasi awalnya.
Perubahan Momentum Mulai Terlihat, tapi Butuh Bukti
Dua sinyal muncul bersamaan. Keduanya terpisah, tetapi waktu kemunculannya sangat penting.
Sinyal pertama adalah On-Balance Volume (OBV). OBV mengukur tekanan beli dan jual lewat volume. Antara 21 Desember sampai 26 Desember, harga Bitcoin memang bergerak naik. Namun, OBV tidak ikut naik; justru membentuk high yang lebih rendah. Inilah OBV divergence bearish. Kondisi ini menjelaskan kenapa harga gagal breakout (terlihat dari sumbu panjang pada 26 Desember), sebab kenaikan harga kecil tidak disertai volume yang kuat.
Ingin insight token seperti ini? Daftar ke Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya di sini.
Minggu ini, OBV berhasil menembus garis tren yang menghubungkan high yang lebih rendah itu. Breakout ini menandakan tekanan beli yang lebih kuat sedang terbentuk. Namun sinyal ini belum terkonfirmasi sebelum OBV mencatat high baru di atas 1,58 juta. Bila itu terjadi, harga Bitcoin akhirnya bisa bereaksi. Itu belum terjadi sampai saat ini.
Sinyal kedua datang dari metrik net position change holder. Metrik ini melacak wallet yang menahan aset lebih dari 155 hari. Mereka adalah pelaku pasar yang geraknya paling lambat.
Pada 26 Desember, metrik ini berubah positif untuk pertama kalinya sejak akhir September. Holder jangka panjang menambah 3.783,8 BTC. Mereka tidak beli untuk pergerakan jangka pendek. Mereka beli dengan keyakinan. Dan ini pertama kalinya dalam hampir tiga bulan terakhir muncul keyakinan seperti itu.
Holder BTC Kembali Menambah Kepemilikan: Glassnode
Reli yang sehat butuh dua sisi. OBV harus tetap bergerak naik. Holder juga harus terus menambah kepemilikan. Jika salah satunya tidak berjalan, belum cukup untuk memicu reli.
Peta Harga Bitcoin yang Menentukan Akhir Tahun atau Awal 2026
Sudah hampir dua minggu Bitcoin gagal kembali menembus US$90.840. Level tersebut menolak harga pada 12 Desember dan sejak itu selalu berhasil menahan setiap upaya breakthrough. Sampai harga berhasil menembus area ini, setiap pantulan hanya terasa sementara saja.
Di atas US$90.840, titik checkpoint utama untuk reli berikutnya berada di sekitar US$97.190. Harga BTC turun di bawah level itu pada 14 November.
Jika reli berlanjut, zona berikutnya adalah US$101.710 dan US$107.470.
Di sisi bawah, support Bitcoin berada di level US$86.915. Support ini bertahan sejak 19 Desember. Jika level ini hilang, ada potensi turun hingga US$80.560. Likuiditas rendah pada penghujung tahun ikut menambah risiko penurunan. Namun, jika melihat bagaimana investor jangka panjang memposisikan diri, harga Bitcoin berpeluang mencoba reli menuju US$90.840 dan bahkan lebih tinggi jika support di US$86.910 masih kuat.
Ripple Labs makin memperkuat kehadirannya di Jepang, dengan memanfaatkan hubungan lama bersama institusi keuangan tradisional di negara tersebut. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan adopsi dan minat pada XRP Ledger (XRPL).
Minggu ini, Asia Web3 Alliance Japan dan Web3 Salon meluncurkan Japan Financial Infrastructure Innovation Program. Inisiatif ini dirancang untuk mendukung startup Jepang yang mengembangkan solusi keuangan digital generasi berikutnya yang sesuai regulasi di atas XRP Ledger.
Strategi Ripple di Jepang Uji Apakah Institusi Bisa Angkat XRP
Program ini mulai menerima aplikasi pada 19 Desember dan menawarkan hibah senilai US$10.000 untuk setiap startup. Fokusnya hanya pada tiga bidang bernilai tinggi, yaitu stablecoin, tokenisasi aset dunia nyata, dan infrastruktur kredit.
“Jepang memberikan peluang luar biasa untuk inovasi blockchain, didukung oleh kerangka regulasi yang visioner dan talenta yang melimpah. Program ini menunjukkan komitmen Ripple untuk membangun ekosistem yang dinamis di mana startup dapat memanfaatkan kecepatan, biaya rendah, dan keandalan XRP Ledger guna menciptakan manfaat nyata dan mentransformasi infrastruktur keuangan,” ujar Christina Chan, Senior Director of Developer Growth di RippleX, dalam keterangan resminya.
Analis melihat program ini sebagai jalur biaya rendah untuk menemukan kandidat penerima dana dari pool modal Ripple yang jauh lebih besar, termasuk dana XRP senilai 1 miliar yang diperuntukkan bagi pengembang di Jepang dan Korea.
Program ini telah mendapatkan dukungan dari daftar pemain institusi besar, termasuk Mizuho Bank, SMBC Nikko Securities, dan Securitize Japan.
@AWAJ_official and @Web3Salon, with support from #JETRO and @RippleXrpie, are proud to announce the Japan Financial Infrastructure Innovation Program (JFIIP) 🇯🇵 during the Japan Fintech Week
— Asia Web3 Alliance Japan (AWAJ) (@AWAJ_official) December 24, 2025
Meski inisiatif ini didukung oleh korporasi ternama, peluncurannya terjadi di saat yang cukup genting bagi jaringan. Sementara Ripple menggaungkan adopsi institusional, penggunaan nyata XRPL justru memperlihatkan tren kontraksi.
Berdasarkan data dari DefiLlama, Total Value Locked (TVL) di XRPL anjlok dalam beberapa bulan terakhir. TVL turun dari US$120 juta pada puncaknya di bulan Juli menjadi sekitar US$62 juta pada saat berita ini ditulis.
Koreksi hampir 50% ini mengindikasikan bahwa modal sedang keluar dari protokol DeFi di jaringan meskipun kemitraan dengan korporasi semakin meluas.
Di sisi lain, penurunan pasar kripto yang lebih luas sepertinya juga berkontribusi pada penurunan tersebut, karena harga Bitcoin turun 30% dari puncaknya di bulan Oktober yang lebih dari US$126.000.
Selain itu, dorongan ke tokenisasi aset juga menghadapi persaingan sengit. Menurut Rwa.xyz, saat ini XRPL menempati peringkat sembilan secara global untuk aset yang ditokenisasi, dengan nilai sekitar US$213 juta.
Meskipun jumlah tersebut cukup besar, XRPL masih jauh tertinggal dari jaringan seperti Ethereum dan pesaing baru lain yang sudah menguasai sebagian besar pasar RWA.
Dengan mempertimbangkan hal ini, program JFIIP bukan sekadar akselerator startup. Dengan menyatu dalam infrastruktur perbankan Jepang, Ripple berharap bisa membangun ekosistem kuat yang tahan terhadap volatilitas spekulatif pasar kripto secara keseluruhan.
Strategy (sebelumnya MicroStrategy) adalah perusahaan pemilik Bitcoin terbesar, memegang 671.268 BTC, setara dengan lebih dari 3,2% dari semua Bitcoin yang beredar. Hal ini membuat perusahaan menjadi titik kunci berisiko tinggi dalam ekosistem Bitcoin.
Jika perusahaan ini runtuh, dampaknya bisa melebihi kejatuhan FTX pada tahun 2022. Inilah alasan ancaman tersebut benar-benar nyata, faktor pemicunya, serta seberapa parah akibat lanjutannya.
MicroStrategy adalah taruhan Bitcoin dengan leverage
Seluruh identitas MicroStrategy kini berkaitan erat dengan Bitcoin. Perusahaan ini telah menghabiskan lebih dari US$50 miliar untuk membeli BTC, sebagian besar menggunakan utang dan penjualan saham. Bisnis perangkat lunaknya hanya menghasilkan penghasilan sekitar US$460 juta per tahun, jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan eksposur totalnya.
