Normal view

Received — 13 December 2025 BeInCrypto Indonesia

CEO Plume, Chris Yin, Ungkap Alasan RWA Jadi Salah Satu Sisi Cerah di Aset Kripto

12 December 2025 at 22:00

Ketika pasar kripto secara umum masih mengalami tekanan, real-world assets (RWA) justru menjadi salah satu sektor yang masih menarik minat berkelanjutan. Pasar ini sudah tumbuh lebih dari 150% tahun ini. Selain itu, Chris Yin, co-founder sekaligus CEO Plume, memperkirakan nilainya bisa naik 10x hingga 20x lipat—baik secara nilai maupun jumlah adopsi pengguna—dalam satu tahun ke depan, bahkan jika perhitungannya konservatif.

Dalam wawancara dengan BeInCrypto, Yin menjelaskan mengapa RWA kini semakin diminati di tengah kondisi pasar seperti sekarang. Ia juga memaparkan alasan mengapa sektor ini akan tetap menjadi fokus utama di siklus pasar berikutnya.

Mengapa investor memilih RWA pada 2025

Pada kuartal keempat, pasar aset kripto secara umum menghadapi tekanan besar, membuat banyak pelaku memilih keluar dari pasar. Di tengah situasi ini, sektor RWA tetap mampu menarik minat baik dari investor ritel maupun institusi.

Data dari RWA.xyz menunjukkan jumlah holder aset RWA meningkat 103,7% dalam satu bulan terakhir. Ini menandakan keterlibatan yang kian bertambah meski sentimen pasar sedang lesu.

RWA Holder Growth
Pertumbuhan Holder RWA | Sumber: RWA.xyz

Menurut co-founder Plume,

“Pasar RWA didorong minat dari berbagai sektor terhadap aset on-chain yang terhubung dengan dunia nyata. Ada tingkat kepastian tertentu, karena kita berada di fase yang bukan benar-benar bear, juga bukan bullish,”

Dengan kondisi ekonomi secara umum yang masih lesu, Yin menegaskan bahwa investor kini makin hati-hati terhadap volatilitas dan keberlanjutan hasil (yield) di pasar decentralized finance. Sebaliknya, RWA kini semakin dipandang sebagai sumber hasil yang lebih stabil.

Kinerja yield DeFi yang tertekan serta ketidakpastian ekonomi membuat instrumen treasury atau kredit privat yang sudah ditokenisasi kini mulai tampak lebih menarik jika melihat dari sisi risiko dan potensi hasil.

Ia juga menyoroti pertumbuhan stablecoin yang sangat pesat tahun ini sebagai bukti perubahan pasar ke arah stabilitas. Hal ini khususnya berlaku bagi partisipan institusional.

“Dengan stablecoin menjadi dasar onboarding RWA, langkah logis berikutnya adalah hadirnya yield coin serta peluang yield untuk RWA. Orang-orang menginginkan aset berkualitas tinggi yang memberikan yield aman, konsisten, dan andal. Stablecoin membawa orang masuk, peluang yield yang mendatangkan institusi dan ritel ke aset ini,” tutur Yin kepada BeInCrypto.

Karena makin banyak investor memilih stabilitas, Yin juga mengakui bahwa salah satu kekhawatiran terbesar terkait RWA adalah anggapan bahwa sektor ini membawa tambahan risiko KYC dan kepatuhan.

Meski begitu, ia berpendapat bahwa tokenisasi justru dapat memperkuat kontrol regulasi. Ini dimungkinkan karena proses verifikasi identitas, hak akses, dan pembatasan transfer bisa diprogram secara langsung di tingkat aset.

Daripada mengandalkan proses kepatuhan off-chain yang terpecah-pecah, penerbit bisa langsung mengatur aturan main di token melalui pengecekan kelayakan real-time, pelaporan otomatis, dan jejak audit yang tidak bisa diubah.

RWA Diprediksi Tetap Jadi Tema Utama Pasar di Siklus Berikutnya

Walaupun RWA tetap terus diminati tahun ini, Yin menyebut sektor ini sepertinya akan terus menjadi fokus baik untuk finansial tradisional maupun decentralized finance pada siklus pasar berikutnya.

Ia menuturkan bahwa saat ini mayoritas nilai RWA masih terpusat pada T-bill yang ditokenisasi. Akan tetapi, seiring pasar kian matang, Yin memperkirakan adopsi kredit privat bakal meningkat bersamaan dengan semakin bervariasinya aset alternatif lainnya.

Aset-aset tersebut bisa saja termasuk eksposur terhadap kepemilikan mineral seperti minyak. Selain itu, juga bisa berupa GPU, infrastruktur energi, hingga sumber daya dunia nyata lainnya.

“Yang akan keluar sebagai pemenang adalah mereka yang mampu mengenali peluang baru ini, bukan mereka yang cuma mengulangi apa yang selama ini sudah berhasil,” komentar eksekutif tersebut.

Sementara itu, bulan lalu Coinbase Ventures menyoroti RWA perpetual sebagai salah satu kategori yang aktif mereka cari untuk didanai tahun 2026, menandakan kepercayaan yang besar. Yin juga mengungkapkan bahwa perusahaannya selalu optimistis terhadap RWA perpetual.

Menurut Yin, perpetual sering menghasilkan volume perdagangan yang jauh lebih tinggi dibanding spot, karena menawarkan pengalaman pengguna yang jauh lebih baik. Ia menjelaskan bahwa perps mudah digunakan sehingga peserta bisa mengambil posisi harga dengan mudah dan memanfaatkan leverage.

“Kami selalu mengatakan di Plume bahwa cara agar RWA on-chain bisa maksimal adalah dengan membuat RWA benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna on-chain dengan menempatkan RWA dalam UX yang sudah familier untuk pelaku kripto. Untuk spot, caranya dengan membuatnya permissionless, composable, dan liquid—dan inilah yang kami lakukan melalui protokol RWA yield Nest di Plume. Cara lain pelaku kripto berinteraksi dengan aset adalah lewat perps, oleh karena itu kami sangat optimistis dan antusias terhadap format ini dan potensinya untuk RWA,” terang dia.

Yin juga menyoroti semakin banyaknya inovasi di bidang hasil dunia nyata. Ia menyebut inovasi ini sedang mengubah cara akses dan perdagangan yield secara on-chain.

Sebagai contoh, Yin menyebut Pendle, di mana pemisahan antara pokok dan yield pada protokol tersebut membawa struktur pasar baru bagi arus kas RWA yang sudah ditokenisasi.

Di luar protokol tertentu, Yin mengatakan RWA juga mulai mendapatkan momentum di berbagai ekosistem blockchain.

“Gelombang RWA di Solana menunjukkan apa yang terjadi ketika yield bisa diakses secara cepat, bisa diprogram, dan dapat dijangkau jutaan pengguna,” ucapnya.

Yin menambahkan bahwa kecepatan dan kapasitas Solana membuatnya jadi salah satu dari sedikit jaringan yang bisa mendukung operasi yield frekuensi tinggi dalam skala besar. Kemampuan ini makin penting seiring dengan transformasi RWA dari instrumen passive income jadi ekonomi yield yang lebih aktif dan mudah diperdagangkan.

“Eksperimen yang terjadi di sana terasa seperti gambaran dari babak berikutnya sektor RWA. Alat yang membawa RWA masuk ke onchain dengan cara yang benar-benar crypto native adalah area yang menarik. Jadi, RWA perps memang jadi salah satu kategori, tapi juga ada berbagai kelas aset baru seperti kartu olahraga atau pokemon bersama Tradible, serta primitive keuangan baru seperti asuransi bersama Cork, dan masih banyak lagi,” ucapnya.

Bersamaan dengan ekspansi ini, Yin menegaskan bahwa penyelarasan regulasi dan legislasi akan tetap jadi prioritas utama. Ia menjelaskan bahwa proyek yang serius soal kepatuhan kemungkinan akan muncul sebagai pemenang jangka panjang, apalagi pemerintah dan institusi besar kini makin menuntut adanya perlindungan regulasi yang terintegrasi dan standar yang jelas untuk penerbitan aset on-chain.

Apa yang Bisa Diharapkan dari Sektor RWA di 2026

Melihat ke depan, Yin mengidentifikasi tiga pendorong pertumbuhan utama yang ia perkirakan bakal membawa sektor RWA ke level baru dalam 12 bulan ke depan. Pertama, ia menyoroti adopsi dan pertumbuhan dari bawah ke atas dalam RWA.

Yin mengungkapkan bahwa nilai RWA telah meningkat lebih dari tiga kali lipat selama setahun terakhir. Selain itu, jumlah holder RWA pun melonjak lebih dari tujuh kali lipat.

“Mainnet Plume yang hadir berhasil menggandakan jumlah holder RWA secara keseluruhan, dan menurut saya pertumbuhan itu terus berakselerasi hanya di kalangan para crypto native karena RWA sendiri masih bagian kecil dari total market cap crypto native,” terang dia.

Kedua, Yin menyoroti semakin kuatnya dukungan dari institusi dan regulator. Menurutnya, pemerintah, institusi keuangan, dan perusahaan teknologi kini betul-betul fokus pada tokenisasi. Walaupun inisiatif seperti ini biasanya memerlukan waktu untuk terwujud, Yin percaya peluncuran akhirnya bisa membawa aset on-chain bernilai miliaran US$.

Terakhir, eksekutif Plume itu menyoroti kondisi ekonomi makro yang lebih luas sebagai angin segar struktural.

“Kondisi makro yang berjalan sekarang membuat orang baik di luar maupun di onchain terus mencari yield yang stabil, dan aset alternatif juga makin naik popularitasnya, yang keduanya membuka jalan untuk pertumbuhan RWA onchain yang lebih organik,” ujar dia kepada BeInCrypto.

Yin menyimpulkan bahwa tidak ada alasan kuat untuk memperkirakan momentum akan melambat, dengan banyaknya katalis yang ada saat ini. Menurut Yin,

“Melihat pertumbuhan nilai dan pengguna 10-20x lipat tahun depan pun sebetulnya masih angka minimal dari apa yang seharusnya kita harapkan.”

Karena itu, RWAs kini makin terlihat sebagai perubahan struktural, bukan cuma tren jangka pendek di 2026. Dengan adopsi yang meningkat, jenis aset yang makin luas, dan penyelarasan yang makin kuat, sektor ini nampaknya siap mengambil peran utama di fase pertumbuhan on-chain berikutnya.

CEO CryptoQuant Nyatakan Meme Coin “Dead,” tapi Banyak yang Masih Lihat Potensi Rebound

12 December 2025 at 19:55

CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menyebut pasar meme coin “mati” karena data on-chain terbaru menunjukkan dominasi meme coin di pasar altcoin turun ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir.

Pernyataan ini memicu perdebatan di komunitas aset kripto. Ada yang menilai bahwa titik terendah sudah dekat, sementara yang lain melihat kerugian yang terus bertambah dan likuiditas yang menipis sebagai tanda penurunan serius.

Dominasi meme coin capai titik terendah sejak awal 2024

Data dari CryptoQuant menunjukkan dominasi meme coin di pasar altcoin terus turun sepanjang tahun ini. Dominasi itu mencapai puncaknya di sekitar 0,109 pada November 2024. Tapi, sekarang metrik tersebut turun ke 0,034, menyamai titik terendah Februari 2024. Penurunan ini menandakan pergeseran jelas dari token meme yang sifatnya spekulatif.

Memecoin markets are dead. pic.twitter.com/6kymLWH4JX

— Ki Young Ju (@ki_young_ju) December 11, 2025

Data CoinGecko juga menguatkan gambaran ini. Kapitalisasi pasar di sub-kategori meme coin melonjak membentuk puncak yang jelas di akhir 2024 dan awal 2025, lalu memasuki tren penurunan yang berkelanjutan. Dalam satu tahun terakhir, meme token teratas mencatatkan kerugian besar.

Performa Sektor Meme Coin | Sumber: CoinGecko

Dogecoin (DOGE) turun 66,3%, sedangkan Shiba Inu (SHIB) terperosok 71,3%. Kerugian paling besar terjadi pada Pepe (PEPE), yang anjlok 81,6%. Terakhir, Bonk (BONK) sudah kehilangan 76% nilainya selama periode yang sama.

Secara keseluruhan, pasar meme coin sudah turun 65,9% menurut data Artemis. Sektor meme coin Solana terutama yang terdampak paling parah. Joao Wedson, founder dan CEO Alphractal, mengamati bahwa,

“Meme coin dan altcoin di ekosistem Solana baru saja masuk ke fase terburuk — bagi banyak orang, aset tersebut memang sudah mati.”

Ia juga menambahkan bahwa altcoin berfokus pada pembayaran masih tetap tangguh, sehingga terlihat adanya perbedaan antara utilitas dan spekulasi.

Kenapa meme coin “mati”?

Para analis memaparkan beberapa alasan turunnya dominasi meme coin. Ada seorang trader yang menilai bahwa peluncuran dengan harga sangat murah dan tanpa perlindungan terhadap rug pull telah merusak kepercayaan, komunitas, juga menjadikan holding jangka panjang hilang, sehingga yang tersisa hanya aksi ambil untung jangka pendek.

“Kamu benar-benar bisa berterima kasih pada Pumpfun dan Alon soal ini.. Seharusnya tidak pernah semurah di bawah US$1 untuk meluncurkan meme coin tanpa perlindungan dari rug. Kita benar-benar kehilangan rasa komunitas dan semangat HODL karena sudah terlalu sering kena rug pull. Tidak ada yang percaya lagi, semua orang hanya ambil untung,” tulis DeFiApe di X.

Yang menarik, riset dari Solidus Labs menemukan 98,7% token yang diluncurkan di Pump.fun menampilkan tanda-tanda skema pump and dump. Dalam waktu yang sama, aktivitas di Raydium mengungkapkan sekitar 93% liquidity pool, atau sekitar 361.000 pool, punya indikasi yang biasanya terhubung dengan soft rug pull.

Memes used to be some of the best and most fun LPing opportunities in defi, just printing on low liq pools and high volatility

Now they're a huge liquidity sink with 8fig liquidity pools and 0 volume https://t.co/4yM1QNzJFP pic.twitter.com/jCrvOzwlWj

— Wazz (@WazzCrypto) December 11, 2025

Analis Mikko Ohtamaa juga menyampaikan bahwa sektor ini sudah terlalu penuh.

“Dunia ini tidak cukup punya perhatian untuk 25.000.000 meme coin. Bahkan dengan yang jadi pemenang pun, ‘investor’ tetap rugi…. Karena tidak ada investasi di meme coin, yang ada cuma ikut pump. Kamu membeli meme coin bukan untuk berinvestasi; tapi karena kamu berharap akan pump dan bisa jual di puncak. Kamu tidak peduli soal kejahatan, yang penting bisa ikut jadi bagian dari kejahatan itu,” komentar analis tersebut di X.

Apakah meme coin akan pulih?

Meski sentimen negatif mendominasi, ada juga yang masih yakin meme coin akan bangkit lagi. Mereka menunjukkan penurunan dominasi sebagai sinyal kemungkinan terbentuk titik terendah.

Time to buy the cockroaches and HODL 🪳🛒 https://t.co/8Na6R8ALGo

— Mel00nee (@Mel00nee) December 12, 2025

Gordon, komentator populer, berpendapat di X bahwa para pengkritik meme coin bersikap “sangat sempit pikiran dan IQ-nya rendah.” Ia menegaskan bahwa meme coin selama ini menjadi pendorong utama perhatian dan volume di dunia kripto serta memprediksi tren bangkit kembali di masa depan.

“Satu-satunya alasan kenapa ada perhatian pada aset kripto adalah karena meme coin. Satu-satunya alasan kenapa ada volume adalah karena meme coin. Meme coin tidak akan ke mana-mana dan mereka yang akan memimpin reli bull berikutnya,” klaimnya melalui tautan ini.

Saat ini, pasar meme coin sedang berada di persimpangan jalan. Apakah pemulihan atau penurunan berlanjut, semua akan bergantung pada kondisi pasar yang lebih luas, perubahan sentimen, dan kemampuan proyek-proyek asli untuk membedakan diri dari scam.

Received — 12 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Bitcoin tidak bisa menang di 2026 hanya dengan narasi — institusi ingin nilai, bukan hype

12 December 2025 at 00:00

Momen Bitcoin (BTC) mengalami pembalikan tajam di kuartal keempat. Padahal, para analis memperkirakan koin ini akan cetak rekor baru, tapi kini banyak yang ragu apakah BTC bahkan bisa menyentuh puncak sebelumnya. Prediksi pun direvisi ke bawah seiring performa yang makin melemah.