Pada Desember 2025, harga sahamnya diperdagangkan jauh di bawah nilai kepemilikan Bitcoinnya. Nilai pasar perusahaan sekitar US$45 miliar, sedangkan BTC miliknya bernilai hampir US$59–60 miliar.
Harga Saham MicroStrategy pada Paruh Kedua Tahun 2025 | Sumber: Google Finance
Para investor mengurangi nilai asetnya karena kekhawatiran terkait dilusi, utang, dan keberlanjutan perusahaan.
Rata-rata harga beli BTC perusahaan ini sekitar US$74.972, dan sebagian besar pembelian terbarunya terjadi saat harga Bitcoin mendekati puncak pada kuartal 4 tahun 2025.
Lebih dari 95% valuasi perusahaan ini sangat bergantung pada harga Bitcoin.
Jika harga BTC anjlok drastis, perusahaan ini bisa terjebak — memegang utang dan ekuitas preferen bernilai miliaran Dolar tanpa jalan keluar.
Perbandingan Performa Saham MSTR dengan NASDAQ-100 dan S&P 500 di Tahun 2025 | Sumber: Saylor Tracker
Apa yang Membuat Ini Menjadi Risiko Black Swan?
MicroStrategy memakai strategi agresif untuk mendanai pembelian Bitcoin. Mereka menjual saham biasa dan menerbitkan jenis saham preferen yang baru.
Sekarang, perusahaan memiliki utang konversi lebih dari US$8,2 miliar serta lebih dari US$7,5 miliar saham preferen. Instrumen keuangan ini menuntut aliran dana keluar besar: US$779 juta per tahun untuk bunga dan dividen.
Pada kondisi saat ini, jika harga Bitcoin jatuh di bawah US$13.000, MicroStrategy bisa saja mengalami kebangkrutan. Hal ini memang tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, tapi sejarah BTC menunjukkan penurunan harga 70–80% sudah sering terjadi.
Kejatuhan harga besar, apalagi jika terjadi krisis likuiditas atau volatilitas akibat ETF, bisa saja mendorong perusahaan ini mengalami masalah serius.
Tidak seperti FTX, MicroStrategy memang bukan exchange. Tetapi dampak kegagalannya bisa lebih dalam. Perusahaan ini memegang lebih banyak Bitcoin daripada pihak mana pun kecuali beberapa ETF dan pemerintahan.
Likuidasi paksa atau kepanikan akibat kejatuhan MicroStrategy bisa menyebabkan harga BTC anjlok — lalu menciptakan efek domino di pasar aset kripto.
Hingga akhir 2025, perusahaan memegang cadangan senilai US$2,2 miliar. Dana ini cukup untuk dua tahun pembayaran. Tapi cadangan itu bisa habis jika harga BTC anjlok dan pasar modal tertutup.
Seberapa Mungkin Strategi Michael Saylor Mengalami Collapse?
Risiko ini tidak hitam putih. Namun, risikonya makin meningkat.
Posisi MicroStrategy saat ini memang sangat rapuh. Harga sahamnya sudah turun 50% tahun ini. Nilai mNAV-nya di bawah 0,8×. Para investor institusional juga mulai beralih ke ETF Bitcoin karena lebih murah dan lebih sederhana.
Reksa dana indeks bisa saja melepas saham MSTR karena struktur perusahaannya, sehingga terjadi arus keluar dana pasif bernilai miliaran Dolar.
mNAV MicroStrategy | Sumber: Saylor Tracker
Jika Bitcoin turun di bawah US$50.000 dan tetap di sana, kapitalisasi pasar perusahaan bisa turun di bawah beban utangnya. Saat itu, kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan modal bisa habis — sehingga harus mengambil keputusan sulit, termasuk penjualan aset atau restrukturisasi.
Kemungkinan terjadinya kehancuran total di tahun 2026 memang kecil, tapi bukan tidak mungkin. Perkiraan kasar menempatkan peluangnya di antara 10–20%, berdasarkan risiko neraca, perilaku pasar, dan volatilitas Bitcoin saat ini.
Tapi jika hal itu terjadi, kerugiannya bisa lebih besar dari kehancuran FTX. FTX adalah exchange terpusat. MicroStrategy adalah salah satu holder utama Bitcoin.
Jika kepemilikan mereka membanjiri pasar, harga Bitcoin dan kepercayaan bisa terpukul keras dan berpotensi memicu aksi jual yang lebih luas di seluruh aset kripto.
Tidak banyak topik yang lebih memecah belah industri aset kripto selain politik. Donald Trump sering disebut sebagai “presiden kripto pertama Amerika,” sedangkan pemerintahan Biden dianggap bersikap tidak ramah terhadap sektor ini.
Tapi, jika kita mengesampingkan retorika dan fokus pada data pasar, situasinya menjadi lebih kompleks. Pertanyaan utamanya bukan tentang pemerintahan mana yang lebih sering bicara positif soal kripto, melainkan di bawah kepemimpinan siapa Bitcoin akhirnya menunjukkan performa yang lebih baik.
Performa Bitcoin: Angka-angka Menunjukkan Cerita yang Jelas
Pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, Trump memosisikan diri sebagai kandidat yang pro-kripto, berjanji akan menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia.” Ia berjanji menghentikan aksi anti-kripto, mengekang tindakan tegas SEC, dan dalam kata-katanya sendiri:
“End Joe Biden’s war on crypto and we will ensure that the future of crypto and the future of Bitcoin will be made in America.”
Situasi ini memunculkan rasa optimistis di pasar dan membuat banyak pelaku berharap akan terjadi reli besar. Namun, mendekati akhir 2025, Bitcoin justru turun hampir 5%.
Jika dibandingkan, sepanjang tahun pertama Biden sebagai presiden, aset kripto terbesar di dunia ini justru naik sekitar 65%. Memang, performanya melemah di tahun 2022, tapi momentumnya pulih lagi di tahun-tahun setelahnya.
Bitcoin bangkit dengan sangat kuat, naik sekitar 155% pada tahun 2023 dan melonjak lagi 120,7% di 2024.
Tahun
Return Bitcoin (%)
2021
65%
2022
64,2%
2023
155%
2024
120,7%
2025 (per 26 Desember)
-5%
Saat menelaah masa jabatan pertama Trump sebagai presiden, seorang analis memaparkan bahwa periode tersebut merupakan “reli kripto terbesar” dalam sejarah, di mana total kapitalisasi pasar aset kripto naik sekitar 115 kali lipat dari awal hingga akhir masa jabatannya.
“Biden’s term returned 4.5x from beginning to end, and even at the worst moment, it never went below the annual open for his term. Trump’s 2nd term so far is below annual open, but 3 more years to go,” tulis analis pseudonim tersebut.
Bitcoin di bawah Trump
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi tahun ini? Koreksi tersebut tidak bisa kita pahami hanya dengan melihat return Bitcoin pada tahun 2025 saja.
Pada Januari, momentum memang berada di kubu Bitcoin. Menjelang pelantikan Trump, BTC menembus US$109.000, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada saat itu. Perkembangan juga terjadi di sisi regulasi, dengan SEC membentuk task force untuk menawarkan kerangka regulasi yang lebih transparan bagi aset digital.
Namun, langkah Trump berikutnya menghapus seluruh kenaikan tersebut. Setelah ia mengumumkan tarif untuk Uni Eropa dan kemudian memperluasnya lagi saat Liberation Day, pasar aset kripto tertekan dan turun bersama pasar saham.
Menariknya, pengumuman jeda tarif memicu sedikit pemulihan. Hal ini pun menegaskan bahwa pasar sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi makro dan menunjukkan volatilitas yang makin tinggi.
Di saat yang sama, adopsi terus meningkat seiring makin banyaknya inisiatif Strategic Bitcoin Reserve tingkat negara bagian dan makin banyak institusi yang terjun ke ranah kripto. Harga Bitcoin terus bergerak naik, membukukan return positif selama empat bulan berturut-turut dari April hingga Juli.
Salah satu tren utama selama periode ini adalah kemunculan digital asset treasury (DAT). Semakin banyak perusahaan publik menggunakan Bitcoin sebagai aset cadangan, mengikuti langkah yang dipopulerkan oleh MicroStrategy.
Bitcoin diuntungkan dari pergeseran tren ini, karena banyak pakar menyebutkan bahwa keterlibatan institusi dapat mengurangi volatilitas sekaligus menandakan kedewasaan aset ini di sektor keuangan tradisional.
Semakin tinggi kepercayaan di pasar, makin besar pula minat terhadap risiko dan penggunaan leverage. Trader berisiko tinggi dan memakai leverage besar menarik banyak perhatian. Dari sisi ekonomi makro, The Fed memangkas suku bunga pada September. Situasi ini kembali membawa sentimen positif untuk aset berisiko.
Bitcoin pun melesat ke rekor tertinggi baru di bulan Oktober, menyentuh US$125.761 pada 6 Oktober. Banyak analis pun memproyeksikan kenaikan lanjutan, dengan target antara US$185.000 hingga US$200.000 di akhir tahun.
Optimisme ini didukung oleh katalis ekonomi makro yang positif dan performa historis kuat Bitcoin di kuartal keempat.
BeInCrypto melaporkan bahwa pada 11 Oktober, pengumuman Trump soal tarif 100% untuk produk dari Cina membuat pasar bergerak turun. Lebih dari US$19 miliar posisi leverage terlikuidasi, sehingga banyak trader mengalami kerugian besar.
🚨 BIGGEST WIPEOUT SINCE LUNA, COVID & FTX.
Heading into Trump’s 100% China tariff announcement, markets got the pullback they were waiting for.
Nearly $20 BILLION in crypto liquidations in just 24 hours, a record wipeout. 😱
“It also appears to be a structural and mechanical downturn. It all began with institutional outflows in mid-to-late October. In the first week of November, crypto funds saw -$1.2 billion of outflows. The problem becomes excessive levels of leverage AMID these outflows…Excessive levels of leverage have resulted in a seemingly hypersensitive market,” tulis The Kobeissi Letter pada bulan November.
Bitcoin turun 17,67% sepanjang November dan sejak itu sudah kehilangan 1,7% nilai tambah di bulan ini menurut data Coinglass.
Dari ETF Bitcoin ke Altcoin: Perubahan Regulasi dan Respons Pasar
Pemerintahan Trump dan Biden berbeda pandangan dalam sejumlah isu penting, salah satunya terkait ETF kripto. Di bawah pemerintahan Biden, SEC awalnya memilih pendekatan yang jauh lebih hati-hati terhadap industri aset kripto. Sikap ini juga berlaku untuk ETF kripto.
Tapi, posisi regulasi mulai berubah setelah Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit DC memerintahkan SEC untuk mempertimbangkan kembali aplikasi Grayscale Investments guna mengubah dana andalan GBTC-nya menjadi exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot.
Setelah itu, SEC akhirnya menyetujui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot pada Januari 2024 dan selanjutnya merestui exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot pada Juli.
Menariknya, setelah Gary Gensler meninggalkan SEC, para manajer aset langsung mengajukan berbagai permohonan untuk ETF altcoin. Beberapa perusahaan seperti Bitwise, 21 Capital, dan Canary Capital, serta yang lainnya, mendaftarkan produk investasi berbasis aset kripto.
Pada bulan September, SEC menyetujui standar listing generik, sehingga tidak perlu lagi ada persetujuan kasus per kasus. Setelah perubahan ini, ETF yang mengacu pada aset seperti SOL, HBAR, XRP, LTC, LINK, dan DOGE mulai diperdagangkan.
Pada bulan November, ETF XRP keluaran Canary Capital mencatat volume perdagangan senilai US$58,6 juta pada hari pertama, menjadi debut terkuat dari lebih dari 900 ETF yang diluncurkan pada 2025. ETF Solana milik Bitwise juga mendapat minat besar dengan volume hari pertama mencapai US$56 juta, sedangkan produk lain tampil dengan aktivitas yang lebih rendah.
Dari sisi regulasi, ETF ini memperluas akses pasar dan putusan pengadilan mengurangi batasan bagi penerbit. Meski begitu, data performa awal mengindikasikan bahwa hadirnya ETF kripto tambahan belum serta merta meningkatkan agregat arus modal masuk ke pasar sesuai ekspektasi.
Pada 2024, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot menarik arus bersih sekitar US$35,2 miliar. Tahun 2025, arus masuk ke ETF Bitcoin melambat menjadi US$22,16 miliar menurut data SoSoValue. Perbedaan ini mengisyaratkan pertumbuhan penawaran ETF berjalan sejajar dengan redistribusi modal antar produk, bukan peningkatan total eksposur ke aset kripto.
Arus Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin | Sumber: Data Dikurasi oleh BeInCrypto
Di balik kerajaan aset kripto keluarga Trump
Walaupun pengaruh Donald Trump di pasar sangat kentara, dia turut terjun langsung ke industri aset kripto. Pada Januari, presiden tersebut memperkenalkan meme coin, lalu tak lama kemudian Melania Trump juga meluncurkan token yang sangat mirip.
Pada bulan Maret, dua putra Presiden AS Donald Trump, Eric Trump dan Donald Trump Jr., bermitra dengan Hut 8 untuk meluncurkan American Bitcoin Corp.
Langkah-langkah ini telah menghasilkan kekayaan besar bagi presiden AS dan keluarganya. Menurut analisis Reuters, mereka sudah meraup lebih dari US$800 juta dari penjualan aset kripto hanya di paruh pertama 2025 saja,
Bisa saja orang berpendapat bahwa langkah-langkah ini membantu melegitimasi sektor aset kripto dan mempercepat adopsi. Akan tetapi, keterlibatan langsung dan tidak langsung Trump dalam bisnis terkait kripto menimbulkan kekhawatiran terhadap citra, tata kelola, dan integritas pasar. Walau meme coin bukan hal baru di ranah aset kripto, keterkaitannya dengan seorang presiden AS yang masih menjabat jelas belum pernah terjadi sebelumnya.
Jika dilihat secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa jawaban atas siapa yang paling banyak membantu kripto sangat tergantung pada bagaimana “bantuan” itu sendiri didefinisikan. Di era Trump, industri kripto merasakan sikap regulasi yang lebih ramah, tekanan penegakan hukum yang berkurang, serta proses persetujuan produk investasi baru yang semakin cepat.
Perubahan-perubahan ini membuat hambatan bagi para penerbit produk jadi lebih rendah dan akses pasar semakin luas.
Tapi, performa pasar menunjukkan hal berbeda. Bitcoin justru membukukan kenaikan terkuat di masa awal kepresidenan Joe Biden.
Sementara itu, tahun pertama Trump kembali menjabat ditandai oleh volatilitas yang semakin tinggi.
Vitalik Buterin memperingatkan bahwa pendekatan regulasi Uni Eropa di bawah Digital Services Act berisiko melemahkan pluralisme dengan mencoba tidak memberi “ruang” bagi ucapan atau produk yang kontroversial di internet.
Dalam sebuah unggahan panjang di X, co-founder Ethereum ini berpendapat bahwa masyarakat bebas tidak seharusnya berupaya menghilangkan ide-ide yang dianggap berbahaya. Ia menuturkan, sebaiknya regulator fokus mencegah agar konten semacam itu tidak diperkuat secara algoritmik dan mendominasi perbincangan publik.
Apa Arti Pendekatan “No-Space” Uni Eropa
Digital Services Act berlaku untuk seluruh ekosistem online. Setiap layanan yang menjangkau pengguna Uni Eropa termasuk dalam undang-undang ini, terlepas dari ukuran atau lokasinya. Kewajiban mengikuti skala jangkauan dan risiko, tapi tidak ada platform yang ada di luar regulasi ini.