Koreksi ini terjadi meskipun lingkungan ekonomi makro sebetulnya cukup mendukung. Permintaan menurun, kekuatan pasar melemah, dan kepercayaan pelaku pasar nampaknya luntur. Jadi, apa yang berubah? BeInCrypto berbincang dengan Ryan Chow, Co-Founder Solv Protocol, untuk mengupas perubahan perilaku investor dan mencari tahu apa yang harus dilakukan Bitcoin agar bisa menang di 2026.

Bagaimana Bitcoin Menarik dan Kehilangan Permintaan Institusi di 2025

Secara historis, kuartal keempat adalah periode terkuat bagi Bitcoin, dengan rata-rata imbal hasil 77,26%. Harapan untuk 2025 bahkan lebih ambisius seiring adopsi institusi yang kian cepat dan semakin banyak perusahaan publik yang menambah Bitcoin ke dalam cadangan mereka. 

Namun, pasar justru berbalik arah. Bitcoin turun 20,69% sejauh ini selama Q4, bertolak belakang dengan tren biasanya di periode terbaiknya.

Bitcoin Returns in Every Quarter.
Imbal Hasil Bitcoin di Setiap Kuartal | Sumber: Coinglass

Menurut Chow, awal 2025 ditandai oleh masuknya institusi ke pasar.

“Spot ETF, ETP, dan mandat-mandat baru menciptakan kejutan akses, institusi hanya menyiapkan alokasi Bitcoin dasar mereka, dan arus masuk secara mekanis mendorong harga,” ujar dia.

Tapi, di akhir 2025, kondisinya sudah berubah. Chow membeberkan bahwa pelaku pasar utama sudah membangun posisi mereka lebih dulu, sehingga Bitcoin harus bersaing ketat dengan kenaikan imbal hasil riil.

Saat aset kripto ini gagal mencetak level tertinggi baru, para chief investment officer mulai mempertanyakan alasan memegang aset tanpa imbal hasil, sementara T-bills, obligasi korporasi, dan saham berbasis AI bisa memberi keuntungan hanya dengan berinvestasi.

“Saya rasa, pasar akhirnya menghadapi kenyataan yang sudah jelas sejak lama: strategi hold pasif sudah mencapai batasnya. Ritel sekarang lebih banyak menjual, perusahaan sudah berhenti mengakumulasi, dan institusi mulai tarik mundur. Kali ini bukan karena mereka tak percaya lagi dengan Bitcoin, melainkan karena desain pasar sekarang tidak lagi masuk akal untuk alokasi besar di tengah rezim suku bunga tinggi,” terang Chow.

Selain itu, Chow menyoroti bahwa struktur pasar Bitcoin juga mengalami perubahan. Setelah ETF dan trade halving, Bitcoin masuk ke posisi ekonomi makro yang terlalu ramai. Ia mengatakan bahwa aset ini sudah berpindah fase dari repricing struktural ke lingkungan carry-and-basis, yang sekarang dikuasai oleh trader profesional.

Teori sederhana “ETF ditambah halving sama dengan harga naik” sudah tidak berlaku lagi. Menurutnya, adopsi di fase berikutnya bakal digerakkan oleh utilitas nyata dan imbal hasil yang sudah disesuaikan dengan risiko. Ia menyampaikan kepada BeInCrypto bahwa,

“Paruh pertama 2025 adalah seputar akses, semua orang buru-buru memperkuat eksposur dasar pada Bitcoin. Paruh kedua adalah soal biaya peluang, sekarang Bitcoin harus mampu bersaing dalam portofolio melawan aset yang sebenarnya memberi imbal hasil ketika di-hold.”

Bitcoin, yang sering disebut sebagai emas digital, selama ini dipromosikan sebagai lindung nilai inflasi. Chow mengakui bahwa aset ini kemungkinan tetap berfungsi sebagai penyimpan nilai. tapi, ia menegaskan bahwa narasi ini saja kini sudah tidak cukup buat investor institusi.

Ahli ungkap kunci Bitcoin untuk menarik kembali institusi di 2026

Chow memberi peringatan bahwa pasar mungkin sangat meremehkan skala perubahan ekonomi makro di 2026. Ia menilai, kecuali Bitcoin bertransformasi menjadi bentuk modal produktif, BTC akan tetap menjadi aset yang siklikal dan tergantung pada likuiditas.

Dalam skenario seperti itu, institusi hanya akan menganggap Bitcoin sebagai aset seperti itu, bukan untuk alokasi jangka panjang secara strategis.

“Bitcoin tidak akan lagi menang hanya dengan narasi. Bitcoin harus bisa menghasilkan imbal hasil, atau akan terus didiskon secara struktural. Volatilitas yang kita lihat sekarang adalah pasar sedang memaksa Bitcoin untuk dewasa,” tutur dia.

Lalu, produk imbal hasil aman dan teregulasi apa yang bisa menarik institusi kembali di 2026? Chow mengungkapkan bahwa titik menarik sebenarnya terletak pada strategi Bitcoin berbasis cash-plus yang masuk koridor regulasi dan mirip produk investasi tradisional, dengan kerangka hukum jelas, cadangan sudah diaudit, dan profil risiko transparan.

Ia membagi tiga kategori utama:

  • Bitcoin-backed cash-plus fund: BTC tersimpan di kustodian terdaftar dan dipakai untuk strategi on-chain seperti Treasury bill atau repo, dengan target imbal hasil tambahan 2 sampai 4%.
  • Pinjaman dan repo BTC over-collateralized: Produk teregulasi yang meminjamkan Bitcoin kepada peminjam berkualitas tinggi. Monitoring dilakukan on-chain, rasio LTV konservatif, serta struktur anti bangkrut mendukung penawaran ini.
  • Overlay opsi hasil pasti: Strategi seperti covered call yang dibungkus di regulasi yan sudah umum seperti UCITS atau 40-Act vehicle.

Untuk semua kategori tersebut, ada beberapa syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, yaitu pengelola teregulasi, rekening terpisah, bukti cadangan, serta kompatibilitas dengan infrastruktur kustodi institusi yang sudah ada.

“Produk yang akan membawa institusi kembali bukanlah produk yang rumit. Produk itu akan berbentuk seperti cash-plus fund berbasis Bitcoin, pasar repo, dan strategi hasil yang sudah jelas, kemasan yang sudah dikenal, kontrol risiko yang juga sudah biasa, hanya saja didukung oleh Bitcoin di belakang layar,” klaim Chow.

Ia juga menegaskan bahwa institusi tidak membutuhkan DeFi APY 20%, yang sering menjadi tanda bahaya. Imbal hasil tahunan bersih sebesar 2 hingga 5% yang diperoleh lewat strategi yang transparan dan dijamin agunan sudah cukup agar Bitcoin bisa beralih dari sekadar “nice to have” menjadi “aset cadangan inti”.

“Bitcoin tidak perlu menjadi produk hasil tinggi agar tetap relevan. Bitcoin hanya perlu berubah dari nol persen ke profil cash-plus yang wajar dan transparan supaya CIO berhenti menganggapnya sebagai modal mati,” tutur co-founder Solv tersebut kepada BeInCrypto.

Seperti Apa Imbal Hasil Bitcoin dalam Praktik

Chow menjelaskan bahwa transformasi Bitcoin menjadi modal produktif akan mengubah Bitcoin dari sebongkah emas statis menjadi agunan berkualitas tinggi yang bisa mendanai T-bills, kredit, dan likuiditas di banyak tempat. Dalam model ini, perusahaan-perusahaan mengagunkan BTC ke dalam vault on-chain yang teregulasi, mendapatkan klaim hasil imbal balik, dan tetap memiliki garis pengawasan yang jelas terhadap aset dasarnya.

Bitcoin juga akan berfungsi sebagai agunan di pasar repo, sebagai margin untuk derivatif, serta menjadi pendukung structured notes, sehingga mendukung strategi investasi baik di on-chain maupun kebutuhan modal kerja off-chain.

Hasil akhirnya, instrumen multi-fungsi: Bitcoin menjadi aset cadangan, aset pendanaan, dan aset penghasil imbal hasil sekaligus. Ini mencerminkan fungsi Treasury saat ini, tapi berjalan di lingkungan global yang aktif 24/7 serta bisa diprogram.

“Jika kita berhasil membangun ini, institusi tidak akan lagi banyak membahas ‘menyimpan Bitcoin,’ melainkan ‘mendanai portofolio dengan Bitcoin.’ Bitcoin menjadi agunan netral yang diam-diam menggerakkan T-bills, kredit, dan likuiditas di pasar tradisional maupun on-chain,” komentar Chow.

Institusi Ingin Imbal Hasil: Bisakah Bitcoin Memberikannya Tanpa Mengorbankan Prinsipnya?

Walaupun aplikasinya sangat menarik, muncul pertanyaan: apakah Bitcoin bisa menyediakan hasil imbal balik yang teregulasi dan sesuai risiko dalam skala besar tanpa melanggar prinsip dasarnya?

Menurut Chow, jawabannya iya, asal pasar menghormati arsitektur berlapis milik Bitcoin.

“Layer dasar tetap konservatif; imbal hasil dan regulasi hidup di layer yang lebih tinggi dengan jembatan kuat serta standar transparansi. Bitcoin L1 tetap sederhana dan terdesentralisasi, sementara layer produktif terletak di L2, sidechain, atau chain RWA, tempat wrapped Bitcoin berinteraksi dengan treasury serta kredit yang sudah tokenisasi,” papar dia.

Pimpinan tersebut menyadari ada berbagai tantangan teknis yang perlu ditangani. Ia menekankan bahwa ekosistemnya harus berkembang dari multisig yang berlandaskan trust menuju jembatan yang setara dengan standar institusi. Selain itu, harus dibangun standar wrapper satu-banding-satu dan oracle risiko real-time.

“Tantangan ideologisnya lebih susah: setelah kejatuhan CeFi, skeptisisme jadi sangat dalam. Jembatan solusi yang tepat adalah transparansi radikal, on-chain proof-of-reserves, mandat terbuka, tanpa leverage tersembunyi. Yang terpenting, Bitcoin produktif tetap opsional; self-custody tetap berlaku. Kita tidak perlu mengubah layer dasar Bitcoin agar menjadi produktif. Kita perlu membangun lapisan keuangan yang disiplin di atasnya, yang dapat dipercaya institusi serta bisa diverifikasi cypherpunk,” terang pimpinan itu.

Pada akhirnya, pesan dari Chow sangat jelas: fase berikutnya untuk Bitcoin tidak akan ditentukan narasi atau spekulasi, melainkan rekayasa finansial yang disiplin. Jika industri mampu menghadirkan struktur imbal hasil yang transparan dan teregulasi tanpa menabrak prinsip utama Bitcoin, institusi akan kembali — bukan sebagai trader momentum, melainkan sebagai alokator jangka panjang.

Jalur menuju 2026 tergantung pada utilitas, kredibilitas, dan Bitcoin, yang harus membuktikan kemampuannya bersaing di dunia di mana modal menuntut produktivitas.

Harga Terra (LUNA) Terbang 55% Lebih, Ternyata Ini Katalis Relinya

11 December 2025 at 19:53

Terra (LUNA) muncul sebagai salah satu top gainer di pasar kripto hari ini berkat lonjakan harga dua digit yang sangat agresif.

Reli tajam ini tiba bertepatan dengan jadwal pembacaan vonis pendiri Terraform Labs, Do Kwon, yang digelar hari ini (11/12), serta update ekosistem yang kembali menyita sorotan pada jaringan tersebut.

Mengapa Harga Token Terra (LUNA) Terbang?

Altcoin ini mulai memanas sejak akhir pekan lalu, dengan momentum yang kian menguat pada Senin setelah upgrade jaringan v2.18.0. Sejumlah crypto exchange papan atas seperti Bybit dan Binance mendukung update tersebut, bahkan sempat menangguhkan deposit dan withdrawal (penarikan) guna menjamin transisi yang mulus bagi pengguna.

Keputusan itu meningkatkan sentimen pasar secara signifikan. Nyatanya, token ini meroket ke level tertinggi dalam 7 bulan pada hari sebelumnya. Tren naik itu masih berlanjut hingga hari ini.

Data BeInCrypto Markets menguak bahwa harga LUNA telah terapresiasi 55,58% dalam 24 jam terakhir. Pada waktu publikasi, altcoin ini nangkring di US$0,232.

Terra (LUNA) Price
Performa Harga Terra (LUNA) | Sumber: BeInCrypto Markets

Tak hanya itu, lonjakan hari ini turut mengantarkan LUNA menjadi top gainer kedua secara harian menurut CoinGecko. Aktivitas trading juga melejit signifikan, di mana volume harian melejit 192,10% hingga melampaui US$700 juta.

Di luar upgrade jaringan, katalis besar lainnya yang turut memicu sorotan ke LUNA adalah sidang vonis pendiri Terraform Labs, Do Kwon.

Kwon menurut jadwal hadir di hadapan Hakim Engelmayer di Pengadilan Distrik Selatan New York hari ini. Departemen Kehakiman AS (DoJ) menuntut hukuman penjara selama 12 tahun.

Namun, seorang analis menggarisbawahi bahwa hasil persidangan sering kali berbeda dengan tuntutan. Sam Bankman-Fried dijatuhi 25 tahun, padahal jaksa menuntut 40–50 tahun. Alex Mashinsky dijatuhi 12 tahun, meski tuntutannya 20 tahun.

“Saya tak akan berspekulasi soal berapa tahun pastinya, namun naif kalau menganggap dia bakal dapat 12+ tahun, apalagi kalau mempertimbangkan waktu tahanan yang sudah dijalani,” tulis Camol.

Walaupun demikian, Toknex mengungkapkan keraguan atas reli harga LUNA. Ia memperingatkan trader agar tidak melihat lonjakan ini sebagai tanda pemulihan fundamental.

“Ini bukan comeback. Ini bukan fundamental. Ini cuma dorongan trading berbasis komunitas. Ekosistem Terra yang asli sudah mati pada 2022. LUNA yang baru ini tidak punya narasi dan tidak memiliki nilai jangka panjang. Token ini cuma bergerak ketika trader ingin berjudi dengan volatilitas,” ujar Toknex.

Menjelang putusan vonis, komunitas nampak menunjukkan minat yang lebih besar tidak hanya pada LUNA tetapi juga Terra Luna Classic (LUNC). Lonjakan minat ini mendorong kedua token kembali ke puncak daftar trending CoinGecko hari ini.

BeInCrypto melaporkan pekan lalu bahwa harga LUNC melonjak 100% setelah seorang jurnalis mengenakan t-shirt vintage Terra Luna di Binance Blockchain Week di Dubai.

Jadi, seiring LUNA dan LUNC kembali menjadi pusat perhatian, pelaku pasar kini terbelah: apakah ini tanda kebangkitan nyata, ataukah sekadar reli sesaat yang terpicu volatilitas?

Bagaimana pendapat Anda tentang harga LUNA yang sontak terbang di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Perusahaan Fintech Gandeng Injective untuk Bawa Portofolio Hipotek Senilai US$10 Miliar ke Onchain

11 December 2025 at 19:50

Pineapple Financial, perusahaan fintech yang juga holder INJ terbesar yang tercatat di bursa publik, sedang memigrasikan portofolio pinjaman hipoteknya senilai US$10 miliar ke blockchain melalui Injective.

Perusahaan ini telah menempatkan data hipotek yang sudah didanai senilai US$716 juta ke on-chain. Pineapple menyebutkan bahwa lebih dari 29.000 pinjaman tambahan juga akan mengikuti langkah ini.

Pineapple Financial Bawa Portofolio Kredit Rumah ke Onchain lewat Injective

Dalam sebuah thread detail di X (sebelumnya Twitter), perusahaan menjelaskan bahwa inisiatif ini membuat setiap catatan pinjaman terikat pada satu titik referensi yang tidak bisa diubah serta bisa diverifikasi. Menurut Pineapple, setiap catatan memiliki lebih dari 500 field data.

Jadi, penempatan metadata detail level pinjaman secara on-chain akan memberikan fondasi yang konsisten untuk underwriting, servicing, dan pelaporan bagi investor.

“Ini adalah langkah besar dalam memodernisasi cara penyimpanan, verifikasi, serta penggunaan data hipotek di seluruh operasi kami,” ujar Pineapple Financial dalam keterangan resminya.

Hal ini juga meningkatkan kepatuhan dan auditability. Catatan on-chain bisa memberikan jejak yang berkelanjutan dan mudah terlacak untuk setiap pembaruan yang terjadi. Ini membuat pelaporan regulasi menjadi lebih efisien serta menghilangkan banyak rekonsiliasi manual yang biasanya diperlukan dalam pengelolaan portofolio pinjaman besar.

Pineapple Financial juga menambahkan bahwa setiap update pada berkas hipotek sudah terhubung dengan sidik jari on-chain yang tidak bisa diubah. Hal ini memungkinkan koordinasi yang lebih jelas di seluruh divisi dan mereka juga memperkirakan efisiensi meningkat seiring otomatisasi proses kerja menggantikan pengecekan manual, seperti pelacakan dokumen, kontrol versi, serta analisis di level portofolio.

Selain itu, perusahaan tersebut menuturkan bahwa fondasi data baru ini juga dirancang untuk mendukung produk lain, termasuk Marketplace Data Hipotek dan Pineapple Prime.

“Tujuan kami adalah menciptakan ekosistem hipotek yang lebih cepat dan transparan dengan basis data yang dapat diverifikasi. Dengan menstandarkan data level pinjaman mulai sekarang, kami membangun kondisi untuk otomatisasi, manajemen risiko yang lebih baik, serta produk keuangan baru yang sebelumnya tidak mungkin ada di sistem lama. Pineapple telah men-tokenisasi data hipotek senilai US$716 juta secara on-chain, dan lebih dari 29.000 pinjaman siap menyusul,” terang postingan tersebut.

Pineapple Financial juga menyebut bahwa mereka memilih Injective untuk inisiatif ini karena keunggulan throughput tinggi serta fitur keamanannya. Menurut Pineapple Financial,

“Injective menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk skala sebesar ini. Infrastruktur dengan keamanan dan throughput tinggi membuat kami bisa memverifikasi data detail level pinjaman sekaligus tetap memiliki kepemilikan penuh terhadap platform, struktur data, dan produk yang berhadapan langsung dengan pelanggan yang kami bangun di atasnya.”

Patut dicatat juga bahwa Pineapple Financial menyimpan native token Injective, INJ, sebagai aset cadangan. Perusahaan mulai menjalankan strategi treasury aset digital sejak September. Menurut data CoinGecko, mereka sekarang memegang 678.353 INJ.

Minat ritel terhadap INJ naik seiring dengan aktivitas institusi. Data Token Terminal memperlihatkan pengguna aktif harian Injective melonjak menjadi 77.600 pada bulan Desember, melonjak tajam dari hanya 6.900 di awal tahun.

Injective Daily Users
Pengguna Harian Injective | Sumber: Token Terminal

Meski begitu, hal ini belum berdampak pada kekuatan harga. Data BeInCrypto Markets menunjukkan bahwa harga INJ turun 30,1% selama sebulan terakhir, dan tertinggal dari pasar aset kripto secara umum.

Performa Harga Injective (INJ) | Sumber: BeInCrypto Markets

Pada waktu publikasi, altcoin ini diperdagangkan pada harga US$5,37, turun 4,83% dalam 24 jam terakhir.

Received — 10 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Eksekutif Polygon Jelaskan Kenapa Keuangan Besar Ingin Aset Kripto di 2025 dan Kenapa Retail Tidak

10 December 2025 at 00:00

Pada tahun 2025, industri aset kripto memasuki fase baru yang ditandai dengan lonjakan partisipasi institusi besar. Setelah bertahun-tahun berhati-hati dan skeptis, kini perusahaan besar mulai mengalokasikan modal dalam jumlah signifikan ke aset digital.

Tetapi, apa yang berubah sehingga institusi akhirnya masuk ke industri yang dulu mereka jauhi? BeInCrypto berbicara dengan Aishwary Gupta, Head Global Payment dan Real-World Assets di Polygon Labs, untuk membahas faktor pendorong di balik transformasi ini. Gupta menjelaskan kenapa aliran dana institusi sekarang mendominasi pasar dan apa arti perubahan ini.

Institusi Kini Kuasai Arus Masuk Aset Kripto: Ini Alasannya

Gupta mengungkapkan bahwa institusi saat ini menyumbang sekitar 95% dari arus masuk aset kripto. Sementara itu, partisipasi investor ritel turun menjadi sekitar 5–6%. Pergeseran ini menandakan perubahan dari siklus lama yang dipimpin oleh hype dan investor ritel ke pasar yang kini banyak dipengaruhi oleh keuangan terstruktur.

Manajer aset besar seperti BlackRock, Apollo, dan Hamilton Lane juga mulai mengalokasikan sekitar 1–2% portofolio mereka ke aset kripto, memperkenalkan ETF dan menguji produk investasi yang ditokenisasi di chain.

Menurut Gupta, perubahan yang terjadi bukan pada sentimen Wall Street, melainkan pada infrastruktur yang sekarang mendukung aktivitas institusi. Ia menyebut Polygon sebagai contoh:

“Kemitraan dengan JPMorgan untuk perdagangan DeFi secara langsung di bawah Monetary Authority of Singapore, Ondo untuk obligasi negara yang ditokenisasi, dan AMINA Bank untuk staking yang telah diatur membuktikan bahwa sistem yang menjalankan DeFi juga dapat menggerakkan keuangan global. Skalabilitas dan biaya transaksi rendah membuat keuangan tradisional mempertimbangkan blockchain publik untuk digunakan. Institusi sekarang tidak perlu lagi bereksperimen di sandbox — mereka bisa bertransaksi di jaringan publik yang kompatibel dengan Ethereum, yang sudah teruji dan memenuhi syarat auditor maupun regulator.”

Gupta menyampaikan bahwa institusi masuk ke dunia aset kripto dari dua arah utama: mencari imbal hasil dan diversifikasi, serta mengejar efisiensi operasional. Gelombang pertama berfokus pada hasil dalam dolar AS lewat produk seperti obligasi negara yang ditokenisasi dan staking yang dikelola bank. Produk-produk ini menawarkan kerangka kerja yang sudah dikenal sekaligus sesuai aturan untuk mendapatkan yield.

Gelombang kedua, ia terangkan, didorong oleh efisiensi yang ditawarkan blockchain. Penyelesaian transaksi lebih cepat, likuiditas bersama, serta aset yang dapat diprogram membuat jaringan keuangan besar dan perusahaan fintech tertarik mencoba struktur dana yang ditokenisasi dan transfer di chain.

Penurunan Minat Ritel Picu Pertanyaan soal Arah Aset Kripto saat Institusi Memimpin

Ia juga menyoroti alasan keluarnya investor ritel. Gupta menegaskan kebanyakan investor ritel meninggalkan pasar karena kerugian akibat siklus meme coin spekulatif dan harapan keuntungan yang tidak realistis. Hilangnya kepercayaan ini, ia terang, membuat banyak investor kecil memilih menepi. meski begitu, ia tidak melihat ini sebagai kepergian permanen atau struktural.

“Akan semakin banyak produk yang terstruktur dan teregulasi, sehingga bisa mengembalikan kepercayaan mereka untuk kembali ke pasar,” ujar Gupta kepada BeInCrypto.

Meskipun demikian, meningkatnya partisipasi institusi menimbulkan kekhawatiran akan potensi hilangnya jiwa desentralisasi aset kripto. Gupta menegaskan bahwa kematangan dan desentralisasi dapat berjalan bersamaan asalkan jaringan publik dan terbuka tetap menjadi fondasinya.

Menurutnya, desentralisasi hanya terancam ketika jaringan mengorbankan keterbukaan, bukan ketika ada peserta baru yang masuk.

“Kalau dibangun di atas sistem publik…bukan di taman tertutup, adopsi institusi tidak akan memusatkan aset kripto, melainkan melegitimasi. Keuangan tradisional bukan mengambil alih kripto, melainkan memang masuk ke chain — ini bukan penaklukan atau penyerahan, tetapi lebih pada penggabungan infrastruktur, di mana chain yang menjalankan DeFi dan NFT juga mengakomodasi treasury, ETF, dan staking institusi,” papar dia.

Saat ditanya apakah dominasi institusi bisa memperlambat inovasi karena mengedepankan kepatuhan dibandingkan eksperimen, Gupta mengakui ketegangan tersebut ada. meski begitu, ia berpandangan hal ini tetap bisa memberi manfaat bagi sektor ini.

‘Mentalitas “bergerak cepat dan hancurkan segala hal” memang melahirkan kreativitas besar, tapi juga menyebabkan kerugian besar dan perlawanan dari regulator. Ya, institusi bergerak lambat dan sangat fokus pada kepatuhan, dan ya, itu kadang menahan kreativitas, tapi jika dijalankan dengan tepat, inovasi tidak harus mati. Justru ini bisa mendorong kemajuan dan memaksa pengembang melihat kepatuhan sebagai bentuk inovasi dengan mengintegrasikannya sejak awal. Perkembangannya bisa lebih lambat, tapi hasilnya lebih kuat dan lebih bisa diskalakan,” komentar eksekutif tersebut.

Apa yang Akan Terjadi Berikutnya saat Institusi Semakin Aktif di Aset Kripto

Melihat ke depan, Gupta mengatakan lonjakan partisipasi institusi sebaiknya tidak dipandang sebagai Wall Street “mengambil alih” aset kripto, tapi lebih kepada bergabung dengan ekosistem yang makin beragam.

“Pasar kini berjalan dengan likuiditas institusi, yang bergerak lebih lambat, menghasilkan yield, dan lebih terkelola risikonya. Kamu tidak lagi melihat pasar didominasi oleh trader ritel yang mengejar hype dan FOMO di centralized exchange seperti tahun 2017. Perdagangan berdasarkan emosi jauh berkurang. Volatilitas akan turun, karena modal bergerak dari spekulasi ke penghasil yield jangka panjang. Narasinya sudah berubah, di mana aset kripto kini lebih dipandang sebagai infrastruktur finansial daripada kelas aset,” ucapnya

Ia memprediksi ekspansi besar pada tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan peningkatan bertahap stabilitas pasar seiring aktivitas trading yang semakin disiplin dan tidak lagi spekulatif. Integrasi regulasi yang lebih kuat, tambahnya, juga sangat mungkin terjadi karena pelaku finansial tradisional terus mengembangkan strategi on-chain.

Gupta memperkirakan pertumbuhan lebih lanjut pada staking institusi dan jaringan penghasil yield, seiring entitas teregulasi mencari cara yang sesuai aturan untuk ikut mendapatkan yield di chain. Di sisi lain, ia percaya interoperabilitas akan menjadi fokus utama, di mana alat publik yang memudahkan pergerakan aset lintas rollup akan semakin penting saat institusi meningkatkan aktivitas mereka.

Received — 9 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Bagaimana Pasar Kripto akan Bereaksi jika The Fed Menahan atau Menurunkan Suku Bunga?

9 December 2025 at 21:31

The Federal Open Market Committee (FOMC) membuka sesi Desember 2025 hari ini, dengan keputusan yang akan diumumkan besok, 10 Desember, pukul 14.00 ET.

Investor dan trader sedang memantau dengan seksama apakah bank sentral akan melanjutkan siklus pelonggaran atau justru mengejutkan pasar dengan menahan suku bunga. Sebagai pengumuman kebijakan terakhir tahun ini, hasilnya punya pengaruh besar untuk pasar aset kripto.

Skenario Pemangkasan Suku Bunga: Apa yang Terjadi jika The Fed Memberikan Pemangkasan 25 bps pada Desember

Menjelang pengumuman, ekspektasi pasar sangat condong ke pemangkasan suku bunga, dengan pemangkasan 25 basis poin dianggap sebagai hasil yang paling mungkin. Data dari CME FedWatch menunjukkan trader memberikan peluang 89,4% untuk pemangkasan seperempat poin dalam pertemuan 10 Desember.

Di sisi lain, hanya sekitar 10,6% partisipan pasar yang percaya The Fed akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 3,75%–4,00% saat ini.

Fed Rate Cut Odds in December
Peluang Pemangkasan Suku Bunga Fed di Desember | Sumber: CME FedWatch

Jika The Fed memangkas suku bunga, ini akan jadi pemangkasan ketiga berturut-turut tahun ini, setelah penyesuaian pada September dan Oktober. Hal ini akan menurunkan suku bunga ke 3,50%–3,75%.

Pemangkasan pada September sebelumnya sempat mendorong kenaikan pasar aset kripto, di mana Bitcoin dan Ethereum sempat mencatat kenaikan. Sementara itu, nilai US dollar turun ke level terlemah sejak awal 2022.

namun, penurunan pasar secara luas meredam dampak dari pemangkasan Oktober tersebut. Di bulan Desember, volatilitas tetap tinggi, dengan pergerakan tajam ke dua arah.

Meski begitu, banyak analis berpendapat bahwa pemangkasan lagi pada tahap ini kemungkinan dianggap “bullish” untuk kripto.

“If you think this is not bullish for Bitcoin and risk assets, you are not paying attention. Prepare for volatility. Prepare for green candles,” ujar seorang analis dalam unggahannya.

Bagi aset kripto, penyesuaian standar semacam ini dinilai cukup bullish, karena meningkatkan likuiditas dan mendorong investasi ke aset berisiko seperti Bitcoin dan Ethereum. Meski begitu, Crypto Rover menuturkan bahwa pasar sudah mengantisipasi hasil tersebut, sehingga pengumuman sebenarnya kemungkinan tidak akan memicu reaksi besar.

Menurut analis tersebut, katalis utama pergerakan pasar adalah konferensi pers Powell, bukan pemangkasan suku bunga itu sendiri.

“Bank of America expects Powell to hint at ‘reserve management purchases,’ meaning fresh liquidity injections to stabilize small-bank funding stress.  This would help normalize SOFR and support liquidity across markets. If Powell sounds dovish and says that inflation is calming, tariffs haven’t changed the trend, and labor is softening, it’ll give markets the green light to expect more cuts. But if he sounds hawkish, similar to the last FOMC meeting, Bitcoin and alts will dump,” papar dia lebih lanjut.

Di sisi lain, sejumlah investor bahkan berharap adanya pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin.

50 basis rate cut is coming….. told you.

— Grant Cardone (@GrantCardone) December 8, 2025

Hal ini akan menjadi sinyal kebijakan yang kuat, sehingga likuiditas mengalir pesat dan dollar semakin melemah. Walau kemungkinannya kecil, skenario ini bisa memberi dampak positif yang lebih besar untuk pasar kripto.

Skenario Tanpa Pemotongan Suku Bunga: Kenapa Keputusan The Fed Menahan Suku Bunga Bisa Menekan Sentimen Aset Kripto

Meski jarang analis memperkirakan, potensi The Fed menahan suku bunga tetap terbuka. Keputusan suku bunga datang di tengah indikator ekonomi yang terganggu. Penutupan pemerintah sempat menghentikan rilis data utama dari Bureau of Labor Statistics. Kekurangan data ini membuat pejabat The Fed bekerja dengan keterbatasan informasi.

“What do you do if you’re driving in the fog? You slow down,” tutur ketua Fed, Jerome Powell, pada Oktober.

The Fed sendiri masih terpecah. Powell menegaskan bahwa pengambil kebijakan melihat adanya tekanan dari dua sisi pada perintah The Fed. setelah pemangkasan terakhir, Ketua The Fed bahkan menurunkan ekspektasi soal pelonggaran lebih lanjut di Desember ini.

“There were strongly different views about how to proceed in December. A further reduction in the policy rate at the December meeting is not a foregone conclusion, far from it,” terang dia.

Jika memang demikian, pasar kripto bisa jadi merespons negatif dalam jangka pendek. Kebijakan menahan suku bunga akan sementara menekan sentimen dan menunda momentum bullish yang mungkin dipicu oleh pemangkasan.

Terlepas dari risikonya, tren jangka panjang masih bisa menguntungkan pasar kripto. Laporan menunjukkan The Fed berencana membeli obligasi negara senilai US$45 miliar per bulan mulai Januari 2026. Kebijakan ini bisa menambah likuiditas sistem keuangan dan mendongkrak investasi ke aset berisiko.

“Hal ini akan menyuntikkan likuiditas besar-besaran ke pasar. Ini hanya berarti satu hal: QE akan kembali. Tapi kali ini mereka tidak akan menyebutnya QE,” ujar Lark Davis .

Baik The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang banyak diprediksi, mengejutkan dengan pemotongan yang lebih besar, atau menahan suku bunga, keputusannya kemungkinan besar akan memicu volatilitas yang signifikan di pasar aset kripto. Sementara itu, konferensi pers berikutnya dan arahan kebijakan dari Chair Powell juga akan sangat menentukan, karena para trader akan fokus pada pandangan untuk kebijakan di masa depan.