Desain peraturan ini bertujuan menutup celah hukum dan teknis yang sebelumnya memungkinkan platform menghindari tanggung jawab.
Para pengkritik menyebutnya sebagai pendekatan “tanpa ruang”, artinya tidak ada celah digital tanpa regulasi di mana konten berbahaya bisa lolos tanpa pertanggungjawaban.
This is what I worry Europe will get negatively polarized into: an ideology taking pride in a neat, sanitized online environment free of evil corporate and fascist pathogens.
I hope European govs do not go this way, and instead take a Pirate Party approach of user empowerment.… https://t.co/oH7Yfdg9pa
Tujuannya bukan penyensoran total. Melainkan, DSA fokus pada penilaian risiko, transparansi, dan pilihan desain platform yang memengaruhi bagaimana konten menyebar.
Buterin menyebut bahwa kegagalan nyata dari media sosial saat ini bukan karena ada pandangan ekstrem, namun karena algoritma sering mendorong penyebaran opini-opini tersebut secara luas.
Ia memperingatkan bahwa pemikiran tanpa toleransi bisa menyebabkan tindakan berlebihan, konflik, dan makin besarnya ketergantungan pada penegakan secara teknokratis.
should be solved at as local a level as possible, ideally the operator of whatever institution is using the room and organizing toddlers to come there, otherwise the municipality
Buterin juga memperingatkan bahwa memperlakukan ide-ide yang tidak disukai seperti patogen yang harus dihapus mencerminkan naluri anti-pluralisme. Ia menyampaikan bahwa perdebatan merupakan bagian tak terhindarkan dalam masyarakat terbuka dan upaya menghapus pandangan kontroversial secara total justru akan memperluas pengawasan serta kewenangan penegakan hukum.
Ia mendorong pemberdayaan pengguna, transparansi, serta persaingan sehat. Menurutnya, platform seharusnya mengurangi insentif yang membuat konten berbahaya menjadi menarik, bukan memaksa menghapusnya sepenuhnya.
Saat regulator mendorong platform untuk memantau perilaku dan mengumpulkan lebih banyak data, makin banyak pengguna yang sadar bahwa pengawasan lebih besar sering berujung pada terbukanya lebih banyak data mereka.
Privacy Coin Teratas Berdasarkan Market Cap | Sumber: CoinGecko
Meskipun begitu, dampaknya tidak merata. Meskipun dukungan filosofis pada privacy coin bisa bertambah, akses di pasar Uni Eropa yang teregulasi tetap terbatas. Exchange terus membatasi atau menghapus privacy coin ini karena risiko kepatuhan.
Singkatnya, pendekatan Eropa semakin menegaskan pentingnya privasi, meski membuat alat berfokus privasi menjadi semakin terbatas ruang geraknya.
Pasar aset kripto akan memasuki akhir pekan terakhir tahun 2025, dan sebelum tahun baru dimulai, masih ada peluang bagi altcoin untuk tumbuh.
Dipimpin oleh Pippin (PIPPIN), tiga altcoin ini wajib dipantau dalam 48 jam ke depan saat kita mendekati pergantian tahun.
UNUS SED LEO (LEO)
Harga LEO naik 25% dalam sepekan terakhir, dan diperdagangkan di sekitar US$8,45 pada waktu publikasi. Struktur teknikal menunjukkan support yang kuat, dengan Parabolic SAR menandakan tren naik yang masih aktif. Sinyal ini memperlihatkan bahwa pembeli masih memegang kendali seiring dengan meningkatnya momentum, walaupun ada ketidakpastian di pasar secara umum.
Jika kondisi bullish tetap bertahan, LEO bisa rebound ke US$9,10, dan menutup kerugian yang sempat tercatat di awal bulan ini. Tekanan beli yang konsisten bisa memperpanjang kenaikan menuju target US$9,80. Mencapai level ini akan mencerminkan kepercayaan baru dan memperkuat tren naik yang terjadi dalam jangka pendek.
Ingin dapat insight token seperti ini? Daftar ke Newsletter Harian Crypto dari Editor Harsh Notariya di sini.
Risiko koreksi tetap ada jika investor memutuskan untuk ambil untung lebih awal. Tekanan jual bisa mendorong LEO turun di bawah support US$7,82. Jika penurunan berlanjut sampai US$7,32, struktur teknis akan menjadi lemah, skenario bullish tidak berlaku lagi, dan ini bisa menjadi sinyal perubahan momentum ke arah bearish dalam jangka pendek.
Pippin (PIPPIN)
PIPPIN muncul menjadi salah satu altcoin top gainer minggu ini, dengan kenaikan sebesar 34% dalam tujuh hari terakhir. Token ini terus mencetak all-time high baru setiap minggu. Minat beli yang tinggi dan momentum yang kuat mendorong kenaikan terus-menerus pada PIPPIN.
All-time high terbaru berada di US$0,720, di mana PIPPIN membutuhkan kenaikan 45,6% lagi untuk mencapainya kembali. Untuk mencapainya, PIPPIN harus bisa menjadikan US$0,600 sebagai support kuat. Jika level ini bisa dipertahankan, maka kekuatan pembeli akan terbukti dan kemungkinan harga akan terus naik pun semakin besar.
Risiko koreksi tetap mengancam jika sentimen pasar secara umum berubah menjadi bearish. Minat terhadap risiko yang melemah bisa menyeret PIPPIN turun di bawah support US$0,434. Jika breakdown terjadi, kerugian bisa terus berlanjut ke area US$0,366, menghapus kenaikan terbaru dan membatalkan outlook bullish yang sedang berjalan.
MYX Finance (MYX)
Harga MYX diperdagangkan di sekitar US$3,35 pada waktu publikasi setelah naik 15,2% dalam tujuh hari terakhir. Altcoin ini masih bertahan di atas support US$3,26. Struktur saat ini menandakan bahwa pembeli menargetkan resistance di US$3,62 seiring momentum yang perlahan terbentuk.
Indikator teknikal menguatkan bias bullish. Relative Strength Index tetap di atas level netral 50,0, menandakan tekanan beli yang berkelanjutan. Kekuatan ini dapat mendukung reli lanjutan. Breakout yang terkonfirmasi di atas US$3,62 bisa membuka jalan menuju US$3,80 dalam waktu dekat.
Risiko koreksi tetap ada jika kondisi pasar secara umum memburuk. Tekanan jual yang meningkat bisa menekan MYX turun di bawah support US$3,26. Jika breakdown terjadi, harga bisa menuju US$2,88, membatalkan outlook bullish dan menandai perubahan momentum ke arah bearish dalam jangka pendek.
Dampak dari insiden ekstensi Chrome Trust Wallet makin memanas pada 26 Desember, setelah Changpeng Zhao (CZ) angkat bicara di depan umum dan mengindikasikan bahwa pelanggaran ini sepertinya melibatkan orang dalam.
Pernyataan ini muncul bersamaan dengan konfirmasi dari Trust Wallet bahwa sekitar US$7 juta dana pengguna telah terdampak sejauh ini.
Akses orang dalam jadi jalur utama penyelidikan
CZ menuturkan Trust Wallet akan mengganti penuh seluruh dana pengguna yang terdampak dan menegaskan bahwa dana pelanggan tetap aman.
Ia juga menambahkan bahwa tim investigasi masih menelusuri bagaimana pembaruan ekstensi browser yang sudah terinfeksi bisa lolos dari pengawasan distribusi, dan menyebut peran orang dalam sebagai penyebab yang “paling mungkin.”
Pernyataan ini pun semakin menyoroti kekhawatiran soal akses internal dan tata kelola update, tidak hanya soal serangan eksternal semata.
Trust Wallet kemudian mengonfirmasi bahwa insiden ini hanya mempengaruhi Browser Extension versi 2.68 saja, dan menegaskan lagi bahwa pengguna mobile serta versi lain tetap aman.