CZ Sanggah Klaim Viral BlackRock Aster ETF saat Token Hadapi Tekanan Pasar

9 December 2025 at 18:53

Changpeng Zhao (CZ), mantan CEO Binance, telah membantah klaim viral bahwa BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, mengajukan exchange-traded fund (ETF) untuk Aster (ASTER) yang di-stake.

Hubungan antara Aster dan CZ berasal dari investasi pribadi yang signifikan dan dukungan publik CZ terhadap decentralized derivatives exchange, yang sebelumnya telah memicu reli harga besar dan spekulasi.

Apakah BlackRock Mengajukan ETF Aster?

Postingan di media sosial yang mengklaim BlackRock telah mengajukan ETF ASTER yang di-stake kepada Securities and Exchange Commission menjadi viral di X (sebelumnya Twitter) hari ini. Postingan tersebut menyertakan gambar yang tampaknya merupakan dokumen pendaftaran S-1 resmi tertanggal 5 Desember 2024, menyebutkan “iShares Staked Aster Trust ETF” dan mencantumkan informasi kontak BlackRock.

UPDATE 🚨

BLACKROCK HAVE JUST FILED FOR A STAKED $ASTER ETF! pic.twitter.com/AEEL1Dhq7B

— That Martini Guy ₿ (@MartiniGuyYT) December 9, 2025

Gambar tersebut menyebar dengan cepat, menimbulkan spekulasi tentang langkah-langkah institusional terkait ASTER. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada bukti pendaftaran semacam itu dalam arsip resmi SEC. Dokumen tersebut meniru dengan cermat arsip SEC yang sebenarnya, membuat pemalsuan tersebut sulit terdeteksi pada pandangan pertama.

Namun, pengecekan lebih mendalam terhadap gambar tersebut menunjukkan bahwa gambar itu diubah dengan aplikasi Photoshop. Deskripsi dalam dokumen tersebut sebenarnya mengacu pada iShares Staked Ethereum Trust ETF, yang merupakan pendaftaran nyata yang dilayangkan oleh BlackRock pada 5 Desember. Selain itu, manajer aset tersebut sebelumnya telah menegaskan bahwa fokus crypto ETF-nya saat ini terbatas pada Bitcoin dan Ethereum.

CZ juga segera merespons untuk membantah informasi yang salah tersebut. Dia menyarankan pengikutnya bahwa bahkan pemimpin opini crypto yang berpengalaman bisa tertipu.

“Palsu. Bahkan KOL besar terkadang tertipu. Aster tidak membutuhkan gambar photoshop palsu ini untuk berkembang,” tulisnya.

Perlu dicatat, hubungan antara CZ dan Aster sudah berlangsung cukup lama. Pada bulan September, eksekutif tersebut menyatakan dukungannya untuk platform ini. Selain itu, YZi Labs (sebelumnya Binance Labs) memegang saham minoritas di DEX.

Pada bulan November, CZ mengungkapkan bahwa dia telah membeli sendiri sekitar US$2 juta dalam bentuk token Aster sebagai investasi jangka panjang. Ini memicu kenaikan harga token ASTER sebesar 30%.

Harga ASTER Turun Meskipun Ada Program Buyback

Sementara itu, token ASTER menghadapi angin sakal pasar meskipun ada usaha pembelian kembali terbaru dari proyek tersebut. Pada 8 Desember, tim mengumumkan bahwa mereka akan memulai program pembelian kembali Tahap 4 yang dipercepat, meningkatkan pembelian hariannya menjadi sekitar US$4 juta, naik dari kecepatan sebelumnya sekitar US$3 juta.

“Percepatan ini memungkinkan kami untuk membawa biaya Tahap 4 yang terkumpul sejak 10 Nov lebih cepat ke dalam chain, memberikan dukungan lebih selama kondisi pasar yang bergejolak. Berdasarkan tingkat biaya saat ini, kami memperkirakan mencapai eksekusi steady-state dalam 8–10 hari, setelah itu pembelian kembali Tahap 4 harian akan berlanjut pada 60–90% dari pendapatan hari sebelumnya hingga akhir Tahap 4,” Aster mengumumkan.

Sejauh ini, langkah tersebut belum menghasilkan momentum harga yang mengarah ke atas. ASTER turun hampir 4% selama 24 jam terakhir, memperpanjang kerugian baru-baru ini.

Kinerja Harga ASTER.
Kinerja Harga ASTER | Sumber: BeInCrypto Markets

Pada waktu publikasi, altcoin ini diperdagangkan pada US$0,93. Aktivitas perdagangan juga melemah, dengan volume harian turun sebesar 41,80%.

Mengapa BitMine Tom Lee Membeli Ethereum (ETH) Secara Agresif Meski Ada Ketakutan Pasar

9 December 2025 at 16:08

BitMine Immersion Technologies, pemegang korporat terbesar Ethereum (ETH), telah meningkatkan akuisisi ETH pada bulan Desember, menunjukkan keyakinan pada aset tersebut.

Pembelian yang diperbarui ini terjadi meskipun lingkungan yang sulit bagi Ethereum. Meningkatnya arus masuk ke exchange dan arus keluar exchange-traded fund (ETF) yang berkelanjutan menunjukkan tekanan jangka pendek di pasar.

BitMine Borong 138.452 ETH dalam Seminggu, Kini Kuasai 3,2% dari Pasokan

Menurut pengungkapan terbaru, BitMine mengakuisisi 138.452 ETH minggu lalu, mewakili peningkatan 156% dibandingkan empat minggu sebelumnya. Total kepemilikannya berjumlah 3,86 juta ETH.

Ini menyumbang lebih dari 3,2% dari suplai sirkulasi Ethereum. Selain itu, hal ini menempatkan BitMine dua pertiga dari jalan menuju tujuannya untuk mengendalikan 5% dari suplai ETH.

Sejak mengadopsi ETH sebagai aset cadangan, BitMine terus melakukan pembelian dalam skala besar. Antara 30 Juni dan 5 Oktober, BitMine mengumpulkan 2,83 juta ETH. Sejak 5 Oktober, ia menambahkan 1,03 juta ETH lagi ke dalam kepemilikannya.

Tom Lee(@fundstrat)'s #Bitmine bought another 138,452 $ETH($434.74M) last week and currently holds 3,864,951 $ETH($12.13B).https://t.co/TNELQSq7d7 pic.twitter.com/XKHh3nBBfC

— Lookonchain (@lookonchain) December 8, 2025

Kelemahan Ethereum sepanjang kuartal keempat membuat akumulasi berkelanjutan BitMine semakin menonjol. Sejak awal Oktober, ETH kehilangan sekitar 24,8% nilainya, mencerminkan tekanan turun yang terus bertahan.

Desember memberikan sedikit istirahat dari tren tersebut. Harga telah naik lebih dari 4% sejak awal bulan, dan seiring dengan itu, pembelian ETH oleh BitMine juga meningkat.

Menurut Ketua BitMine, Tom Lee, aktivitas pembelian yang dipercepat oleh perusahaan mencerminkan keyakinan mereka bahwa ETH kemungkinan akan mengalami kenaikan dalam beberapa bulan mendatang, didukung oleh beberapa katalis kunci.

Ini termasuk upgrade Fusaka, yang diaktifkan minggu lalu dan memberikan peningkatan signifikan terhadap skalabilitas, keamanan, dan efisiensi jaringan Ethereum secara keseluruhan. BitMine juga menunjuk pada latar belakang ekonomi makro yang lebih luas, dengan Federal Reserve mengakhiri pengetatan kuantitatif, dan mungkin memperkenalkan pemotongan suku bunga lainnya besok.

Bersama-sama, perkembangan ini membentuk dasar bagi pandangan perusahaan bahwa kondisi pasar dapat menjadi lebih mendukung untuk ETH setelah minggu-minggu volatilitas.

“Kami sekarang lebih dari 8 minggu setelah kejadian liquidasi kejutan pada 10 Oktober, cukup waktu untuk memungkinkan kripto kembali diperdagangkan berdasarkan fundamental ke depan,” tambah Lee .

Kondisi Pasar Nampaknya Menuju Volatilitas Jangka Pendek

Meskipun demikian, data on-chain memberikan sinyal hati-hati. CryptoOnchain mencatat bahwa arus bersih Ethereum ke Binance melonjak. Exchange tersebut menerima 162.084 ETH pada 5 Desember 2025. Ini adalah arus masuk harian terbesar ETH ke exchange sejak Mei 2023.

Deposito besar di exchange sering kali menunjukkan tekanan jual yang akan datang, karena investor biasanya mentransfer token ke platform sebelum melikuidasi.

“Menggunakan besarnya arus masuk ini, peserta pasar harus tetap berhati-hati. Kejutan suplai sebesar ini, jika dieksekusi sebagai pesanan pasar, dapat menyebabkan volatilitas yang meningkat atau koreksi harga jangka pendek,” papar analis tersebut .

Selain itu, exchange-traded fund Ethereum juga menunjukkan permintaan yang melemah. ETFs mengalami arus keluar bersih sebesar US$1,4 miliar pada November 2025, mencatatkan penarikan bulanan terbesar dalam catatan.

Tren ini berlanjut ke Desember. Menurut SoSoValue, tambahan US$65,59 juta keluar dari ETF yang berfokus pada ETH dalam minggu pertama bulan ini.

“Secara historis, pembalikan arus ETF memberi tahu Anda lebih banyak tentang tekanan likuiditas daripada tentang fundamental jangka panjang. Ketika penebusan melonjak, hal ini biasanya menandakan bahwa sentimen risiko yang lebih luas sedang retak, bukan bahwa aset itu sendiri rusak. Jika arus keluar ETF berlanjut, aksi harga jangka pendek tetap tidak menentu saat likuiditas terkuras di pinggiran,” posting Milk Road .

Pemisahan berkelanjutan antara akumulasi langsung dan penebusan ETF menyoroti perbedaan pasar, dengan pemain ritel serta institusional mengikuti strategi yang berbeda-beda mengenai prospek Ethereum.

Coinbase Listing 2 Altcoin Baru Hari Ini

9 December 2025 at 15:17

Coinbase, salah satu crypto exchange terkemuka, telah mengumumkan listing dua altcoin baru di platformnya hari ini (9/12). Exchange tersebut mengungkapkan bahwa mereka akan menambahkan dukungan spot trading untuk Plume (PLUME) dan Jupiter (JUPITER).

Pengumuman ini memicu peningkatan aktivitas pasar dan volatilitas untuk kedua token, saat trader bereaksi atas penambahan terbaru dari Coinbase.

Coinbase Ungkap Listing Kripto Baru

Dalam postingan resmi di X (sebelumnya Twitter), Coinbase Markets mencatat bahwa pasangan PLUME-USD dan JUPITER-USD akan tersedia pada atau setelah pukul 09:00 AM Pacific Time (PT). Ini bergantung pada terbentuknya likuiditas yang memadai. Exchange menambahkan bahwa trading hanya akan diluncurkan di wilayah yang didukung.

“Plume (PLUME) dan Jupiter (JUPITER) akan tersedia di coinbase․com, di aplikasi Coinbase, dan Coinbase Advanced. Institusi dapat mengakses Plume (PLUME) dan Jupiter (JUPITER) langsung melalui Coinbase Exchange,” bunyi postingan tersebut.

Untuk memastikan keamanan pengguna, Coinbase juga menerbitkan alamat kontrak resmi untuk masing-masing token. Exchange memperingatkan bahwa transfer ke jaringan yang tidak didukung dapat mengakibatkan kehilangan dana secara permanen.

  • Plume (PLUME) adalah token ERC-20 di Ethereum, menggunakan alamat 0x4C1746A800D224393fE2470C70A35717eD4eA5F1.
  • Jupiter (JUPITER) adalah token SPL dengan alamat JUPyiwrYJFskUPiHa7hkeR8VUtAeFoSYbKedZNsDvCN.

Listing ini mengikuti tinjauan mendetail yang mencakup kriteria legal, teknikal, dan pasar, termasuk volume trading dan kapitalisasi pasar. Menurut panduan listing resmi Coinbase, exchange menerapkan penilaian berbasis merit.

Bagaimana Pergerakan Harga PLUME dan JUP Pasca Berita Listing Coinbase?

Sementara itu, kedua token mencatat volatilitas harga setelah pengumuman tersebut. Plume Network adalah layer-1 permissionless, full-stack blockchain yang dibangun untuk real-world asset (RWA). Platform EVM-compatible ini menggerakkan layanan decentralized finance (DeFi) seperti staking, lending, swap, dan strategi loop.

PLUME melonjak 7% setelah kabar listing Coinbase, menambah momentum dari debutnya di Upbit. Laporan BeInCrypto menunjukkan bahwa listing Upbit pada 26 November mendorong lonjakan harga 45%, menandakan permintaan kuat untuk aset ini di Asia.

Performa Harga PLUME dan JUP Setelah Pengumuman Listing Coinbase | Sumber: TradingView

Di sisi lain, Jupiter adalah decentralized exchange (DEX) aggregator di Solana, yang merutekan perdagangan melalui berbagai liquidity pool untuk mendapatkan harga terbaik. Native token-nya, JUP, awalnya mencatat apresiasi kecil tetapi kemudian menghapus penguatan tersebut dan terus melemah. Pada waktu publikasi, JUP diperdagangkan di US$0,223, turun 2,37% sejak pengumuman.

Selain itu, Coinbase juga telah menambahkan Theoriq (THQ) — layer fondasi modular AI agent — ke listing roadmap-nya. Langkah ini menunjukkan ekspansi berkelanjutan ke lebih banyak segmen blockchain.

“Peluncuran trading untuk aset-aset ini bergantung pada dukungan market-making dan infrastruktur teknikal yang memadai. Kami akan mengumumkan peluncuran trading secara terpisah setelah kondisi tersebut terpenuhi,” tegas pihak exchange.

Theoriq kini bergabung dengan aset seperti Humidifi (WET), zkPass (ZKP), Hyperlane (HYPER), Sentient (SENT), dan lainnya, yang juga termasuk dalam roadmap.

Bagaimana pendapat Anda tentang Coinbase yang listing 2 altcoin baru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Received — 22 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Narasi Kripto Berikutnya; Sektor Pemenang Yang Wajib Dikenali

22 November 2025 at 03:00

Koin privasi telah menjadi pusat perhatian di sektor kripto sepanjang akhir 2025. Aset terkemuka seperti Zcash (ZEC) berhasil melampaui pasar, menahan penurunan besar meskipun sebagian besar aset kripto terus mengalami kemerosotan.

BeInCrypto berbicara dengan beberapa ahli untuk memahami mengapa koin privasi melonjak saat ini dan apakah mungkin untuk mengidentifikasi peluang kripto besar berikutnya sebelum menjadi populer.

Privacy Coins Mempertahankan Kepemimpinan sebagai Sektor Berkinerja Terbaik di Pasar

BeInCrypto melaporkan sebulan yang lalu bahwa mata uang kripto berfokus privasi muncul sebagai sektor dengan kinerja terbaik di pasar. Meski demikian, ini tetap berlaku hari ini, meskipun pasar yang lebih luas memperpanjang kemerosotannya selama dua bulan. 

Koin privasi telah melonjak 276,4% tahun-ke-tahun, menjadikannya sektor terkuat dan salah satu dari hanya dua sektor yang menunjukkan pengembalian positif tahun ini. 

Crypto Sector’s Performance
Kinerja Sektor Kripto | Sumber: Artemis

Sebaliknya, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) keduanya berubah negatif karena penurunan terbaru mereka. Khususnya, sejak awal Oktober, nilai ZEC telah meningkat lebih dari 700%. DASH (DASH) juga mengalami peningkatan hampir 200%, menunjukkan momentum yang kuat.

Apa yang Mendorong Reli Privacy Coin di 2025?

Menurut Nic Puckrin, analis kripto dan co-founder dari The Coin Bureau, reli ini sangat terkait dengan peningkatan tajam pengawasan global dan kontrol modal. 

Dia menunjuk pada contoh seperti Turki yang memberikan lebih banyak kekuasaan kepada otoritas keuangannya untuk membekukan akun kripto. Selain itu, regulator di seluruh dunia memperketat pengawasan terhadap aset digital.

Puckrin menjelaskan bahwa Bitcoin dan Ethereum tidak lagi mewujudkan cita-cita asli “cypherpunk” tentang privasi dan perlawanan terhadap sensor. Sebaliknya, mereka menjadi sangat mudah di lacak.

Mereka bahkan lebih mudah di pantau dibandingkan dengan uang tunai, mendorong minat baru pada mata uang kripto yang menawarkan perlindungan privasi yang lebih kuat.

“Ada elemen ideologis yang berasal dari para pengguna awal, yang kehilangan keyakinan dalam narasi Bitcoin karena keterlibatan lembaga yang sangat besar. Para advokat privasi yang tidak lagi melihat Bitcoin sebagai solusi. Dan kemudian ada investor yang ingin mengikuti gelombang momentum – contohnya, Zcash naik lebih dari 1.500% selama setahun terakhir. Wajar bila orang ingin mendapatkan bagian dari itu,” ujar dia.

Elkaleh dari Bitget Wallet menekankan bahwa ketegangan ini sedang membentuk ulang ekspektasi di seluruh industri. Aturan yang lebih jelas menarik lebih banyak peserta mainstream ke pasar, namun para pengguna ini datang dengan serangkaian tuntutan yang berbeda. 

“Apa yang kita lihat adalah industri yang semakin matang: aturan yang lebih jelas membawa lebih banyak pengguna mainstream, dan pengguna tersebut semakin berharap bahwa privasi finansial, kedaulatan, dan alat yang aman sebagai fitur dasar, bukan opsi pinggiran,” tuturnya.

Sementara itu, Ray Youssef, pendiri dan CEO dari NoOnes, mengaitkan breakout pada koin privasi dengan kombinasi rotasi naratif dan angin makroekonomi. Dia mengamati bahwa, setelah bertahun-tahun di tandai oleh institusionalisasi Bitcoin dan Ethereum, serta siklus altcoin yang di gerakkan oleh meme, modal sekarang mengalir ke aset yang di anggap sebagai “kripto berdasarkan desain,” dengan desentralisasi dan privasi yang di kendalikan pengguna sebagai intinya. 

Youssef menambahkan bahwa partisipasi institusional dalam kripto terus meningkat. Maka, banyak trader ritel dan pengguna asli kripto mencari proyek yang memulihkan rasa otonomi dan privasi. 

Rob Viglione, Pendiri zkVerify dan CEO dari Horizen Labs, menekankan bahwa minat yang di perbarui mencerminkan pergeseran pasar yang lebih luas. Dia mencatat bahwa pengguna semakin mengakui privasi sebagai persyaratan inti untuk penggunaan di dunia nyata, bukan sebagai fitur khusus. 

Dia menjelaskan bahwa momentum saat ini melampaui reli token yang terisolasi. Ini menandakan evaluasi ulang yang lebih dalam tentang bagaimana privasi seharusnya berfungsi di seluruh lapisan kripto.

Apakah Utility Menjadi Tren Setingkat Meme Berikutnya di Aset Kripto?

Meningkatnya aset yang berfokus pada privasi juga membangkitkan pertanyaan: apakah ini hanya siklus “pump” jangka pendek lainnya, seperti reli meme coin sebelumnya, atau apakah ini mencerminkan perubahan nyata menuju narasi yang di dorong oleh utilitas? Analis menyarankan jawabannya mungkin ada di antara keduanya.

Youssef menerangkan bahwa reli meme coin cenderung cepat, sangat spekulatif, dan berumur pendek, sering kali cepat meredup. Setelah momentum itu memudar, pasar biasanya beralih ke narasi dengan nilai yang lebih bertahan lama.

Ini termasuk area seperti pembayaran, privasi, lapisan transaksi di dunia nyata, infrastruktur DeFi, dan lainnya. Dalam konteks ini, token privasi menarik minat baru karena menawarkan otonomi yang jelas, perlindungan dari sensor, dan kemampuan untuk bertransaksi tanpa eksposur atau risiko pembekuan sepihak. Dia mengungkapkan bahwa,

“Jika pengguna dan allocator menyimpulkan bahwa fitur ini mewakili utilitas yang bertahan lama daripada hype jangka pendek, arus modal ke sektor ini dapat bertahan jauh melampaui rotasi narasi sementara,”

Puckrin memaparkan bahwa meme coin umumnya berkembang selama periode euforia pasar. Sementara itu, token yang di dorong oleh utilitas cenderung berkinerja lebih baik ketika investor lebih berhati-hati atau mencari reposisi keuntungan.

“Namun di sini peringatannya adalah bahwa kita belum melihat rotasi luas ke token utilitas. Ada beberapa kantong kinerja yang mengungguli, tapi sebagian besar altcoin masih berkinerja buruk dibandingkan Bitcoin. Kita masih belum melihat sesuatu seperti altseason tradisional, dan sampai kita melakukannya, reli token utilitas lebih merupakan pengecualian daripada aturan,” ungkapnya kepada BeInCrypto.

Cara Menemukan Narasi Besar Aset Kripto Berikutnya

Ketika narasi baru muncul lebih cepat dari sebelumnya, mengenali tren breakout awal menjadi salah satu tantangan dan peluang terbesar bagi investor kripto. Puckrin menjelaskan bahwa,

“Ini sama tentang keberuntungan seperti halnya tentang ketekunan. Anda bisa melihat ketidakefisienan di pasar, atau migrasi pengembang ke chain atau proyek baru. Anda bisa melihat di mana permintaannya. Tapi pada akhirnya, narasi kripto sering kali sama banyaknya tentang spekulasi seperti halnya tentang fundamental, dan itu bisa sulit untuk diprediksi. Seringkali ini hanya soal berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.”

Meskipun demikian, analis menjelaskan tren investasi institusional sebagai titik awal yang baik untuk mengevaluasi sektor apa pun.

“Jika saya harus memilih satu narasi untuk siklus ini, itu adalah RWAs. Modal institusional mengalir ke tokenisasi RWA – jangan lupa sektor ini juga mencakup stablecoin – dan kita melihat kolaborasi antara proyek RWA dan institusi. Arus modal institusional adalah indikator utama yang harus diperhatikan siklus ini, karena didasarkan pada kebutuhan jangka panjang daripada hype,” saran Puckrin.

Youssef memiliki pandangan yang lebih terstruktur, membingkai proses ini sebagai “pengenalan pola dengan triangulasi sinyal.” Dia menjelaskan sinyal utama, termasuk permintaan pengguna yang nyata, aktivitas on-chain, penggunaan fitur protokol, dan perluasan akses pasar.

“Untuk privasi, perhatikan adopsi tx terproteksi, aksesibilitas exchange, integrasi wallet, dan berita regulasi. Untuk DePIN, pantau tingkat penyebaran perangkat, kemitraan dengan pemain infrastruktur, umpan data dunia nyata, dan pendapatan per perangkat. Sedangkan untuk AI dan model on-chain, integrasi pengembang, permintaan API, dan penangkapan nilai token berperan penting. Untuk DeFi / RWA, TVL, keberlanjutan hasil, kualitas mitra, dan struktur kustodiannya memiliki potensi untuk mendorong siklus berikutnya. Intinya adalah, di semua sektor, investor harus memperhatikan daya tahan tokenomics, sejarah keamanan, dan memeriksa penggunaan yang nyata,” dia jelaskan.

Eksekutif itu juga mengungkapkan bahwa sentimen regulasi memainkan peran penting. Narasi baru mendapatkan daya tarik jauh lebih mudah ketika lingkungan menguntungkan. Akhirnya, arus modal, baik dari trader ritel, whale, maupun allocator institusional, juga dapat menjadi sinyal.

“Jika ciri-ciri ini bergerak bersamaan, kita mungkin sedang melihat meta yang baru muncul,” tegasnya.

Akhirnya, Elkaleh yakin bahwa mengidentifikasi meta yang muncul di mulai dengan melacak indikator awal, seperti aktivitas pengembang, listing exchange baru, dan momentum sosial di platform seperti X. Token berkapitalisasi rendah dengan fundamental yang kuat sering kali memberikan tanda paling awal dari pembentukan narasi.

Dia menyatakan bahwa investor yang menggabungkan sinyal perilaku dengan analisis fundamental akan mendapatkan pandangan paling jelas tentang di mana traksi sedang di bangun sebelum terlihat oleh pasar yang lebih luas. Elkaleh menjelaskan bahwa,

“Sinyal terkuat saat ini adalah arus masuk institusional, ekspansi kapitalisasi pasar di tingkat sektor, dan konvergensi awal kategori seperti RWA, DePIN, AI, dan DeFi. Vertikal ini memberikan utilitas nyata — dari infrastruktur dunia nyata hingga otomatisasi keuangan berbasis AI — yang memposisikan mereka sebagai kandidat yang kredibel memimpin siklus berikutnya. Untuk koin privasi khususnya, terobosan akan datang dari mengintegrasikan alat privasi dan zero-knowledge langsung ke dalam wallet dan produk DeFi sehari-hari, membuat privasi menjadi mudah daripada opsional.”

Meskipun indikator ini tidak menjamin keberhasilan, indikator ini menawarkan kerangka kerja yang berguna untuk melihat momentum awal. Ketika permintaan pengguna, aktivitas pengembang, regulasi, dan arus modal mulai selaras, narasi baru mungkin sedang terbentuk, jauh sebelum menjadi arus utama.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Kalshi Gandakan Valuasi Menjadi US$11 Miliar dengan Pendanaan US$1 Miliar

21 November 2025 at 18:33

Platform pasar prediksi Kalshi telah mendapatkan pendanaan baru sebesar US$1 miliar, meningkatkan valuasinya menjadi US$11 miliar.

Langkah ini muncul di tengah integrasi cepat platform prediksi ke arus utama. Pengguna berbondong-bondong ke situs ini untuk bertaruh pada segala hal mulai dari pemilu dan harga kripto hingga pembacaan suhu harian.

Kalshi Capai Valuasi US$11 Miliar Setelah Putaran Terbaru Rekor

Peningkatan modal terbaru Kalshi terjadi kurang dari dua bulan setelah perusahaan ini mendapatkan US$300 juta dengan valuasi US$5 miliar. Mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, TechCrunch melaporkan bahwa putaran terbaru dipimpin oleh baik pendukung sebelumnya maupun investor baru.

Investor yang kembali termasuk Sequoia dan CapitalG. Andreessen Horowitz, Paradigm, Anthos Capital, dan Neo bergabung dengan mereka. Sementara itu, platform pesaing Polymarket mengejar pendanaannya sendiri yang ambisius, menargetkan valuasi US$12 miliar.

Kalshi telah muncul sebagai platform prediksi terkemuka, menggeser Polymarket pada bulan September. Namun, dominasi ini baru-baru ini ditantang oleh Opinion.

Data Dune Analytics menunjukkan bahwa platform tersebut mencatat volume notional mingguan sebesar US$1,46 miliar. Angka ini sedikit lebih tinggi dari Kalshi yang mencapai US$1,2 miliar, sementara Polymarket berada di belakang dengan kurang dari US$1 miliar.

Market Volume of Prediction Platforms
Volume Pasar dari Platform Prediksi | Sumber: Dune

Meskipun demikian, Kalshi terus memperluas keberadaannya. Platform ini sekarang melayani pengguna di lebih dari 140 negara. Menurut pelacak data resmi, transaksi kumulatif Kalshi mencapai lebih dari 68,4 juta, dengan volume perdagangan kumulatif melebihi US$17 miliar.

Selain itu, pasar prediksi terus mendapatkan visibilitas arus utama, semakin didukung oleh langkah terbaru Google. Google Finance telah mengintegrasikan data waktu nyata dari Kalshi dan Polymarket, menandai langkah penting dalam membawa perdagangan berbasis peristiwa ke audiens yang lebih luas.

Meski pertumbuhan ini, Kalshi menghadapi tantangan hukum yang meningkat. Platform ini beroperasi sebagai Pasar Kontrak yang Ditunjuk secara federal di bawah Commodity Futures Trading Commission.

“Kalshi diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) – sebuah badan independen dari pemerintah AS yang telah mengatur pasar derivatif AS sejak 1974 dan diawasi oleh Kongres,” papar perusahaan itu noted.

Namun demikian, masalah mulai muncul di tingkat negara bagian. Di Massachusetts, jaksa agung mengajukan gugatan pada bulan September dengan tujuan menghentikan perusahaan dari menawarkan produk prediksi terkait olahraganya di negara bagian tersebut.

Di Nevada, Hakim Distrik AS Andrew Gordon menunjukkan bahwa dia mungkin mempertimbangkan kembali putusannya pada bulan April untuk memberikan izin awal kepada Kalshi terhadap penegakan hukum perjudian di negara bagian tersebut. Regulator Maryland telah menolak permintaan platform untuk izin awal.

Terakhir, di New York, perusahaan telah melancarkan serangan, mengajukan gugatan untuk mencegah komisi permainan negara bagian mengklasifikasikan pasar prediksi olahraganya sebagai perjudian ilegal.

Received — 21 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Laporan Temukan Serangan Bertarget Manusia Kini Menjadi Ancaman Paling Berbahaya Web3

21 November 2025 at 04:00

Laporan terbaru oleh Kerberus, sebuah perusahaan keamanan Web3, menunjukkan bahwa perilaku manusia kini menjadi risiko utama dalam Web3.

BeInCrypto berbicara dengan CEO perusahaan tersebut, Alex Katz, dan CTO, Danor Cohen, untuk memahami mengapa pengguna terus jatuh korban serangan dan apa yang bisa mereka lakukan untuk melindungi diri dengan lebih baik.

Kesalahan Manusia Sebabkan Kerugian Web3 Besar, Laporan Kerberus Temukan 

Dalam laporan terbarunya berjudul “The Human Factor – Real-Time Protection Is the Unsung Layer of Web3 Cybersecurity (2025),” Kerberus mengungkapkan bahwa serangan yang berfokus pada manusia adalah vektor paling berbahaya dalam Web3.

Laporan ini menyebutkan data yang menunjukkan bahwa sebagian besar kerugian industri berasal dari kesalahan pengguna. Sekitar 44% dari pencurian kripto di 2024 diakibatkan oleh salah pengelolaan kunci pribadi. Penelitian lain menunjukkan bahwa kesalahan manusia terlibat dalam sekitar 60% pelanggaran keamanan.

Dengan 820 juta wallet aktif di 2025, lanskap ancaman berkembang cepat, dan semua orang tetap berisiko. Katz menyampaikan kepada BeInCrypto bahwa pelaku jahat menargetkan baik pemula maupun pengguna berpengalaman, namun dengan alasan yang sangat berbeda.

“Pengguna baru menarik karena mereka belum memahami seperti apa perilaku ‘normal’ Web3,” ujar dia

Menariknya, eksekutif tersebut menyatakan bahwa pengguna lama semakin menjadi target bernilai tinggi dibandingkan pemula. Menurutnya,

“Pengguna veteran berinteraksi dengan lebih banyak dApps, menyetujui lebih banyak transaksi, dan memindahkan jumlah yang lebih besar. Itu berarti momen kecerobohan bisa menyebabkan kerugian lebih besar. Jadi, kelompok yang paling berisiko hari ini adalah mereka yang mengira mereka tidak berisiko.”

Cohen menambahkan bahwa salah satu kesalahpahaman terbesar dalam Web3 adalah kepercayaan bahwa kegagalan keamanan berasal dari pengguna yang tidak memahami teknologi. Analisisnya menunjukkan hal yang sebaliknya. Orang-orang dibobol karena sistem menempatkan beban yang tidak realistis pada mereka.

“Pengguna berpikir, ‘Saya terlalu pintar untuk terjebak, saya tahu bagaimana wallet bekerja – saya aman.’ Namun, lanskap ancaman berubah lebih cepat daripada pengguna. Penyerang tidak berusaha mengakali wallet Anda; mereka mencoba mengakali Anda. Dan mereka sangat mahir melakukannya. Apa yang kurang dipahami orang adalah bahwa Web3 memberikan beban kognitif yang besar pada individu. Pengguna tidak harus mengurai sinyal teknis untuk tetap aman – keamanan harus bekerja untuk mereka secara otomatis,” terang Cohen.

Mengapa Pengguna Web3 Pintar Tetap Kehabisan Dana di 2025

Risiko yang didorong oleh manusia ini terus bertahan meskipun terdapat pengeluaran rekor untuk keamanan di 2025. Laporan Kerberus menyebutkan bahwa layanan terkait kripto dan investor kehilangan lebih dari US$3,1 miliar akibat peretasan dan penipuan pada paruh pertama tahun ini. Jumlah ini sudah lebih banyak dibanding total sepanjang 2024.

Angka itu termasuk pelanggaran Bersejarah Bybit. Tanpa memasukkan ini, serangan yang menargetkan manusia seperti phishing dan rekayasa sosial masih mencapai US$600 juta. Ini mewakili 37% dari kerugian sisa US$1,64 miliar.