Pihak perusahaan mengungkapkan bahwa mereka sedang merampungkan prosedur penggantian dana dan akan memberikan instruksi yang jelas untuk pengguna yang terdampak.
Di sisi lain, pengguna harus tetap waspada dari upaya phishing yang menyamar sebagai layanan resmi.
Update on the Trust Wallet Browser Extension (v2.68) incident:
We’ve confirmed that approximately $7M has been impacted and we will ensure all affected users are refunded.
Supporting affected users is our top priority, and we are actively finalizing the process to refund the… https://t.co/2XRx8GvZ75
Isu orang dalam ini menarik perhatian khusus di komunitas keamanan aset kripto. Karena, ekstensi browser butuh kunci penandatanganan, kredensial pengembang, serta alur persetujuan untuk bisa melakukan update.
Agar sebuah build berbahaya atau yang sudah terinfeksi dapat didistribusikan lewat Chrome Web Store resmi, penyidik biasanya mencari apakah ada kompromi kredensial atau akses internal secara langsung.
Kedua skenario itu mengarah ke lemahnya keamanan operasional, bukan pada celah software yang umum.
Reaksi pasar pun mencerminkan ketidakpastian ini. Native token Trust Wallet, TWT, langsung terjual besar-besaran setelah laporan awal pada 25 Desember.
namun, harga TWT kembali stabil dan menguat pada 26 Desember, usai ada kepastian bahwa kerugian terbatas dan ada proses penggantian dana untuk pengguna.
Meskipun Trust Wallet bergerak cepat dalam menangani insiden ini, kejadian ini mencerminkan tantangan yang lebih besar di industri.
Sebab, seiring makin banyak wallet aset kripto yang bergantung pada ekstensi browser, keamanan update dan pengelolaan risiko orang dalam jadi area serangan yang sangat krusial—bukan sekadar prioritas kedua.
Saat satu tahun lagi berakhir, harapan akan tahun depan yang bullish nampaknya semakin berkembang di antara para investor. Walaupun biasanya Bitcoin yang memimpin altcoin untuk naik, beberapa token sudah membuktikan jalannya sendiri karena faktor-faktor tertentu.
BeInCrypto sudah menganalisis tiga altcoin yang bisa mengalami pertumbuhan dan bahkan membentuk all-time high baru pada Januari 2026.
Monero (XMR)
Harga Monero masih berada di kisaran yang dekat dengan all-time high miliknya, hanya turun 17,5% dari US$519. Jika bisa breakout di atas level tersebut, Monero bakal mencetak rekor baru. Relative strength menunjukkan permintaan yang konsisten karena XMR masih mengungguli banyak aset kripto berkapitalisasi besar di tengah siklus pasar saat ini.
Monero mendapatkan keuntungan dari meningkatnya perhatian pada aset kripto yang fokus pada privasi. Narasi ini semakin kuat di tengah perdebatan regulasi dan permintaan pengguna untuk kerahasiaan keuangan. Chaikin Money Flow memperlihatkan arus modal yang kuat. Faktor-faktor ini dapat mendorong XMR menembus US$450 dan menuju level psikologis US$500, sebagai langkah penting untuk mencapai US$519.
Ingin insight token seperti ini? Daftar ke Crypto Newsletter Harian dari Editor Harsh Notariya di sini.
Risiko penurunan tetap ada jika pengambilan profit jadi lebih masif sebelum breakout terjadi. Tekanan jual bisa menekan XMR di bawah zona support US$417. Kalau breakdown ini terkonfirmasi, penurunan bisa lanjut ke US$387, menghapus kenaikan terbaru dan membatalkan prospek bullish untuk jangka pendek.
Midnight (NIGHT)
NIGHT menarik minat besar dari investor karena foundation dan kepemimpinannya. Token ini dikembangkan oleh Charles Hoskinson, founder Cardano, sehingga proyek NIGHT punya kredibilitas dan visi jangka panjang. Asosiasi ini memperkuat kepercayaan pasar dan menempatkan NIGHT untuk potensi apresiasi harga seiring adopsi yang meningkat di awal fase perdagangan.
Sebagai token yang baru meluncur, NIGHT diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pengguna dan permintaan yang stabil. Jika mampu rebound dari support US$0,075, harganya bisa naik ke US$0,100. Breakout di atas level tersebut mungkin membawa NIGHT ke US$0,120, atau naik 54,1% dan mencatat all-time high baru.
Risiko penurunan sangat bergantung pada kondisi pasar secara luas di awal tahun. Jika 2025 dibuka dengan positif, momentum dapat terjaga. namun, ketika sentimen malah memburuk, NIGHT dapat turun di bawah US$0,075. Penurunan menuju US$0,060 akan membatalkan prospek bullish dan menandakan tekanan jual semakin tinggi.
Ethereum (ETH)
Ethereum masih sekitar 66,7% di bawah all-time high US$4.956, menegaskan betapa masih panjang tahap pemulihan yang dibutuhkan. Reli super cepat seperti keajaiban sepertinya belum mungkin terjadi di situasi saat ini. Gerakan harga terbaru menunjukkan ETH masih butuh permintaan yang kuat dan keselarasan pasar secara umum untuk bisa bergerak naik signifikan.
Pada bulan Agustus, Ethereum sempat melesat untuk mencetak rekor baru, tapi mengulangi pergerakan itu dalam waktu dekat kelihatannya tidak mungkin. Setiap pemulihan mungkin butuh waktu beberapa minggu dan didukung oleh investor secara konsisten. Breakout meyakinkan di atas level psikologis US$3.000 sangat penting. Jika berhasil, ETH bisa terdorong ke US$3.287, memperkecil jaraknya dengan rekor tertinggi.
Selain itu, korelasi kuat antara Ethereum dan Bitcoin juga akan jadi faktor utama. Kalau BTC bisa menunjukkan momentum bullish, ETH berpeluang ikut naik.
namun, risiko tetap ada jika momentum bullish gagal berkembang dan BTC justru turun di chart. Ethereum dapat tetap terjebak konsolidasi dekat US$3.000 atau terkoreksi ringan. Lemahnya harga dalam waktu lama di level ini akan memperlambat upaya pemulihan. Pergerakan seperti itu akan membatalkan skenario bullish serta menunda jalur realistis untuk bergerak ke zona resistance yang lebih tinggi.
Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan utama untuk perkembangan terpenting di dunia aset kripto hari ini.
Siapkan kopi dan pantau dengan saksama: ketika emas melonjak ke level tertinggi baru, dan menandakan rotasi modal ke arah instrumen aman, Bitcoin masih tertahan di bawah US$90.000. Struktur opsi senilai US$300 juta menahan volatilitas, tapi setelah kadaluarsa besar-besaran ini, kondisi tenang tersebut bisa langsung berubah menjadi pergerakan harga yang dramatis.
Berita Aset Kripto Hari Ini: Gamma Cage Bitcoin Jadi Sorotan setelah Expiry Opsi Hari Ini
Emas melonjak ke level tertinggi baru, menembus batas atas multi-tahun dan semakin mengukuhkan reputasinya sebagai sinyal peringatan awal pasar saat modal mulai bergerak ke aset aman.
Namun, Bitcoin tidak merespons dengan cara yang sama. Sebaliknya, aset kripto terbesar di dunia ini masih tertahan di bawah US$90.000.
Informasi terbaru mengindikasikan hal ini bukan karena menurunnya permintaan, melainkan imbas dari struktur derivatif raksasa yang secara mekanis menahan pergerakan harga.
“Gold made the first move. Bitcoin is still loading,” ujar analis Crypto Tice.
Analis tersebut memaparkan bahwa breakout emas sering menjadi penanda awal likuiditas mulai bergeser, sementara Bitcoin biasanya bereaksi belakangan, setelah minat risiko kembali muncul.