Laporan tersebut mencatat bahwa serangan ini berkembang seiring dengan adopsi yang meningkat dan sepenuhnya melewati pertahanan teknis. Ini membuat sulit bagi model keamanan tradisional untuk mencegahnya.

Sementara perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam audit, pemantauan, dan peninjauan kode, penyerang semakin mengeksploitasi pengguna langsung di tingkat transaksi. Tapi apa yang membuat manusia begitu rentan terhadap serangan ini?

“Manusia rentan karena setiap penipuan dirancang untuk mengeksploitasi jalan pintas psikologis alami—rasa urgensi, otoritas, keakraban, ketakutan akan kehilangan, atau kenyamanan dengan rutinitas. Ini bukanlah kekurangan; ini adalah naluri yang sama yang memungkinkan kita berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi saja tidak dapat mengubah psikologi manusia, tetapi dapat menangkap momen ketika psikologi sedang dipersenjatai,” papar Cohen. 

Dia menekankan bahwa bentuk perlindungan terkuat bukanlah bergantung pada pengguna untuk menghindari kesalahan melalui pendidikan saja, melainkan mencegah tindakan berbahaya secara real-time sebelum kerusakan terjadi.

“Itu sebabnya deteksi real-time sangat penting. Jika Anda bisa memperingatkan pengguna tepat pada saat mereka sedang dimanipulasi, Anda bisa menghentikan sebagian besar kerugian sebelum terjadi,” tambah Cohen.

Eksekutif itu mencatat bahwa tidak realistis untuk mengharapkan pengguna sehari-hari untuk membedakan antara dApp berbahaya, airdrop, atau halaman mint. Platform penipuan modern seringkali sangat mirip dengan yang sah. Ini membuat mereka hampir tidak bisa dibedakan.

Dia menambahkan bahwa pengguna bisa terus mengklik tautan phishing. Mereka tidak melakukannya karena ceroboh, tetapi karena serangan tersebut dengan sengaja dirancang untuk menipu.

Bahkan peringatan real-time kadang terlihat seperti positif palsu, menyoroti sifat maju dari penipuan ini.

“Pengguna seharusnya tidak diharapkan untuk melakukan pemeriksaan forensik. Beban harus bergeser ke alat yang menganalisis maksud dan perilaku secara real-time,” saran Cohen.

Laporan ini juga menyatakan bahwa serangan ini mengeksploitasi momen ketika pengguna paling tidak mampu menilai ancaman. Ini bisa terjadi saat seseorang memeriksa wallet mereka saat terganggu saat bekerja, bereaksi terhadap pesan mendesak yang mengklaim akun mereka akan dibekukan, atau menyetujui transaksi pada akhir hari yang panjang ketika mereka kelelahan.

Menurut temuan tersebut, respons industri sebagian besar adalah dengan menambahkan lebih banyak peringatan dan langkah verifikasi. Namun pendekatan ini seringkali berbalik arah akibat “kelelahan keamanan.” Ketika pengguna terbiasa dengan peringatan yang terus-menerus—banyak di antaranya adalah alarm palsu yang hanya memperlambat mereka—kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang hati-hati berkurang di bawah tekanan kognitif yang terus-menerus.

3 Tindakan yang Dapat Diambil Pengguna untuk Lebih Aman di Web3

Untuk mengurangi kerugian di dunia nyata, Katz mengungkapkan tiga praktik yang dapat diadopsi pengguna. Dia menyarankan pengguna untuk:

  • Berhenti sejenak sebelum menandatangani: Kompromi biasanya terjadi dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Meluangkan waktu sebentar untuk membaca prompt atau memastikan apakah permintaan sesuai dengan tindakan yang dimaksud bisa mencegah sebagian besar serangan yang berhasil.
  • Pisahkan aset bernilai tinggi dari aktivitas sehari-hari: Menggunakan beberapa wallet tetap menjadi salah satu pengaman paling efektif. Dia menyarankan agar pengguna menyimpan kepemilikan jangka panjang mereka di wallet dingin atau low-touch dan menggunakan wallet terpisah untuk penjelajahan, mint, dan decentralized application. Pembagian ini membatasi potensi kerusakan.
  • Andalkan perlindungan transaksi real-time: Karena banyak ancaman melibatkan rekayasa sosial daripada eksploitasi teknis, pengguna diuntungkan dari alat yang menginterpretasikan tindakan on-chain sebelum diselesaikan. Lapisan pertahanan tunggal ini memblokir banyak penipuan yang lebih canggih.

Tujuannya, ujar dia, bukan untuk menjadikan pengguna ahli keamanan, tapi membangun batas perlindungan yang mencegah kesalahan berubah menjadi kerugian finansial.

Received — 18 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Token Unlock Perlu Diperhatikan Minggu Ketiga November 2025

18 November 2025 at 09:00

Jutaan token akan masuk ke pasar kripto minggu ini. Terutama, tiga ekosistem utama; LayerZero (ZRO), SOON (SOON), dan YZY (YZY) yang akan merilis pasokan yang sebelumnya terkunci.

Unlock ini mungkin menyebabkan volatilitas pasar serta memengaruhi pergerakan harga dalam jangka pendek. Berikut adalah rincian yang perlu di perhatikan di setiap proyek.

1. LayerZero (ZRO)

  • Tanggal Unlock: 20 November
  • Jumlah Token yang Akan Di unlock: 25,71 juta ZRO (2,57% dari Total Supply)
  • Pasokan Beredar Saat Ini: 198,25 juta ZRO
  • Total Supply: 1 miliar ZRO

LayerZero adalah protokol interoperabilitas yang di rancang untuk menghubungkan berbagai blockchain. Hal ini dapat memungkinkan komunikasi lintas chain yang lancar agar dApps dapat berinteraksi di berbagai blockchain tanpa jembatan tradisional.

Tim ini akan merilis 25,71 juta token pada 20 November, dengan nilai sekitar US$36,76 juta. Jumlah ini mencakup 7,29% dari suplai yang di rilis.

ZRO Crypto Token Unlock in November
Unlock Token Kripto ZRO di Bulan November | Sumber: Tokenomist

LayerZero akan menyalurkan 13,42 juta altcoin kepada mitra strategis. Kontributor inti akan mendapatkan 10,63 juta ZRO. Terakhir, 1,67 juta ZRO adalah untuk token yang di persembahkan kembali oleh tim.

2. SOON

  • Tanggal Unlock: 23 November
  • Jumlah Token yang Akan Di unlock: 15,21 juta SOON (1,54% dari Total Supply)
  • Pasokan Beredar Saat Ini: 281,1 juta SOON
  • Total Supply: 984,1 juta SOON

SOON adalah Rollup Solana Virtual Machine (SVM) berperforma tinggi, yang di rancang untuk menerapkan Super Adoption Stack. Ini mencakup tiga komponen utama: SOON Mainnet, SOON Stack, dan InterSOON.

Jaringan ini akan mengunlock 15,21 juta SOON pada 23 November. Jumlah ini mencakup 4,33% dari suplai yang di rilis serta bernilai US$28,29 juta.

SOON Crypto Token Unlock in November
Unlock Token Kripto SOON di Bulan November | Sumber: Tokenomist

SOON akan mempersiapkan 8,3 juta token untuk airdrop bagi holder non-fungible token (NFT). Mereka akan mendistribusikan 4,17 juta koin untuk ekosistem. Alokasinya adalah 2,22 juta SOON untuk insentif komunitas dan 520,830 token untuk airdrop dan likuiditas.

Baca Juga: Info Dan Analisa Bitcoin Hari Ini: Waspada Koreksi Makin Dalam!

3. YZY

  • Tanggal Unlock: 19 November
  • Jumlah Token yang Akan Di unlock: 37,5 juta YZY (3,75% dari Total Supply)
  • Pasokan Yang Beredar Saat Ini: 129,99 juta YZY
  • Total Supply: 1 miliar YZY

YZY adalah token cryptocurrency yang terkait dengan rapper Ye (dahulu di kenal sebagai Kanye West). Ini adalah bagian dari ekosistem “YZY MONEY” yang lebih luas, yang mencakup token YZY, platform pembayaran bernama Ye Pay, dan Kartu YZY fisik.

Pada 19 November, YZY akan mengunlock 37,5 juta token senilai sekitar US$14,35 juta. Token ini mewakili 12,5% dari pasokan yang beredar. 

YZY Crypto Token Unlock in November
Unlock Token Kripto YZY di Bulan November | Sumber: Tokenomist

Pembukaan kunci lainnya yang menonjol dan dapat di perhatikan investor pada minggu ketiga November mencakup adalah ZKsync (ZK), KAITO (KAITO), ApeCoin (APE)

Bagaimana pendapat Anda tentang token unlock di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Perjuangan Diam DePIN: Mengapa Salah Satu Sektor Terkaya dalam Atensi Market Aset Kripto Kurang Mendapat Perhatian

18 November 2025 at 09:00

Tahun ini, pasar kripto telah menyaksikan kebangkitan token lama seiring narasi berbasis utilitas mendapatkan daya tarik baru. Namun, meskipun momentum ini, DePIN kesulitan untuk tetap bertahan, sehingga kurang diperhatikan.

BeInCrypto berbicara dengan beberapa ahli untuk memahami mengapa salah satu sektor yang paling penting secara fundamental di dunia kripto masih belum dapat menarik perhatian pasar secara berkelanjutan dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Memahami DePIN

DePIN, singkatan dari Decentralized Physical Infrastructure Networks, merujuk pada sistem berbasis blockchain yang mengkoordinasikan, mendanai, dan mengoperasikan infrastruktur dunia nyata melalui insentif terdesentralisasi.

Alih-alih bergantung pada perusahaan tradisional untuk membangun jaringan seperti cakupan nirkabel, penyimpanan, sensor, atau jaringan energi, DePIN mendistribusikan pekerjaan tersebut ke individu dan operator kecil yang menyumbangkan perangkat keras dan mendapatkan token sebagai imbalannya.

Model ini mengurangi biaya awal, memperluas akses global, dan membuka infrastruktur yang sebelumnya sulit ditingkatkan skalanya. Dengan menyelaraskan insentif dengan permintaan nyata, DePIN bertujuan untuk membangun sistem yang lebih tangguh dan efisien.

Mengapa DePIN Masih Berjuang di 2025?

Namun, ruang ini terus mengalami tantangan. Menurut data Artemis, sektor ini berada di antara 10 sektor dengan kinerja terburuk tahun ini. Pasar DePIN mengalami penurunan lebih dari 74% pada 2025.

Kinerja Sektor Kripto.
Kinerja Sektor Kripto | Sumber: Artemis

Tapi kenapa ini terjadi? Sami Kassab, Managing Partner di Unsupervised Capital, kepada BeInCrypto, bahwa kelemahan di pasar altcoin secara alami turut memengaruhi DePIN.

Menurutnya, kondisi makro menjelaskan sebagian dari perlambatan sektor, namun tidak semuanya. Masalah yang lebih dalam, ucapnya, adalah bahwa belum ada “DePIN yang melakukan breakout.”

“Di sisi lain, DePIN membangun infrastruktur nyata dan bisnis nyata. Itu memakan waktu lama, sementara pasar kripto tidak terprogram untuk itu. Investor terbiasa dengan narasi yang bergerak cepat dan kesuksesan dalam semalam,” tambah Kassab.

Leo Fan, Co-Founder dari Cysic, mengungkapkan bahwa hambatan utama DePIN adalah ketidakcocokan antara siklus pembangunan infrastruktur dan perhatian singkat pasar kripto. Sementara non-fungible token (NFT), meme coin, dan altcoin besar berkembang dalam budaya, identitas, dan hype, DePIN berfungsi sebagai lapisan infrastruktur yang kebanyakan pengguna kesulitan untuk terhubung secara emosional.

Nilainya bertumbuh secara diam-diam melalui penyebaran perangkat keras dan kapasitas komputasi nyata — kemajuan yang tidak segera terlihat atau menguntungkan. Fan mengungkapkan bahwa,

“Sebagian besar investor masih melihat nilai token sebagai satu-satunya metrik keberhasilan, yang tidak berlaku untuk sistem infrastruktur. Jaringan DePIN menciptakan nilai nyata melalui layanan seperti daya komputasi dan pengiriman data. Kinerja mereka diukur dengan penggunaan, kecepatan, dan keandalan, bukan volatilitas jangka pendek. Karena model ini tidak mencerminkan dinamika kripto tradisional, tetap berada di luar zona nyaman sebagian besar pelaku pasar.”

Maria Carola, CEO StealthEx, berbagi pandangan serupa. Dia menyatakan bahwa kebanyakan investor cenderung tertarik pada aset yang dapat mereka perdagangkan dengan cepat ketimbang sektor yang membutuhkan pemahaman lebih dalam.

“Dalam siklus kripto, spekulasi akan selalu mendominasi, dan pendekatan kompleks DePIN tidak membantu posisinya. Sebagian besar investor tidak sepenuhnya memahami bagaimana insentif token mendorong pengumpulan data, penyimpanan, atau konektivitas, dan bagaimana itu berkontribusi pada pendapatan. Jika kita berbicara tentang pasar tradisional, sisi infrastruktur selalu menjadi yang paling tidak glamor, tetapi tetap menjadi yang paling penting. DePIN adalah versi kripto dari itu,” ujarnya kepada BeInCrypto.

Namun, Vinayak Kurup, Investment and Research Partner di Escape Velocity Crypto (EV3), menggarisbawahi bahwa perlambatan DePIN bukan semata soal persepsi pasar — ini adalah tantangan dalam membangun jaringan dunia nyata yang memerlukan perangkat keras, produksi, dan penerapan fisik.

“Mereka sering dibandingkan langsung dengan penyedia jaringan skala besar; tantangan bagi operator DePIN adalah memberikan pengalaman pengguna yang sebanding dalam hal keandalan dan kesederhanaan dengan modal yang jauh lebih sedikit, sambil beroperasi dalam sektor yang memiliki retensi pengguna tinggi. Faktor-faktor ini, jika digabungkan, menekan kesadaran terhadap DePIN,” terang Kurup.

Penggunaan Meningkat, Harga Turun: Ahli Menjelaskan Kesenjangan Fundamental DePIN yang Semakin Luas

Meski sektor ini berkinerja buruk, metrik penggunaan menunjukkan gambaran yang berbeda. Biaya melonjak ke rekor tertinggi pada Oktober meskipun pasar yang lebih luas terus menurun.

October set a record for DePIN fees at $2.5 million.

@helium led with $1.7m
@Hivemapper (+111%) & @LivepeerOrg (+74%) had largest MoM growth
– Total fees up 273% YoY https://t.co/h9o68rqOy4 pic.twitter.com/Jf3WiKB3Nh

— Artemis (@artemis) November 4, 2025

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang semakin besar antara penurunan harga token dan peningkatan penggunaan di dunia nyata. Menurut Kassab,

“Biaya sedang meningkat, namun jumlahnya masih kecil dibandingkan dengan nilai emisi yang dihabiskan sejak awal atau pendapatan dari pemain lama yang ingin digantikan jaringan ini.”

Carola mengatakan bahwa perbedaan ini adalah hal yang biasa di sektor infrastruktur yang baru berkembang, di mana dasar-dasar bisa menguat jauh sebelum harga. Dia menjelaskan bahwa sentimen seringkali berayun bebas dari utilitas: investor mungkin keluar dari risiko selama pasar tidak menentu, meskipun aktivitas nyata terus tumbuh.

“Kenaikan biaya dan aktivitas jaringan selama pasar turun justru menunjukkan bahwa pengguna sesungguhnya terus menemukan nilai dalam layanan ini, baik untuk penyimpanan maupun komputasi. Dalam jangka panjang, metrik-metrik ini akan lebih penting daripada kinerja token jangka pendek, ketika pada akhirnya pendapatan mengalir dengan penggunaan, seperti pada awal-awal internet,” ujarnya.

Fan juga menekankan bahwa spekulasi dan penggunaan sebenarnya jelas telah terpisah. Dia mengatakan aksi harga sebagian besar mencerminkan suasana hati investor — yang dia sebut “sentimen Wall Street” — sedangkan pertumbuhan biaya mencerminkan permintaan nyata untuk jaringan tersebut. Ketika biaya meningkat dalam lingkungan bearish, itu menandakan bahwa layanan inti DePIN mendapatkan daya tarik terlepas dari siklus pasar.

“Perbedaan seperti ini biasa terjadi dalam siklus infrastruktur awal. Jaringannya digunakan lebih banyak, tetapi pasar belum memasukkannya ke dalam harga, karena investor masih memperlakukan token DePIN sebagai aset spekulatif,” ungkap eksekutif tersebut kepada BeInCrypto.