“Gold tends to move first when liquidity seeks safety. Bitcoin follows when risk appetite turns back on,” tutur CryptoTice, seraya menambahkan bahwa fase kompresi seperti itu “tidak memudar secara perlahan,” melainkan berujung pada ekspansi yang dapat mengulang seluruh siklus pasar.
Pada kasus Bitcoin, kompresi harga ini dipicu oleh apa yang analis derivatif sebut sebagai “gamma trap” senilai US$300 juta.
Menurut David, seorang analis struktur pasar, saat ini Bitcoin “secara mekanis terperangkap dalam rentang sempit” yang ditentukan oleh posisi opsi yang berat.
Batas bawahnya dijaga oleh dinding put US$85.000 yang menyimpan sekitar US$98,8 juta put gamma, sementara batas atasnya ditekan oleh dinding call US$90.000 yang menyimpan kurang lebih US$36,2 juta call gamma. Kondisi ini membentuk loop umpan balik negatif gamma.
Analis tersebut menjelaskan bahwa saat Bitcoin naik menuju batas atas, para dealer yang memegang call harus menjual spot Bitcoin untuk mengimbangi risikonya. Ketika harga turun ke batas bawah, para dealer yang sama wajib membeli untuk menyeimbangkan opsi put mereka.
“The result: Price is effectively locked in a cage,” dia terang, sambil menekankan bahwa pasar bukan digerakkan oleh sentimen atau berita, melainkan “karena keharusan matematika dari hedging dealer.”
Apakah Expiry Gamma Hari Ini Bisa Picu Pergerakan Besar Berikutnya untuk Bitcoin?
Ketenangan ini bersifat sementara. Sekitar US$300 juta gamma, yang mencakup sekitar 58% dari total kompleks gamma, sudah kadaluarsa dalam satu event opsi hari ini. David menyebutnya sebagai “pin release,” seraya memperingatkan bahwa ketika kadaluarsa terjadi, insentif yang selama ini mengunci Bitcoin di antara US$85.000 dan US$90.000 akan menghilang hampir seketika.
Secara historis, pelepasan seperti ini sering memicu volatilitas yang tajam dan tiba-tiba saat pasar mencari keseimbangan baru.
Satu level kini menjadi sangat krusial. Apa yang disebut gamma flip berada di US$88.925. Ini sedikit di atas US$88.724, harga Bitcoin pada waktu publikasi.
Pergeseran harga secara konsisten di atas batas itu bisa membalik arus dealer dari menahan aksi harga menjadi memperkuatnya. Kondisi ini dapat memaksa dealer membeli di tengah reli, bukan lagi menjual saat harga naik.
Tekanan Sistemik Meningkat saat Bitcoin Tertinggal dari Logam Mulia
Perbedaan arah antara emas dan Bitcoin juga berlangsung di tengah suasana ekonomi makro yang tegang. Ekonom Mohamed El-Erian baru-baru ini menyoroti bahwa emas telah naik lebih dari 40% tahun ini dan menjadi raihan tertinggi sejak 1979. Sementara itu, Bitcoin turun sekitar 20% secara year-to-date setelah sebelumnya sempat mencatatkan puncak di awal siklus.
Dengan gamma trap yang hampir kadaluarsa, dan emas sudah memberi sinyal tekanan di sistem, kompresi harga Bitcoin yang berkepanjangan mungkin sedang membentuk panggung untuk pergerakan besar selanjutnya.
Chart of the Day
Performa Harga Emas (XAU) dan Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView
Byte-Sized Alpha
Berikut rangkuman berita aset kripto dari AS yang perlu kamu ikuti hari ini:
Harga XRP terus kesulitan untuk pulih dalam beberapa minggu terakhir, dengan beberapa upaya pemulihan yang gagal sehingga tekanan bearish semakin dalam. Token ini masih terjebak di tren turun, yang mencerminkan keraguan di pasar aset kripto secara keseluruhan.
Meski begitu, ETF XRP tetap menarik dana, sehingga permintaan institusional terlihat tetap kokoh.
Permintaan ETF XRP Masih Kuat
Kerugian di kalangan holder XRP terus bertambah, sehingga tekanan ke pergerakan harga dalam jangka pendek ikut makin besar. Data Net Unrealized Profit and Loss menunjukkan jika profit yang belum terealisasi sudah turun ke titik terendah tahun ini. Investor yang membeli XRP di atas US$1,86 sekarang menanggung kerugian, sedangkan hanya mereka yang masuk di bawah angka ini saja yang masih meraih profit.
Perubahan ini menimbulkan kekhawatiran pada perilaku holder jangka panjang. Alamat yang menyimpan XRP lebih dari setahun mungkin akan mempertimbangkan untuk menjual demi mengunci keuntungan yang tersisa. Jika aksi ambil untung ini makin cepat di antara para holder tadi, tekanan jual bisa meningkat dan stabilitas harga XRP pun bisa makin terganggu.
ETF XRP masih menjadi penopang terbesar di level makro. Sejak diluncurkan enam minggu lalu, dana tersebut belum pernah mengalami arus keluar bersih dalam sehari pun. Konsistensi ini jadi sorotan di tengah ketidakpastian pasar yang lebih luas dan penurunan aktivitas di pasar spot aset kripto.
Tren positif masih berlanjut hingga minggu ketujuh. Pada hari perdagangan sebelum Natal, ETF XRP mencatat inflow sebesar US$11,93 juta. Data ini menunjukkan kalau investor institusi masih punya keyakinan terhadap prospek jangka panjang XRP, walaupun sentimen ritel mulai melemah dan harga masih bergerak terbatas.
Pada waktu publikasi, XRP diperdagangkan mendekati US$1,86 dan bertahan sedikit di atas level support US$1,85. Harga masih tertahan di bawah garis tren turun yang sudah berlangsung lebih dari enam minggu. Gagalnya harga menembus struktur ini berulang kali membuat sentimen bearish semakin kuat, terutama di kalangan trader jangka pendek.
Peluang breakout sepertinya kecil dengan kondisi saat ini. Arah pasar masih belum jelas, dan kerugian yang bertambah meningkatkan risiko tekanan jual lanjutan. Arus masuk ETF mungkin bisa bantu menahan harga, kemungkinan menjaga XRP di atas US$1,79. Tapi jika harga menembus turun dari level tersebut, tren turun bisa berlanjut ke US$1,70.
Namun, perubahan di sentimen pasar yang lebih luas bisa saja mengubah prospek. Jika sentimen risiko membaik, maka XRP berpeluang bangkit dari US$1,85. Jika harga berhasil melewati garis tren turun secara meyakinkan, target selanjutnya menjadi US$1,94. Jika level ini terlewati, jalan menuju US$2,00 bakal terbuka dan skenario bearish bisa saja batal.
Pasar kripto menghadapi kesulitan sepanjang Desember, tapi sekelompok kecil investor institusi berhasil menutup tahun dengan keuntungan.
Data on-chain terbaru dari platform analitik Nansen menunjukkan, walaupun harga terus tertekan, beberapa dana kripto besar mencatatkan keuntungan realisasi jutaan Dolar, meski kemudian mulai melakukan aksi jual agresif seiring berjalannya bulan.
Elite Fund Raih Keuntungan Tertinggi saat Pasar Turun
Menurut Nansen, market maker Wintermute menjadi dana paling untung di Desember, membukukan sekitar US$3,17 juta sebagai laba realisasi.
Dragonfly Capital berada di posisi berikutnya, dengan laba tersebar di beberapa wallet dengan total masing-masing US$1,9 juta, US$1,0 juta, dan US$990.000.
IOSG dan Longling Capital juga masuk dalam daftar top performer. Bersama-sama, tren ini menunjukkan bahwa laba berpusat pada kelompok trader institusi yang aktif dan sering bertransaksi, bukan wallet yang hanya sekali saja memperoleh untung.