Apakah DePIN Bisa Menjadi Sektor Berikutnya yang Breakout Setelah Privacy Coins?

Jelas bahwa DePIN mengalami permintaan pasar nyata, yang memunculkan pertanyaan penting: apakah sektor ini akhirnya dapat mengalami breakout seperti yang terjadi pada privacy coin tahun ini?

Carola percaya jawabannya cenderung ya. Dia mencatat bahwa siklus kripto cenderung beralih dari spekulasi berbasis naratif ke fase di mana utilitas dan adopsi nyata menjadi pusat perhatian.

Menurutnya, jika privacy coin mencerminkan dorongan menuju kedaulatan digital tahun ini, DePIN mungkin diposisikan untuk kenaikan serupa — satu yang didasarkan pada hasil yang terukur. Dia berkomentar,

“DePIN dapat memiliki produktivitas nyata pada tahun depan. Baik untuk infrastruktur fisik atau data terdesentralisasi, para pembangun jaringan sedang menyiapkan fondasi, mengharapkan dan mempersiapkan ketika pasar mulai menghargai aliran kas dan adopsi daripada meme. Ketika pergeseran itu terjadi, DePIN akan menjadi sektor yang dapat menunjukkan daya tarik nyata, terukur di dunia nyata.”

Fan menegaskan pandangan ini. Dia menyarankan bahwa ketika pasar berputar kembali ke sektor-sektor yang memiliki utilitas yang jelas, DePIN menonjol sebagai penerima manfaat yang alami. Dia menunjuk pada indikator on-chain konkret yang sudah menunjukkan tren peningkatan. 

“Biaya jaringan meningkat, partisipasi node berkembang, dan kinerja operasional terus menguat. Jika poin data ini menjadi metrik referensi standar, DePIN mungkin akan diakui sebagai pembangun infrastruktur perdagangan yang tenang,” dia memperkirakan.

Kurup menawarkan perspektif yang lebih luas. Sambil mengakui ketidakpastian kondisi pasar yang lebih luas, dia mengatakan bahwa preferensi investor secara bertahap beralih ke proyek-proyek dengan aliran kas berulang dan fundamental yang kuat — lingkungan yang secara langsung mendukung kekuatan DePIN.

“Tapi juga mungkin ada angin penolong dari pergeseran lain di pasar. Tahun 2026 akan menjadi tahun kebangkitan DePIN,” dia nyatakan.

Mengapa Perusahaan Bisa Membuka Fase Berikutnya DePIN

Para ahli juga menunjukkan beberapa katalis yang dapat memicu perubahan besar untuk sektor ini, di mana Carola dan Fan sepakat bahwa adopsi perusahaan dapat menjadi penggerak utama.

“Adopsi perusahaan adalah penggerak terkuat. Regulasi dan sentimen investor akan mengikuti bukti adopsi. Ketika perusahaan mulai mengintegrasikan infrastruktur terdesentralisasi ke dalam sistem yang ada, kepercayaan pada model ini akan meningkat. Kredibilitas DePIN bergantung pada kinerja yang terukur, dan keterlibatan perusahaan menyediakan hal itu,” terang co-founder Cysic.

Kurup menekankan bahwa banyak faktor kemungkinan akan bersatu untuk mendorong perubahan. Psikologi investor tetap penting, ujarnya, namun meningkatnya visibilitas dan kehadiran di arus utama dapat mempercepat pergeseran tersebut. 

“Sekarang, saya melihat Helium mengiklankan rencana telepon gratis mereka di kereta bawah tanah New York — dibandingkan dengan pesaing Web2 mereka, baru belakangan ini DePIN cukup kuat didanai untuk masuk ke arus utama,” tutur Kurup.

Peran Apa yang Akan Dimainkan DePIN dalam Masa Depan Aset Kripto?

Seiring optimisme untuk jalur sektor ini tetap kuat, tetap patut dipertanyakan di mana posisi DePIN sebenarnya dalam ekosistem kripto yang lebih luas. Apakah DePIN akan tetap menjadi taruhan niche, atau bersiap untuk menjadi jembatan kripto ke ekonomi nyata begitu pasar menyusul?

CEO StealthEx berpendapat bahwa DePIN sudah berfungsi sebagai jembatan tersebut — hanya saja pasar belum sepenuhnya mengenalinya. Seiring blockchain beralih dari eksperimen finansial abstrak ke penggunaan praktis di dunia nyata, dia percaya DePIN akan menjadi jangkar banyak transisi tersebut.

“Apakah itu untuk mendukung kota cerdas, komputasi AI yang terdistribusi, atau jaringan IoT, sistem-sistem ini membuat aset kripto menjadi nyata. Jadi meskipun mungkin terasa seperti niche terbatas hari ini, itu sudah menjadi fondasi. Ketika orang akhirnya mulai berinteraksi dengan infrastruktur terdesentralisasi tanpa menyadari bahwa itu adalah kripto, itulah saatnya DePIN benar-benar menang,” sampaikan Carola kepada BeInCrypto.

Fan menunjuk pada perkembangan tahun 2025, terutama kenaikan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan meningkatnya adopsi institusional, sebagai tanda bahwa ekonomi nyata sudah melihat nilai dalam sistem terdesentralisasi. Dalam pandangannya, DePIN berada dalam posisi yang baik untuk menjadi lapisan infrastruktur yang menghubungkan DeFi dengan kasus penggunaan perusahaan.

“Saya percaya bahwa DePIN akan menjadi salah satu jembatan aset kripto ke TradFi saat sektor ini matang, berfungsi sebagai lapisan infrastruktur yang menjangkar DeFi dalam kapasitas dunia nyata. Ketika institusi mencari infrastruktur yang dapat diverifikasi dan efisien biaya untuk mendukung penyelesaian yang aman, DePIN akan bergerak dari eksperimen niche ke lapisan dasar keuangan digital.”

Apakah pasar menyadarinya sekarang atau beberapa tahun ke depan, para ahli sepakat pada satu hal: nilai jangka panjang DePIN tidak terletak pada spekulasi, tetapi pada menjadi infrastruktur tak terlihat yang menggerakkan dampak nyata aset kripto di dunia.

Received — 15 November 2025 BeInCrypto Indonesia

CSO Upexi Jelaskan Mengapa Gelombang Berikutnya Pembiayaan Korporat Beralih Ke On-Chain

14 November 2025 at 20:49

Infrastruktur blockchain telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, dan dampaknya kini meluas jauh melampaui decentralized finance (DeFi).

Menurut Brian Rudick, Chief Strategy Officer di Upexi, gelombang berikutnya dari keuangan perusahaan akan bergerak on-chain saat perusahaan semakin mengadopsi teknologi ini.

Corporate Finance Sedang Beralih ke On-Chain

Dalam wawancara eksklusif dengan BeInCrypto, Rudick menyoroti peningkatan cepat dari aset dunia nyata yang ditokenisasi (RWA) sebagai salah satu indikator paling jelas bahwa keuangan perusahaan sedang beralih ke lingkungan berbasis blockchain.

Dia menunjuk pada satu angka utama: sekitar US$36 miliar nilai RWA kini ter-tokenisasi di blockchain — angka ini melonjak 160% hanya dalam satu tahun terakhir. Ini termasuk kredit swasta, US Treasuries, komoditas, dana investasi alternatif, dan ekuitas.

“Kami juga melihat para pemain besar di bidang keuangan dan teknologi semakin banyak bereksperimen dengan teknologi blockchain,” ujarnya

Penting dicatat, eksperimen ini dengan cepat berubah menjadi implementasi nyata pada 2025. Seperti yang baru-baru ini dilaporkan oleh BeInCrypto, beberapa institusi besar telah bergerak ke pengembangan berbasis blockchain secara aktif.

SWIFT, misalnya, sedang membangun ledger real-time bersama yang menghubungkan lebih dari 30 bank global. Google Cloud telah memperkenalkan Universal Ledger (GCUL), sebuah blockchain layer-1 netral yang dirancang khusus untuk bank dan pasar modal.

Sementara itu, perusahaan seperti Citigroup, Mastercard, dan Visa sudah menawarkan, atau bersiap untuk menawarkan, produk berbasis blockchain kepada pelanggan mereka.

“Kami berharap ini akan dipercepat jika dan ketika AS meloloskan undang-undang struktur pasar aset digital,” tambah Rudick.

Dampak Nyata Blockchain Ada pada Menggantikan Sistem Lama

Ketika membahas “keuangan perusahaan on-chain,” ini bisa berarti hal-hal seperti: perusahaan meletakkan neraca pada blockchain, melakukan merger dan akuisisi menggunakan token, atau mengumpulkan dana dengan aset yang ditokenisasi.

Namun menurut Rudick, ini bukanlah tempat di mana blockchain akan memiliki dampak terbesar saat ini. Dia percaya peluang terbesar bukan memaksa setiap tugas keuangan perusahaan, seperti perencanaan dan analisis keuangan, ke dalam blockchain.

Sebaliknya, peluangnya ada dalam menggantikan infrastruktur usang yang mendukung keuangan modern. Dia mengatakan bahwa,

“Peluang bagi teknologi blockchain untuk merevolusi keuangan tradisional lebih banyak berputar pada membayangkan ulang jalur keuangan kita yang saat ini sudah kuno – seperti ACH atau jaringan penerbit kartu kredit yang dibangun 50+ tahun lalu dan lambat serta mahal.”

Rudick berargumen bahwa meskipun penggalangan dana on-chain dapat memberikan keunggulan seperti akses investor yang lebih luas, digitalisasi penuh keuangan perusahaan akan masih tertinggal karena dua faktor utama:

“1) mungkin manfaat yang lebih besar dan lebih cepat dari jalur keuangan baru seperti pembayaran hampir seketika dan gratis dengan stablecoin, dibandingkan dengan struktur keuangan perusahaan saat ini yang bekerja cukup baik, dan 2) regulasi yang kurang membebani dan sudah didefinisikan dalam area tertentu seperti pembayaran stablecoin dibandingkan dengan aturan yang kurang jelas untuk pengumpulan dana on-chain.”

Meski demikian, Rudick mencatat bahwa aset yang ditokenisasi sudah mencerminkan perilaku yang penting bagi CFO: arus kas, likuiditas, dan hasil.

“Ada beberapa nuansa, di mana, misalnya, mungkin perlu waktu untuk membangun likuiditas on-chain, tetapi likuiditas juga bisa ditawarkan di luar jam perdagangan pasar tradisional. Ketika keuangan semakin bergerak on-chain, manfaatnya akan lebih besar daripada tantangan awalnya,” dia ungkapkan kepada BeInCrypto.

Mengapa Solana Muncul Sebagai Ekosistem Unggulan untuk Keuangan On-Chain

Ketika ditanya ekosistem mana yang paling siap mendukung layer keuangan on-chain yang baru ini, eksekutif tersebut dengan tegas menunjuk Solana. Rudick, yang mengawasi strategi cryptocurrency Upexi — salah satu perusahaan treasury berfokus pada Solana terkemuka — mengemukakan beberapa faktor di balik penilaiannya.

“Solana adalah rumah alami bagi keuangan on-chain, mengingat kecepatannya yang memimpin, biaya, keandalan, dan karena itu dibangun khusus untuk ini. Faktanya, Bintang Luhur Solana adalah yang disebutnya Pasar Modal Internet, di mana semua aset dunia diperdagangkan di tempat likuiditas yang sama, dapat diakses 24/7 oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet,” komentarnya.

Rudick menekankan bahwa lembaga keuangan besar, termasuk FiServ, Western Union, Société Générale, PayPal, Visa, Franklin Templeton, BlackRock, Apollo, dan banyak lainnya, semakin menggunakan Solana untuk membawa keuangan on-chain dan menangkap manfaatnya.

Listing di Major Exchange Gagal Dorong Harga Saat Sentimen Pasar Kripto Anjlok

14 November 2025 at 19:11

Akhir-akhir ini, pelistingan token kripto di exchange besar gagal menghasilkan reli harga yang berkelanjutan, menandakan adanya pergeseran signifikan dalam perilaku pasar.

Hal ini terjadi karena seluruh pasar kripto tetap berada di bawah tekanan, dengan sentimen investor memburuk tajam sementara kerugian semakin dalam secara keseluruhan.

Apakah Listing Exchange Kripto Mulai Kehilangan Dampak?

Secara historis, pelistingan di exchange besar disertai dengan lonjakan harga yang tajam. Hal ini terjadi karena pelistingan sering meningkatkan visibilitas, memperluas likuiditas, dan menarik pembeli baru. Akibatnya, token umumnya mengalami lonjakan aktivitas perdagangan dan minat segera setelah tersedia.

Namun, pada November 2025, tren ini melambat. Misalnya, hari ini, OKX, salah satu exchange kripto terkemuka, mengumumkan pelistingan SEI (SEI) dan DoubleZero (2Z).

“OKX dengan senang hati mengumumkan pelistingan SEI (Sei), 2Z (DoubleZero) di pasar perdagangan spot kami. Deposit SEI dan 2Z akan dibuka pukul 3:00 pagi UTC pada 14 November 2025. Perdagangan spot SEI/USDT akan dibuka pukul 7:00 pagi UTC pada 14 Nov 2025. Perdagangan spot 2Z/USDT akan dibuka pukul 9:00 pagi UTC pada 14 Nov 2025,” tulis pengumuman itu.

Namun demikian, kedua token tersebut tidak mengalami kenaikan signifikan. Data BeInCrypto Markets menunjukkan bahwa SEI telah turun lebih dari 8% dalam 24 jam terakhir. Pada waktu publikasi, token ini diperdagangkan pada US$0,16. Pada saat yang sama, 2Z turun hampir 5% menjadi US$0,16.

Reaksi yang lemah ini bukan kasus yang terisolasi. Platform besar lainnya menunjukkan perilaku serupa. Coinbase menambahkan Plasma (XPL) dan Toncoin (TON) ke roadmap listing-nya pada 13 November. Yang pertama melonjak sekitar 8% setelah hampir 90 menit pengumuman, sementara TON naik dari US$2,0 menjadi US$2,05.

Namun, data pasar terkini menunjukkan bahwa kedua koin tersebut turun hari ini. XPL diperdagangkan pada US$0,23, turun hampir 12% dalam sehari terakhir. TON turun 6,4% dalam periode yang sama menjadi US$1,94.

Terakhir, BeInCrypto melaporkan bahwa Binance melisting Lorenzo Protocol (BANK) dan Meteora (MET) kemarin. Token-token ini mengalami lonjakan tajam sebelum pelistingan—60% untuk BANK dan 8,6% untuk MET—tetapi dengan cepat kehilangan traksi. Altcoin ini ditutup di zona merah pada 13 November.

Menurut data harga terbaru, BANK telah kehilangan hampir 46% nilainya hanya dalam sehari terakhir. Selain itu, MET telah turun hampir 1%. Ini menyoroti bagaimana masuknya modal yang berhati-hati mengurangi dampak pelistingan di exchange terhadap kinerja harga.

Sentimen Pasar Mencapai Ketakutan Ekstrem

Pergeseran ini kemungkinan terkait dengan sentimen yang memburuk, yang terus memengaruhi perilaku trader di seluruh pasar. Crypto Fear and Greed Index, yang secara luas dianggap sebagai barometer sentimen pasar, telah merosot ke dalam “Extreme Fear.” Kemarin, indeks ini turun ke angka 15, level terendahnya sejak Februari.

Crypto Fear and Greed Index
Crypto Fear and Greed Index | Sumber: Alternative.me

Lonjakan likuidasi telah memperparah kesulitan pasar. Data CoinGlass menunjukkan bahwa lebih dari US$900 juta dalam posisi long telah terlikuidasi dalam 24 jam terakhir. Secara keseluruhan, likuidasi kripto memengaruhi 249.520 trader, mengakibatkan kerugian yang meluas dan melemahkan posisi pasar mereka.

Dengan kepercayaan yang runtuh dan likuiditas yang menipis, trader mungkin lebih fokus pada pelestarian modal daripada mengejar pelistingan di exchange. Pasar sekarang terutama digerakkan oleh ketakutan dan posisi defensif, mengalahkan antusiasme spekulatif yang dulu memicu reli tajam setelah pelistingan.

Received — 11 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Arus Masuk DAT Anjlok 95% karena Minat Aset Kripto Institusional Meredup

11 November 2025 at 14:41

Arus masuk mingguan ke dalam Digital Asset Treasuries (DATs) telah anjlok lebih dari 95% selama empat bulan terakhir, dengan penurunan semakin cepat di Q4 di tengah kondisi pasar yang lebih sulit.