“Laba berpusat pada kelompok dana yang sering bertransaksi, bukan wallet satu kali saja,” ujar Nansen menyoroti, menjelaskan bahwa eksekusi yang konsisten dan manajemen trading aktif menjadi pembeda utama antara pemenang institusi dengan kondisi pasar yang menurun.
Arrington, Pantera, dan Polychain juga tampil dalam data 30-hari milik Nansen yang diambil dari lima jaringan blockchain, masing-masing dengan tingkat keuntungan yang berbeda.
Peringkat laba Desember 2025 menunjukkan Wintermute memimpin dengan US$3,17 juta, diikuti beberapa wallet Dragonfly Capital. Nansen
Meskipun pasar seperti itu, Wintermute dan Dragonfly Capital tetap mampu mengambil untung dari dislokasi jangka pendek dan peluang berbasis likuiditas.
Kinerja mereka menyoroti keunggulan skala, infrastruktur trading yang canggih, serta pemantauan lintas chain di periode tekanan pasar.
Strategi Dragonfly terlihat menonjol berkat diversifikasi di beberapa wallet, sehingga dana tersebut bisa menyebar risiko dan tetap menangkap peluang profit di berbagai posisi.
IOSG dan Longling Capital juga meraih laba signifikan, menempatkan mereka sebagai salah satu dana paling untung bulan ini. Data ini memberikan gambaran tentang ketahanan institusi di saat banyak trader ritel justru kesulitan bertahan.
Aksi Profit Taking Aktif Membentuk Perilaku di Dalam Chain
namun, pelacakan on-chain dari Nansen menunjukkan dana-dana yang sebelumnya menguntungkan kini lebih memilih untuk menjual daripada mengakumulasi.
Pada 26 Desember, QCP Capital menyetorkan 199,99 ETH, senilai sekitar US$595.929, ke exchange Binance, sebuah langkah yang umumnya terkait persiapan untuk menjual aset.
QCP Capital mentransfer 199,99 ETH senilai US$595.929 ke Binance pada 26 Desember 2025. Nansen
Wintermute juga aktif di sisi jual. Walau komentar di media sosial menuduh perusahaan ini melakukan aksi jual besar-besaran Bitcoin dan Ethereum selama volatilitas Desember, data on-chain mengonfirmasi bahwa Wintermute memang mengurangi eksposur setelah sebelumnya membangun posisi di awal bulan.
🚨 BREAKING:
WINTERMUTE ACCUMULATED MILLIONS WORTH OF $BTC AND $ETH RIGHT BEFORE CHRISTMAS DUMP
THEY DUMPED $125M+ OF $BTC IN A MINUTE, DROPPING IT TO $24K
Aktivitas ini lebih bertujuan untuk mengambil untung dan mengelola risiko, bukan sekadar menahan aset secara pasif.
Dragonfly Capital juga mengurangi kepemilikan di Mantle (MNT). Selama tujuh hari di Desember, dana ini menyetorkan 6 juta token MNT, senilai sekitar US$6,95 juta, ke Bybit.
Meski terjadi penjualan tersebut, Dragonfly masih memegang 9,15 juta token MNT, yang nilainya sekitar US$10,76 juta, sehingga ini menunjukkan mereka baru keluar sebagian, belum sepenuhnya.
Kontras antara laba besar di Desember dan meningkatnya tekanan jual ini menunjukkan strategi institusi yang ganda:
Memanfaatkan volatilitas saat ada peluang,
Cepat mengurangi risiko begitu kondisi berubah.
Bagi dana profesional, aksi jual di akhir tahun mungkin juga menandakan rebalancing portofolio, menjaga modal, atau persiapan untuk alokasi baru di awal 2026.
Sementara penjualan lanjutan dari dana top performer bisa saja membebani harga jangka pendek, ini juga bisa menjadi sinyal disiplin, bukan berarti mereka pesimistis terhadap pasar.
Pasangan trading BTC/USD1 di Binance sempat mengalami flash crash singkat. Bitcoin crash hingga US$24.000 sebelum dengan cepat pulih kembali.
Untungnya insiden ini tidak memengaruhi harga Bitcoin pada pasangan trading utama seperti BTC/USDT. Namun, peristiwa tersebut menyoroti risiko likuiditas yang melekat pada pasangan trading yang baru diluncurkan.
Anjloknya BTC/USD1 ke US$24.000 Menyingkap Risiko Likuiditas Rendah
Menurut data pasar dari Binance, insiden ini hanya berlangsung selama beberapa detik. Harga BTC/USD1 kemudian kembali stabil di atas US$87.000.
USD1 merupakan stablecoin baru yang diterbitkan oleh World Liberty Financial. Proyek ini mendapat dukungan dari keluarga Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Grafik dari Binance menunjukkan wick yang sangat tajam. Pergerakan tersebut tidak memicu kerusakan akibat likuidasi apa pun.
Insiden ini terjadi bertepatan dengan periode libur Natal. Pada saat itu, volume trading turun tajam. Sejumlah pengamat berspekulasi bahwa pergerakan tersebut merupakan uji likuiditas pada pasangan trading BTC/USD1.
Joao Wedson, pendiri Alphractal, menjelaskan bahwa fenomena seperti ini lebih sering muncul dalam fase bear market. Pada fase tersebut, arus masuk modal cenderung melemah.
“Likuiditas rendah pada beberapa pasangan trading di berbagai exchange telah menyebabkan volatilitas tajam. Hal ini memicu dislokasi harga sementara dan masalah arbitrase selama beberapa menit. Kondisi ini lebih umum terjadi daripada yang terlihat ketika pasar berada dalam fase bearish,” jelas Joao Wedson.
Penjelasan lain yang lebih rinci dari komunitas investor mengaitkan insiden ini dengan kampanye promosi USD1 yang digelar Binance. Binance baru-baru ini meluncurkan promosi APY 20% untuk simpanan hingga US$50.000 dalam USD1 per pengguna.
Akun pemantau pasar WuBlockchain melaporkan lonjakan tajam pasokan USD1 setelah peluncuran promosi tersebut. Pasokan meningkat lebih dari 45,6 juta token hanya dalam beberapa jam. Total kapitalisasi pasar USD1 melampaui US$2,79 miliar.
Arus masuk modal yang mendadak ke USD1 mendorong harga stablecoin tersebut naik sekitar 0,2%.
Akun X bernama Punk menjelaskan bahwa banyak investor mencoba melakukan arbitrase. Mereka meminjam USD1 lalu secara bertahap menjualnya di pasar spot kepada peserta yang mengikuti program promosi.
Sementara itu, sebagian trader memilih menjual melalui pasangan trading BTC/USD1. Likuiditas yang tipis membuat mereka lengah. Harga pun runtuh tajam, memicu hasil seperti yang terjadi.
“Ini hanyalah fluktuasi kecil dalam bear market. Tidak perlu khawatir. Banyak fluktuasi serupa akan muncul ke depannya,” ucap investor Punk.
Apakah Situasi Serupa Bisa Terjadi pada BTC/USDT?
Pertanyaan yang kini menarik perhatian adalah apakah peristiwa serupa dapat terjadi pada pasangan trading BTC/USDT. Pasangan ini memiliki likuiditas tertinggi di pasar. Penurunan mendadak di sana akan memicu kerugian likuidasi dalam skala besar.
Analis Maartunn mengutip data dari Kaiko. Ia mencatat bahwa market depth 1% Bitcoin di Binance telah meningkat signifikan dari tahun ke tahun.
“Depth tidak hanya pulih. Ia berkembang. Pada puncak Oktober 2025, depth 1% Binance melampaui US$600 juta. Level ini berada di atas kondisi sebelum crash 2022,” papar Maartunn.
Kedalaman Pasar Bitcoin di Binance | Sumber: Kaiko
Ia juga menekankan bahwa penurunan harga BTC/USDT tidak menggerus likuiditas. Selama lebih dari 100 hari, pasangan trading BTC/USDT turun 21,77% dari US$110.291 ke US$86.089. Dalam periode tersebut, volume spot harian rata-rata mencapai US$19,8 miliar, dengan total akumulasi US$613,5 miliar.
Dengan kedalaman pasar yang lebih besar dan volume yang melimpah, kejadian serupa pada pasangan trading BTC/USDT dinilai sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Namun demikian, insiden ini menjadi pelajaran penting bagi trader. Pemilihan pasangan trading secara cermat adalah krusial, karena pasangan dengan likuiditas rendah dapat memicu slippage ekstrem dan kerugian tak terduga.
Bagaimana pendapat Anda tentang flash crash yang menimpa pasangan trading Bitcoin di Binance ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Meskipun kapitalisasi pasar altcoin belum pulih dan sentimen pasar masih berada dalam kondisi takut yang berkepanjangan, beberapa altcoin berkapitalisasi kecil dengan kapitalisasi pasar di bawah US$100 juta menunjukkan tanda-tanda akumulasi on-chain.
Hal ini bisa menunjukkan bahwa whale sedang membangun posisi dan bertaruh harga akan naik bulan depan.
Namun, pada bulan Desember, tren turun tersebut berubah menjadi pergerakan sideways di sekitar US$0,30. Token ini juga tampak menunjukkan tanda-tanda akumulasi.
Data Nansen menunjukkan bahwa wallet AVNT whale mengakumulasi 11 juta AVNT di bulan Desember. Total saldo di 100 wallet teratas naik 1,88%, sementara cadangan di exchange turun 4,9%.
Kenaikan saldo whale dan penurunan cadangan exchange biasanya menandakan bahwa investor membeli dan memindahkan token ke wallet pribadi, karena ekspektasi jangka panjang.
Data Holderscan juga menunjukkan bahwa jumlah holder AVNT naik dari 105.800 menjadi 109.800 dalam 30 hari terakhir.
Dari sisi analisis teknikal, para analis meyakini AVNT sepertinya berada di tahap akhir pola falling-wedge. Biasanya, formasi ini memprediksi pembalikan dari tren bearish ke bullish.
2. Succinct (PROVE)
Succinct (PROVE) adalah jaringan terdesentralisasi yang dirancang untuk memudahkan pembuatan zero-knowledge proofs (ZKP) secara mudah dan aman.
Privasi di blockchain semakin mendapat perhatian berkat Zcash (ZEC) dan penggunaan teknologi ZKP yang semakin luas. Tren ini juga menarik perhatian pada Succinct.
Kapitalisasi pasar PROVE saat ini berada di US$75,6 juta. Harganya turun lebih dari 77% setelah listing di Binance dan Coinbase.
Dalam beberapa bulan terakhir, data Nansen menunjukkan wallet whale teratas mengakumulasi tambahan 5,34%. Cadangan di exchange turun 1,24%. Pada saat yang sama, laju penurunan harga PROVE melambat.
Penurunan harga yang semakin melambat, bersamaan dengan akumulasi whale, meningkatkan ekspektasi investor akan potensi rebound.
3. Plume Network (PLUME)
Plume Network (PLUME) adalah blockchain Ethereum layer-2 yang dirancang khusus untuk Real-World Assets (RWA).
Kapitalisasi pasar PLUME saat ini sebesar US$60 juta, setelah harga token ini turun 85% selama kuartal terakhir tahun ini.
Namun, data Nansen menunjukkan perubahan signifikan. Whale PLUME telah mengakumulasi hampir 7 miliar PLUME. Harganya juga pulih 35%, naik dari US$0,014 ke US$0,019.
Akumulasi ini berhasil menghentikan tren turun selama tiga bulan.
Alasan lain investor tetap optimistis pada altcoin RWA adalah prospek pertumbuhan sektor ini yang diperkirakan kuat di tahun 2026.
Sebuah laporan terbaru BeInCrypto menegaskan bahwa nilai pasar total RWA mencapai level tertinggi baru pada bulan Desember, walaupun ada kecemasan di pasar secara luas.
Ketika membahas ekspektasi pada RWA di tahun 2026, CEO Plume Chris Yin memperkirakan pertumbuhan 10 sampai 20 kali lipat baik dari sisi nilai maupun jumlah pengguna.
“Melihat pertumbuhan nilai dan pengguna sebesar 10–20x tahun depan saja sudah termasuk yang paling rendah dari yang seharusnya kita harapkan,” ujar Chris Yin kepada BeInCrypto.
Jika proyeksi ini jadi kenyataan, token low-cap seperti PLUME kemungkinan akan mendapat manfaat besar.
Tiga altcoin low-cap ini mewakili tiga tema berbeda: decentralized exchange, Privacy, dan RWA. Ketiga tema ini punya ekspektasi tinggi dari analis untuk tahun mendatang.
Harga Zcash terus bergerak naik secara stabil dalam beberapa sesi terakhir, karena koin fokus privasi ini berusaha melakukan breakout dari pola bullish yang jelas. Aset kripto ini sedang mendekati titik kritis yang bisa membuka potensi kenaikan lebih lanjut.
Kepercayaan investor dan kondisi pasar yang mendukung semakin memperkuat ekspektasi terjadinya breakout dalam waktu dekat.
Holder Zcash Tunjukkan Kekuatan
Para holder besar Zcash nampak semakin optimistis seiring harga yang semakin mendekati area resistance utama. Data menunjukkan 100 holder ZEC teratas menambah saldo gabungan mereka sebesar 1,11% dalam 24 jam terakhir. Walau pertumbuhan ini terbilang kecil, akumulasi tersebut menandakan adanya kepercayaan pada pemulihan berkelanjutan, bukan sekadar ambil untung jangka pendek.
Perilaku ini memperlihatkan keyakinan para holder Zcash. Whale biasanya melakukan akumulasi saat fase konsolidasi ketika mereka memperkirakan adanya ekspansi. Dukungan mereka yang berlanjut mengindikasikan harapan pada harga yang lebih tinggi dan risiko penurunan yang lebih kecil, sehingga memperkuat sentimen bullish.
Ingin insight token lain seperti ini? Daftar Newsletter Crypto Harian dari Editor Harsh Notariya di sini.
Indikator teknikal juga mendukung pandangan positif ini. MACD tetap menunjukkan sinyal bullish kuat selama dua minggu terakhir, menandakan momentum positif yang terus berlanjut. Konsistensi ini mengindikasikan kekuatan tren, bukan sekadar pantulan singkat, sehingga memperkecil kemungkinan pembalikan arah secara tiba-tiba dalam kondisi saat ini.
Sinyal ekonomi makro yang lebih luas pun semakin memperkuat stabilitas harga ZEC. Harga Bitcoin bertahan di kisaran US$88.000 sehingga menjadi penopang kuat bagi altcoin. Di saat yang sama, Nasdaq dan S&P 500 masih menunjukkan sinyal bullish meski tipis. Keseimbangan ini mendorong minat risiko pada aset digital dan memberikan manfaat untuk Zcash.
Harga ZEC diperdagangkan di kisaran US$444 pada waktu publikasi, bergerak dalam pola ascending triangle. Pola ini biasanya menandakan kelanjutan kenaikan harga. Jika breakout berhasil terjadi, ZEC punya potensi naik hampir 49% sesuai target pola ini.
Mengubah level US$442 menjadi area support yang bertahan jadi kunci utama. Jika harga mampu menembus jelas di atas US$500, maka breakout terkonfirmasi dan posisi bullish valid. Dengan dukungan teknikal dan perilaku investor seperti ini, Zcash cukup realistis untuk menembus US$500 sebelum tahun depan dimulai.
namun, risiko tetap ada jika momentum mulai melemah. Jika gagal menembus resistance, ZEC mungkin akan bergerak sideways di rentang US$442 hingga US$403. Jika terjadi breakdown di bawah US$403, sentimen bisa berubah drastis. Dalam situasi tersebut, harga berpotensi turun ke area US$340, sehingga membatalkan skenario bullish dan meningkatkan risiko penurunan.