Kinerja ini memicu kekhawatiran dan skeptisme baru mengenai keberlanjutan jangka panjang dari strategi aset kripto institusional yang terkenal ini.

Apa yang Menyebabkan Jatuhnya Arus Masuk DAT

Digital Asset Treasuries memainkan peran penting di pasar kripto tahun ini. Institusi besar, termasuk Strategy (sebelumnya MicroStrategy), BitMine Immersion Technologies, Metaplanet, dan lainnya, telah mengumpulkan miliaran dalam bentuk Bitcoin, Ethereum, dan aset digital lainnya sebagai cadangan treasury.

Namun, gejolak pasar baru-baru ini menguji keyakinan institusional. Banyak yang mengharapkan reli kripto yang kuat di Q4, namun hal itu tidak terealisasi. Kejatuhan akibat tarif menghantam pasar dengan keras, dan aset seperti Bitcoin dan Ethereum kesulitan mencetak kembali harga tertingginya.

BeInCrypto melaporkan sebelumnya bahwa setelah kejatuhan tersebut, pembelian Bitcoin oleh perusahaan menurun drastis. Penurunan momentum ini juga berdampak pada altcoin lainnya.

Data DeFiLlama menunjukkan bahwa arus masuk mingguan mencapai puncaknya sebesar US$5,57 miliar pada Juli 2025, namun turun menjadi US$259 juta pada November 2025. Penurunan lebih dari 95% ini menandakan penurunan luas dalam daya beli dan kepercayaan institusional.

Weekly DAT Inflows
Arus Masuk Mingguan DAT | Sumber: DeFiLlama

Tren ini melampaui sekadar berkurangnya akumulasi. Awal bulan ini, sebuah perusahaan treasury Bitcoin menjual 30% dari kepemilikannya untuk membayar utang konversibel, menunjukkan tekanan finansial yang semakin besar dalam sektor ini.

Jurang Performa Makin Lebar antara Bitcoin dan DAT

Walau penurunan pasar telah menekan arus masuk, hal ini juga secara tajam memengaruhi harga saham Digital Asset Treasuries. Volatilitas bawaan pasar kripto secara langsung berdampak pada perusahaan yang mengadopsi model DAT.

Karena neraca keuangan mereka sangat terpapar pada aset digital, kinerja saham mereka cenderung mencerminkan fluktuasi harga Bitcoin, Ethereum, dan kepemilikan lainnya. Sensitivitas yang meningkat ini memperbesar tekanan finansial selama penurunan pasar. Sebagaimana tutur Fabian Dori, CIO di Sygnum Bank, kepada BeInCrypto, DAT adalah “taruhan berisiko tinggi” terhadap aset yang mereka miliki.

Namun, data terbaru mengungkapkan bahwa penjualan besar-besaran saham DAT jauh melebihi penurunan aset dasar mereka. Menurut Artemis, Bitcoin turun sekitar 10% selama tiga bulan terakhir. Sebaliknya, saham terkait DAT menderita kerugian lebih dalam, dengan penurunan berkisar antara 40% hingga setinggi 90% selama periode yang sama.

“Kesenjangan 3 bulan antara kinerja BTC dan kinerja DAT benar-benar gila. BTC turun -10%, sementara kerugian DAT dimulai dari -40%,” tulis ElBarto_Crypto .

Artemis menambahkan bahwa, meskipun kinerja buruk, nilai aset netto pasar (mNAVs) sebagian besar perusahaan, yang mengukur kapitalisasi pasar relatif terhadap nilai aset digital, berhasil bertahan di atas 1.

“Pada 7 November, banyak yang masih diperdagangkan di atas nilai Bitcoin mereka (mNAV): Strive 3,4x, BSTR 1,6x, CEP 1,2x, Metaplanet 1,2x, MicroStrategy 1,1x. Ketika BTC turun bahkan sedikit, premi collapse,” bunyi postingannya.

Namun, melihat gambaran yang lebih luas, BeInCrypto menyoroti bahwa premi DAT telah jatuh dari di atas 25 ke hampir 1,0, menandakan penurunan besar.

Menurut analis bernama Adam, saat premi mengecil dan kerugian semakin dalam, manajer DAT menghadapi pilihan sulit: menghentikan akumulasi dan mengakui kegagalan, atau terus mengumpulkan dana dalam kondisi yang semakin tidak menguntungkan demi pertumbuhan.

“Sebagian besar DAT terbesar turun 10%+ dari harga beli rata-rata mereka, dengan harga saham turun lebih banyak lagi. Menerbitkan dengan diskon ke NAV merusak nilai pemegang saham; setiap pembelian baru mengurangi kepemilikan per saham. DAT terjebak: tidak bisa mendanai pembelian baru, tertinggal dengan tumpukan kripto yang dibeli pada harga puncak,” ujar dia.

Adam menjelaskan bahwa hampir semua DAT gagal meniru kesuksesan Strategy. Selain itu, mereka kini memegang bagian yang signifikan dari total pasokan BTC, ETH, dan SOL.

Dia memperingatkan bahwa jika DAT yang kesulitan ini terpaksa melepaskan posisi mereka, hal itu dapat memicu tekanan jual yang intens baik pada mata uang utama maupun alternatif. Jadi, periode mendatang akan menguji strategi kripto institusional dan menunjukkan apakah model DAT dapat beradaptasi dengan kondisi pasar yang lebih menantang.

Uniswap Cetak Rekor 2 Bulan dengan Proposal Penggantian Biaya Janjikan Pembakaran Token Senilai US$500 Juta per Tahun

11 November 2025 at 13:05

Pendiri Uniswap, Hayden Adams, telah mengajukan proposal tata kelola pertamanya dalam sejarah protokol ini, yang berjudul “UNIfication.” Rencana ini bertujuan untuk mengaktifkan biaya protokol, memperkenalkan mekanisme pembakaran UNI, dan menyelaraskan insentif di seluruh ekosistem.

Pengumuman ini meningkatkan kepercayaan investor. Setelah pengumuman Adams, native token Uniswap, UNI, melonjak ke level tertinggi dua bulan.

Penjelasan Proposal UNIfication

Proposal UNIfication dari Adams, atas nama Uniswap Labs dan Uniswap Foundation, bertujuan menjadikan Uniswap sebagai decentralized exchange terdepan. Rencana ini mengaktifkan biaya protokol yang akan digunakan untuk membakar token UNI, menjadikannya aset deflasi.

Pada peluncuran, biaya akan berlaku pada Uniswap v2 dan pool utama v3 di Ethereum. Untuk v2, penyedia likuiditas (LP) akan mendapatkan 0,25% per transaksi, dengan 0,05% dialokasikan untuk protokol. Untuk v3, tata kelola akan mengumpulkan seperempat atau sepertiga dari biaya penyedia likuiditas, berdasarkan tingkat biaya.

Proposal ini meminta pembakaran 100 juta UNI dari treasury Uniswap sebagai pembakaran retroaktif. Ini mewakili jumlah yang mungkin sudah dibakar jika biaya telah diaktifkan sejak awal protokol.

“Unichain diluncurkan hanya 9 bulan yang lalu dan sudah memproses sekitar ~US$100 miliar dalam volume DEX tahunan dan ~US$7,5 juta dalam biaya sequencer tahunan. Proposal ini mengarahkan semua biaya sequencer Unichain, setelah biaya data L1 dan 15% ke Optimism, ke dalam mekanisme pembakaran,” terang proposal tersebut.

Pengenalan Lelang Diskon Biaya Protokol memungkinkan pengguna dan penyedia likuiditas untuk menawar periode perdagangan bebas biaya. Inovasi ini bertujuan memberikan manfaat bagi penyedia likuiditas dan memaksimalkan nilai protokol. Agregator hooks akan memungkinkan Uniswap v4 untuk bertindak sebagai agregator on-chain, mengumpulkan biaya protokol dari sumber likuiditas eksternal.

Perubahan Tata Kelola dan Struktur

Selain pengaktifan biaya dan pembakaran, proposal UNIfication merombak struktur Uniswap. Uniswap Labs akan berhenti mengumpulkan biaya pada aplikasinya, wallet, dan API, dan akan menggunakan dana untuk mendorong pertumbuhan dan adopsi protokol.

Rencana ini juga memindahkan karyawan Foundation ke Labs dengan dukungan dana pertumbuhan dari treasury. Langkah ini bertujuan menyatukan ekosistem dan mempercepat ekspansi protokol. Likuiditas Unisocks yang dimiliki oleh governance akan dipindahkan ke v4 di Unichain, dan posisi likuiditas tersebut akan dibakar.

Proposal ini masih memerlukan persetujuan dari komunitas Uniswap sebelum perubahan dapat diberlakukan. Proses tata kelola akan memakan waktu sekitar 22 hari, termasuk periode komentar selama 7 hari, pemungutan suara snapshot selama 5 hari, dan jendela pelaksanaan on-chain selama 10 hari.

Adams menekankan pentingnya proposal ini dalam pengumumannya di X. Ia mencatat hambatan peraturan yang dihadapi Uniswap Labs, mengungkapkan biaya hukum yang signifikan. Perkembangan terbaru dalam lingkungan peraturan kini mendukung perubahan ini dalam tata kelola.

“UNI diluncurkan pada tahun 2020, tetapi selama 5 tahun terakhir Labs tidak dapat berpartisipasi secara berarti dalam tata kelola Uniswap, dan sangat dibatasi dalam cara membangun nilai untuk komunitas Uniswap. Itu berakhir hari ini!” ujar ia.

Respon Pasar dan Aktivitas Harga UNI

Setelah pengumuman Adams, harga UNI melonjak. Harga mencapai US$10 pada awal jam perdagangan Asia. Level ini terakhir terlihat pada bulan September.

Pada waktu publikasi, altcoin ini diperdagangkan pada US$9,43. Ini menunjukkan apresiasi sebesar 41,7% dalam sehari terakhir.

Kinerja Harga Uniswap (UNI). Sumber: BeInCrypto Markets

Reaksi ini menyoroti kepercayaan investor pada arah baru Uniswap. Pembakaran token memainkan peran penting dalam membentuk nilai jangka panjang aset kripto.

Dengan menghapus token secara permanen dari peredaran, pasokan berkurang, berpotensi meningkatkan kelangkaan. Ketika permintaan tetap stabil atau meningkat, seperti yang sering terjadi dengan ekspansi ekosistem yang sukses, kelangkaan ini dapat menekan harga ke atas.

“Uniswap bisa jadi parabolik jika pengalihan biaya diaktifkan. Bahkan hanya dengan menghitung v2 dan v3, dengan volume US$1 triliun YTD, itu sekitar US$500 juta dalam pembakaran tahunan jika volume bertahan. Exchange memegang US$830 juta, jadi sekalipun dengan unlock, kejutan pasokan nampaknya tidak terhindarkan. Koreksi saya jika salah,” terang CEO CryptoQuant Ki Young Ju menyatakan.

Using historical numbers, this is how $UNI would stack up against current buyback tokens.

→ 0.3% LP fee becomes 0.25% (LP)/0.05% (UNI)
→ 0.05% over ~$2.8B annualized fees and you get ~$38m in buybacks every 30d

Would put it ahead of $PUMP ($35M) and behind $HYPE ($95M) https://t.co/bXd35QDV6h pic.twitter.com/2KR0abGKm2

— BREAD | ∑: (@bread_) November 10, 2025

Namun, beberapa anggota komunitas mengungkapkan kekhawatiran tentang keuntungan orang dalam dan potensi konflik kepentingan. Para kritikus mempertanyakan apakah investor awal bisa menempatkan diri mereka sebelum pengumuman dan bagaimana usulan tersebut mungkin memengaruhi holder saham yang ada.

Naik 790%, Reli Zcash (ZEC) Masih Sehat atau Sudah Jadi Gelembung?

11 November 2025 at 12:35

Zcash (ZEC) telah mengukir salah satu reli paling impresif akhir-akhir ini, naik 790% sejak Oktober, dan mengungguli seluruh aset kripto top 10 dalam hal pertumbuhan harga.

Namun, di tengah lonjakan ini, muncul skeptisisme yang kian meluas. Banyak pihak mempertanyakan apakah reli ZEC ini merupakan tanda gelembung harga yang bisa pecah kapan saja.

Bull vs. Bear Zcash: Apakah Comeback Koin Privasi Ini Akan Bertahan Lama?

Zcash kini menjadi salah satu aset paling banyak diperbincangkan di dunia kripto. Kenaikan harganya yang luar biasa telah membawa ZEC ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, menentang arus koreksi yang melanda pasar secara umum.

Saat publikasi, ZEC diperdagangkan seharga US$627, naik lebih dari 3% dalam 24 jam terakhir, sekaligus menempati posisi sebagai aset dengan performa terbaik dalam 90 hari terakhir.

Performa Harga Zcash (ZEC) | Sumber: BeInCrypto Markets

Namun, tidak semua analis yakin dengan prospek Zcash. Beberapa kritikus menilai bahwa reli besar-besaran ini hanya buah dari “shilling” oleh KOL (Key Opinion Leaders) di media sosial.

“Kenaikan ZEC dari US$265 hingga level sekarang sepenuhnya digerakkan oleh noise dari Arthur Hayes dan Ansem, yang mungkin mulai mendongkrak harga ZEC tanpa alasan jelas dalam tiga minggu terakhir. Mereka jelas sedang ‘menjual di pucuk’,” ujar seorang analis.

Selain itu, para trader juga memperingatkan pola harga yang bersifat parabolik, mencatat bahwa pergerakan vertikal semacam ini sering kali diikuti oleh koreksi tajam. Banyak juga yang mulai membuka posisi short di pasar derivatif, bertaruh pada potensi penurunan harga.

“Saya bullish pada tesis privasi, namun grafik parabolik jarang bertahan lama tanpa retrace signifikan. FOMO jangka pendek terlalu besar,” komentar seorang trader.

pic.twitter.com/MHojjG4ajj

— crypto bullet 📈 (@SilverBulletBTC) November 9, 2025

Data pasar prediksi juga mencerminkan pergeseran sentimen. Di Polymarket, peluang ZEC untuk mencapai US$1.000 pada Desember turun dari 50% menjadi 37%, menandakan keraguan trader terhadap keberlanjutan reli saat ini.

Apa yang Dorong Reli Zcash di 2025?

Walau banyak yang menilai reli Zcash terlalu cepat dan spekulatif, sejumlah pakar justru berpendapat bahwa lonjakan harga ZEC kali ini ditopang oleh fundamental yang kuat, bukan sekadar euforia pasar. Jake Kennis, analis di Nansen, mengatakan kepada BeInCrypto bahwa kenaikan Zcash ke level tertinggi dalam delapan tahun terakhir dipicu oleh beberapa faktor penting — terutama karena privasi kini dipandang sebagai kebutuhan, bukan lagi sekadar fitur tambahan.

“Dari sisi teknikal, arsitektur zero-knowledge milik Zcash, wallet Zashi yang memungkinkan transfer terlindung (shielded transfers), serta integrasi dengan Solana meningkatkan kegunaan dan aksesibilitas aset ini. Perhatian baru dan pergerakan harga positif juga menarik kembali minat dari figur ternama seperti Arthur Hayes dan Barry Silbert. Setelah bertahun-tahun underperform, kebangkitan ZEC kini menarik arus modal segar,” ujar Kennis.

Ia menambahkan bahwa kombinasi tokenomics mirip Bitcoin dengan fitur privasi berbasis zk-SNARK menjadikan Zcash layaknya versi “Bitcoin terenkripsi”. Tak hanya itu, sejumlah prediksi dari pengamat pasar turut memperkuat momentum bullish. Banyak yang meramalkan harga ZEC bisa menembus US$1.000 pada 2025, meskipun sebagian skeptis masih mengantisipasi potensi koreksi tajam.

“Kamu gak bisa mengabaikan fakta bahwa ini mungkin jadi token tercepat yang mencapai kapitalisasi pasar US$100 miliar. Jangan remehkan kekuatan privacy coin,” ujar seorang analis pasar.

Seiring berjalannya November, masih belum pasti apakah Zcash mampu mempertahankan kenaikan eksplosifnya atau justru menghadapi koreksi tajam. Terbelahnya pandangan antara pihak bullish dan bearish menggambarkan perpecahan sentimen pasar yang mendalam, dan beberapa minggu ke depan akan menjadi penentu — apakah banteng tetap memimpin, atau beruang akhirnya mengambil alih.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis seputar reli harga Zcash (ZEC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

❌